Disusun Oleh :
Kelompok 2
JURUSAN FARMASI
PURWOKERTO
2019
1. Kasus Korupsi Hambalang oleh Andi Mallarangeng
A. Penjelasan Kasus
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) resmi menetapkan Andi Zulkarnaen
Mallarangeng alias Choel Mallarangeng sebagai tersangka. Penetapan itu tersangka itu
terkait kasus dugaan korupsi pembangunan sarana dan prasarana Pusat Pendidikan,
Pelatihan, dan Sekolah Olahraga Nasional (P3SON) di Hambalang tahun 2010-2012.
Setelah melalui beberapa gelar perkara atau ekspose yang dilakukan Pemimpin
KPK sejak era Abraham Samad dan Taufiequrracham Ruki, penyidik akhirnya
menemukan 2 alat bukti yang menjerat adik mantan Menpora Andi Mallarangeng ini
sebagai tersangka.
B. Pelanggaran
Choel melanggar Pasal Pasal 2 ayat 1 atau pasal 3 Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi jo Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP.
C. Sikap Mahasiswa
Berita di atas menunjukkan bahwa kasus korupsi ini paling sering terjadi. Terhitung tahun
2015 adalah kasus korupsi yang menggegerkan masyarakat Indonesia yaitu kasus korupsi
yang dilakukan oleh pejabat-pejabat mengenai korupsi atau suap Hambalang yang terjadi di
Jawa Barat oleh Kemenpora yang juga melibatkan pejabat tinggi negara, kasus suap
Hambalang terbukti yang paling lama pemecahannya karena banyak pihak yang terkait
di dalam kasus tersebut. Kasus yang dialami oleh Choel, memanfaatkan jabatan
kakaknya untuk kesenangan sendiri dan mendapatkan keuntungan uang sebesar 4
miliar. Hal ini juga melanggar pasal 2 ayat 1 tentang pelanggaran hukum yang
menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Choel disangka telah melanggar pasal 2
ayat 1 dan atau pasal 3 undang-undang pemberantasan tindak pidana korupsi juncto
pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP pidana. Dalam hal ini Hakim mengatakan keterlibatan
Choel Mallarangeng dalam proyek terjadi saat pertemuan di ruang kerja Andi
Mallarangeng.
Kasus tersebut sudah jelas berlawanan dengan konstitusi negara karena konstitusi
mempunyai arti aturan yang menjalankan suatu organisasi pemerintahan negara. Di
negara Republik Indonesia konstitusi diartikan undang-undang dasar dan juga
mempunyai arti adalah peraturan dasar yang memuat ketentuan pokok yang menjadi
sumber perundang-undangan. Jadi masalah di atas sudah pasti melanggar konstitusi
negara. Kasus Hambalang itu melanggar peraturan negara karena korupsi sudah jelas
dilarang karena itu merugikan negara dan juga rakyat sendiri.
Menurut saya seharusnya pemerintah lebih tegas dalam menangani permasalahan
soal kasus korupsi yang semakin meresahkan dan merajalela karena hal itu sangat
meresahkan dan membuat masyarakat menjadi ragu tentang upaya pemerintah.
Pemerintah lebih bijak dan bertanggung jawab dalam hal memberantas korupsi di
Indonesia. Contohnya saja kasus di atas yaitu Hambalang yang menyerap banyak
nama pejabat negara. Seharusnya pejabat mempunyai rasa tanggung jawab dan
memberikan contoh yang baik untuk masyarakat agar diikuti. Tetapi kasus diatas
menunjukkan pejabat negara yang justru melanggar aturan itu sendiri. Kasus korupsi
di atas dikuatkan oleh undang-undang sebagai peraturan tertinggi di negara Indonesia.
2. Korupsi E-KTP Setya Novanto
A. Penjelasan Kasus
Mantan Ketua DPR Setya Novanto terbukti mengintervensi proses penganggaran
serta pengadaan barang dan jasa dalam proyek e-KTP. Novanto pun divonis hukuman
pidana penjara selama 15 tahun dan denda Rp 500 juta subsider 3 bulan kurungan.
Novanto menurut majelis hakim terbukti menyalahgunakan jabatan dan kedudukannya
sebagai anggota DPR serta ketua Fraksi Golkar. Novanto melakukan pembicaraan dan
pembahasan terkait penganggaran e-KTP.
Selain itu, Novanto juga diyakini hakim menerima 1 jam tangan merek Richard
Mille seharga USD 135 ribu. Hakim menyebut uang USD 7,3 juta tersebut ditujukan
untuk Novanto meskipun secara fisik uang itu tidak diterima Novanto.
B. Pelanggaran
Hakim meyakini Novanto melanggar Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun
1999 sebagaimana diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi juncto Pasal 55 ayat 1 ke-1 KUHP. Novanto
dihukum pidana penjara selama 15 tahun.
C. Sikap Mahasiswa
B. Pelanggaran.
Istilah pelecehan seksual tidak dikenal dalam Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) hanya mengenal istilah
perbuatan cabul. Perbuatan cabul dalam KUHP diatur dalam Buku Kedua tentang
Kejahatan, Bab XIV tentang Kejahatan Kesusilaan (Pasal 281 sampai Pasal 303).
Soesilo menerangkan istilah “perbuatab cabul” untuk merujuk Pasal 289 KUHP, “
Barangsiapa dengan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa seseorang
melakukan atau membiarkan dilakukannya perbuatan cabul, dihukum karena
melakukan perbuatan yang menyerang kehormatan kesusilaan dengan pidana
selama-selamanya sembilan tahun.”
C. Sikap mahasiswa
Sebagai seorang mahasiswa, kita perlu mengkritisi hal-hal yang tidak sesuai
dengan undang- undang atau aturan yang berlaku di Indonesia. Untuk kasus di
atas, menurut saya merupakan tindakan yang tidak terpuji yang dilakukan
seseorang. Apalagi yang melakukan tindakan tidak terpuji tersebut adalah pejabat
daerah yang seharusnya menjadi contoh yang baik untuk masyarakat, bukan
menjadi contoh yang buruk. Perbuatan yang dilakukan oleh pejabat di daerah Aceh
tersebut menurut saya harus ditindaklanjuti oleh aparat hukum, karena jika
dibiarkan akan terus berlanjut dan akan menjadi kebiasaan. Hukuman yang sesuai
dengan perbuatannya juga harus di terima oleh pejabat tersebut. Tidak hanya
hukuman, “pencerdasan” perlu dilakukan kepada pejabat yang melakukan tindakan
asusila tentang KUHP yang berlaku agar pejabat tersebut menyadari hal yang ia
lakukan sangat menyimpang dari norma dan aturan yang diterapkan di Indonesia.
Bahkan jika perlu pejabat tersebut mendapat hukuman sosial, seperti idenditas dari
si pelaku tidak ditutup-tutupi yang akan berdampak teman teman pelaku yang
dalam hal ini pejabat akan mengetahui tindakan yang dilakukan oleh pejabat Aceh
tersebut. Sehingga, ada rasa malu pejabat tersebut dan ada rasa untuk tidak
mengulangi hal seperti itu lagi. Hal ini merupakan cara yang efektif untuk
menghukum para pejabat yang inkonstitusi.
5. Kasus Ganda Gubernur Riau
A. Penjelasan Kasus
Dugaan suap fungsi alih lahan di Kabupaten Kuantan Singingi yang menyeret
Gubernur nonaktif Riau Annas Maamun, terus digali Komisi Pemberantasan
Korupsi (KPK). Pada hari ini penyidik memeriksa sejumlah petinggi di
Pemerintahan Provinsi (Pemprov) Riau.
Mereka yang diperiksa di antaranya Kabag Protokol Gubernur Riau Fuadlazi,
Kasubag Protokol Firman, dan Fiko Tompati, Said serta Taufik. Tiga nama
terakhir merupakan staf protokol dan diperiksa di Sekolah Kepolisian Negara
(SPN) Polda Riau, Jalan Pattimura, Pekanbaru, Rabu (22/10/2014). Merka
diperiksa beberapa penyidik di ruang Catur Prasetya. Pemeriksaan berlangsung
tertutup, mereka masingmasing duduk di depan penyidik. Fiko kepada wartawan
mengakui dirinya diperiksa KPK terkait kasus Annas.
Sebelumnya, penyidik menggeledah PT Duta Palma Nusantara yang terletak di
belakang kawasan MTQ, Jalan Jenderal Sudirman, Pekanbaru. Dari sana,
penyidik membawa sejumlah berkas. PT Duta Palma memiliki ribuan hektare
lahan di tanah ulayat kenegerian adat Kuansing. Lokasi operasi memang selalu
bergejolak, dan tak jarang terjadi bentrokan antara warga dengan pihak
perusahaan. Sebelumnya, Annas Maamun dan Gulat ditangkap KPK atas dugaan
suap izin lahan di Kabupaten Kuantan Singingi, Riau. Penangkapan berlangsung
di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, Kamis 25 September 2014.
B. Pelanggaran
Annas disangkakan sebagai pihak penerima uang. Ia disangka melanggar Pasal
12 a atau Pasal 12 b atau Pasal 11 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi. KPK juga menetapkan Gulat Medali Emas Manurung yang disebut
sebagai seorang pengusaha sawit sebagai tersangka pemberi uang kepada Annas.
Gulat disangkakan sebagai pihak pemberi uang suap dengan sangkaan melanggar
Pasal 5 ayat 1 a atau b atau Pasal 13 Undangundang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi.
C. Sikap Mahasiswa
Kita sebagai mahasiswa kita harus bersikap kritis terhadap hal-hal yang tidak
sesuai dengan konstitusi yang berlaku di Negara Indonesia. Korupsi merupakan
hal yang sangat sering terjadi di Negara kita, yaitu indeonesia. Padahal korupsi
merupakan pelanggaran konstitusi yang sangat berat karena secara tidak langsung
menghianati kepercayaan yang telah rakyat berikan kepada pejabat-pejabat
pemerintah. Apabila dibiarkan maka tindakan korupsi tersebut akan terus berlanjut
sampai skala yang besar. Maka dari itu, kasus ini harus ditindak lanjuti secara
tegas oleh aparat kepolisian dan KPK sehingga pejabat tersebut tidak akan
mengulangi perbuatan yang salah tersebut.