Anda di halaman 1dari 11

PENEGAKKAN HUKUM YANG TIDAK ADIL SEBAB RENDAHNYA

MORALITAS PENEGAK HUKUM

DISUSUN OLEH :

ZULFADLI MARSUKI 210601500017

PPKN 1A

“DEMI ALLAH ISI MAKALAH INI 100% HASIL KARYA SENDIRI, TIDAK ADA

PLAGIASI DAN NYONTEK DARI TEMAN, JIKA PERNYATAAN INI TIDAK

BENAR MAKA SAYA IKHLAS MENANGGUNG DOSANYA”

PRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN HUKUM


UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan

begitu banyak rahmat dan karunia-Nya sehingga saya bisa menyelesaikan makalah ini dengan

tepat waktu. Shalawat dan salam tidak lupa saya panjatkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW. Yang telah membawa umatnya dari alam kegelapan ke alam yang terang

benderang, dari zaman jahiliyah menuju alam yang bertabur ilmu yang kita nikmati saat ini.

Makalah ini di susun bertujuan untuk memenuhi penugasan akhir, adapun topik dari

makalah ini yaitu, mengenai permasalahan dalam implementasi hukum positif di indonesia

dewasa ini yang saya angkat jadi pembahasan yang mempengaruhi pengimplementasian

hukum positif yaitu penegakkan hukum yang tidak adil sebab rendahnya moralitas penegak

hukum.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini banyak kesalahan dan jauh dari

kata sempurna yang dikarekan keterbatasan ilmu sehingga saya sangat membutuhkan segala

bentuk kritik dan saran dari pembaca maupun dari bapak Dr. Firman Umar, M.Hum selaku

pengampu mata kuliah pengantar hukum indonesia. Saya sangat berharap makalah ini dapat

menjadi renungan saya sendiri maupun kepada pembaca sehingga bisa tercipta tatanan

kehidupan berbangsa yang adil dan beradab yang berlandaskan atas nilai nilai pancasila.

21 November 2021

penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Indonesia adalah negara hukum sebagaimana yang telah diamanatkan dalam

UUD 1945 pada pasal 1 ayat 3 yang berbunyi “Negara indonesia adalah negara

hukum”, yang artinya penegak hukum harus adil dan dapat di pertanggungjawabkan

yang dimana hukum indonesia berlandaskan pada nilai nilai dan norma norma yang

terkandung dalam pancasila yang merupakan dasar negara atau pedoman hidup

bangsa indonesia. Sehingga siapapun yang melakukan tindakan pelanggaran hukum

baik itu rakyat, pejabat maupun pemimpin negara itu sendiri bisa di kenakan sanksi.

Didalam penegakan hukum pada setiap negara menganut beberapa paham

negara hukum yaitu, supremasi hukum, kesetaraan hukum dan penegakkan hukum

yang tidak bertentangan dengan hukum. Indonesia sendiri adalah negara hukum yang

dinamis, artinya dapat menyerap, menampung berbagai aspirasi masyarakat sehingga

aparat penegak hukum itu berperan sebagai pengayom dan pelindung bagi masyarakat

bukan sebaliknya. Dan indonesia termasuk negara hukum yang materil sehingga

pemerintah ikut campur dalam pencapaian kesejahteraan rakyat.

Negara hukum indonesia menurut UUD 1945 menganut beberapa prinsip

prinsip, antara lain :

a) Norma hukumnya bersumber pada pancasila sebagai hukum dasar nasional

b) Sistem yang digunakan adalah sistem konstitusi

c) Kedaulatan rakyat atau demokrasi

d) Prinsip kesamaan kedudukan


e) Presiden dan DPR sebagai pembentuk UU

f) Sistem pemerintahannya adalah presindensial yang artinya presiden sebagai

kepala negara sekaligus sebagai kepala pemerintahan

g) Kekuasaan kehakiman yang bebas dari kekuasaan lain

h) Hukum bertujuan untuk melindungi segenap bangsa indonesia dan seluruh

tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial

i) Jaminan atas hak asasi dan kewajiban.

Namun, akhir akhir ini banyak sekali kasus pelanggaran hukum baik itu

korupsi, dan penyelewengan kekuasaan, namun para pelakunya tidak dihukum

sesuai dengan hukum yang berlaku, adapun tahanan yang merupakan pejabat

negara memiliki fasilitas mewah dalam selnya sedangkan rakyat biasa

ditempatkan di sel yang bisa dikatakan tidak layak karena dalam satu sel bisa di isi

puluhan orang yang jauh dari kapasitasnya hal ini menandakan adanya

ketidaksamaan kedudukan di mata hukum. Hal ini bisa sangat di pertanyakan apa

yang salah pada penegekan hukum bangsa ini.

B. Pernyataan masalah

1. Penyebab ketidakadilan ditanah air indonesia ?

2. Apakah degradasi moral mempengaruhi ketidakadilan di negeri ini ?

3. Upaya apakah yang bisa dilakukan untuk menghadapi ketidakadilan dan

kesengjangan terhadap hukum di negeri ini ?


BAB II
PEMBAHASAN

A. penyebab ketidakadilan ditanah air indonesia

pancasila merupakan pijakan atau landasan hukum indonesia, namun dalam

penerapannya pancasila hanya sekedar slogan saja lantaran tidak dilaksanakan secara

murni dan konsekuen terhadap nilai nilai pancasila yaitu pada sila 5 “keadilan sosial

bagi seluruh rakyat indonesia”, namun nyatanya tidaklah begitu dimana rakyat biasa

tidak memperoleh keadilan yang sebagaimana seharusnya. Hal ini menandakan bahwa

pancasila tidak dijadikan sebagai pijakan atau landasan untuk menjalankan hukum

murni dan konsekuen yang terjadi di lapangan adalah krisis moral dimana seluruh

aspek atau lapisan kehidupan bernegara dan berbangsa yang bisa membuat bangsa ini

terpecah bela.

Adapun penyebab lainnya yaitu oknum penegak hukum yang gila akan uang

dan yang bersifat duniawi sehingga mereka tidak mempedulikan rakyat yang haus

akan keadilan, justru rakyat biasa ditindak keras sedangkan mereka yang memiliki

jabatan harta melimpah bisa bebas dari jeratan hukum. Sehingga tidak heran jika

rakyat haus akan keadilan mereka akan menjalankan aksi demo untuk menuntut hak

mereka, karena mereka tidak memliki kepercayaan kepada wakil wakil mereka yaitu

DPR yang biasa acuh tak acuh terhadap kasus kasus yang terjadi yang mana mereka

lebih mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok.

Kondisi hukum indonesia saat ini sangat memprihatinkan dimana rakyat

berteriak berteriak menyuarakan keadilan malah dibungkam. Dimana hakim sebagai

pemengang ujung tombak untuk mewujudkan keadilan, justru mendapatkan kritik dari

rakyat, lantaran memutuskan perkara yang tidak adil, sehingga rakyat sendiri
binggung mau bagaimana karena kondisi hukum di negeri ini tidak sesuai dengan

nilai nilai dan norma pancasila dan amanat dari UUD 1945.

Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi atau penyebab atas

ketidakadilan hukum di indonesia :

a) tingkat jabatan seseorang

seseorang yang memiliki kewenangan atau jabatan tinggi apabila mempunyai

masalah selalu penyelesainnya masalahnya diproses dengan cepat di

pengadilan, karena biasanya di iming-imingngi uang. Berbeda dengan mereka

yang merupakan kelas bawah pengadilan terkesan menundah nundah untuk

penyelesain masalah.

b) Rendahnya moral para aparat atau pejabat hukum

Lantaran mereka sendirinya terlibat dalam pelanggaran hukum itu sendiri.

Jadi, bagaimana hukum bisa di tegakkan sedangkan para penegaknya

sendirinya yang melanggar hukum tersebut, ini adalah kesenjangan hukum

sudah berlarut larut.

c) Tidak semua rakyat paham/sadar akan hukum

Dalam hal ini kesadaran terhadap hukum sangatlah penting bagi rakyat dalam

proses penyelenggaran hukum sehingga dapat berpartisipasi dijalankannya

hukum.

d) Degradasi moral penegak hukum

Tidak dapat dipungkiri bahwa penurunan moral terhadap nilai-nilai dan

norma-norma pancasila tidak Cuma terjadi dikalangan masyarakat, namun

justru para penegak hukum itu sendiri tidak memahami akan moralnya

terhadap pancasila. Sehingga hal ini yang merupakan pemicu dari tindakan
KKN yang tidak bisa selesai lantaran yang melakukan tindakan tersebut

adalah mereka para penegak hukum.

B. Terjadinya degradasi moral penegak hukum

Sungguh memalukan. Lagi-lagi, terjadi degradasi moral aparat penegak hukum

di tengah sorotan publik. Seorang jaksa nonaktif dari Kejari Cibinong, Sistoyo, telah

tertangkap tangan oleh tim KPK (Komisi Pemberantasan Korupsi) dan kini ditetapkan

sebagai tersangka kasus suap dalam perkara pemalsuan dokumen pembangunan Pasar

Festival, Cisarua Bogor. Lalu jaksa HS yang menjabat Kasie Pidum Kejaksaan Negeri

Lamongan, Jawa Timur,  diisukan menghamili seorang wanita MIS yang menjadi

tahanan di Rutan Klas I Medaeng pada 2009. Bahkan wanita itu menuntut HS untuk

mengembalikan anaknya yang direbut jaksa tersebut setelah dilahirkan.

Kita melihat kasus tersebut hanya contoh kecil yang menunjukkan betapa

persoalan integritas moral dan etika para penegak hukum masih menjadi problem

yang mengkhawatirkan di negara hukum ini. Memang ini sangat memprihatinkan

pelanggaran etika, yang sejatinya menjunjung tinggi dan melindungi etika profesi

sebagai penjaga keadilan dan ketertiban hukum di mata publik. Jika kualitas moral

jaksa dan hakim seperti ini, lantas bagaimana penegak hukum yang bertanggung

jawab atas kokohnya keadilan hukum di Indonesia, Apalagi dikaitkan dengan hasrat

dan tekad semua pihak untuk memberantas korupsi di negeri ini, integritas para

penegak hukum tentu sangatlah penting. Kasus yang terungkap keluar itu sangat

mungkin ibarat gunung es, dengan kasus yang tidak terberitakan, tidak tersentuh, atau

tersembunyi mungkin jauh lebih banyak lagi. Terkait agenda pemberantasan korupsi

dan pembangunan ketertiban hukum serta keadilan, sangatlah penting untuk melihat
kembali bagaimana reformasi hukum yang sedang dijalankan mampu membawa

perbaikan pada integritas penegak hukum. Sebab, jaksa dan hakim menduduki posisi

strategis dalam proses peradilan.

Tentu saja perilaku sejumlah penegak hukum tersebut mendapat kecaman

publik secara luas. Mereka dianggap tidak bermoral terhadap kehidupan masyarakat

yang mendambakan keadilan dalam proses penegakan hukum. Mereka seolah hanya

memikirkan kenyamanan dan kenikmatan hidup sendiri dan keluarganya saja, tanpa

memikirkan kesulitan yang dihadapi orang lain.

Perilaku tercela penegak hukum itu menggambarkan adanya penyalahgunaan

kekuasaan (abuse of power) di tengah banyak orang menuntut rasa keadilan di mata

hukum. Sikap dan perilaku jaksa dan hakim seperti itu jelas sangat melukai hati

rakyat. Bagaimana kita bisa mempercayai mereka yang konon siap membela

kepentingan rakyat. Ke depan, adalah tugas Komisi Kejaksaan dan Komisi Yudisial

untuk lebih proaktif mengawasi perilaku jaksa dan hakim yang cenderung ”nakal”

agar tidak menjadi penyakit menular di lingkungannya. Karena orang mudah tergoda

untuk berperilaku yang sama ketika orang-orang di sekitarnya melakukan hal tersebut.

C. Upaya yang bisa dilakukan untuk menghadapi ketidakadilan dan kesengjangan

terhadap hukum

Salah satunya melalui penguatan moral dan nilai-nilai Pancasila untuk

menanamkan kesadaran dan pemahaman masyarakat akan pentingnya substansi dari

setiap sila yang terdapat pada dasar negara Indonesia ini. Apabila semua pihak telah

sadar akan pentingnya menjunjung tinggi nilai-nilai keadilan, hukum, dan kemanusiaan
yang ada dalam masyarakat, maka hukum di negeri ini pastilah dapat berjalan secara

efektif.

Upaya lainnya yang bisa dilakukan, yakni dengan penguatan nilai-nilai

demokrasi dan adanya tindakan tegas dari pemerintah atas segala penyelewengan

hukum, sehingga masyarakat dapat menyalurkan segala aspirasi dan pendapatnya

tentang penegakan hukum di Indonesia dengan bebas tanpa adanya perasaan takut akan

dituntut atau diserang oleh pihak-pihak tertentu.

Dengan kata lain, ketika seseorang diperlakukan tidak adil oleh hukum yang

berlaku, sudah seperti kewajiban moral bagi kita sebagai manusia dan bagian dari

masyarakat untuk menolak hukum tersebut, karena hukum seharusnya berlaku bagi

semua kalangan, tanpa mengenal stratifikasi sosialnya.

Kemudian, adanya penanaman moral sejak dini mengenai etika terhadap nilai

dan norma pada sila sila pancasila itu sendiri. Dan lebih mementingkan kepemtingan

dari pada kepetingan pribadi maupun kelompok tertentu saja. Degradasi moral ini

sendiri sangatlah melenceng dari ajaran agama, sehingga membuat seseorang gampang

terpengaruhi oleh sikap yang liberal. Sehingga agama sangat berperan dalam

pembentukkan karakter dan moral seseorang, lantaran seseorang memiliki moral yang

tidak baik itu berasal dari kebiasaan mereka sedari kecil, sehingga ketika mereka

dewasa perilaku yang tidak terpuji tersebut atau pelanggaran terhadap norma norma

hukum mereka anggap biasa yang biasanya mereka suap menyuap untuk terbebas dari

jeratan hukum.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Indonesia sebagai negara hukum yang telah diamanatkan dalam undang-undang

dasar haruslah dalam pelaksanaan hukumnya tidak memandang bulu artinya

tidak membeda-bedakan antar satu golongan dengan golongan yang lain karena

hal ini bisa memicu pecahnya kesatuan dan persatuan. keadilan tidak

sepenuhnya bisa dijalankan lantaran sikap dari penegak hukum itu sendiri yang

tidak memiliki moral atas nilai dan norma norma pada sila pancasila lantaran

mereka sendirinya terlibat dalam pelanggaran hukum itu sendiri. Jadi,

bagaimana hukum bisa di tegakkan sedangkan para penegaknya sendirinya yang

melanggar hukum tersebut, ini adalah kesenjangan hukum sudah berlarut larut.

B. Saran

Ketika seseorang diperlakukan tidak adil oleh hukum yang berlaku, sudah

seperti kewajiban moral bagi kita sebagai manusia dan bagian dari masyarakat

untuk menolak hukum tersebut, karena hukum seharusnya berlaku bagi semua

kalangan, tanpa mengenal stratifikasi sosialnya. Kemudian, adanya penanaman

moral sejak dini mengenai etika terhadap nilai dan norma pada sila sila

pancasila itu sendiri. Dan lebih mementingkan kepemtingan dari pada

kepetingan pribadi maupun kelompok tertentu saja. Degradasi moral ini sendiri

sangatlah melenceng dari ajaran agama, sehingga membuat seseorang gampang

terpengaruhi oleh sikap yang liberal.


DAFTAR PUSTAKA

Firdaus Baderi. 2021. Degradasi moral penegak hukum: E Paper


(https://www.neraca.co.id/article/7409/degradasi-moral-penegak-hukum)
Clara Oktapiani D.P. ketidakadilan hukum di Indonesia. Yogyakarta
( http://claraoktapianidp.blogspot.com/2016/07/makalah-ketidakadilan-hukum-di-
indonesia.html?m=1 )
Suci ramadhani. 2020. Problematika ketidakadilan dan kesenjangan hukum: Kompasiana
(https://www.kompasiana.com/sucirahmadhani8575/5fd5bed18ede4833d62b1a02/
problematika-ketidakadilan-dan-kesenjangan-hukum-sebagai-salah-satu-masalah-sosial-di-
indonesia)
Novi Rismanita. 2021. Keadilan hukum yang sulit di cari: yoursay suara
(https://yoursay.suara.com/kolom/2021/10/09/212535/keadilan-hukum-di-indonesia-yang-
sulit-dicari )
Diah Ayu Atika. 2019. Ketidakadilan hukum di Indonesia: UM
(http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/PPKN/article/view/78140 )
Tim FH UNJ. 2020. Sulitnya mencari keadilan di negeri ini: LAW UNJ
(https://law.unja.ac.id/sulitnya-mencari-keadilan-hukum-di-negeri-ini/ )
Asep Jaelani 2020. Indonesia sebagai negara hukum: academica
(https://www.academia.edu/8838989/
Indonesia_sebagai_negara_hukum_INDONESIA_SEBAGAI_NEGARA_HUKUM

Anda mungkin juga menyukai