Anda di halaman 1dari 3

Tugas :Tindak pidana korupsi

Oleh: Salman Al-farisi npm:(22862011A001235)

:Sova Abrori npm (22862011A002152)

NEWS

Selasa, 01 November 2022 | 13:00 WIB

Tersangka Korupsi Dana e-KTP Divonis 4 Tahun Penjara

Pengadilan Tipikor mvonis 4 tahun penjara terhadap tersangka kasus korupsi mega proyek e-KTP
(ANTARA/Indrianto Eko Suwarso & indonesia.go.id)

Sukabumi.suara.com - Pada Senin (31/10/2022) Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta
Pusat telah memvonis dua orang tersangka dalam kasus mega proyek e-KTP.

Diketahui bahwa kedua tersangka yaitu mantan direktur Utama Perum Percetakan Negara RI yaitu Isnu
Edhi Wijaya dan Bekas Ketua TIm Teknis Teknologi Informasi Penerapan Kartu Tanda Penduduk
Elektronik, PNS BPPT yaitu Husni Fahmi. Masing-masing dari tersangka di vonis dengan 4 tahun penjara.

"Menyatakan terdakwa I Husni Fahmi dan Terdakwa II Isnu Edhi Wijaya terbukti secara sah dan
meyakinkan bersalah melakukan pidana korupsi secara bersama-sama sebagaimana dalam dakwaan
alternatif kedua," ucap Yusuf Pranowo selaku Ketua Majelis Hakim pada Sidang Korupsi e-KTP, di
Pengadilan Tipikor, Jakarta.

"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa I Husni dan terdakwa II Isnu berupa pidana penjara masing-
masing selama empat tahun," sambung Hakim Yusuf.

Selain di vonis empat tahun penjara, Husni Fahmi dan Isnu Edhi diwajibkan membayar denda sebesar
300 Juta Rupiah. Dengan catatan apabila jika denda tidak dibayar, maka akan diganti menjadi pidana
dengan masa kurungan yaitu maksimal 3 bulan.
Dalam dakwaan yang diungkapkan Jaksa KPK, bahwa Isnu dan Husni telah merugikan keuangan negara
mencapai Rp 2,3 Triliun dalam proyek pengadaan E-KTP.

Mereka berbuat korupsi bersama sama dengan pihak lain seperti eks Direktur Jenderal Kependudukan
dan Pencatatan Sipil Kemendagri, Irman; Dirut PT Quadra Solution, Anang Sugiana Sudihardjo; Andi
Agustinus alias Andi Narogong; dan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Direktorat Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kemendagri, Sugiharto.

Lalu, Sekretaris Jenderal Kemendagri, Diah Anggraeni; Direktur Utama PT Sandipala Arthaputra, Paulus
Tannos; dan Ketua Panitia Pengadaan Barang atau Jasa di lingkungan Ditjen Dukcapil Kemendagri, Drajat
Wisnu Setyawan.

Selain itu keduanya didakwa dengan pasal Pasal 3 Undang-Undang (UU) Nomor 31 Tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU Nomor 20 Tahun 2001
Juncto Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

Opini:keserakahan dan tamak merupakan sifat manusia yg tidak mudah di pungkiri karna apa yg di
miliki oleh setiap individu itu tidak merasa cukup,contohnya ketika kita memiliki mobil motor dan yg
lainnya kita tidak merasa cukup mesti mengiginkan hal yang lebih dari itu .dari faktor tersebut hasil yang
diperoleh untuk memeras hasil uang yang di dapatkan tidak akan berdampak positif bagi kita sendiri dan
orang lain kalau kita tidak pernah merasa bersyukur terhadap apa yang kita miliki maka tidak akan
pernah puas.

Kesempatan kata orang kesempatan tidak akan datang dua kali, jadi disini disalah opsikan malah di
gunakan untuk korupsi para pejabat mengartikan bahwasanya kesempat merupakan peluang emas bagi
kehidupannya padahal kesempatan itu hanya ketika kita melakukan usaha yang mana usaha tersebut
berada pada jalan yang Tepat dan di pergunakan sebaik mungkin bukan malah dijadikan bahan enak
enakan seperti uang rakyat di hambur hamburkan tidak pada hak seseorang yang dimilikinya.kita
sebagai rakyat sangat memberatkan apabila pejabat negara petinggi negara menyalahgunakan hak pada
setiap individu.dari tahun sebelumnya tingkat korupsi yang melanda rakyat kita sangat besar baik
hutang negara dan Sebagainya itu merupakan korup yang diperangi oleh masyarakat dan kpk.

Kebutuhan kalau kita berbicara tentang kebutuhan meski semua orang akan mengerti dengan hal itu
karna kesehariannya tidak menyimpang dari ekonomi mesti kebutuhan kita sangatlah banyak walaupun
kita bekerja apapun itu asalkan halal bagi keberlangsungan hidup kita agar apa yang kita dapatkan akan
membawa berkah .namun hal yang kita bicarakan bukan tentang keberkahan atau halal lagi melainkan
permainan yang sangat kotor oleh sebab itu kita sebagai generasi penerus perjuangan perbaiki apa yg
sudah menjadi bumerang bagi masyarakat dan bangsa .tugas kita memperbaiki kesalahan yang telah di
lakukan oleh para pejabat dan aparatur pemerintah lebih lebih dari contoh e ktp diatas itu sangat
merugikan .kebutuhan bisa banyak asal tidak merambat terhadap hak orang lain itu sangat fatal .banyak
diluar sana yang merasakan kekurangan namun tidak pernah disadari oleh pemerintah Tidak di wadahi
tempat yang layak.bila kita mempunyai komitmen menata negara dengan sebaik mungkin maka tidak
akan pernah masyarakat mengeluh Bukan Cuma tingkat orang tua yang merasakan keluhan akan tetapi
para pemuda yang putus dari dunia pendidikan itu merupakan simbolis bagi negara kita. sekarang
sudah banyak pengangguran yang tidak di berikan lapangan pekerjaaan.
Pengungkapan setelah kita mengetahui dari beberapa perlakuan pemerintah terhadap masyarakatnya
baru yang namanya pengungkapan dihadirkan .jadi faktor yang akan menjadi penyebab terjadinya
pemerasan atau korupsi pejabat baru di ungkap kepada publik setelah mereka memainkan uang rakyat
secara kotor .kita sebagai masyarakat tidak bisa berkutik dan berbuat apa apa ketika pejabat berwenang
terhadap segalanya. Tugas kpk itu bukan Cuma memberantas korupsi melainkan memecat siapa saja
yang tidak pernah menjalankan tugas negara.banyak sekali kasus yang di ungkap oleh kpk tapi disitu
tidak pernah merasakan efek jera .Dari tindakan kpk terhadap pemain uang , lebih lebih ditegaskan agar
pelaku merasakan dan tidak mengulangi kesalahan yang sama pula.pengaruh dari orang yang
mempunyai pemikiran politik sangatlah besar.lingkup dari luar negri dan dalam negri itu tidak sama
ketika masyarakat luar negri mrlakukan kekerasan,korupsi itu tidak berlaku untuk hukum kalau semisal
ada uangnya .tifak seperti negara kita kalau pejabatnya melakukan tindak korupsi itu malah di amankan
dan tidak secara memperluas .

Anda mungkin juga menyukai