Oleh
ALDIANSYAH DWI PUTRA HUSADA
NIM 21040674060
1. Secara Teoritis
Untuk mengembangkan ilmu administrasi public yaitu mengenai implementasi
kebijakan e-KTP yang bertujuan agar terciptanya pelayanan yang memuaskan bagi
masyarakat.
2. Secara Praktis
a. Bagi instansi pemerintah, Penelitian ini berguna sebagai bahan masukan untuk
meningkatkan kinerja pemerintah dalam proses pelayanan e-KTP.
b. Bagi Kabupaten Madiun, untuk menambah informasi dan untuk meningkatkan
pengetahuan terkait implementasi kebijakan e-KTP
c. Bagi peneliti, untuk mengembangkan kemampuan dan penguasaan ilmu pengetahuan
yang pernah diperoleh selama perkuliahan
d. Bgi pembaca, penelitian ini dapat memberikan informasi secara tertulis maupun
sebagai referensi.
BAB II
KAJIAN TORI
Perkembangan studi implementasi dimulai dari tahun 1970 sampai sekarang, dimana
mengalami beberapa perubahan, Goggin mengkategorikan 3 tahap perkembangan studi
implementasi yaitu Generasi I (1970-1975) dimana studi implementasi pada generasi ini lebih
menekankan metode studi kasus. Permasalahan yang dikaji dan solusi yang ditawarkan dalam
cakupan yang sangat terbatas. Generasi II (1975-1980), generasi ini berusaha membangun
teori dan model kemudian mengujinya. Berdasarkan cara ilmuwan pada generasi ini
memahami permasalan implementasi, maka dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu
pendekatan top-down dan bottom up. Generasi III (1980), para ahli yang berusaha lebih
scientific dalam melakukan studi implementasi dengan menggunakan metode kuantitatif yang
mensyaratkan kecukupan jumlah kasus, kualitas indikator untuk pengukuran dan
keseimbangan jumlah variabel dengan kasus yang diteliti. Terdapat
1. Pendekatan Top-Down
Pendekatan ini menggunakan cara berpikir implementasi dilakukan dari pihak atas
lalu turun kebawah. Dimana pihak atas nantinya akan melakukan pemetaan ke bagian bawah.
Pendekatan ini berfokus pada keberhasilan atau kegagalan dan efektif tidaknya suatu
implementasi kebijakan yang juga sering disebut sebagai pendekatan policy centered.
Pendekatan Top-Down mendapat beberapa kritik dari masyarakat, yaitu pendekatan ini
menganggap bawa aktor utama dari implementasi kebijakan adalah pembuat kebijakan itu
sendiri, maka dari itu mengakibatkan kurang memperhatikan faktor-faktor lainnya seberti
pihak swasta dan kelompok sasaran. Selain itu kelompok sasaran cenderung dapat
menyelewengkan arah dari kebijakan untuk kepentingan mereka, sehingga tidak sesuai
dengan yang dimaksud oleh birkorat atau pembuat kebijakan tersebut.
2. Pendekatan Bottom-Up
Pendekatan Bottom-up di dipelopori oleh Elmore(1978), Lipsky(1971), Berman
(1978), Herjn dan Porter (1978). Pendekatan ini berlawanan dengan pendekatan TopDowm,
pendekatan ini lebih berfokus pada pihak kelompok sasaran, dimana pendekatan ini
menganggap bahwa implementasi akan berhasil jika kelompok sasaran.
METODE PENELITIAN
Pendekatan penelitian yang diapakai oleh peneliti yaitu adalah pendekatan deskritif
kualitatif, yaitu penelitian tentang data yang dikumpulkan dan dinyatakan dalam bentuk
kalimat. Dalam pendekatan ini, kami berusaha untuk menggali serta mendapatkan informasi
selengkap mungkin mengenai imolementasi kebijakan e-KTP di Kabupaten Madiun dengan
cara menggunakan studi literatur pada penelitian terdahulu. Teknik kualitatif diapakai sebagai
pendekatan dalam penelitian ini. Karena Teknik ini sangat sesuai unutk menganlisis proses
implementasi kebijakan tersebut.
Penelitian ini berlokasi di Kabupaten Madiun yang terletak di sebelah barat Provinsi
Jawa Timur, Indonesia
Sumber data yang dikumpulkan berupa kutipan – kutipan laporan dan bukan angka –
angka yang akan memberikan gambaran penyajian laporan tersebut.
Pengumpulan data berasal dari berita berita maupun koran yang berasal dari daerah
Kabupaten Madiun.
3.5 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah warga sekitar, masyarakat yang sedang mengurus
pembuatan e-KTP baru, dan pegawai instansi yang bekerja melakukan pelayanan dalam
proses pembuatan e-KTP.