Anda di halaman 1dari 5

TUGAS KELOMPOK ANALISIS KASUS

DISUSUN OLEH KELOMPOK II

1. ERICK WIJAYA, ST
2. drg. NINING SEPTINA RUZADI
3. drg. NURHASNI HUSAIN
4. SHELY INDRIANI SYAHNUR, SH
5. UZAID FAISAL, S.ST

TUTOR : Dr. WAHYU SUPRAPTI, M.M., M.Psi-T

4 Oknum ASN Jadi Tersangka Kasus Jual Beli Vaksin Covid-19 ilegal
PR BEKASI – Belakangan ini kasus jual beli vaksinasi Covid-19 secara ilegal yang melibatkan
Aparatur Sipil Negara (ASN) semakin marak di Indonesia. Berdasarkan informasi dari masyarakat terkait
maraknya kasus jual beli vaksin Covid-19, polisi akhirnya berhasil menangkap pelaku.
Pelaku yang berjumlah empat orang yang merupakan ASN itu ditangkap oleh Polda Sumatera
Utara pada Jumat, 21 Mei 2021. Atas kasus tersebut, Polda Sumatera Utara telah menetapkan empat
orang sebagai tersangka kasus dugaan suap jual beli vaksin secara ilegal.
Hal itu disampaikan langsung oleh Kapolda Sumatera Utara, Irjen Pol RZ Panca Putra
Simanjuntak dalam konferensi pers. "Empat orang tersebut ditangkap sebagai tersangka terkait kasus
dugaan tindak pidana korupsi suap menyuap dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi yang tidak sesuai
peruntukannya pada sejumlah kelompok masyarakat," ujar Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak, pada
Sabtu, 22 Mei 2021 sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari PMJ News.
Kapolda menjelaskan bahwa empat orang tersangka tersebut antara lain, IW sebagai dokter
atau ASN di Rutan Tanjung Gusta Medan. Kemudian, KS sebagai dokter atau ASN di Dinas Kesehatan
Sumatera Utara, SB sebagai staf di Dinas Kesehatan Sumatera Utara, serta SW sebagai agen properti
perumahan.
Dalam kasus ini, tim penyidik pun menemukan kegiatan vaksinasi di sebuah komplek perumahan
tepatnya di Kompleks Perumahan Jati Residence. Ia menjelaskan bahwa pemberian vaksin di tempat
tersebut dikoordinir oleh SW dengan dibantu IW, IH, dan KS. Masyarakat yang menerima vaksin pun
diminta biaya sekitar Rp250.000.
"Vaksin tersebut disalahgunakan, semuanya itu merupakan vaksin dari Lapas Tanjung Gusta
yang dikhususkan untuk tenaga lapas serta warga binaan. Namun, diperjualbelikan kepada pihak yang
tidak berhak," ujarnya. Dalam kasus ini, Polisi menemukan barang bukti yang disita antara lain 13 botol
vaksin Sinovac, 4 di antaranya sudah kosong.
Sementara ini, menurutnya sisanya diamankan untuk dapat dipergunakan kepada yang berhak.
Dalam hal ini, penyidik menjerat SW sebagai dalang utama dengan Pasal 5 ayat 1 huruf a dan b dan/atau
Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI
Nomor 31 tahun 1999
Sementara ini, menurutnya sisanya diamankan untuk dapat dipergunakan kepada yang berhak.
Dalam hal ini, penyidik menjerat SW sebagai dalang utama dengan Pasal 5 ayat 1 huruf a dan b dan/atau
Pasal 13 Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan tindak pidana korupsi
sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang perubahan atas UU RI
Nomor 31 tahun 1999
Dengan ancaman pidana penjara paling sedikit 4 tahun atau maksimal 20 tahun dan denda Rp1
miliar. “Untuk SH yang berperan memberikan vaksin dipersangkakan dalam Pasal 372 dan 374 KUHP
yang bila memungkinkan juga akan dijerat dengan Pasal tindak pidana korupsi,” ujarnya.

1. MASALAH POKOK
Perkara kasus jual beli Vaksin Covid-19 ilegal yang dilakukan di Sumatera Utara melibatkan 4 oknum
ASN yaitu IW sebagai dokter atau ASN di Rutan Tanjung Gusta Medan, KS sebagai dokter atau ASN di
Dinas Kesehatan Sumatera Utara, SB sebagai satf di Dinas Kesehatan dan SW sebagai agen property
perumahan. Dalam kasus ini melibatkan masyarakat umum, masyarakat yang ingin di Vaksin Covid-19
harus membayar sekitar Rp. 250.000,- agar dapat menjalankan proses vaksinisasi.
2. TEKNIK ANALISIS ISU
Teknik Analisis Isu yang digunakan adalah Fishbone Diagram yaitu terdapat pada table. 2.1
berikut ini :
Tabel 2.1
Sebab akibat isu dengan Fishbone Diagram
Penyebab Akibat

SURROUNDINGS SYSTEM

Kurangnya Masyarakat
informasi di malas mencari
Perumahan informasi

Vaksin sebagai Masih bergantung


sesuatu yg wajib kepada agen
Jual Beli
Vaksin Secara
WOQ yang Vaksin memiliki
Bruruk batas limit Ilegal

Kurangnya nilai
ANEKA dalam diri Kurangnya
ASN Kontrol

SKILL SUPLLIER

3. IMPELEMENTASI NILAI KASUS

- MANAJEMEN ASN

Oknum yang terlibat dalam jual beli Vaksin Covid-19 tidak menjankan peran ASN yang
memiliki fungsi sebagai pelaksana kebijakan public, pelayan publik serta perekat dan
pemersatu bangsa. Oknum tersebut juga telah melanggar kode etik dan perilaku ASN
yang seharusnya melaksanakan tugasnya dengan jujur dan melayani masyarakat dengan
professional malah memperjual belikan Vaksin Covid-19, sehingga membuat majemen
ASN Dinas Kesehatan di Sumatera Utara menjadi buruk dimata masyarakat.
- WHOLE OF GOVERNMENT
Sinergi kegiatan antara beberapa instansi sudah terjadi disini yaitu antara Dinas
Kesehatan, Lembaga Permasyarakatan (Lapas) dan Agen Perumahan, tetapi sinergi
untuk mencari keuntungan pribadi, kerjasama untuk menipu masyarakat atas nama
kesehatan. Ini adalah bad practice dari whole of government itu sendiri.

- PELAYAN PUBLIK

Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tetang pelayan Publik menyatakan bahwa


pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan
kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan
oleh penyelenggara pelayan publik. Oknum yang menjual belikan Vaksin Covid-19 telah
melanggar berbagai peraturan yang telah ditentukan pemerintah mengenai pelayanan
publik, yang seharusnya memberikan Vaksin Covid-19 secara gratis namun malah
menjual vaksin tersebut kepada masyarakat. Sehingga membuat masyarakat yang
terkena dampak tersebut tidak menerima pelayanan dari pemerintah dengan baik dan
benar.

4. REKOMENDASI AGAR IMPLEMENTASI NILAI MENJADI LEBIH BAIK


Praktik jual beli Vaksin Covid-19 adalah sebuah kecurangan yang bertentangan dengan
nilai nilai dasar ASN. Agar kejadian serupa tidak terulang kembali maka diperlukan
upaya upaya untuk meningkatkan nilai dan peran serta ASN.
Upaya-upaya itu berupa :
a. Manajemen ASN.
- Perlunya control secara berkala dari atasan kepada bawahan, untuk menutup
ruang terjadinya kecurangan.
- Membuat tool box meeting pagi terkait kegiatan harian. Jadi ada semacam
control kegiatan
- Membuat kajian agama setiap seminggu sekali untuk menguatkan nilai nilai
dasar dalam diri ASN.
b. Pelayanan Publik
- Meningkatkan peran serta Aparatur Negara mulai dari RT, RW sampai
Kecamatan dalam sosialisasi dan Penjadwalan Vaksin Gratis.
- Jadilah ASN yang aktif menjemput bola dalam pelayanan masyarakat, bukan
ASN yang hanya menjadi penjaga gawang.
- Berfikir kreatif dalam penerapan pelayanan public dimasyarakat.

c. Whole of Government
- Meningkatkan peran serta masing masing instansi dalam melakukan kerja sama
dengan cara saling bertukar data dan bertukar informasi.
- Rutin melakukan rapat koordinasi untuk menjaga kesinambungan kerjasama dan
menghindari praktik kecurangan oknum oknum dari salah satu pihak.

sumber berita :

- https://bekasi.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-121944262/4-oknum-asn-jadi-tersangka-kasus-
jual-beli-vaksin-covid-19-ilegal

- https://regional.kompas.com/read/2021/05/22/174848678/saat-dokter-asn-dan-agen-properti-
kongkalikong-jual-beli-vaksin-ilegal?page=all

- https://www.merdeka.com/peristiwa/sebulan-jual-beli-vaksin-covid-19-ilegal-asn-dinkes-
sumut-raup-omzet-rp200-juta.html

- https://nasional.kontan.co.id/news/kasus-jual-beli-vaksin-covid-19-libatkan-3-oknum-pns-
raup-rp-271-jutaan

Anda mungkin juga menyukai