Anda di halaman 1dari 54

Keamanan Vaksin

PCV dan Imunisasi


Ganda Komite Nasional PP-KIPI
DEFINISI KIPI

Ke ja d i a n Ikuta n Pa s c a
Im u n is a s i (KIPI) a d a l a h
s e m u a k e ja d i a n m e d i k y a n g
t e rja d i s e t e la h im u n is a s i ,
m e n ja d i p e rh a t ia n d a n
d i d u g a b e rh u b u n g a n
d e n g a n im u n is as i .
Dapat berupa gejala ,
tanda , hasil pemeriksaan
labora torium atau penyakit
Pemantauan KIPI yang efektif melibatkan:
Masyarakat atau petugas kesehatan di lapangan
Bertugas melaporkan kepada
petugas kesehatan Puskesmas
setempat bila ditemukan KIPI
Supervisor tingkat
Puskesmas dan Dinkes
Kab/Kota
BPOM Puskesmas
Petugas dan
kesehatan/Kepala
Bertanggung jawab Kabupaten/Kota bertugas
terhadap keamanan vaksin melengkapi laporan kronologis
(Farmakovigilans) KIPI;

Tim KIPI Kab/Kota (Pokja KIPI)


Bertugas menilai dan investigasi
Komda & Komnas PP- KIPI apakah memenuhi kriteria
KIPI Melakukan kajian klasifikasi klasifikasi penyebab spesifik &
kausalitas dan melaporkan hasil kajian melaporkan kesimpulan investigasi
kepada Menkes ke Komda PP- KIPI
melalui Dirjen P2P
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Permintaan sebagai saksi ahli dalam
Peran Organisasi Profesi persidangan:
• Pasal 179 (1) KUHAP  Setiap orang yang
diminta pendapatnya sebagai ahli
dalam KIPI kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli
demi keadilan
Peran Forensik • Pasal 224 KUHP Barangsiapa dipanggil
sebagai saksi, ahli atau Juru Bahasa
• Via expertise made by certifying physician menurut UU dengan sengaja tidak
menggubah fakta empirik menjadi memenuhi kewajiban berdasarkan undang
kebenaran ilmiah (medik) = pembuktian yang harus dipenuhinya, diancam: dalam
atau kesaksian. perkara pidana, dengan penjara paling
• Via kiprah profesi mengajukannya untuk lama 9 bulan.
kepentingan keadilan (dan penegakan Peran IDI, IDAI, IBI, PPNI, dll ikut
hukum)  mis assessing physician vs mengatasi:
treating Dokter  komunikator • Sebagai pembina keilmuan : khususnya
• Via etikolegal (MKEK/MKDKI/MDTK): dalam pembuatan SOP
pemeriksaan salah/benar dalam • Sebagai sumber pakar seperti Komnas/
professional conduct  imparsialitas
Komda untuk verifikasi-klasifikasi
• Via medikolegal: pembuatan legislasi dan • Sbg sumber pakar dalam penyelesaian
penyelesaian sengketa dan advokasi sengketa medik kasus KIPI antara petugas
anggota  specific competency + imunisasi-keluarga korban.
capacity building
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Komponen Cara
Vaksin Pemberian
• Antigen • Oral
• Stabilizer • Intradermal
• Ajuvan • Subkutan
• Antibiotik • Intramuskula
• Preservasi r
DASAR SURVEILANS KIPI
Setiap fasyankes yang menyelenggarakan
Pasal 45 imunisasi, wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan KIPI.

PMK 12/2017 Pasal 31 Keamanan, mutu, khasiat vaksin dan safety


injection  untuk mencegah KIPI

Pasal 32 Melakukan KIE, serta skrining (sehat dan


kontraindikasi)
Pembentukan Komite Independen
(Komnas, Komda, Pokja PP KIPI) 
Pasal 40 Pemantauan dan Penanggulangan melalui:
• Surveilans KIPI dan laman (website)
keamanan vaksin,
• Pengobatan dan perawatan
• Penelitian dan pengembangan
Laporan dugaan KIPI bisa dilaporkan
Pasal 42 masyarakat/petugas kesehatan, ditindaklanjuti dengan
pengobatan/perawatan, investigasi oleh program dan
kajian oleh komite independen. Pembiayaan pengobatan
dan perawatan sesuai peraturan yang berlaku.

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia


JENIS KIPI

Serius
01 Setia p keja dia n medik setela h imunisa si yang menyebabkan rawat
ina p, keca ca ta n, da n kema tia n, serta yang menimbulkan
keresa han di masyarakat.

Non Serius
Keja dia n medik yang terjadi setela h imunisa si dan tidak
02 menimbulkan risiko potensial pada kesehata n pada
penerim a imunisa si. Dila porka n rutin setia p bulan
bersamaan dengan hasil c a kupa n imunisa si.
FOR
M
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investiga si dapat diunduh
di :
bit.ly/formkipi
keam ananvaksin.kemke
s. go.id Form KIPI Form Form
Non KIPI Investigas
Serius Serius i
Cara Pencatatan dan Pelaporan KIPI
Tataca ra pela pora n mela lui
dapat dilakukan melalui:
web kea ma na n va ksin
dapat dilihat pada Buku
E-mail: komnasppkipi@gmail.com Website:
Pedoma n:
keamananvaksin.kemkes.go.id
bit.ly/jukniswebkipi
ALUR PELAPORAN KIPI NON-SERIUS
Substansi Surveilans PD3I
& KIPI/Komnas PP-KIPI

Setiap tanggal 15

Dinas Kesehatan Provinsi

Setiap tanggal 10

Alur
pelaporan Dinas Kesehatan Kab./ Kota

Umpan balik Setiap tanggal 5

Faskes
Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul informasi
setelah imunisasi
sebelumnya?
kepada petugas
• Bila ada, petugas kesehatan.
puskesmas mengisi
formulir KIPI non-
serius.
ALUR PELAPORAN KIPI SERIUS
Menteri Kesehatan

Komnas PP-KIPI Ditjen P2P c.q. Badan POM RI


Subs. PD3I & KIPI
24--72 jam Produsen
Vaksin
Komda PP-KIPI Dinkes Provinsi Balai POM

~24 jam

Dinkes Kab./ Kota Rumah Sakit

Segera Mengirimkan laporan


Tanggapan
Puskesmas
Koordinasi
Kajian
Segera Memberikan laporan
Investigasi
Masyarakat
Pelaporan Pelacakan
Penanggulangan KIPI Serius

Petugas Dinkes Prov dan Kab/Kota


melakukan investigasi ke 3
lapangan.
Hasil investigasi segera
dilaporkan ke Komda KIPI Prov, Audit KIPI
1 Komnas KIPI dan Subdit
Imunisasi. Komda KIPI Prov, dan Pokja KIPI
Kab/Kota melakukan audit
Pelaporan Investigasi telaah kasus. Hasil Audit
diteruskan ke Komnas KIPI.
Petugas Imunisasi yang
menerima laporan kasus KIPI Selanjutnya Komnas KIPI akan
dari masyarakat harus langsung melakukan audit telaah dan kajian
melaporkan ke Dinkes kausalitas. Hasil audit dilaporkan
2 ke Dirjen P2P cc Menkes RI.
Kab/Kota.
Dinkes Kab/Kota melaporkan
ke Dinkes Prov.
Untuk mengkaji efek simpang, diperlukan kajian independen, yang
terpisah dari program imunisasi.

Penilaian sebab akibat (atau hubungan penyebab) memerlukan


suatu tim investigator, termasuk seorang ahli imunologi atau pakar
lain, tergantung pada sifat kejadian ikutan tersebut.

Tim ini biasanya tidak termasuk pejabat dari program imunisasi


nasional, karena mereka dikhawatirkan mempunyai konflik kepentingan
bila harus menyelidiki kejadian ikutan yang berkaitan dengan vaksin.

www.vaccine-safety-training.org
Komite Nasional PP-KIPI Komite Daerah PP-KIPI

• Komnas PP-KIPI: • Komda PP-KIPI


komite independen yang komite independen yang
melakukan pengkajian untuk melakukan pengkajian untuk
penanggulangan laporan KIPI penanggulangan laporan
di tingkatnasional KIPI di tingkat daerah
provinsi
• SK dari MenKes RI
• SK dari Gubernur/Pimpinan
Provinsi
2 3 4
1
Reaksi yang Reaksi yang terkait Reaksi
Reaksi yang 5
terkait cacat mutu kekeliruan prosedur kecemasan
terkait Kejadian Koinsiden
vaksin (Vaccine imunisasi terkait imunisasi
kandungan vaksin (Coincidental event)
quality defect- (Immunization (Immunization
(Vaccine product-
related reaction) error- related anxiety-related
related reaction)
reaction) reaction)

CONTOH
CONTOH
Kegagalan CONTOH CONTOH
CONTOH pabrik vaksin Demam setelah
Vasovagal imunisasi
untuk Transmisi
Trombositopeni menginaktivasi syncope pada (hubungan
infeksi melalui
a pasca secara komplit vial multidosis seorang sementara) dan
pemberian suatu lot vaksin yang dewasa muda parasit malaria
vaksin campak IPV yang terkontaminasi setelah yang diisolasi
menyebabkan imunisasi. dari darah.
polio paralitik
FREKUENSI REAKSI VAKSIN

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


FREKUENSI REAKSI VAKSIN

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


REAKSI VAKSIN RINGAN
Vaksin Reaksi Lokal Reaksi Sistemik
Nyeri, bengkak, merah Demam > 38 oC Rewel, malaise,…
BCG 90-95 % _ _
Hepatitis B Dewasa ~15 % 1-6 % _
Anak-anak ~ 5 %
Hib 5-15 % 2-10 % -
Campak/MR/MMR ~10 % 5-15 % 5 % (Ruam)
OPV Tidak ada <1% <1%
Pertusis (DTwP) ~ 50 % ~ 50 % ~ 55 %

PCV ~ 20 % ~ 20 % ~ 20 %

Tetanus/DT/aTd ~ 10 % ~ 10 % ~ 25 %
Tatalaksana Kompres dingin pada lokasi Berikan minum yang banyak Berikan minum yang
suntikan, Parasetamol Berikan pakaian yang sejuk dan banyak
nyaman
Berikan spons hangat
18
Parasetamol Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
REAKSI BERAT: JARANG SEKALI – SANGAT JARANG
Vaksin Reaksi Interval Awitan Rate per sejuta dosis
BCG Lymfadenitis Supuratif 2-6 bulan 100-1000
BCG osteitis 1-12 bulan 1-700
BCG Diseminata 1-12 bulan 2
Hep B Anafilaksis 0-1 jam 1-2
Sindrom Guillain Barré 1-6 minggu 5
Measles/MR/ Kejang demam 5-12 hari 333
MMR Trombositopenia 15-35 hari 33
Anafilaksis 0-1 jam 1-50
Ensefalopati - <1
OPV Vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) 4-30 hari 0.76-1.3 (dosis pertama)
Risiko meningkat pada dosis pertama, dewasa, dan 0.17 (dosis berikutnya)
penderita imunokompromis 0.15 (kontak)
Td/DT Neuritis brakial 2-28 hari 5-10
Anafilaksis 0-1 jam 1-6
Abses steril 1-6 minggu 6-10
DPT-HB-Hib Persistent inconsolable screaming (>3 jam) 0-24 jam 1000-60 000
Kejang 0-3 hari 570
Hypotonic,hyporesponsive episode (HHE) 0-24 jam 570
Anafilaksis / renjatan 0-1 jam 20
Ensefalopati 0-3 hari 0-1
Add a 19
footer Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
20
Perbedaan Anafilaksis, Respon Akut Stress Umum, dan
Reaksi Vasovagal dengan Syncope
Anafilaksis Respon Akut Stress Umum Reaksi Vasovagal dengan Syncope
Onset Biasanya 5 menit setelah Mendadak, terjadi sebelum, Mendadak, terjadi sebelum, selama
imunisasi, namun dapat terjadi selama atau segera (<5 menit) atau segera (<5 menit) setelah
secara lambat hingga 60 menit setelah imunisasi imunisasi.
Dapat timbul setelah 5 menit jika
mendadak berdiri
Kulit Urtikaria, eritema, angioedema, Pucat, berkeringat, dingin Pucat, berkeringat, dingin
pruritus dengan atau tanpa kemerahan,
rasa tertusuk, gatal pada mata
Respiratorik Batuk persisten, napas mengorok, Hiperventilasi Normal hingga napas dalam
bersin. Dalam kondisi berat,
dapat terjadi henti napas
Kardiovaskular Takikardi, Meningkat tekanan Takikardi, normal atau Bradikardi dengan atau tanpa
darah, henti jantung meningkat tekanan darah sistolik penurunan tekanan darah transien
Gastrointestinal Mual, muntah, kram perut Mual Mual, muntah
Neurologis dan Gelisah, agitasi, hilang Ketakutan, pusing, rasa kebas, Kehilangan kesadaran transien,
gejala lain kesadaran, respon sedikit Ketika kelemahan, kesemutan pada respon baik Ketika berbaring, dengan
berbaring bibir, spasme pada tangan dan atau tanpa kejang tonik-klonik
kaki
Keamanan Imunisasi
Ganda
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Definisi Imunisasi
Ganda
Diberikan pada tempat
Pemberian dua atau yang berbeda
lebih vaksin dalam
kemasan yang
berbeda, dalam waktu
yang bersamaan Diberikan pada tempat
yang sama, diberi jarak
sekitar 2.5 cm (1 inch)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Vaksin yang diberikan ≤4 hari
sebelum interval minimum atau
umur yang dianjurkan tetap
valid.
“Grace
Jika diberikan ≥5 hari sebelum
period” waktu yang ditentukan maka
imunisasi harus diulang pada
umur yang dianjurkan

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Manfaat Suntikan Ganda / Multipel

● Melindungi anak : imunisasi diberikan secepat mungkin


untuk melindungi anak pada saat yang rentan

● Mengurang jumlah kunjungan :


pemberian imunisasi secara bersamaan berarti ortu dan
anak tidak perlu datang berulang kali

● Meningkatkan efisiensi program imunisasi:


petugas kesehatan mempunyai waktu lebih banyak untuk
melakukan program kesehatan lainnya

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Ringkasan
• Pemberian multiple injection sudah lama dilakukan baik di
negara
high income country maupun low/middle income country
• Pemberian ≥2 vaksin hidup bersamaan tidak
menyebabkan terjadi infeksi berat
• Imunisasi
• menyebabkan
ganda tidak
kejadian
terbukti
diabetes tipe-1
• meningkatkan reaksi alergi terutama
asma
• menyebabkan penyakit autoimun
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Vaccine 2020; 38:1962-7

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Profil Keamanan setelah Pemberian Dosis Primer
Vaksin Pentabio® pada Bayi di Indonesia
Julitasari Sundoro, Kusnandi Rusmil, Mei Neni Sitaresmi, Arhana, I.G.G. Djelantik,
Sri Rezeki Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, Syafriyal, Novilia Sjafri Bachtiar, Rini Mulia Sari

PMS, 4.000 subjek Reaksi


di Jabar, DIY, Bali,
NTB Sistemik:
Demam 14,03%
Rewel 34,19%
Incosolable crying
Reaksi Tidak0,18%
ada KIPI serius.
Reaksi lokal dan
lokal: Nyeri sistemik pasca imunisasi
67,6% Pentabio® dapat
ditoleransi pada bayi
Kemerahan 21,79%
Pembengakakan
37,31%
http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/1052/pdf

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Apakah pada imunisasi ganda lebih
sakit dari imunisasi terpisah?

• Petugas kesehatan harus memberitahukan pada anak


bahwa mungkin akan sedikit lebih sakit pada imunisasi
ganda
❖Perlu dijelaskan bahwa sakit/merasa tidak nyaman hanya
akan dirasakan sebentar
❖Kadangkala bayi/anak tidak memperhatikan pada suntikan
yang diberikan
❖Dibandingkan jika harus datang lagi, mungkin masih teringat rasa
sakit pada suntikan yang lalu

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


• Tanyakan pada anak posisi apa
diinginkan:
yang duduk sendiri
atau dipangku
Bagaimana • Usap (dengan halus) lalu tekan
cara mengurangi daerah dekat tempat
rasa penyuntikan pada melakukan
sakit saat suntikan
disuntik • Vaksin yang tidak menimbulkan
rasa sakit disuntikkan terlebih dulu
?
• Suntik intramuskular secara cepat
tanpa melakukan aspirasi
(aspirasi menyebabkan rasa sakit)

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Bagaimana meminimalisir rasa sakit selama vaksinasi
1. Bersihkan kulit
2. Untuk suntikan intramuskular (IM), regangkan dan tahan
kulit dengan lembut di antara ibu jari dan telunjuk. Dorong
seluruh jarum ke dalam pada sudut 90 derajat dengan gerakan
yang cepat dan lembut.
3. Jangan aspirasi.
4. Untuk semua suntikan, tekan plunger secara perlahan dan
lembut, hati-hati agar tidak menggerakkan jarum suntik.
5. Tarik jarum keluar dengan cepat dan lembut pada sudut yang
sama saat masuk.
6. Pengasuh dapat memegang kapas bersih dengan lembut di
atas
lokasi penyuntikan jika berdarah setelah disuntik.

33
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Rekomendasi tambahan untuk meminimalisir rasa sakit

1. Berikan vaksin yang tidak


sakit terlebih dahulu
2. Penentuan posisi yang tepat:
Minta pengasuh untuk
menggendong bayi di pangkuannya
3. Anjurkan untuk menyusui
memungkinkan
(jika dan dapat diterima
secara saat sebelum
budaya) injeksi atau

34
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Keamanan Vaksin
PCV
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Tren Kasus Pneumonia Kab Lombok Barat,
200 NTB
180

160

140

120

100

80

60

40

20

0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52

2016

Terjadi tren penurunan signifikan kasus


2017 pneumonia di Kabupaten Lombok Barat dari

tahun 2016 hingga 2018 setelah pelaksanaan


2018 demonstrasi program imunisasi PCV. Hal
yang serupa juga ditemukan di Kabupaten Lombok Timur. Sumber: Dinkes Prov NTB
PCV13 sudah memiliki profil keamanan

Nafsu makan menurun


Kemerahan (23,1%)
Lokal Sistemik (48,3%) Mengantuk (71,5%)
Bengkak (17,2%) Diare (> 1%)
Nyeri (62,5%) Demam (23,6%)
Hambatan Rewel (85,6 %)
menggerakan
tungkai lengan Ruam (> 1%)
(10,4%) Muntah (> 1%)

Efek simpang PCV13 pada umumnya bersifat ringan. Vaksin ini telah digunakan secara luas sejak tahun
2010 pada program imunisasi nasional di 100 negara. Sumber: package insert Prevnar 13
Studi Keamanan Vaksin: Immunogenicity and Safety of 13-
Valent Pneumococcal Conjugate Vaccine in Infants and
ToddlersPEDIATRICS Volume 126, Number 3, September 2010
Surveilans KIPI Pasif di NTB dan Babel

Tidak ditemukan laporan KIPI


serius selama demonstrasi
program imunisasi PCV di
Provinsi NTB dan Babel tahun
2017 sampai dengan 2020.
Keamanan imunisasi PCV13 Demonstration
Program di Lombok Timur dan Lombok Barat
Julitasari S, Ari Prayitno, Hindra I Satari, Sri Rezeki
Hadinegoro, dkk.*

Studi keamanan vaksin


• N=1083
• Dosis 1 dan dosis 2
• PCV = 403
• PCV+Pentabio = 101
• PCV+Pentabio+OPV = 544

Tujuan
• Menilai kejadian ikutan pasca
imunisasi
• Untuk reaksi sistemik dan reaksi lokal
Nyeri PCV PCV + Pentabio PCV + Pentabio +
N=403 N=101 OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Reaksi
Total 223 (55.3) 43 (42.6) 322 (59.2) lokal
Ringan 83 (20.6) 14 (13.9) 103 (18.9)
pasca
imunisasi
Sedang 60 (14.9) 13 (12.9) 80 (14.7)
Berat 80 (19.9) 16 (15.8) 139 (25.6)
Bengkak PCV PCV + Pentabio PCV + Pentabio +
N=403 N=101 OPV, N=544
n (%) n (%) n (%)
Total 150 (37.2) 35 (34.7) 184 (33.8)

Ringan 107 (26.6) 24 (23.8) 146 (26.8)

Sedang 33 (8.2) 11 (10.9) 29 (5.3)


Berat 10 (2.5) 0 (0) 9 (1.7)
Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Demam PCV PCV + Pentabio PCV + Pentabio +
N=403 N=101 OPV, N=544
n (%) n (%) n (%) Reaksi
Total 36 (8.9) 10 (9.9) 55 (10.1) sistemik
Ringan 15 (3.7) 9 (8.9) 31 (5.7) pasca
imunisasi
Sedang 16 (4.0) 1 (1.0) 22 (4.0)
Berat 5 (1.2) 0 (0) 2 (0.4)

Iritabel PCV PCV + Pentabio PCV + Pentabio +


N=403 N=101 OPV, N=544

n (%) n (%) n (%)

Total 217 (53.8) 59 (58.4) 379 (69.7)

Ringan 152 (37.7) 40 (39.6) 275 (50.6)


Sedang 58 (14.4) 16 (15.8) 99 (18.2)
Berat 7 (1.7) 3 (3.0) 5 (0.9)
Ket: *selama 3 hari pasca imunisasi Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
KESIMPULAN
• Keamanan vaksin merupakan hal penting dalam menjamin
kelangsungan program imunisasi.
• Prosedur pemberian imunisasi yang benar dapat mengurangi resiko KIPI.
• KIPI dapat terjadi pada semua vaksin dan harus dilaporkan.
• Tenaga medis harus memberikan vaksinasi yang aman dan dapat
memberikan penanganan jika terjadi KIPI.
• Aman memberikan suntikan vaksin ganda dalam satu kunjungan.
• Suntikan ganda lebih baik daripada suntikan terpisah karena melindungi
anak,
meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan
vaksinasi lebih sedikit.
• Tidak ada laporan KIPI serius pada demontrasi program imunisasi PCV-
13
konyugasi tahun 2016-2020.
• Pemberian imunisasi PCV-13 Konyugasi aman diterapkan pada
Program Imunisasi Nasional.
BUKU
IMUNISASI
SAKU

PCV
1
n
Apa itu
Pneumonia?
Pneumonia adalah inflamasi akut yang mengenai jaringan paru-paru yang
ditandai dengan demam, batuk dan kesukaran bernafas seperti napas cepat,
pada bayi dan balita juga ditandai dengan ditemukannya tarikan dinding dada
Infeksi pada
bagian bawah ke dalam dan hipoksemia. alveoli
berisi cairan
n Ketika seseorang menderita Pneumonia, alveoli akan terisi oleh lendir (Pneumonia)
(akibat proses peradangan), yang menyebabkan kesulitan penyerapan oksigen
sehingga otot pernafasan tambahan turut berfungsi dan menyebabkan
terjadinya kesukaran bernafas.
n Pneumonia bisa menyerang siapa saja, baik orang dewasa, anak-anak maupun Paru-paru
bayi. Laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama untuk menderita
Pneumonia.

Pneumonia di dunia Pneumonia di Indonesia


penyebab

15%
Pneumonia merupakan Pneumonia memiliki
penyebab kematian prevalensi mencapai 2% dan
pertama di dunia dan merupakan salah satu
penyebab pada 15% penyebab utama
kematian anak dan balita. salah satu
kematian penyebab
kematian bayi dan balita.
pada anak
balita kematian
terbesar
pada balita
1
2 Apa saja penyebab
jamur. Pneumonia?
n Pneumonia disebabkan oleh virus, bakteri atau

n Penyebab Pneumonia terbanyak adalah bakteri Streptococcus


pneumoniae atau yang sering disebut Pneumokokus. Selain itu penyebab
kedua yang terbanyak adalah Haemophilus influenzae tipe b (Hib).

n Bakteri ini bisa hidup di rongga hidung dan tenggorokan siapa saja,
terutama anak-anak. Seseorang yang di dalam hidung dan tenggorokannya
Streptococcus pneumoniae
mengandung bakteri ini, tapi tidak menderita sakit, disebut dengan 'karier'.

3 Bagaimana
penularan
Pneumonia?
Penularan melalui percikan air liur
(droplet) ketika batuk atau bersin.

2
4 5
Faktor yang dapat
Apa saja meningkatkan
gejala risiko terkena
Pneumonia? Pneumonia
n
n Batuk, atau
Demam
n Kesukaran bernafas yang ditandai
dengan nafas cepat atau tarikan dinding n Usia (balita dan lansia) lebih rentan
dada bagian bawah ke dalam (TDDK) n Tidak mendapatkan imunisasi
lengkap
n Tidak mendapatkan ASI eksklusif
n Gizi buruk
n Polusi udara dalam ruangan (indoor
air pollution, misalnya asap rokok)
n Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
n Kepadatan penghuni rumah
n Rumah dengan sirkulasi udara buruk

Tidak Tidak Polusi


mendapatkan mendapatkan udara
ANAK DIANGGAP NAFAS CEPAT
imunisasi ASI eksklusif (asap
BILA FREKUENSI HITUNGAN
lengkap rokok)
NAFAS:
USIA FREKUENSI NAFAS
IMUNISASI
< 2 bulan = 60x/menit
2 –11 bulan = 50x/menit
12 bulan- 59 bulan = 40x/menit

Catatan: Nafas harus dihitung dalam 1 menit penuh 3


6 Bagaimana cara
melindungi anak
dari
Pneumonia ?
Upaya utama untuk melindungi anak dari
7 Imunisasi apa saja
yang dapat melindungi
anak dari Pneumonia?

Untuk mendapatkan perlindungan dari Pneumonia


Pneumonia adalah dengan pemberian imunisasi seorang anak diberikan:
untuk memberikan kekebalan kepada bayi dan
anak. n Imunisasi DPT-HB-Hib untuk mencegah penyakit
Lakukan perlindungan optimal dengan: Pnemonia yang disebabkan oleh Haemophilus
n Jauhkan anak dari penderita batuk
influenzae tipe b (Hib)

n Berikan ASI ekslusif dan lanjutkan hingga usia n Imunisasi Pneumokokus Konyugasi (Pneumococcal
anak 2 tahun Conjugate Vaccine/PCV) untuk mencegah
Pneumonia yang disebabkan oleh Pneumokokus
n Berikan asupan gizi yang baik
n Mencuci tangan pakai sabun
n Menjaga kebersihan rumah dan lingkungan,
Pemberian imunisasi DPT-HB-Hib dan PCV
n Pastikan rumah memiliki ventilasi yang cukup. memberikan perlindungan optimal
terhadap pneumonia

4
8 Apa yang dimaksud
dengan Imunisasi
Imunisasi PCV adalah imunisasi yang diberikan
PCV?
untuk mencegah penyakit pneumonia yang
9 Siapa yang Perlu
Mendapat
imunisasi PCV?
disebabkan oleh bakteri Pneumokokus.
Seluruh bayi usia 2 bulan (dosis pertama) dan 3
Selain mencegah pneumonia, imunisasi PCV bulan (dosis kedua) untuk pelaksanaan imunisasi
juga
dapat mencegah penyakit radang selaput otak dasar
(meningitis) dan radang telinga tengah (otitis
media) yang disebabkan oleh bakteri Pneumokokus Seluruh anak usia 12 bulan (dosis ketiga) untuk
yang sama. pelaksanaan imunisasi lanjutan

10
Dimana <24 jam Hepatitis B 0 (HB0)
imunisasi PCV 1 bulan BCG, OPV1, RV
dapat 2 bulan DPT-HB-Hib 1- OPV 2, PCV 1, RV

diperoleh? 3 bulan
4 bulan
DPT-HB-Hib 2- OPV 3, PCV 2, RV
DPT-HB-Hib 3- OPV 4, IPV
9 bulan Campak-Rubela
n Posyandu 10 bulan JE
n Puskesmas dan Puskesmas pembantu 12 bulan PCV 3
n Rumah Sakit pemerintah, Rumah Sakit swasta, 18 bulan Campak-Rubela, DPT-HB-Hib 4
Kelas 1 Campak-Rubela, DT
n Klinik, praktik dokter mandiri, praktik bidan
Kelas 2 Td
mandiri, dan fasilitas-fasilitas pelayanan Kelas 5 Td, HPV
kesehatan lainnya yang memberi layanan Kelas 6 HPV
imunisasi.
5
11
Bagaimana jika anak belum
pernah mendapatkan atau belum
lengkap imunisasi PCV-nya?
12
Apakah aman jika
13
Apakah vaksin PCV
imunisasi PCV aman diberikan
diberikan tidak sesuai bersama vaksin lain?
jadwal? Vaksin PCV aman diberikan bersamaan
dengan vaksin lain. Pemberian vaksin
n Imunisasi PCV, masih sangat aman dan efektif
untuk diberikan meskipun telah melewati pada saat yang bersamaan akan
jadwal pemberian yang seharusnya. menghemat waktu
n Anak yang belum dan tenaga, meningkatkan
diimunisasi PCV
memiliki risiko cakupan imunisasi, serta
sehingga imunisasi dapat melindungi anak
PCV sebaiknya dari penyakit berat dan
diberikan sesuai
jadwal . mematikan.

7
14
Reaksi apa yang akan terjadi sesudah imunisasi PCV
dan apa yang harus dilakukan ?

8
Lakukan imunisasi anak
Imunisasi PCV dengan tepat waktu dan
upaya terbaik tetap menjaga
melindungi protokol kesehatan
buah hati anda
dari Pneumonia Memakai masker saat di luar rumah.

1 Anak dibawah usia 2 tahun tidak perlu


menggunakan masker.

Menjaga jarak 1-2 meter dengan orang lain


2 ketika berada di luar rumah
Rajin mencuci tangan pakai sabun dan
3 air mengalir, termasuk mandi keramas,
AYOO!!!! terutama setelah beraktivitas di luar
rumah
CEGAH Menjaga kebersihan diri dan benda di sekitar
PNEUMONIA 4 rumah
DENGAN
IMUNISASI 5 Tetap berikan ASI pada bayi karena ASI
mengandung banyak nutrisi dan antibodi yang
melindungi bayi dari infeksi
PC
V

Anda mungkin juga menyukai