Anda di halaman 1dari 4

Nama: Honesty salma junisa

Kelas: 1B
Nim: P05150220056

RESUME PBAK
➢ Pertanyaan untuk kelompok 2A:
1) Pertanyaan dari puja wita
apakah korupsi selalu terkait uang? Bagaimana dengan korupsi waktu,penggunaan fasilitas
untuk kepentingan pribadi,dll?
Jawab:
korupsi tidak selalu terkait dengan uang. Korupsi berupa pemberian suap dan gratifikasi juga
dapat terjadi dalam bentuk pemberian barang seperti: mobil,perangkat elektronik.(pasal 5
(1) huruf a dan 13 UU tindak pidana korupsi)
bahkan,berjanji memberikan sesuatu pun termasuk korupsi(pasal 5(1) huruf a UU tindak
pidana korupsi)
selain itu, penggunaan fasilitas dan jabatannya untuk kepentingan pribadi juga termasuk
korupsi.

2) Pertanyaan dari zeliyati


Apakah benar perilaku anak menyontek,membolos sekolah merupakan bibit prilaku
korupsi?bagaimana penjelasannya?apa yang dikorupsi?
Jawab:
Benar,perilaku menyontek dan membolos itu bibit korupsi,karena keduanya adalah prilaku
tidak jujur dan curang. Perilaku tidak jujur dan curang merupakan ciri-ciri dari korupsi.
Mencontek sama dengan mengorupsi ilmu,sedangkan membolos mengorupsi waktu
pembelajaran dan kepercayaan orang tua.

3) Pertanyaan dari honesty salma junisa


Dasar hukum yang dapat menjerat seorang pimpinan pada suatu instansi yang melakukan
“pembiaran” terhadap bawahannya yang melakukan korupsi,tanpa usaha untuk melakukan
pencegahan dan memberikan sanksi terhadap bawahannya sehingga mengakibatkan
kerugian negara yang semakin besar:
Jawab:
Pada prinsipnya, seorang penyelenggara negara harus menjalankan tugasnya sesuai dengan
Asas Umum Pemerintahan Negara yang Baik (“AUPB”). AUPB ini dapat kita temui
pengaturannya dalam UU No. 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih
dan Bebas dari Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (“UU 28/1999”). Asas Umum Pemerintahan
Negara Yang Baik adalah asas yang menjunjung tinggi norma kesusilaan, kepatutan, dan
norma hukum, untuk mewujudkan Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari
korupsi, kolusi dan nepotisme (lihat Pasal 1 ayat [6] UU 28/1999).
Ketika seorang penyelenggara negara (dalam hal ini pimpinan instansi pemerintah)
membiarkan terjadinya korupsi di instansi yang dipimpinnya, maka dia telah
mengesampingkan penyelenggaraan negara yang bersih yaitu penyelenggara negara yang
menaati asas-asas umum penyelenggaraan negara dan bebas dari praktek korupsi, kolusi
dan nepotisme, serta perbuatan tercela lainnya (lihat Pasal 1 ayat [2] UU 28/1999).
Lebih jauh, penyelenggara negara tersebut dapat dianggap telah menyalahgunakan
kekuasaan dengan membiarkan dilakukannya korupsi pada instansi yang dipimpinnya dan
dapat dijerat dengan Pasal 3 jo Pasal 23 UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Perubahan Atas UU No. 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (“UU
Tipikor”).

➢ Pertanyaan untuk kelompok 5A:

1) Pertanyaan dari Priska trexi deva


apakah terdapat sanksi jika tidak melaporkan gratifikasi
jawabannya : iya, pidana bagi pegawai negeri atau penyelenggara negara sebagaimana
dimaksud dalam pasal 12b ayat 1 pidana penjara seumur hidup dan pidana paling singkat
4thn serta denda pling sedikit 2rts juta dan pling bnyk 1miliar

2) pertanyaan dari mitha selpana


seperti apa contoh pemerasan yang sering terjadi dikehidupan bermasyarakat?
jawabannya adalah pungli, merebut harta orang lain yang bukan hak kita serta meminta
sesuatu dengan cara memaksa.

➢ pertayaan untuk kelompok 2 B :


1) pertanyaan dari Wulan Irtiyana z
Faktor pendorong keberhasilan antikorupsi salah satunya adalah partai politik. Tolong
jelaskan peranan partai politik tersebut sehingga bisa dikatakan sebagai Faktor
pendorong keberhasilan pemberantasan korupsi
Jawaban :
Peran dan fungsi dari partai politik setidaknya mencakup untuk tetap memungkinkan
dalam melakukan pemberantasan korupsi. Salah satunya dengan melakukan kampanye
antikorupsi yang memiliki unsur pendidikan politik bagi masyarakat. Sedangkan
pendidikan yang dikembangkan adalah melakukan kontrol terhadap kondisi internal
partai politik itu sendiri. Yaitu dengan melakukan kontrol terhadap para kadernya dalam
memantau aktifitas politiknya. Permasalahannya kemudian dalam pengontrolan
tersebut siapa aktornya karena jika mengandalkan ketua umum parpol maka ia sendiri
termasuk kader parpol tersebut. Maka dari pada itu, secara substansi dalam
pemberantasan korupsi memerlukan pemantau.

Artinya, disini perangkat yang ada merupakan alat untuk menjalankan fungsi pemantau.
Jika itu berlaku dalam tubuh parpol sendiri maka yang berhak melakukan disana adalah
kadernya sendiri. Bagaimana kader mengamati sepak terjang partainya dan temannya
sendiri sehingga ada check and balance. Sedangkan partai merupakan alat oposisi yang
melihat perilaku elit politik parpol yang mana hal itu dilakukan oleh institusi diluar
parpol. Sehingga keterkaitan antara keduanya menjalankan fungsi secara seimbang,
parpol melakukan aktifitas kontrol terhadap kader sedangkan elemen masyarakat dan
masyarakat itu sendiri memberikan pressure terhadap parpol.

2) Pertanyaan dari erin rahmadania


Sebutkan syarat-syarat yang dapat memberantas korupsi di Indonesia?
Jawab:
ada 5 syarat-syarat untuk dapat memberantas korupsi di indonesia yaitu:
Komitmen, peraturan perundangan, sistem dan sarana, organisasi anti korupsi, dan
mekanisme.

➢ Pertanyaan untuk kelompok 7B:


1) Pertanyaan dari Winda Angelina
kenapa korupsi bisa membuat investasi terhambat?
Jawab:
Karena korupsi membuat investor baik dalam dan luar negri ragu-ragu untuk
menanamkan modalnya di Indonesia.sebab investasi yang terjadi di sebuah negar
dengan tingkat korupsi tinggi memiliki risiko tinggi untuk gagal.alih-alih memberikan
keuntungan, suntikan modal dari investor justru habis digerogoti koruptor.

2) Pertanyaan dari azziyadatul fadila l.


apa saja dampak sosial korupsi
jawab:
dampak untuk sisi Sosial bahwa korupsi merupakan penyebab kemiskinan, tercermin
dari Mahalnya harga jasa dan pelayanan publik, Pengentasan kemiskinan semakin
lambat, terbatasnya akses masyarakat miskin, meningkatnya angka kriminalitas, dan
yang terakhir yaitu terlihat dari solidaritas sosial yang semakin langka.

3) Pertanyaan dari elza asriani


bagaimana lemahnya penegak hukum bisa menjadi dampak dari korupsi?
Jawab:
Korupsi adalah perilaku moral dan kecendrungan semakin berkembang dengan
penyebab multifactor,lemahnya penegak hukum mendorong masyarakat lebih berani
melakukan Tindakan korupsi, sebab hukuman yang diperoleh lebih ringan dibandingkan
nilai korupsi.

➢ Pertanyaan untuk kelompok 6B:


1) Pertanyaan dari Syafira Nurul Ma’aarij
Siapa yang menanggung kerugian negara akibat tindak pidana korupsi ?
Jawaban :
Berdasarkan Pasal 18 ayat (1) huruf a UU Pemberantasan Tipikor dapat ketahui bahwa
kerugian negara itu ditanggung sendiri oleh terpidana korupsi yang telah terbukti
melakukan tindak pidana korupsi melalui sanksi pidana yang dijatuhkan kepadanya.
Hakimlah yang menentukan berapa jumlah uang pengganti yang harus terpidana korupsi
bayar dan hukuman lainnya untuk mengembalikan kekayaan negara yang dirugikan
akibat tindak pidana korupsi melalui putusannya. Sejalan dengan pengaturan dalam UU
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Purwaning M. Yanuar dalam bukunya berjudul
Pengembalian Aset Hasil Korupsi (hal. 150).

➢ Pertanyaan untuk kelompok 5B:


1) Pertanyaan dari azziyadatul fadila L
sebutkan salah satu contoh keberhasilan dari partisipasi rakyat dalam pemberantasan
korupsi?
Jawaban:
Salah satu keberhasilan dari partisipasi rakyat dalam pemberantasan korupsi dibuktikan
dalam Kasus Dugaan Suap Kesatuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak
dan Gas Bumi (SKK Migas) pada tahun 2013.
kasus tersebut dapat diungkap berdasarkan informasi yang akurat dari masyarakat. KPK
sendiri merasa sangat terbantu dengan adanya informasi yang diberikan oleh
masyarakat karena KPK sendiri tidak memiliki wakil-wakil di daerah sehingga cukup sulit
untuk mengungkap kasus korupsi yang terjadi di daerah. Oleh karena itu peranan
masyarakat sangat berguna untuk mengungkap korupsi terutama korupsi yang terjadi di
daerah-daerah.

Anda mungkin juga menyukai