Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA KELAS C

Dosen Pengajar : Prof. Dr. Marthen Arie, S.H.,M.H.

(Penyalahgunaan wewenang yang berindikasi Tindak Pidana Korupsi)

OLEH:

JESKY

B011211044

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Kejahatan yang sering terjadi beberapa tahun ini dan sangat berpengaruh besar bagi
negara yaitu kejahatan korupsi yang berupa penyalahgunaan wewenang. Korupsi merupakan
kejahatan luar biasa karena merampas hak rakyat yang banyak menimbulkan kerugian
negara. Bahkan sekarang telah sering terjadi korupsi yang dilakukan oleh oknum yang
memiliki kewenangan dengan mengambil hak orang lain.

Korupsi yang berupa penyalahgunaan wewenang sering kali kita temukan baik itu
secara langsung maupun melalui media berita di televisi, permasalahan ini sudah membudaya
di Indonesia yang sulit untuk di berantas karena adanya oknum pejabat yang cacat moral.
Sirklus kuasa juga menentukan angka penyalahgunaan wewenang yang tinggi karena mereka
sadar bahwa ketika mereka korupsi tidak ada yang bisa melacak mereka karena mereka yang
memiliki kuasa tetapi pada kenyataannya itu sudah banyak oknum pejabat yang tertangkap
oleh komisi pemberantasan korupsi.

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

a. Pengertian dan keterkaitan penyalahgunaan wewenang dan korupsi


b. Faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang
c. Contoh kasus korupsi penyalahgunaan wewenang

C. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:


a. Mengetahui pengertian dan keterkaitan penyalahgunaan wewenang dan korupsi
b. Mengetahui faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang
Dapat menganlisis kasus tentang penyalahgunaan wewenang

\
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan keterkaitan antara penyalahgunaan wewenang dan korupsi

Wewenang ini berbeda dengan dengan kewenangan dimana kewenangan adalah suatu
yang diberikan oleh undang undang. Setelah menyinggung mengenai wewenang dan
kewenangan selanjutnya kita mendefinnisikan maksud dari penyalahgunaan wewenang.
Dalam hal ini penyalahgunaan wewenang terdapat dalam pasal 3 Pasal 3 Undang-Undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2001 yang menyebutkan bahwa pasal 3 Pasal 3 menyebutkan setiap orang
yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi,
menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan
atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara
dipidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan paling lama 20 tahun
dan atau denda paling sedikit 50 juta rupiah dan maksimal 1 miliar. Dapat kita lihat
keterkaitan penyalahgunaan wewenang dengan korupsi bahwa ketika oknum yang memiliki
kewenaanagan menyalahgunakan kewenangannya itu termasuk korupsi yang bertentangan
dengan pasal 3 UU Tipikor.

B. Faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang

Wewenang yang diberikan sebagai sarana untuk melaksanakan tugas, dipandang


sebagai kekuasaan pribadi. Karena itu dapat dipakai untuk kepentingan pribadi. Adakalanya
tindakan  penyalahgunaan wewenang jabatan tersebut disebabkan karena kebijakan publik
yang hanya dipandang sebagai kesalahan prosedur dan administratif, akan tetapi apabila
dilakukan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau korporasi yang
berakibat pada kerugian perekonomian dan keuangan negara, maka sesungguhnya itu adalah
tindak pidana. Kemudian yang menjadi penyeban sehingga terjadinya penyalahgunaan
wewenang adalah adanya faktor internal dari suatu oknum pejabat seperti keserakahan
diamana mereka itu gila akan uang. Dan juga yang menjadi penyebab yaitu jiwa moralitas
dalam diri seseorang itu tidak ada sehingga mereka menganggap bahwa penyalahgunaan
wewenang ini merupakan perkara yang lumrah, dan sebelumnya juga sudah dikatakan bahwa
yang menjadi faktor penyebab dari penyalahgunaan wewenang adalah adanya sirklus kuasa
yang diberikan kepada pejabat negara.
Setelah menjelaskan mengenai penyebab dari penyalahgunaan wewenang selanjutnya
mengenai dampak dari penyalahgunaan wewenang adalah ketika kita merujuk pada pasal 3
UU Tipikor yang menjadi dampak dari penyalahgunaan wewenang adalah adanya kerugian
keuangan negara. Kerugian keuangan negara ini dapat berdampak kepada masyarakat luas
seperti pembangunan akan mengalami stagnansi dan mengingat juga bahwa korupsi dalam
hal penyalahgunaan wewenang merupakan ekstra ordinary crime atau kejahatan luar biasa.

C. Contoh kasus korupsi penyalahgunaan Wewenang ( Korupsi Dana Bantuan


Operasional Sekolah )

Dalam hal ini kami menganalisis kasus korupsi yang berupa penggelapan pada
putusan Nomor 42/Pid./TPK/2013/PN.TK yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah yang
terjadi di Lampung Tengah dalam hal ini Eni Lina Kusmiati yang merupakan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sido Mukti. Eni dalam hal ini menggelapkan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merugikan keuangan negara mencapai 16.620.000
(enam belas juta enam ratus dua puluh rupiah).

Sederhana kronologinya itu pada 06 februari 2011 eni dan poiman selaku bendahara
komite pergi mencairkan dana BOS tersebut sebesar 18.705.000 setelah dana BOS dicairkan
lalu Eni membawa dana BOS tersebut sendiri, dia tidak memberikan kepada Poniman selaku
Bendahara dana BOS sekolahnya dengan alasan Eni takut apabila uang itu diambil orang lain
karena sudah malam hari. Dan pada saat itu dia sedang sakit, selanjutnya Eni tidak
menggunakan dana tersebut sepenuhnya untuk keperluan sekolah melainkan untuk
kepentingan pribadi, Eni malah menggunakan dana tersebut untuk biaya Rumah Sakit pada
saat dia dirawat di Rumah Sakit selama 15 hari, Eni menelepon bendahara bahwa ia sedang
sakit dan menggunakan dana BOS untuk berobat. Pada saat Eni keluar dari Rumah Sakit, Eni
langsung ke Sekolah dengan maksud untuk memberikan gaji honor para guru namun pada
saat itu guru honorer tersebut menolak. Dari penolakan tersebut Eni melapor ke dinas dan
diperintahkan untuk tetap berusaha memberikan gaji guru honor tersebut sebanyak 3 kali
namun tetap ditolak.

Dalam kasus tersebut Eni secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan dimana semua unsur-unsur dalam pasal 3 telah terpenuhi.
Unsur setiap orang dalam hal ini adalah Eni selaku kepala sekolah dan dalam hal ini tidak ada
eror in personal bahwa eni memang benar benar pelaku tindak pidana korupsi dalam kasus
ini, unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dalam hal ini Eni menguntungkan diri
sendiri karena dia menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadinya, kemudian
unsur menyalahgunakan kewenangan dalam hal ini Eni menyalahgunakan kewenangannya
yang bertentangan dengan tugas pokok selaku kepala sekolah, dan unsur yang terakhir adalah
merugikam keuangan negara dalam hal Eni merugikan keuangan negara karena sumber dana
BOS tersebut adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Penyalahgunaan wewenang seering terjadi dalam lingkungan masyarakat,


penyalahgunaan ini sudah menjadi budaya dan sulit untuk dihilangkan karena adanya siklus
kuasa yang dimiliki oleh pejabat yang berwenang, oknum pejabat yang menyalahgunakan
kewenangannya untuk kepentingan pribadinya yang menyebabkan kerugian keuangan negara
yang berdampak bagi masyarakat luas.

B. Saran

Seharusnya seorang yang diberikan kewenangan oleh undang-undang itu bisa


mempertanggung jawabkan apa yang telah diberikan bukan malah menyalahgunakan
kewenangan itu karena ketika seseorang menyalahgunakan kewenangannya itu bisa
berdampak pada kerugian keuangan negara

DAFTAR PUSTAKA

Hakim, Lukman. "Kewenangan organ negara dalam penyelenggaraan pemerintahan." Jurnal


Konstitusi 4.1 (2011).

Manao, Disiplin F. "Penyelesaian Penyalahgunaan Wewenang Oleh Aparatur Pemerintah


Dari Segi Hukum Administrasi Dihubungkan Dengan Tindak Pidana Korupsi." Jurnal
Wawasan Yuridika 2.1 (2018): 1-23.

Direktori putusan Mahkamh Agung nomor putusan Nomor 42/Pid./TPK/2013/PN.TK.

Anda mungkin juga menyukai