Anda di halaman 1dari 7

Kelompok 6

Disusun Oleh :
1. Ajeng Kusuma Dewi (18106035)
2. Fazlur Nur Rahman (18106044)
3. Dimas Touriq (18106040)
4. Dwi Sendawati (18106041)
5. Hasna Aulia Sholihah (18106045)

Institut Teknologi Telkom Purwokerto


Jl. D. I. Panjaitan No. 128, Purwokerto Kidul, Purwokerto Selatan, Karangreja, Purwokerto
Kidul, Purwokerto Sel., Purwokerto, Jawa Tengah 53147
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Di setiap komunitas selalu ada pemimpinnya.Peran pemimpin beraneka


ragam,diantaranya adalah sebagai penggerak, motivator, inspiratory, penunjuk arah,
menyatukan, pelindung, pengayom, penolong, pembagi kasih sayang, mencukupi serta
mensejahterakan, dan lain lain.Tugas seorang pemimpin,dengan demikian memang banyak
dan berat.Semua peran itu akan dipertanggungjawabkan baik dihadapan manusia yang
dipimpinnya maupun dihadapan tuhan kelak.

Sebagai penggerak dan motivator,maka pemimpin harus menjadikan semua orang


yang dipimpinnya hidup. Jiwa,pikiran,dan semangat dari semua orang yang dipimpin
menjadi hidup dan berkembang. Untuk menggerakan bagi semua yang
dipimpinnya,seorang pemimpin membutuhkan tipe atau gaya yang dimiliki pemimpin
untuk memimpin semua orang.

Ir. Soekarno adalah bapak proklamator,seorang orator ulung yang bisa


membangkitkan semangat nasionalisme rakyat Indonesia. Beliau memiliki gaya
kepemimpinan yang sangat popularistik dan bertempramen meledak-ledak. Gaya
kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika
ideology yang mendasari Negara atau partai,sehingga konsisten dan sangat fanatic,cocok
diterapkan di era tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana gaya kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno ?
2. Bagaimana Negara Indonesia di masa kepemimpinan Presiden Ir.Soekarno ?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan Ir. Soekarno
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan membicarakan bagaimana seseorang menjadi pemimpin atau
bagaimana timbulnya pemimpin. Ada beberapa teori tentang kepemimpinan,
diantaranya adalah :
1. Teori Sifat (Trait Theory)
Teori sifat barangkali dapat memberikan arti lebih realistik terhadap
pendekatan sifat dari pemimpin, setelah mendapat pengaruh dari aliran prilaku
pemikir psikologi, yaitu suatu kenyataan yang dapat diterima bahwa sifat–sifat
kepimpinan itu tidak seluruhnya dilahirkan, tetapi juga dapat dicapai lewat suatu
pendidikan dan pengalaman
2. Teori Kelompok
Teori kelompok ini beranggapan bahwa, supaya kelompok bisa mencapai
tujuan–tujuannya, maka harus terdapat suatu pertukaran yang positif diantara
pemimpin dan pengikut–pengikutnya. Kepemimpinan yang ditekankan pada
adanya suatu proses pertukaran antara pemimpin dan pengikutnya ini, melibatkan
juga konsep–konsep sosiologi tentang keinginan–keinginan mengembangkan
peranan.
3. Model Kepemimpinan Kontijensi dari Fiedler Model ini berisi tentang hubungan
antara gaya kepemimpinan dengan situasi yang menyenangkan itu diterangkan oleh
Fielder dalam hubungannya dengan dimensi–dimensi empiris.
4. Teori Jalan Kecil–Tujuan (Path–Goal Theory)
Secara umum berusaha untuk menjelaskan pengaruh prilaku pemimpin
terhadap motivasi, kepuasaan dan pelaksanaan pekerjaan bawahannya.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Pengertian kepemimpinan

Dalam kehidupan sehari-hari,baik dilingkungan keluarga,organisasi,perusahaan


sampai dengan pemerintahan sering kita dengar sebutan pemimpin,kepemimpinan serta
kekuasaan. Ketiga kata tersebut memang memiliki hubungan yang berkaitan satu dengan
lainnya. Menurut arti secara harfiah,pimpin berarti bimbing. Memimpin berarti membimbing
atau menuntun. Pemimpin merupakan orang yang memimpin ataupun seorang yang
menggunakan wewenang serta mengarahkan bawahannya guna mengerjakan pekerjaan
mereka untuk mencapai tujuan tertentu dari organisasi

A. Tipe Khsrimatik

Tidak banyak hal yang dapat disimak dari literature yang ada tentang kriteria
kepemimpinan yang kharismatik.Memang ada karakteristik nya yang khas yaitu daya
tariknya yang sangat memikat sehingga mampu memperoleh pengikut yang jumlahnya
kadang-kadang sangat besar.Tegasnya seorang pemimpin yang kharismatik adalah
seseorang yang di kagumi oleh banyak pengikuttersebut tidak selalu dapat menjelaskan
secara konkrat mengapa orang tersebut di kagumi.

B. Tipe Demokratik

Pemimpin yang demokritik biasanya memandang peranannya selaku koordinator


dan integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi. Menyadari bahwa mau tidak
mau organisasi harus disusun sedemikian rupa singga menggambarkan secara jelas aneka
ragam tugas dan kegiatan yang tidak bisa harus bisa dilakukan demi terciptanya tujuan.

C. Tipe Otoriter
Dalam tipe ini, pemimpin bertindak diktaktor pada bawahannya. Cenderung
melakukan pemaksaan dalam menggerakkan kelompoknya. Disini kewajiban dari
bawahan adalah untuk mengikuti dan menjalankan perintah. Tak boleh ada saran dan
bantahan dari bawahan. Mereka diharuskan patuh dan setia secara mutlak kepada
pemimpinnya. Kendali penuh ada pada pemimpin (bersifat satu arah)

Seseorang pemimpin harus mengerti tentang teori harus mengerti tentang teori
kepemimpinan agar nantinya mempunyai referensi dalam menjalankan sebuah organisasi.
Beberapa teori tentang kepemimpinan :

- Teori kepemimipinan sifat ( traid theory)


- Kecerdasaan
- Kedewasaan dan keluasaan hubungan sosial
- Motivasi diri dan dorongan berprestasi
- Sikap hubungan kemanusiaan

3.3 Gaya Kepemimpinan Soekarno


Ir.Soekarno dilahirkan tanggal 6 Juni 1901 di Surabaya. Ayahnya seorang bangsawan Jawa
bernama Sukemi Sastrodihardjo dan Ibunya seorang bangsawan Bali bernama Idayu Njoman Rai.
Perpaduan darah dari kedua bangsawan ini nampaknya menumbuhkan pribadi yang disegani,
berwibawa, jiwa yang berkarakter dan watak cerdas pada diri Soekarno. Presiden Soekarno adalah
bapak proklamator, seorang orator ulung yang bisa membangkitkan semangat nasionalisme rakyat
Indonesia. Beliau memiliki gaya kepemimpinan yang sangat populis, bertempramen meledak-
ledak, tidak jarang lembut dan menyukai keindahan.
Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh Ir. Soekarno berorientasi pada moral dan etika
ideologi yang mendasari negara atau partai, sehingga sangat konsisten dan sangat fanatik, cocok
diterapkan pada era tersebut. Sifat kepemimpinan yang juga menonjol dan Ir. Soekarno adalah
percaya diri yang kuat, penuh daya tarik, penuh inisiatif dan inovatif serta kaya akan ide dan
gagasan baru. Sehingga pada puncak kepemimpinannya, pernah menjadi panutan dan sumber
inspirasi pergerakan kemerdekaan dari bangsa-bangsa Asia dan Afrika serta pergerakan melepas
ketergantungan dari negara-negara Barat (Amerika dan Eropa).
Ir. Soekarno adalah pemimpin yang kharismatik, memiliki semangat pantang menyerah dan
rela berkorban demi persatuan dan kesatuan serta kemerdekaan bangsanya. Namun berdasarkan
perjalanan sejarah kepemimpinannya, ciri kepemimpinan yang demikian ternyata mengarah pada
figur sentral dan kultus individu. Menjelang akhir kepemimpinannya terjadi tindakan politik yang
sangat bertentangan dengan UUD 1945, yaitu mengangkat Ketua MPR (S) juga. Soekarno
termasuk sebagai tokoh nasionalis dan anti-kolonialisme yang pertama, baik di dalam negeri
maupun untuk lingkup Asia, meliputi negeri-negeri seperti India, Cina, Vietnam, dan lain-lainnya.
Tokoh-tokoh nasionalis anti-kolonialisme seperti inilah pencipta Asia pasca-kolonial. Dalam
perjuangannya, mereka harus memiliki visi kemasyarakatan dan visi tentang negara merdeka. Ini
khususnya ada dalam dasawarsa l920-an dan 1930-an pada masa kolonialisme kelihatan kokoh
secara alamiah dan legal di dunia. Prinsip politik mempersatukan elite gaya Soekarno adalah “alle
leden van de familie aan een eet-tafel” (semua anggota keluarga duduk bersama di satu meja
makan). Dia memperhatikan asal-usul daerah, suku, golongan, dan juga partai. Melihat bagaimana
seorang Soekarno memimpin di dalam sebuah organisasi maupun pemerintahan, menunjukkan
perannya yang sentral sebagai seorang pemimpin sejati, sebagai seorang inspirator, idealis dan
sebagai simbol perjuangan rakyat dalam menegakkan negara yang berdaulat yang dapat dijadikan
sebagai panutan
Pada akhirnya, Soekarno tetaplah manusia biasa yang tidak terlepas dari kesalahaan yang
harus beliau bayar dengan melepaskan jabatannya sebagi Presiden Republik Indonesia yang
pertama. Pada akhir jabatannya beliau dianggap bersalah dengan terjadinya tragedi G 30 S PKI
yang mengakibatkan beliau harus menjadi kambing hitam (as scapegoat) atas terjadinya peristiwa
itu dan harus turun tahta dari pemimpin bangsa setelah beliau berhasil mengawalinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://riskaanggrainii.blogspot.com/2015/11/makalah-tentang-kepemimpinan-soekarno.html
https://rizqiyahratna.wordpress.com/2015/04/01/tipe-tipe-kepemimpinan-beserta-kelebihan-dan-
kekurangannya/
http://thethub.blogspot.com/2013/11/gaya-kepemimpinan-ir-soekarno.html

Anda mungkin juga menyukai