Anda di halaman 1dari 1

SULITNYA MENGURUS e-KTP

Setiap warga negara wajib memiliki identitas sebagai bukti tanda penduduk di negara
tersebut. Di Negara Indonesia sendiri, KTP (kartu tanda penduduk) adalah salah satu sarana
yang menjadi pembuktian sebagai bagian dari warga Negara Indonesia. Setiap warga
Indonesia yang berusia 17 tahun sudah wajib memiliki KTP.
Seiring dengan berkembangnya zaman, pemerintah pun membentuk KTP berbasis
elektronik. Kartu Tanda Penduduk Elektronik atau e-KTP merupakan data atau dokumen
kependudukan elektronik berbasis online menggunakan sistem keamanan dan database
nasional sehingga dapat mempermudah fungsi administrasi negara. Adanya usul KTP
Elektronik bukan tanpa sebab, latar belakang semua ini ialah karena KTP Konvensional yang
memungkinkan seseorang memiliki lebih dari satu KTP. Sehingga memungkinkan seseorang
berbuat curang dan menggandakan KTP dalam maksud yang tidak baik.
Program e-KTP di Indonesia pertama kali dimulai pada tahun 2009, dengan menunjuk 4
kota besar sebagai proyek percontohan yaitu Kota Padang, Makasar, Yogyakarta, dan
Denpasar dengan menghabiskan dana hingga senilai Rp6,9 triliun.
e-KTP memiliki banyak manfaat contohnya untuk meminimalisir kependudukan ganda
dan menghemat dana administrasi negara hingga triliunan rupiah. Namun, program e-KTP ini
tidak berjalan dengan lancar begitu saja banyak kendala yang ditemukan selama proses
perekaman e-KTP. Sulitnya perekaman e-KTP sangat terasa dikalangan masyarakat. Adapun
faktor yang menyebabkan sulitnya mendapatkan e-KTP yakni beberapa fasilitas yang rusak
dibagian daerah serta alasan yang paling klasik adalah habisnya blangko e-KTP. Seharusnya
peemerintah sudah menyiapkan blangko e-KTP sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Jika
terus seperti ini masyarakat akan merasa bahwa program e-KTP ini hanya membuang waktu
dan akhirnya melupakan manfaat dari e-KTP itu sendiri.
Selain itu, ada beberapa hal yang seharusnya disampaikan oleh pemerintah kepada
masyarakat bahwa dalam perekaman e-KTP masyarakat tidak boleh melakukan perekaman
sebanyak 2 kali walaupun sudah berpindah alamat karena akan mengunci sistem dan
mengakibatkan e-KTP tidak dapat dicetak. Masih banyak masyarakat yang tidak mengetahui
hal ini yang menyebabkan masyarakat menjadi salah paham dengan mengira bahwa
pemerintah mengabaikan mereka. Dalam hal ini, ada baiknya pemerintah menjelaskan secara
detail mengenai prosedur dan ketentuan dalam mengurus e-KTP yang baik dan benar agar
masyarakat menjadi tidak kesulitan dalam merekam e-KTP. Adapun pemerintah mungkin
bisa melakukan penyuluhan secara langsung ataupun melalui media elektronik ataupun cetak.

Anda mungkin juga menyukai