Dosen Pengampuh:
Dr. Syafrudin.M.s.
Disususn Oleh:
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menelesaikan tugas
makalah ini tepat pada waktunya.
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat ini jauh dari kata sempurna
baik dari segi penyusunan, bahasa, maupun penulisan, oleh karena itu kami
sangatmengharapkan keritik dan saran dari semua pembaca guna menjadi acuan
agar penulisan bisa lebih baik lagi di masa mendatang.
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
4
serta mencegah adanya duplikasi kartuidentitas tersebut disalahgunakan oleh
oknum- oknum yang juga merupakan bagiandari stakeholder pelaksanaan
program e-KTP. Proyek e-KTP tersebut dikorupsi olehstakeholder yang
terlibat seperti politisi, birokrat dan juga pengusaha. Hingga saatmakalah ini
disusun, kasus ini belum selesai, masih dalam tahap-tahap penyelidikandan
juga persidangan-persidangan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana kasus korupsi e-KTP yang terjadi ?
2. Bagaimana analisis kasus korupsi e-KTP
C. MANFAAT
Manfaat teoritis
1. Mengetahui apa yang menyebabkan korupsu E-kto
2. Mengetahui bagaimana solusi yang tepat dalam kasus korupsi E-ktp
D. TUJUAN
1. Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada kasus korupsi E-ktp
2. Mengidentifikasi latar belakang permasalahan E-kto
3. Menganalisis solusi yang bisa digunakan dalam menanggulangi korupsi E-
ktp
5
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI TEORITIK
1. Menghindari pajak
2. Memudahkan pembuatan paspor yang tidak dapat dibuat diseluruh kota
3. Mengamankan korupsi
4. Menyembunyikan identitas (seperti teroris)
B. DESKRIPSI KASUS
Semua orang mungkin setuju jika korupsi itu tindakan yang merugikan
berbagai kalangan dan tentunya menghambat tercapainya suatu tujuan. Begitu
juga korupsi yang dilakukan para koruptor dalam pelaksanaan program e-
KTP.Dari beberapa sumber yang kami dapatkan, anggaran pelaksanaan
program e-KTPadalah sebesar Rp. 5,9 triliun. Dikutip dari
nasional.kompas.com, Pihak pemenang tender dalam proyek e-KTP ini adalah
Konsorsium Perum Percetakan Negara Republik Indonesia (PNRI) Konsorium
9
proyek ini terdiri dari PNRI sertalima perusahaan BUMN dan swasta, yakni
Perum PNRI, PT Sucofindo, PT LENIndustri, PT Sucofindo, PT Quadra
Solution, dan PT Sandipala Artha Putra.Anggaran sebesar Rp. 5,9 triliun
tersebut dikorupsi sebesar Rp. 2,3 triliun.Anggaran yang dikembalikan sebesar
Rp. 250 miliar. Namun, pihak yangmengembalikan dana tersebut identitasnya
masih di rahasiakan oleh KPK. KPKhanya menginformasikan dana tersebut :
Rp. 220 miliar dari 5 korporasi dan 1konsorium, Rp. 30 miliar dari perorangan
(14 orang).
a. Kronologi Korupsi
Dalam sidang perdana kasus korupsi e-KTP pada hari Kamis, 9 Maret2017
di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Irene Putri selaku Jaksa
penuntut umum (JPU) KPK membeberkan kongkalikong yang dilakukan
paraanggota DPR, pejabat Kementerian, dan sejumlah pihak swasta dalam
pengadaan proyek e-KTP. Dalam sidang perdana ini, 2 terdakwa kasus
korupsie-KTP juga dihadirkan, keduanya adalah Irman, mantan Dirjen
Dukcapil diKemendagri dan Sugiharto, mantan Direktur Pengelola Informasi
AdministrasiKependudukan Ditjen Dukcapil Kemendagri. Dalam sidang
tersebut, JPUKPK juga menuturkan bahwa Irman dan Sugiharto selaku
pejabat pembuatkomitmen, bersama pengusaha Andi Agustinus alias Andi
Narogong
13
500 ribu dolar AS olehAndi Septinus yang dikumpulkan dari seluruh
anggota konsorsium
➢ Semua konsorsium mempunyai peran masing-masing. PT PNRI
mencetak blangko e-KTP dan personalisasi, PT Sucofindo (persero)
melaksanakantugas bimbingan dan pendampingan teknis, PT LEN
Industri mengadakan perangkat keras AFIS, PT Quadra Solution
bertugas mengadakan perangkat keras dan lunak serta PT Sandipala
Arthaputra (SAP) dan PTPaulus Tanos mencetak blanko e-KTP dan
personalisasi dari PNRI.
➢ Salah satu peserta konsorsium, PT Sandipala, merupakan
perusahaan yang baru dibeli seharga Rp15 miliar dari Harry Sapto
oleh pengusaha bernamaPaulus Tenos, yang merupakan teman
akrab Menteri Dalam NegeriGamawan Fauzi. Sejak Gamawan masih
Gubernur Sumatera Barat, Paulussering menangani proyek listrik di
Sumatera Barat.
➢ PT SAP semula perusahan yang biasa mencetak KTP, ijazah, visa,
ATM,raport, dan passport. Karena selalu merugi dan tidak dapat lagi
menerimaorder cetakan dari pemerintah karena sudah dihukum, maka
pemiliknya bernama Hary Sapto menjual perusahaannya kepada
Paulus Tenos sehargaRp 15 miliar.
• Ganjar Pranowo
• Gamawan Fauzi
16
2. DISKUSI KASUS (Korupsi e-ktp)
18
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
KTP merupakan identitas resmi penduduk serta bukti diri yang
berlaku diseluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. program e-
KTP ditujukan untuk mewujudkan kepemilikan satu KTP untuk satu
penduduk yang memiliki kodeke amanan dan rekaman elektronik data
kependudukan yang berbasis NIK secara nasional. dengan adanya e-KTP
diharapkan tidak ada lagi duplikasi KTP dan dapa tmenciptakan kartu
identitas multifungsi. Usaha merealisasikan satu penduduk satu KTP
melalui e-KTP terhambat oleh adanya korupsi. Penyalah gunaan
kekuasaan oleh pejabat negara dalam kasus E-KTP dapat dikatakan
sebagai praktik korupsi politik. Korupsi politik secara sederhana dapat
diartikan sebagai penyalahgunaan kekuasaan dalam pemerintahan untuk
kepentingan pribadi dan golongan. Pejabat negara yang terlibat dalam
korupsi politik biasanya menggunakan kewenangan yang ada ditangannya
untuk mendapatkan keuntungan, baik material maupun non material.
B. SARAN
Melihat persoalan yang terjadi dalam kasus korupsi yang melibatkan
pimpinan maupun pejabat lembaga tinggi negara, diperlukan kebijakan
yang lahir dari kebijaksanaan guna mengatasi korupsi yang semakin
sistemik di negeri ini. Oleh karena itu, pertama, diperlukan pengawasan
yang ketat oleh masyarakat sipil terkait rekrutmen atau penerimaan
pimpinan maupun pejabat di lembaga tinggi negara. Kedua, mendorong
partai politik untuk memperkuat komitmennya dalam pemberantasan
korupsi. Ketiga, melakukan pelaporan dan publikasi Laporan Harta
Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN), secara berkala. LHKPN
diharapkan ke depan, tidak hanya dilaporkan pada saat pertama kali
menjabat, mutasi, promosi dan pensiun. Tapi LKHPN juga dilaporkan
secara berkala setiap saat pada masa jabatanya tersebut.
19
DAFTAR PUSTAKA
Jaya Elvras, Denny yam Hamdani, M. Jurnal Ilmiah Mahasiswa FISIP Unsyiah.
Pemberitaan Kasus Korupsi E-ktp
https://journal.budiluhur.ac.id/index.php/comm/article/download/1006/774 DI
akses pada 27/8/2021
Fatharani A. Dugaan korupsi oleh oara anggita Dpr pada proyek e-ktp ( fakultas
psikologi universitas Islam Indonesia Yogyakarta 2018) di akses dari
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/14212/NASKAH%20PUBLIK
ASI%20AFINA%20FATHARANI.pdf?sequence=3&isAllowed=y
(https://definitions.uslegal.com/p/political-corruption/, 28/8/2021).
20