Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Pendidikan dan Budaya Anti
Korupsi
Disusun Oleh :
FARISA KHAIRUNNIKMAH
P1337424416016
Dengan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga dapat menyusun makalah dengan
judul “Analisa Kasus Korupsi Sugiharto dalam Proyek e-KTP” dengan sebaik
mungkin. Meskipun pada pengerjaanya terdapat beberapa hambatan, namun atas
ridho Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kami dapat
meyelesaikanmakalah ini tepat pada waktunya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
PEMBAHASAN
Dua Terdakwa E-KTP Divonis 7 Tahun dan 5 Tahun Penjara Abba Gabrillin
Kompas.com - 20/07/2017, 13:46 WIB
Selain itu, Irman diwajibkan membayar denda Rp 500 juta subsider 6 bulan kurungan.
Sementara, Sugiharto diwajibkan membayar denda Rp 400 juta subsider 6 bulan
kurungan.
"Mengadili, menyatakan kedua terdakwa Irman dan Sugiharto telah terbukti secara
sah dan meyakinkan melakukan korupsi secara bersama-sama," ujar Ketua Majelis
Hakim Jhon Halasan Butarbutar saat membaca amar putusan di Pengadilan Tipikor
Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Dalam pertimbangannya, majelis hakim menilai perbuatan Irman dan Sugiharto tidak
mendukung program pemerintah dan masyarakat dalam memberantas korupsi.
Perbuatan terdakwa dalam korupsi e-KTP merugikan negara dan masyarakat, karena
e-KTP adalah program nasional yang strategis dan penting. Sebagai hal yang
memberatkan, perbuatan kedua terdakwa telah menimbulkan kerugian negara cukup
besar, hingga Rp 2,3 triliun.
4
Menurut hakim, kedua terdakwa terlibat dalam pemberian suap terkait proses
penganggaran proyek e-KTP di DPR RI, untuk tahun anggaran 2011-2013.
Dalam kasus ini, Irman menerima sebesar 300.000 dollar AS dari Andi Agustinus
alias Andi Narogong. Kemudian, 200.000 dollar AS dari Sugiharto.
Sementara, Sugiharto menerima 30.000 dollar AS dari Paulus Tanos, dan 20.000
dollar AS dari Johanes Marlim. Sebagian uang yang diterima dibelikan satu unit
Honda Jazz senilai Rp 150 juta.
Kedua terdakwa juga diyakini ikut memperkaya orang lain dan korporasi.
Dalam kasus korupsi yang dilakuakn oleh Sugiharto merupakan pola penggelapan,
dan merupakan jenis korupsi transaktif karena adanya kesepakatan timbal balik antara
kedua belah pihak. (Buku Ajar PBAK, 2014)
A. Penyebab Internal
1) Sifat Tamak/Rakus Manusia
Dalam kasus korupsi bisa terjadi pada orang yang tamak/rakus karena
waulaupun sudah berkecukpan, tapi masih juga merasa kurang dan
mempunyai hasrat besar untuk memperkaya diri. (Syarbaini, 2011)
5
2) Moral Yang Kurang Kuat
Walaupun sugiharto merupakan mantan pejabad kementrian dalam negeri
bila beliau tidak memiliki moral yang kurang kuat cenderung tergoda untuk
melakukan korupsi. Godaan ini bisa berasal dari atasan, teman
setingkat,bawahannya atau pihak yang memberikan kesempatan itu.
3) Ajaran Agama Yang Kurang Diamalkan
Indonesia dikenal sebagai bangsa religious yang tentu melarang tindakan
kasus korupsi dalam bentuk apa pun. Agama apa pun melarang tindakan
korupsi, tapi kenyyatakan dalam masyarakat korupsi masih berjalan subur di
tengah masyarakat, hal tersebut menandakan bahwa ajaran agama kurang di
amalkan dalam kehidupan.
B. Penyebab Eksternal
1) Aspek Ekonomi
Gaya hidup yang konsumtif dapat mendorong seseorang menilai segla
sesuatu dengan uang sehingga penghasilannya pun sering dianggap tiak
cukup untuk memenuhi ongkos gaya hidupnya. (belum fiks)
2.4 Vonis
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dalam kasus ini akan membahas tentang korupsi yang dilakukan mantan pejabat
negara salah satunya yang dilakukan oleh sugiharto korupsi proyek e-KTP untuk
tahun anggran 2011-2013.
Dalam kasus korupsi yang dilakuakan sugiharto merupakan pola penggelapan, dan
merupakan jenis korupsi transaktif. Faktoe penyebabnya berasal dari internal
sepertisifat tamak/rakus manusia,moral yang kurang kuat, ajaran agaa yang kurang
diamalkan dan eksternal seperti aspek
3.2 Saran
Hal semacam ini seharusnya bisa dihindari baik itu masyarakat biasa ataupun
pejabat tinggi karena asal mula sesorang melakukan korupsi itu berasal dari diri
sendiri yang memiliki sifat tamak/rakus, dan adanya suatu kesempatan dan keinginan
untuk melakukan korupsi.
Jadi untuk mencegah terjadinya tindakan korupsi baik yang dilakukan sendiri
atau melibatkan orang lain, kita sebagai manusia harus selalu bersyukur atas apa yang
telah kita peroleh selama ini, meningkatkan ketaqwaan kepada tuhan Yang Maha
Esa, membuang jauh pemikiran untuk melakukan korupsi baik itu sebagai pejabat,
anggota dewan, masyaakat, dll atau bersikap jujur dan menjalankan tugas dengan
sebaiknya. Sehingga kita sebagai manusia senantiasa selalu berpikir sebelum
melangkah dan ikut serta memberantas korupsi diberbagai lapisan masyarakat di
Indonesia, bukan malah ikut terjerumus/terlibat dalam menyuburkan tindakan korupsi.
7
DAFTAR PUSTAKA
Abba Gabrillin. "Dua Terdakwa E-KTP Divonis 7 Tahun dan 5 Tahun Penjara". 27
Maret 2017. https://nasional.kompas.com/read/2017/07/20/13465841/dua-terdakwa-e-
ktp-divonis-7-tahun-dan-5-tahun-penjara.
Pusat pendidikan tenaga kesehatan. 2014. “Buku ajar Pendidikan dan Budaya Anti
Korupsi (PBAK)”. Jakarta.