Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : Irwan Budyarsana


…………………………………….............

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 041950471


………………………………………..........

Kode/NamaMataKuliah : HKUM4209/Ilmu Negara


………………………………………………

Kode/NamaUPBJJ : UPBJJ : 86 / Ambon


………………………………………………

MasaUjian : 2020/21.1 (2020.2)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN UNIVERSITAS TERBUKA
KPK Harus Mampu Jaga Pemerintahan yang Sah
mediaindonesia.com

Anggota Komisi III DPR RI Arteria Dahlan menjelaskan, di masa pandemi Covid-19 saat ini semua
pihak dipaksa mengalah dan menutup mata dengan alasan ada keadaan kedaruratan kesehatan. Oleh
sebab itu, ia mendesak Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mencermati lebih
serius terkait 'korupsi kebijakan', mulai dari bagaimana prosedur, mekanisme, tata cara, due process
of law suatu kebijakan diambil. Menurut Arteria, saat ini semua pihak berharap besar pada KPK dan
sekaligus, momentum terbaik KPK di dalam mengimplementasikan konsep pencegahan korupsi,
khususnya dalam upaya besar bangsa di dalam menghadapi bencana non-alam yang luar biasa.
Maka dari itu Arteria mendesak KPK, dengan fungsi yang dimilikinya, agar mampu menjaga
pemerintahan yang sah dalam hal politik anggaran di masa darurat pandemi Covid-19. "KPK harus
mampu menjaga pemerintahan yang sah di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Jangan sampai
beliau tersandera, jangan sampai ada design besar untuk mengkooptasi kekuasaan pemerintah yang
berkuasa," tandas Arteria saat Rapat Kerja Komisi III dengan dengan Pimpinan KPK, di Ruang
Rapat Komisi III DPR RI, Gedung Nusantara II, Senayan, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Ia
memberikan catatan penting, bagaimana kewenangan lembaga-lembaga negara, termasuk Lembaga
Kepresidenan pun harus dijaga, Presiden harus tetap diposisikan sebagai Kepala Negara pemegang
kekuasaan tertinggi berdasarkan Undang-Undang. DPR RI harus diposisikan representasi daulat
rakyat dalam konteks keuangan negara dan politik anggaran.
Sumber:https://mediaindonesia.com/read/detail/308892-kpk-harus-mampu-jaga-pemerintahan-yang-
sah

1 Dari kasus di atas, analisis mengenai keberadaan KPK di Indonesia apakah memenuhi kriteria
legitimasi suatu wewenang atau kekuasaan adalah sebagai berikut:
Dalam konteks ilmu negara kewenangan adalah kekuasaan yang dilembagakan, KPK merupakan
salah satu lembaga negara. Salah satu karakteristik kewenangan adalah adanya legitimasi yang
artinya kewenangan adalah kekuasaan yang terlegitimasi. Pada kasus diatas KPK merupakan
lembaga yang dibentuk sebagai salah satu bagian dari agenda pemberantasan korupsi yang
merupakan salah satu agenda terpenting dalam pembenahan tata pemerintahan di Indonesia dengan
fungsi yaitu koordinasi, supervisi, monitoring, penindakan dan pencegahan tindak korupsi.
Berdasarkan hierarki perundang-undangan, maka landasan yuridis pembentukan dan pemberian
wewenang ditetapkan berdasarkan Undang-undang sehingga komisi ini pun sah didirikan dan
memiliki legitimasi untuk menjalankan tugasnya.
Dasar hukum adanya KPK adalah Pasal 30 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.

2 Berdasarkan kasus di atas, perbandingan sumber kekuasaan dilihat dari teori hukum alam menurut
Thomas Hobbes dan Rousseau adalah:

Perbandingan mendasar dari teori kontrak sosial antara Thomas Hobbes dan Rousseau adalah soal
persoaalan kekuasaan dan jenis perjanjian yang digunakan. Dalam teori kontrak sosial Thomas Hobbes
penyerahan kekuasaan kepada raja bersifat langsung, yakni melalui perjanjian masyarakat. Orang-orang
yang melakukan perjanjian itu langsung menyerahkan atau melepaskan hak nya atau kemerdekaannya
kepada raja. Dilihat dari konstruksi perjanjiaannya kontrak sosial ini menggunakan perjanjian
pemerintah. Akan tetapi perjanjian saja belum cukup, karena itu orang atau badan yang diserahkan hak
untuk menjalankan pemerintahan itu, yaitu raja harus diberi kekuasaan mutlak. Sementara teori kontrak
sosial menurut Rousseau adalah penyerahan kekuasaan kepada raja sifatnya berjenjang, dimulai dari
masing-masing orang kepada masyarakat dan dari masyarakat kepada raja. Dilihat dari kontruksinya,
kontrak sosial Rousseau menggunakan perjanjian yang sebenarnya.

Seperti pada kasus diatas, lebih mengarah pada teori hukum alam Rousseau dimana Presiden harus tetap
diposisikan sebagai Kepala Negara pemegang kekuasaan tertinggi berdasarkan Undang-Undang.
Namun terdapat kewenangan lembaga-lembaga negara, termasuk Lembaga Kepresidenan serta DPR
RI diposisikan sebagai representasi daulat rakyat dalam konteks keuangan negara dan politik
anggaran.

3 Aspek negatif dan positif dalam konsep kekuasaan membangun negara:

Aspek negatif:
- Dalam suatu kekuasaan biasanya terdapat suatu hubungan dalam arti bahwa ada pihak yang
memerintah dan diperintah, satu pihak yang memberi perintah dan satu pihak yang menerima
perintah.
- Dalam kekuasaan tidak ada persamaan martabat, hubungan yang tidak setara serta hal yang satu
lebih tinggi dari yang lain.
- Didalam kekuasaan terdapat unsur paksaan.
- Kekuasaan dapat berada di tangan orang-orang yang telah lupa akan keluhuran budi pekerti yang
menjadi dasar dari kekuasaan itu.

Aspek positif:
- Kelanjutan eksistensi manusia di dunia ini tergantung pada kekuasaan kerena kekuasaan itulah
yang merupakan katalisator bagi manusia untuk bekerja sama dan tolong menolong dalam
memenuhi kebutuhan hidup, serta menghalangi orang-orang dari mengikuti kemauan hatinya
yang bersifat destruktif.
- Kekuasaan dapat menentukan nasib manusia.

Anda mungkin juga menyukai