Tanggal : Untuk mengetahui tanggal pengkajian dan menentukan umur bayi.
Jam : Dikaji berdasarkan waktu pengkajian
1. Data Subyektif
a. Biodata
Nama : Ditanyakan nama klien dan suami dengan tujuan agar dapat mengenal/memanggil penderita
dan tidak keliru dengan penderita-penderita yang lain (Christina I, 1984 : 84).
Umur : Kehamilan pertama kali itu paling baik antara 19-25 tahun, dimana otot-otot masih bersifat
elastis mudah diregangkan. Tetapi pada kehamilan diatas umur 35 tahun dimana otot-
otot sudah kaku, kurang elastis dan susah diregangkan (Christina I, 1984 : 84).
Paritas : Paritas 2-3 merupakan paritas yang paling aman ditinjau dari sudut kematian maternal
(Sarwono, 2002 : 23).
Alamat : Untuk mengetahui ibu itu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ibu yang namannya
sama, dapat dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong itu. Selain itu
diperlukan bila mengadakan kunjungan ke rumah penderita.
Kebangsaan : Ditanyakan untuk mengadakan statistik tentang kelahiran dan untuk menentukan
prognosa persalinan dengan melihat keadaan panggul.
Agama : Ditanyakan berhubungan dengan perawaatan penderita dan pada keadaan gawat ketika
memberi pertolongan dan perawatan dapat diketahui dengan siapa harus
berhubungan.
Pekerjaan : Ditanyakan pekerjaan suami dan ibu itu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup
dan sosial ekonomi penderita itu agar nasehat kita nanti sesuai selain itu apakah
pekerjaan itu akan mengganggu kehamilan atau tidak.
Perkawinan : Ditanyakan kepada ibu berapa lama dan berapa kali kawin untuk membantu
menentukan bagaimana keadaan kelamin ibu itu. Misalnya : pada ibu yang lama
sekali telah kawin dan baru punya anak (Christina I, 1984 : 84-85).
Pendidikan : Ditanyakan pendidikan teakhir ibu karena makin rendah pendidikan ibu maka resiko
gangguan kesehatan ibu dan bayi makin tinggi.
Penyakit-penyakit yang dapat mempengaruhi kehamilan atau bertambah beratnya penyakit adalah
sebagai berikut :
- Penyakit malaria.
- Diabetes
- Psikosis
- Epilepsi (ayan)
Ditanyakan terutama penyakit yang diderita keluarga (serumah). Hal ini dapat diidentifikasi
kemungkinan penyakit menular maupun keturunan dapat berpengaruh terhadap kehamilan. (J.H
Syahlan, 1996 : 43-44).
d. Riwayat Kebidanan
1) Haid
Menarche adalah haid yang pertama kali, dan terjadinya perubahan besar pada seluruh tubuh
wanita, pubertas tercapai pada usia sekitar 12-16 tahun, siklus haid terakhir ± 28 (antara 3
minggu dan 5 minggu). Banyaknya darah selama haid normal ± 50 cc dan ibu tidak mengalami
gangguan haid (nyeri) (Sulaiman S, 1983 : 74-78).
Adakah gangguan seperti perdarahan, muntah yang sangat, toxemia gravidarum (Sulaiman S,
1983 : 154).
Ditanyakan apakah persalinan yang lalu normal, spontan, letak kepala dan aterm atau lahir
dengan letak sungsang atau lainnya. Apakah waktu persalinan menggunakan alat forcep atau
fakum ? bila pernah, indikasi kemungkinan terjadi persalinan macet, terulang, bila juga perlu
ditanyakan apakah pernah melahirkan melalui tindakan operasi ?, apakah kehamilan dengan
operasi memungkinkan terjadinya ruptur uteri (J.H Syahlan, 1996 : 45).
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris) kemungkinan terjadinya penyulit pada
nifas sekarang, misalnya syock pada masa nifas seperti : syok haemorogik, syok kardiogenik,
infeksi, laktasi, keluar lancar, menyusui sampai umur 6 bulan (Saiful Abdul B, 2002 : 8).
- Kehamilan sekarang
Pada umumnya pemeriksaan kehamilan dilakukan
Pada ibu hamil harus mendapat Fe, B compleks, kalsium, selama hamil mendapat
imunisasi TT dengan jarak 4 minggu (J.H. Syahlan, 1996 : 49)
Komplikasi
Hipertensi
Adalah tensi lebih dari 140/90 mmHg. Hypertensi yang ditemukan pada kehamilan
kemungkinan terjadi preeklamsi.
1) Nutrisi
Selama hamil ibu mengalami perubahan pemenuhan nutrisi yaitu makan 3-4x/hari 1 piring,
makan sering buah. Minum air putih ± 1x/hari dan 2 gelas susu.
2) Personal hygiene
3) Psikologi
4) Sosial Budaya
Kebiasaan yang merugikan saat kehamilan seperti minum jamu, mengikat perut bagian atas
dengan tali, mengurangi rambut, membuka semua pintu yang ada (Rustam M, 1998 : 59).
5) Kehidupan sexual
Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada
persalinan dan nifas, serta dapat memecahkan ketuban. Pada multipara koitus dapat dilakukan
dengan menggunakan kondom atau perubahan posisi yang dapat mengurangi kedalaman
peretrasi (IBG. Manuaba, 1998 : 139).
2. Data Obyektif
Pemeriksaan fisik
Kesadaran : Composmentis
Status gizi
Tanda-tanda vital :
- Tekanan darah : Normal kurang dari 140/90 mmHg jika lebih preeklamsi
1. Pemeriksaan urine
a. Kadar protein
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya albumin dalam air
kencing dan untuk mengetahui berapa tinggi kadar albumin dalam air kemih.
b. Kadar glukosa
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui apakah air kemih itu mengandung
glukosa atau tidak karena pada orang hamil penahanan kadar glukosa dalam darah
lebih rendah dari pada yang tidak hamil.
2. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah terutama adalah Hb. Pemeriksaan Hb dilakukan pada ibu hamil untuk
mendeteksi adanya faktor resiko kehamilan. Bila faktor Hb kurang dari 11 gr% berarti
ibu dalam keadaan anemia.
Pemeriksaan umum adalah pemeriksaan yang lengkap dari penderita untuk mengetahui
keadaan atau kelainan dari penderita. Pada trimester kedua, pemeriksaan yang dilakukan
adalah pemeriksaan ulangan dari kunjungan sebelumnya misalnya : tanda-tanda vital dan
keadaan umum ibu. Pada ibu yang baru memeriksakan kehamilan yang sekarang harus
melakukan pemeriksaan secara lengkap (Christina I, 1993 : 90).
Pemeriksaan mencakup :
a. Ibu hamil yang tinggi badannya kurang dari 145 cm terutama pada kehamilan pertama
merupakan resiko tinggi karena kemungkinan besar memiliki panggul sempit.
b. Berat badan ibu dikontrol tiap kali kunjungan. Selama trimester kedua, penambahan
berat badan kurang dari ½ kg perminggu.
Ditanyakan apakah ada keluhan yang dapat berakibat kelainan, misalnya : penyakit
jantung (sesak nafas, jantung berdebar, keringat dingin), paru (sesak, batuk menahun),
sehingga pasien dapat menerima penanganan yang lebih baik.
Tekanan darah harus diukur setiap kali pemeriksaan kehamilan. Untuk mengetahui
apakah kenaikan sistolyc yang normalnya 30 mmHg dan diastolik yang normalnya 15
mmHg tidak sesuai dengan keadaan pada penderita.
Pemeriksaan ini perlu dilakukan untuk mengetahui apakah penderita atau pasien
mengalami kekurangan vitamin BI.
6. Memeriksa oedem
Dibagi dalam :
1. Inspeksi
2. Palpasi
3. Auskultasi
1. Inspeksi
Periksa pandang dimulai sejak bertemu dengan pasien. Diperhatikan bagaimana sikap
tubuh, keadaan punggung, dan cara jalan.
b. Muka
Adakah oedem, pucat / tidak, adakah chloasma gravidarum, keadaan selaput mata,
pucat atau merah, bagaimana keadaan lidah atau gigi.
c. Leher
Adakah pembengkakan pada kelenjar limfe, adakah bendungan vena jugularis, dan
adakah pembesaran kelenjar gondok.
d. Dada
Bentuk dada, bentuk payudara, pigmentasi puting susu, keadaan puting susu.
e. Perut
Pembesaran perut, keadaan pusat, pigmentasi pada linea alba, nampakkah gerakan
anak, dan adakah striae gravidarum atau luka bekas operasi.
f. Vulva
Tanda chadwick, varices, keadaan perineum, condilomatalata atau
condilomaaccuminata dan fluor.
g. Anggota bawah
2. Palpasi
Cara melakukan palpasi ada 4 macam. Tapi pada trimester kedua pada palpasi hanya
bisa dilakukan adalah pada leopold Ia yang berisi tentang ” penentuan tinggi fundus uteri
” (Sarwono, 2002 : 156)
- Sebelum bulan ke III (12 minggu) : fundus uteri 1-2 jari diatas symphisis.
3. Auskultasi
Adalah periksa dengar. Pemeriksaan ini dengan menggunakan stetoskop monoral. Hal
ini digunakan untuk mendengarkan Denyut Jantung Janin (DJJ). Dengan auskultasi dapat
mendengarkan :
a. Dari anak
- Gerakan anak.
b. Dari ibu
- Bising rahim
- Bunyi aorta
- Gerakan usus
5 detik dihitung, 5 detik tidak dihitung, 5 detik dihitung, 5 detik tidak dihitung, 5 detik
dihitung, 5 detik tidak dihitung, kemudian jumlah detik dalam 15 detik dijumlahkan dan
hasil jumlahan tersebut dikalikan 4.
4. Pemeriksaan Panggul
Pemeriksaan panggul ini digunakan untuk melihat ukuran atau kesempitan panggul saja
tetapi juga memeriksa ada tidaknya kelainan-kelainan yang menyebabkan panggul biasa
menjadi lebih sempit :
a. Distantia spinarum
Yaitu jarak antara spina illiaca arterior superior kiri dan kanan. Ukuran yang biasa
23-26 cm.
b. Distantia cristarum
Yaitu jarak terjauh antara crista illiaca kanan dan kiri. Ukuran yang biasa 26-29 cm.
Yaitu jarak antara symphisis sampai dibawah spina dari vertebrata lumbalis yang
kelima. Ukuran biasanya 15-20 cm.
d. Distantia tuberum
Yaitu jarak antara tulang tuberosis ischii kanan dan kiri. Ukuran biasa 10,5-11 cm.
e. Keliling panggul
Yaitu keliling dari atas symphisis ke pertengahan spina illiaca anterior superior ke
pertengahan throhanter mayor, ke belakang ke pertengahan throhanter mayor dan
spina illiaca anterior superior yang sebelah lain, lalu kembali diatas symphisis.
Ukuran biasanya antara 80-90 cm (Christina I, 1993 : 145-146).