Anda di halaman 1dari 6

Fadia Pratista Adiratna Dewi

18/432007/SV/15943
PEK 18
Perekonomian Indonesia

I. Pengertian pajak-pajak di bawah ini :


1. Advaloren Tax (Pajak berdasarkan harga) pajak yang dihitung berdasarkan dari nilai
sebuah transaksi atau properti. Sebagai contoh sederhananya, Anda bisa menemukan Ad
Valorem pada struk atau bill restoran. Biasanya, pada struk atau bill tersebut tercantum pajak
pertambahan nilai atau PPN. PPN itu dihitung berdasarkan pada jumlah transaksi yang
dilakukan.

2. Surtax (pajak Extra) merupakan pajak ekstra yang dikenakan terhadap transaksi tertentu
seperti tambahan pajak terhadap barang yang dijual, pajak tambahan terhadap pelunasan
hutang.
3. Property Tax (Pajak Kekayaan) merupakan jenis pajak yang dipungut terutama dari
transaksi penjualan tanah dan rumah. Contoh dari jenis pajak kekayaan ini di antaranya ialah
pajak kekayaan umum (general wealth tax) dan pajak atas kekayaan bersih (net-wealth).
Pemajakan atas kekayaan jenis ini pada dikenakan pada nilai kekayaan bersih yang dimiliki
seseorang dikurangi dengan liabilitasnya dan umumnya dikenakan secara periodik (Rudnick
&Gordon, 1996).

4. Lump sum Tax (Pajak Kepala) merupakan pajak yg nominalnya tetap, jadi tidak
dipengaruhi jumlah pendapatan di mana semua orang membayar jumlah yang sama
dipandang sangat tidak berkeadilan sehingga secara politik tidak mungkin kecuali hanya
dalam bentuk user free charge seperti di jalan tol, pameran, bioskop dan sejenisnya.

5. Value Added Tax (Pajak Nilai Tambah) merupakan pajak yang dikenakan semua setiap
pertambahan nilai dari barang atau dagang dalam peredarannya
dari produsen ke konsumen.Merupakan jenis pajak konsumsi yang dalam bahasa
Inggris disebut Value Added Tax (VAT) atau Goods and Services Tax (GST). PPN termasuk
jenis pajak tidak langsung, maksudnya pajak tersebut disetor oleh pihak lain (pedagang) yang
bukan penanggung pajak atau dengan kata lain, penanggung pajak (konsumen akhir) tidak
menyetorkan langsung pajak yang ia tanggung.

6. Negative Income Tax (Pajak Pendapatan Negatif) suatu sistem pajak yang menentukan
bahwa para rumah tangga konsumen dengan pendapatan di bawah tingkat kena pajak,
menerima pembayaran dari pemerintah yang besarnya didasarkan pada presentase dari jumlah
pendapatan yang berada di bawah tingkat kena pajak.
7. Selective Sales Tax (Pajak Penjualan Selektif) merupakan pajak penjualan yang
dibebankan kepada barang dagangan spesifik.contoh : pajak penjualan atas barang mewah
8. General Sales Tax (Pajak Penjualan Umum) merupakan pajak penjualan yang dibebankan
kepada semua barang dagangan.
9. Income Tax (Pajak Perseroan) merupakan pajak yang dikenakan atas pendapatan tahunan
dan laba dari orang, perseroan atau unit lain.
10.Progressive Tax (Pajak Progresif) merupakan pajak dengan persentase tarif yang makin
meningkat dengan nilai yang menjadi objek pajak.
11.Proportional Tax (Pajak Proporsional) merupakan pajak yang harus dibayar oleh setiap
pembayar pajak yang besarnya proporsional dengan tingkat nilai yang menjadi objek pajak.
12.Hidden Tax (Pajak Tersembunyi) merupakan pajak yang sudah tercakup dalam harga
suatu barang atau jasa.
13.Payroll Tax (Pajak Upah) pajak yang dipungut dari para pekerja dengan tujuan untuk
memberi tunjangan hari tua atau pengobatan.

II. Definisi dan tujuan kebijakan fiskal


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), fiskal berkaitan dengan urusan pajak atau
pendapatan negara. Kata fiskal sendiri berasal dari Bahasa Latin,fiscus yaitu nama seorang
pemegang kuasa atas keuangan pertama pada zaman Romawi kuno. Secara harfiah berarti
keranjang atau tas. Adapun kata fisc dalam bahasa Inggris berarti pembendaharaan atau
pengaturan keluar masuknya uang dalam kerajaan. Fiskal digunakan untuk menjelaskan bentuk
pendapatan Negara atau kerajaan yang dikumpulkan dari masyarakat dan oleh pemerintahan
Negara atau kerajaan dianggap sebagai pendapatan lalu digunakan sebagai pengeluaran dengan
program-program untuk menghasilkan pencapaian terhadap pendapatan nasional, produksi dan
perekonomian serta digunakan pula sebagai perangkat keseimbangan dalam perekonomian.
• Tujuan Kebijakan Fiskal
Tujuan utama dikeluarkannya kebijakan fiskal adalah untuk menentukan arah, tujuan, sasaran,
dan prioritas pembangunan nasional serta pertumbuhan perekonomian bangsa. Adapun tujuan-
tujuan dikeluarkannya kebijakan fiskal secara rinci adalah sebagai berikut :
• Mencapai kestabilan perekonomian nasional
• Memacu pertumbuhan ekonomi.Mendorong laju investasi.
• Membuka kesempatan kerja yang luas.
• Mewujudkan keadilan sosial.Sebagai wujud pemerataan dan pendistribusian
pendapatan.
• Mengurangi pengangguran.
• Menjaga stabilitas harga barang dan jasa agar terhindar dari inflasi.

III. Penjelasan multiplaying pajak


Penurunan pajak T maupun peningkatan belanja G memiliki multiplier effect (efek
penggandaan) terhadap pendapatan (ouput perekonomian) suatu negara. Alasannya
ialah pendapatan yang lebih tinggi menyebabkan konsumsi yang lebih tinggi. Kenaikan
belanja pemerintah menyebabkan meningkatnya pendapatan, kemudian meningkatkan
konsumsi, yang selanjutnya meningkatkan pendapatan, kemudian meningkatkan konsumsi dan
seterusnya.
Jika MPC 0,6, kenaikan belanja pemerintah G sebesar Rp1,00 akan meningkatkan
pendapatan ekuilibrium Y sebesar Rp2,50. Sementara itu, besarnya pengganda perubahan
pajak yaitu:
DeltaY/DeltaT = - MPC/1-MPC
Jika MPC 0,6, penurunan pajak T sebesar Rp1,00 akan meningkatkan pendapatan ekuilibrium
Y sebesar Rp1,50 (Tanda negatif mengindikasikan pendapatan yang bergerak kea rah
berlawanan dari pajak). Itulah mengapa kebijakan fiskal berkaitan erat dengan pertumbuhan
ekonomi.

IV. Mengapa pebisnis atau investor menginginkan pajak yang rendah dan suku bunga
kredit yang rendah ?
Kebijakan perpajakan jelas mempengaruhi biaya bisnis karena pajak termasuk dalam
komponen biaya sebagai contoh kenaikan pajak korporasi (keuntungan bisnis) memiliki efek
yang sama dengan penjngkatan biaya.bisnis dapat mengalihkan sebagian pajak ini ke
konsumen dengan harga yang lebih tinggi tetapi akan mempengaruhi laba.Pajak bisnis lainnya
adalah pajak lingkungan dan PPN.Maka dari itu pajak yng rendah merupakan suatu hal yanh
sangat diinginkan oleh pebisnis,karena akan memperkecil biaya yang harus dikeluarkan oleh
pebisnis.semakin kecil pajak,semakin kecil biaya,makanharga yang akan ditetapkan oleh
pebisnis ata produknya akan semakin rendah pula dan konsumen juga cenderung diuntungkan
atas hal ini. Suku bunga rendah dapat memacu pengeluaran konsumen.Ketika suku bunga
rendah,konsumen cenderung meminjam lebih banuak uang dan mereka mengembalikan uang
itu ke dalam ekonomi dengan membelanjakan lebih banyak intuk produk dan layanan.
Menurunkan suku bunga berarti membayar kembali pinjaman yang lebih kecil dari
biasanya dan kemudian orang menabung mendapatkan pemasukan lebih banyak pendapatan
sekali pakai Suku bunga rendah dapat juga memicu ekspansi dan pertumbuhan bisnis.suku
bunga rendah membuatnya jauh lebih menguntungkan bagi pebisnis awal untuk berinvestasi
dalam memperluas bisnis anda

V. Mengapa subsidi disebut sebagai pajak negatif? Jelaskan disertai contoh !


Pajak merupakan pungutan yang ditarik pemerintah (negara) terhadap wajib pajak
tanpa mendapatkan balas jasa langsung. Atau dengan kata lain pajak adalah sumbangan wajib
yang harus dibayar oleh para wajib pajak kepada negara berdasarkan undang- undang tanpa
ada balas jasa yang secara langsung diterima oleh pembayar pajak. Yang dimana pajak ada
yang secara langsung dikenakan kepada masyarakat, ada juga pajak yang tidak dikenakan
secara langsung kepada masyarakat. Pajak tak langsung seperti PPn dan cukai akan
berpengaruh langsung kepada harga yang ditawarkan oleh produsen sebagai akibat
pembebanan pajak terhadap konsumen sehingga mnegubah fungsi penawaran dan
keseimbangan pasar.
Sedangkan subsidi merupakan lawan atau kebalikan dari pajak. Oleh karena itu subsidi
sering disebut sebagai pajak negatif. Hal ini berbanding terbalik dengan pajak. Karena pajak
merupakan iuran wajib masyarakat (produsen konsumen) kepada pemerintah, maka subsidi
merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat.
Sehingga pengaruhnya terhadap keseimbangan pasar berlawanan atau kebalikan dari
pengaruh pajak terhadap keseimbangan pasar. Jka pemerintah memberikan subsidi atas suatu
produk tertentu, menyebabkan harga jual barang tersebut menjadi rendah. Dengan adanya
subsidi maka produsen merasa ongkosnya produksinya menjadi lebih rendah sehingga
produsen bersedia menjual lebih murah barang yang diproduksinya. Akibatnya harga
keseimbangan yang tercipta di pasar lebih rendah dari pada harga keseimbangan sebelum
adanya subsidi dan jumlah keseimbangannnya menjadi lebih baik. Subsidi yang diberikan bisa
dibedakan menjadi dua yakni di bidang energi dan nonenergi.
Subsidi Energi
1. Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM).
2. Subsidi Bahan Bakar Nabati (BBN).
3. LPG tabung 3 kg
4. LGV.
5. Subsidi listrik.
Subsidi Nonenergi
1. Subsidi Pertanian terdiri dari : Subsidi Pangan, Subsidi Benih, dan Subsidi Pupuk.
2. Subsidi Bunga Kredit Program, misalnya KPR Subsidi dan Kredit Usaha Rakyat
(KUR).
3. Public Service Obligation (PSO).
4. SubsidiPajak/DTP

VI. Pajak merupakan salah satu instrument pemerintah dalam menarik uang untuk
dipakai pembangunan, namun mengapa bagi beberapa kalangan menganggap dana dari
pajak sering mengalami kebocoran? Jelaskan maksud tersebut !
Kebocoran pajak dituding menjadi penyebab sering tidak tercapainya penerimaan pajak
di Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah diminta mewaspadai dan menelusuri potensi
kebocoran pajak yang selama ini menggerus penerimaan. setidaknya ada empat faktor yang
menyebabkan kebocoran penerimaan pajak.
Pertama adalah masih tingginya underground economy atau ekonomi informal di
Indonesia. Menurut dia, dari 1999-2007, pergerakan ekonomi informal di Indonesia
mencapai 17-19 persen dari produk domestik bruto (PDB). Dengan nilai PDB Indonesia yang
hampir mencapai 11 ribu, maka ada pergerakan ekonomi yang belum tersentuh pajak sekitar
Rp 1.700-Rp 1.900 triliun.Ini seharusnya jadi potensi penerimaan pajak.
Faktor lain yang juga menyebabkan kebocoran pajak adalah adanya kompetisi pajak
antarnegara dalam mendatangkan investasi. Menurutnya, Indonesia tidak perlu terlilbat
langsung dalam kompetisi pajak di kawasan regional. Pemerintah pun diminta untuk tidak
mewujudkan rencana pengurangan tarif pajak penghasilan badan (PPh). Karena, belum tentu
penurunan tarif tersebut dapat menimbulkan minat investasi.
Potensi kebocoran pajak lainnya juga berasal dari banyaknya warga negara Indonesia
yang menyembunyikan harta dan penghasilan di luar negeri. Hal ini menyebabkan, harta-harta
tersebut tidak dapat dikenakan pajak.
Faktor yang terakhir, kebocoran pajak berasal dari adanya praktik pengalihan laba yang
menggerus penerimaan pajak.praktik pengalihan laba atau (base erosion and profit shifting) di
Indonesia juga menjadi salah satu penyebab adanya kebocoran pajak. Ini lantaran Indonesia
merupakan lokasi favorit operasional anak perusahaan dari grup perusahaan multinasional.
VII. Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang desentralisasi fiskal dan kaitannya
dengan otonomi daerah!
Desentralisasi adalah penyerahan wewenang pemerintahan oleh pemerintah pusat
kepada daerah otonom (untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan) dalam sistem
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Desentralisasi Fiskal adalah penyerahan kewenangan
fiskal dari pemerintah pusat kepada pemerintahan daerah. Desentralisasi merupakan
pendelegasian wewenang dalam membuat keputusan dan kebijakan kepada manajer atau
orang-orang yang berada pada level bawah dalam suatu struktur organisasi.
Tujuan dari desentralisasi fiskal memberikan kesempatan kepada daerah untuk
menggali berbagai sumber dana meliputi pembiayaan mandiri, dan pemulihan biaya dalam
pelayanan publik, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD), bagi hasil pajak dan bukan
pajak secara lebih tepat, transfer dana ke daerah, utamanya melalui Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Alokasi Khusus (DAK) secara lebih adil, kewenangan daerah untuk
melakukan pinjaman berdasar kebutuhan daerah.
Hubungan Kebijakan desentralisasi dan otonomi daerah sebagai bagian dari
pelaksanaan reformasi tata hubungan pemerintahan antara pusat dan daerah dimaksudkan
untuk mempercepat pembangunan daerah karena pengambilan keputusan dalam
penyelenggaraan dan pelayanan publik menjadi lebih sederhana dan lebih cepat. Kebijakan
tersebut dilaksanakan melalui Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah dan Undang Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, dalam hal ini pemerintahan daerah telah
melaksanakan berbagai urusan dan kewenangan secara otonom yang sebelumnya dilaksanakan
oleh pemerintah pusat (sentralisasi).

Anda mungkin juga menyukai