Anda di halaman 1dari 3

Opini tentang Kasus Korupsi di Indonesia

Kasus Korupsi di Indonesia sudah sering terjadi di kalangan tokoh, pejabat dan pembesar
Negara. Korupsi merupakan penyalahgunaan kewenangan yang sangat merugikan Negara, oleh
karena itu di Indonesia korupsi dianggap sebagai tindak pidana luar biasa.

Kasus penyalahgunaan kewenangan tersebut dapat berbentuk pemerasan, penggelapan


uang, suap menyuap, dan sebagainya. Dan dari tahun ke tahun jumlah penanganan korupsi di KPK
semakin meningkat yang dapat menjadi pemicu berkurangnya kepercayaan rakyat kepada
pemerintah.

Mereka para pejabat yang melakukan korupsi demi kepentingan pribadi membuat
masyarakat yang kurang mampu semakin tersiksa dan ekonomi pun memburuk, karena uang yang
mereka pakai adalah uang untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat. Bahkan ketika
masyarakat sedang kesusahan mereka dengan tenang bisa pergi keluar negeri, membeli mobil
mewah, bahkan membeli rumah mewah.

Pada bulan januari tahun 2011 Gayus Tambunan resmi dinyatakan bersalah oleh
pengadilan terkait kasus korupsi dan suap mafia pajak oleh Majelis Hakim Pengadilan Negeri
Jakarta dengan hukuman 7 tahun penjara dan denda 300 juta. Korupsi yang dilakukan Gayus
Tambunan bukan hanya melibatkan dirinya tetapi juga melibatkan banyak orang dari pemerintahan
dan pengusaha yang enggan membayar pajak dan mencoba mengakali peraturan agar pajak yang
dibayarkan oleh perusahan tersebut dapat ditarik kembali.

Kerugian Negara yang disebabkan oleh kasus korupsi ini jumlahnya sangat fantantis yang
diperkirakan berada di angka sekitar Rp. 399.000.000.000,00. Tentunya hal seperti ini tidak bisa
dibiarkan berlarut larut. Kasus gayus tambunan adalah sebagian kecil dari kasus korupsi di
Indonesia, masih banyak lagi kasus lainnya.

Kasus lainnya yaitu mega korupsi e-KTP yang melibatkan banyak pejabat Negara yang
menjadi pembahasan di kalangan masyarakat mulai dari kalangan bawah sampai kalangan atas.
Kasus korupsi ini merupakan salah satu kasus korupsi terbesar di Indonesia. Bahkan kerugian di
perkirakan mencapai triliunan.
Sejak kasus ini mulai di kutip KPK kurang lebih ada 294 saksi yang telah di panggil dan
di periksa oleh KPK. Mereka berasal dari kalangan Legislator, Pejabat Pemerintah, sampai
Pengusaha. Dari kalangan DPR sendiri ada 27 politikus yang telah memenuhi panggilan KPK.
Dua diantaranya adalah Ketua DPR RI Setya Novanto dan mantan Ketua DPR RI Ade Komarudin,
dan akhirnya KPK menetapkan Setya Novanto sebagai tersangka.

Kasus korupsi ini bukan hanya berdampak pada Negara tapi juga berdampak besar
terhadap masyarakat. Banyak drama yang terjadi pada kasus ini mulai dari penetapan tersangka
pertama kali lalu gugatan di tolak oleh pihak Setya Novanto, penetapan tersangka kedua kalinya
dan pihak Setya Novanto, menabrak tiang lampu lalu pengacara serta dokter Rumah Sakit Medika
Permata Hijau, dr Bimanesh Sutarjo ditetapkan sebagai tersangka karena, keduanya dinilai
menghalangi penyidikan KPK, dan berakhir di palu hakim.

Dari sebagian kasus diatas, banyak pertanyaan “kenapa mereka tidak jera melakukan
tindak pidana korupsi ?”. Karena mereka yang melakukan tindakan korupsi sudah tergiur uang
banyak dan tidak berpikir ulang atas tindakannya, karena keinginan dan hasrat dari diri sendiri
mereka melakukan korupsi.

Korupsi di Indonesia sendiri sudah menjadi penyakit sosial yang membahayakan


kelangsungan hidup masyarakat miskin yang tidak tahu apa apa soal korupsi. Korupsi juga dapat
dilakukan oleh masyarakat biasa seperti gaji yang tidak sebandig dengan kebutuhan mereka yang
semakin tinggi dan dorongan karena adanya kesempatan untuk melakukan korupsi. Bahkan orang
kaya sekalipun jika merasa uangnya belum cukup maka mereka bisa melakukan korupsi.

Tapi apa daya, hukum di Indonesia lemah mereka bisa menyuap untuk meringankan
hukuman seperti mengurangi vonis bahkan mereka bisa berkeliaran di luar dengan masa tahanan
mereka yang belum berakhir. Tempat yang seharusnya membuat mereka jera pun (penjara) tidak
terlihat menyeramkan karena tempat hukuman mereka tersedia fasilitas layaknya rumah, padahal
kesalahan mereka tidak bisa di toleransi lagi. Itulah mengapa mereka bisa mengulang perbuatan
jahat mereka di kemudian hari.
Seharusnya pemerintah menerapkan hukuman yang lebih berat untuk para koruptor karena
korupsi bukan hal yang baru bagi masyarakat Indonesia dan sudah menjadi hal yang lumrah di
tanah air. Seperti di China dan Korea Utara koruptor dapat di hukum mati sehingga menimbulkan
efek jera bagi pelaku korupsi yang lain.

Kasus koruptor yang dilakukan para pejabat Negara diharapkan menjadi pelajaran bagi
masyarakat Indonesia agar terhindar dari perbuatan korupsi karena dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain.

Anda mungkin juga menyukai