Anda di halaman 1dari 3

NAMA : MOHAMMAD DIEMAS SHANJAYA

NIM : 202210110311381
KELAS : G

UAS PENGANTAR HUKUM INDONESIA


FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

1. perjalanan sejarah hukum indonesia mengalami pasang surut dikarenakan


perubahan konstitusi dan bentuk negara
Jawaban : Konstitusi negara pada hakekatnya merupakan hukum dasar tertinggi yang
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan negara, sehingga konstitusi
pada hakekatnya harus lebih mantap dibandingkan dengan produk hukum lainnya.
Terkadang orang ingin mengubah sesuatu. konstitusi adalah sesuatu yang tidak dapat
diabaikan. Hal ini terjadi ketika mekanisme penyelenggaraan negara berjalan tuntutan
konstitusi sekarang tidak terasa lagi sesuai dengan keinginan orang. Salah satu
keberhasilan yang dicapai olen bangsa Indonesia pada masa reformasi adalah
reformasi konstitusional (constitutional reform). Reformasi konstitusi dipandang
merupakan kebutuhan dan agenda yang harus dilakukan karena UUD 1945 sebelum
perubahan dinilai tidak cukup untuk mengatur dan mengarahkan penyelenggaraan
negara sesuai harapan rakyat, terbentukya good governance, serta mendukung
penegakan demokrasi dan hak asasi manusia.
Konstitusi sebagai piranti kehidupan negara yang demokratis, karena Kaidah dasar
konstitusi merupakan amanat yang mengatur kehidupan bernegara dan berbangsa,
sehingga konstitusi harus disusun berdasarkan kesepakatan bersama antara
negara dan warga negara. Konstitusi merupakan bagian dari dan membentuk
kehidupan demokrasi seluruh warga negara. Jika suatu negara memilih demokrasi,
maka konstitusi yang demokratis merupakan aturan yang dapat menjamin
terwujudnya demokrasi di negara tersebut. Setiap konstitusi demokrasi harus
memuat prinsip-prinsip dasar demokrasi.
Sumber :
2. Bahwa mk termasuk lembaga penegak hukum yang memiliki hak menguji materil
terhadap perundang-undangan, khususnya uud terhadap uu dan perppu
Jawaban :
pernyataan tersebut salah, karena Mahkamah Konstitusi memiliki empat kekuasaan
dan satu tugas dalam UUD 1945. Mahkamah Konstitusi berwenang memutus pada
tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat definitif:
1. menyelidiki hukum inkonstitusional
2. Menyelesaikan sengketa kewenangan lembaga negara yang kewenangannya
diatur dalam Undang-Undang Dasar
3. Memutus pembubaran partai politik
4. Penyelesaian sengketa hasil pemilu.
Namun sejak 2009 ada permohonan pengujian Perpu ke MK. Mahkamah dalam
pertimbangan hukum menjelaskan Perpu dapat menimbulkan ketentuan yang
mengikatnya sama dengan undang-undang. Oleh karena itu, norma yang terdapat
dalam Perpu tersebut dapat dilakukan uji materil
Sumber : https://www.mkri.id/index.php?page=web.ProfilMK&id=1&menu=2
3. Bahwa kedudukan presiden, DPR dan MPR adalah sejajar dalam hal
menjalankan wewenang di bidang yudikatif
Jawaban :
pernyataan tersebut salah, karena MPR dan DPR adalah lembaga Legislatif negara.
MPR merupakan lembaga pelaksana kedaulatan rakyat oleh karena anggota Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR) adalah para wakil rakyat yang berasal dari pemilihan
umum. MPR bukan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat sebagaimana tertuang
dalam Pasal 1 Ayat (2) UUD 1945 ,perubahan ketiga bahwa kedaulatan berada di
tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar. MPR mempunyai
tugas dan wewenang, yaitu :
1. Mengubah dan menetapkan UUD
2. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil pemilihan umum
dalam sidang paripurna MPR
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah Konstitusi untuk
memberhentikan presiden dan/atau wakil presiden dalam masa jabatannya
setelah presiden dan atau wakil presiden diberi kesempatan untuk
menyampaikan penjelasan di dalam sidang paripuma MPR
4. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden mangkat, berhenti,
diberhentikan, atau tidak dapat melaksanakan kewajibannya dalam masa
jabatannya
5. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan presiden apabila terjadi
kekosongan jabatan wakil presiden dalam masa jabatannya selambat-
lambatnya dalam waktu enam puluh hari
6. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya berhenti secara
bersamaan dalam masa jabatannya
Sumber : https://www.mpr.go.id/tentang-mpr/Kedudukan,-Tugas,-dan-Wewenang

4. Bahwa Azas legalitas berlaku untuk semua norma yang hidup dan berlaku di
masyarakat
Jawaban :
Pernyataan tersebut benar,karena tujuan asas legalitas adalah untuk menjamin
kepastian hukum dalam hukum pidana. Asas legalitas bertujuan untuk menjamin
kepastian hukum atas segala perbuatan yang dilarang oleh hukum tertulis. Hal ini
untuk melindungi masyarakat terhadap kesewenang-wenangan penguasa ketika
menghukum seseorang. Selain itu asas legalitas juga bertujuan untuk memberikan
informasi kepada masyarakat tentang tindakan apa saja yang tidak boleh dilakukan.
Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu takut akan hukuman atas perbuatannya.
Asas legalitas merupakan landasan kebebasan individu karena memberikan
batasan yang tegas dan jelas terhadap kegiatan yang dilarang. Prinsip ini juga
melindungi dari penyalahgunaan kekuasaan kehakiman dan menjamin keamanan
mereka yang mengizinkan dan melarang informasi. Setiap orang harus
diperingatkan sebelumnya tentang tindakan dan sanksi ilegal. 2] Berdasarkan asas
itu, maka hakim tidak dapat menganggap suatu perbuatan melawan hukum, kecuali
hal itu dinyatakan dengan jelas dalam hukum pidana dan perbuatan itu tidak
dilakukan.
Sumber : https://id.m.wikipedia.org/wiki/Asas_legalitas

5. Sistim peradilan pidana meliputi wewenang polri, kejaksaan dan peradilan, tidak
termasuk KY, Mk dan KPK
Jawaban : Pernyataan tersebut benar,karena Komponen sistem peradilan pidana
yang lazim diakui, baik dalam pengetahuan mengenai kebijakan pidana (criminal
policy) maupun dalam lingkup praktik penegakan hukum, terdiri atas unsur
kepolisian, kejaksaan, pengadilan dan lembaga pemasyarakatan Sistem peradilan
pidana memang menempatkan "pencegahan dan pemberantasan kejahatan"
sebagai tujuan utamanya. Pemberdayaan sistem peradilan pidana merupakan
bagian dari usaha rasional masyarakat dalam menanggapi kejahatan. Dalam hal ini
pemberdayaan (empowerment) sistem peradilan pidana merupakan bagian dari
kebijakan kriminal (criminal policy). Salah satu kebijakan negara yang ditetapkan
pada pembukaan UUD 1945 adalah gagasan perlindungan hukum. Termasuk
melindungi masyarakat dari kegiatan kriminal dan berbagai kegiatan lain yang
dapat mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat. Penegakan Kebijakan
Hukum. Oleh karena itu, dalam kaitan ini kekuasaan utama penegakan hukum
terkait dengan penyelenggaraan sistem peradilan pidana (criminal system).
Sumber :
https://www.researchgate.net/publication/346313415_KOMPONEN_SISTEM_PERADIL
AN_PIDANA_KEPOLISAN_SEBAGAI_SUB_SISTEM_PERADILAN_PIDANA_M_ARSTITHI
O_RARSYA_HAFIDZ_02011281722213/link/5fbe282da6fdcc6cc664d2b3/download

Anda mungkin juga menyukai