Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

KELAS C

PENYALAHGUNAAN WEWENANG YANG BERINDIKASI

TINDAK PIDANA KORUPSI

OLEH:

JESKY

B011211044

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2022

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan yang maha esa karena atas limpahan
rahmatnya saya selaku penulis makalah ini bisa menyusun makalah ini sampai selesai. Tidak
lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman saya yang membantu saya yang
berupa sumbangsi pikiran, tenaga maupun materi dalam tahap penyusunan makalah ini.

Saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan pengetahuan dan pengalaman
kepada pembaca.bahkan saya berharap lebih jauh pembaca dapat mempraktikkan esensi dari
makalah ini

Bagi saya sebagai penyusun makalah ini merasa banyak kekurangan dalam penulisan
karena keterbatasam ilmu yang saya miliki, maka dari itu saya mengharapkan kritikan dan
saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini

Makassar 5 Desember 2022

Jesky

2
DAFTAR ISI

3
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Kejahatan yang sering terjadi beberapa tahun ini dan sangat berpengaruh besar bagi
negara yaitu kejahatan korupsi yang berupa penyalahgunaan wewenang. Korupsi merupakan
kejahatan luar biasa karena merampas hak rakyat yang banyak menimbulkan kerugian
negara. Bahkan sekarang telah sering terjadi korupsi yang dilakukan oleh oknum yang
memiliki kewenangan dengan mengambil hak orang miskin. Kasus korupsi di Indonesia saat
ini sungguh sangat mencekam yang berdampak besar kepada masyarakat luas, dalam hal ini
yang secara melawan hukum dan menguntungkan diri sendiri sehingga menyebabkan
kerugian keuangan negara. Patutnya ini yang perlu kita bedah sebenarnya karena ketika kita
biarkan mereka semakin mencekam maka masa depan negeri ini tidak akan sampai pada
suatu kemajuan.

Korupsi yang berupa penyalahgunaan wewenang sering kali kita temukan baik itu
secara langsung maupun melalui media berita di televisi, permasalahan ini sudah membudaya
di Indonesia yang sulit untuk di berantas karena adanya oknum pejabat yang cacat moral.
Sirklus kuasa juga menentukan angka penyalahgunaan wewenang yang tinggi karena mereka
sadar bahwa ketika mereka korupsi tidak ada yang bisa melacak mereka karena mereka yang
memiliki kuasa tetapi pada kenyataannya itu sudah banyak oknum pejabat yang tertangkap
oleh komisi pemberantasan korupsi.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:

a. Pengertian penyalahgunaan wewenang dalam korupsi


b. Faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang
c. Contoh kasus penyalahgunaan wewenang dalam korupsi

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah:
a. Mengetahui pengertian penyalahgunaan penyalahgunaan wewenang
b. Mengetahui faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang
c. Dapat menganlisis kasus tentang penyalahgunaan wewenang

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian penyalahgunaan wewenang dalam korupsi


Sebelum membahas definisi dari penyalahgunaan wewenang kita haru mengetahui
apa itu wewenang dalam hal ini wewenang adalah hak dan kekuasaan pemegang jabatan
untuk memilih, mengambil sikap, atau tindakan tertentu dalam melaksanakan tugas, dan
mempunyai peranan sebagai penyeimbang terhadap tanggung jawab, guna mendukung
berhasilnya pelaksanaan tugas. Wewenang ini berbeda dengan dengan kewenangan dimana
kewenangan adalah suatu yang diberikan oleh undang undang. Setelah menyinggung
mengenai wewenang dan kewenangan selanjutnya kita mendefinnisikan maksud dari
penyalahgunaan wewenang. Dalam hal ini penyalahgunaan wewenang terdapat dalam pasal 3
Pasal 3 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi Jo. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 yang menyebutkan bahwa pasal 3 Pasal
3 menyebutkan setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan atau sarana yang ada
padanya karena jabatan atau karena kedudukan yang dapat merugikan keuangan negara atau
perekonomian negara dipidana seumur hidup, atau pidana penjara paling singkat 1 tahun dan
paling lama 20 tahun dan atau denda paling sedikit 50 juta rupiah dan maksimal 1 miliar.

B. Faktor penyebab dan dampak penyalahgunaan wewenang


Tindakan penyalahgunaan yang dilakukan oleh pejabat tertentu yang hanya untuk
kepentingan pribadinya yang dapat merugikan keuangan negara dianggap sebagai tindakan
korupsi. Wewenang yang diberikan sebagai sarana untuk melaksanakan tugas, dipandang
sebagai kekuasaan pribadi. Karena itu dapat dipakai untuk kepentingan pribadi. Akibatnya,
pejabat yang menduduki posisi penting dalam sebuah lembaga negara merasa mempunyai
hak untuk menggunakan wewenang yang diperuntukkan baginya secara bebas. Makin ting gi
jabatannya, makin besar kewenangannya.

Adakalanya tindakan  penyalahgunaan wewenang jabatan tersebut disebabkan karena


kebijakan publik yang hanya dipandang sebagai kesalahan prosedur dan administratif, akan
tetapi apabila dilakukan dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau

5
korporasi yang berakibat pada kerugian perekonomian dan keuangan negara, maka
sesungguhnya itu adalah tindak pidana. Kemudian yang menjadi penyeban sehingga
terjadinya penyalahgunaan wewenang adalah adanya faktor internal dari suatu oknum pejabat
seperti keserakahan diamana mereka itu gila akan uang. Dan juga yang menjadi penyebab
yaitu jiwa moralitas dalam diri seseorang itu tidak ada sehingga mereka menganggap bahwa
penyalahgunaan wewenang ini merupakan perkara yang lumrah, dan sebelumnya juga sudah
dikatakan bahwa yang menjadi faktor penyebab dari penyalahgunaan wewenang adalah
adanya sirklus kuasa yang diberikan kepada pejabat negara.

Setelah menjelaskan mengenai penyebab dari penyalahgunaan wewenang selanjutnya


mengenai dampak dari penyalahgunaan wewenang adalah ketika kita merujuk pada pasal 3
UU Tipikor yang menjadi dampak dari penyalahgunaan wewenang adalah adanya kerugian
keuangan negara. Kerugian keuangan negara ini dapat berdampak kepada masyarakat luas
seperti pembangunan akan mengalami stagnansi dan mengingat juga bahwa korupsi dalam
hal penyalahgunaan wewenang merupakan ekstra ordinary crime atau kejahatan luar biasa.

C. Contoh kasus penyalahgunaan Wewenang ( Korupsi Dana Bantuan


Operasional Sekolah )
Dalam hal ini kami menganalisis kasus korupsi yang berupa penggelapan pada
putusan Nomor 42/Pid./TPK/2013/PN.TK yang dilakukan oleh oknum kepala sekolah yang
terjadi di Lampung Tengah dalam hal ini Eni Lina Kusmiati yang merupakan Pegawai Negeri
Sipil (PNS) selaku Kepala Sekolah SDN 2 Sido Mukti. Eni dalam hal ini menggelapkan dana
Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang merugikan keuangan negara mencapai 16.620.000
(enam belas juta enam ratus dua puluh rupiah).

Sederhana kronologinya itu tanggal 15 Desember 2011 Eni menyampaikan lembar


kerja individu untuk memperoleh alokasi dana BOS pada triwulan pertama tahun anggaran
sebesar 18.705.000 setelah itu pihak sekolah diperintahkan untuk mencairkan dana BOS
tersebut dan pada tanggal 03 februari 2011 eni menandatangani perjanjian pemberitahuan
bantuan operasional sekolah, dan pada 06 februari 2011 eni dan poiman selaku bendahara
komite pergi mencairkan dana BOS tersebut sebesar 18.705.000 setelah dana BOS dicairkan
lalu Eni membawa dana BOS tersebut sendiri, dia tidak memberikan kepada Poniman selaku
Bendahara dana BOS sekolahnya dengan alasan Eni takut apabila uang itu diambil orang lain
karena sudah malam hari. Dan pada saat itu dia sedang sakit, selanjutnya Eni tidak
menggunakan dana tersebut sepenuhnya untuk keperluan sekolah melainkan untuk
kepentingan pribadi, Eni malah menggunakan dana tersebut untuk biaya Rumah Sakit pada

6
saat dia dirawat di Rumah Sakit selama 15 hari, Eni menelepon bendahara bahwa ia sedang
sakit dan menggunakan dana BOS untuk berobat. Pada saat Eni keluar dari Rumah Sakit, Eni
langsung ke Sekolah dengan maksud untuk memberikan gaji honor para guru namun pada
saat itu guru honorer tersebut menolak. Dari penolakan tersebut Eni melapor ke dinas dan
diperintahkan untuk tetap berusaha memberikan gaji guru honor tersebut sebanyak 3 kali
namun tetap ditolak.

Dalam kasus tersebut Eni secara sah dan meyakinkan melanggar pasal 3 Undang-
Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo. Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2001 dan dimana semua unsur-unsur dalam pasal 3 telah terpenuhi.
Unsur setiap orang dalam hal ini adalah Eni selaku kepala sekolah dan dalam hal ini tidak ada
eror in personal bahwa eni memang benar benar pelaku tindak pidana korupsi dalam kasus
ini, unsur dengan tujuan menguntungkan diri sendiri dalam hal ini Eni menguntungkan diri
sendiri karena dia menggunakan uang tersebut untuk kepentingan pribadinya, kemudian
unsur menyalahgunakan kewenangan dalam hal ini Eni menyalahgunakan kewenangannya
yang bertentangan dengan tugas pokok selaku kepala sekolah, dan unsur yang terakhir adalah
merugikam keuangan negara dalam hal Eni merugikan keuangan negara karena sumber dana
BOS tersebut adalah dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara(APBN).

7
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Penyalahgunaan wewenang seering terjadi dalam lingkungan masyarakat,
penyalahgunaan ini sudah menjadi budaya dan sulit untuk dihilangkan karena adanya siklus
kuasa yang dimiliki oleh pejabat yang berwenang, oknum pejabat yang menyalahgunakan
kewenangannya untuk kepentingan pribadinya yang menyebabkan kerugian keuangan negara
yang berdampak bagi masyarakat luas.

B. Saran
Seharusnya seorang yang diberikan kewenangan oleh undang-undang itu bisa
mempertanggung jawabkan apa yang telah diberikan bukan malah menyalahgunakan
kewenangan itu karena ketika seseorang menyalahgunakan kewenangannya itu bisa
berdampak pada kerugian keuangan negara

8
DAFTAR PUSTAKA
Hakim, Lukman. "Kewenangan organ negara dalam penyelenggaraan pemerintahan." Jurnal
Konstitusi 4.1 (2011).

Manao, Disiplin F. "Penyelesaian Penyalahgunaan Wewenang Oleh Aparatur Pemerintah


Dari Segi Hukum Administrasi Dihubungkan Dengan Tindak Pidana Korupsi." Jurnal
Wawasan Yuridika 2.1 (2018): 1-23.

Direktori putusan Mahkamh Agung nomor putusan Nomor 42/Pid./TPK/2013/PN.TK.

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Jo.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 31
Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi

Anda mungkin juga menyukai