Anda di halaman 1dari 40

Keamanan Vaksin

pada Program Imunisasi


Komite Nasional PP-KIPI
AGENDA
• Pendahuluan
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Kesimpulan
PENDAHULUAN
AGENDA
• Pendahuluan
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
Keamanan vaksin merupakan
kesepakatan global

• 2011
• WHO and a group of partners developed a strategic document on
vaccine safety called the Global Vaccine Safety Blueprint.
• This document sets out indicators that aim to ensure that all countries
have at least a minimal capacity to ensure vaccine safety.

• 2021
• Update on Global Vaccine Safety (GVSB2.)
Komite Penasihat Keamanan Vaksin Global
(Global Advisory Committee on Vaccine Safety)

Komnas KIPI menghadiri Global Vaccine Safety Summit, di Geneva, 2-3 Dec 2019
KEAMANAN VAKSIN (vaccine safety)

Sistem Respon Investigasi


Deteksi dan pelaporan KIPI
merupakan langkah awal
Cepat untuk memperkuat
monitoring keamanan vaksin
Keamanan (vaccine safety).
Vaksin
Dengan meningkatnya
Sistem keamanan vaksin, keamanan
Pembiayaan pasien (patient safety) tentu
Surveilans akan meningkat.
Farmakovigilans
Farmakovigilans:
mendeteksi, menilai, memahami, merespon dan mencegah reaksi
samping obat, termasuk reaksi vaksin
bagian integral dari regulasi obat dan kemanan vaksin.

Sistem surveilans ini di tingkat nasional dan internasional untuk


menjamin monitoring yang efektif dan respon yang cepat terhadap KIPI.

Surveilans adalah rangkaian pengumpulan, analisis, interpretasi dan


penyebaran data kesehatan yang sistematik yang dilakukan terus
menerus, untuk mendapatkan pengetahuan tentang pola suatu
kejadian dan potensi penyakit di masyarakat, agar dapat dilakukan
penanggulangan dan pencegahan penyakit tersebut di masyarakat.
www.vaccine-safety-training.org
AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
DEFINISI KIPI

Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi


(KIPI) adalah semua kejadian medik
yang terjadi setelah imunisasi,
menjadi perhatian dan diduga
berhubungan dengan imunisasi.

Dapat berupa gejala, tanda, hasil


pemeriksaan laboratorium atau
penyakit
Pemantauan KIPI melibatkan:
Masyarakat atau petugas kesehatan di lapangan
Bertugas melaporkan kepada petugas
kesehatan Puskesmas setempat bila
ditemukan KIPI
Supervisor tingkat Puskesmas
dan Dinkes Kab/Kota
Petugas kesehatan/Kepala
BPOM Puskesmas dan Kabupaten/Kota
Bertanggung jawab terhadap bertugas melengkapi laporan
keamanan vaksin (Farmakovigilans) kronologis KIPI;

Tim KIPI Kab/Kota (Pokja KIPI)


Bertugas menilai dan investigasi KIPI
Komda & Komnas PP-KIPI
apakah memenuhi kriteria klasifikasi
Melakukan kajian klasifikasi kausalitas dan penyebab spesifik & melaporkan
melaporkan hasil kajian kepada Menkes kesimpulan investigasi ke Komda PP-
melalui Dirjen P2P KIPI
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Permintaan sebagai saksi ahli dalam
Peran Organisasi Profesi persidangan:
• Pasal 179 (1) KUHAP → Setiap orang yang
dalam Komnas KIPI diminta pendapatnya sebagai ahli
kedokteran kehakiman atau dokter atau ahli
lainnya wajib memberikan keterangan ahli
demi keadilan
Peran Forensik • Pasal 224 KUHP →Barangsiapa dipanggil
sebagai saksi, ahli atau Juru Bahasa
• Via expertise made by certifying physician menurut UU dengan sengaja tidak
menggubah fakta empirik menjadi memenuhi kewajiban berdasarkan undang
kebenaran ilmiah (medik) = pembuktian yang harus dipenuhinya, diancam: dalam
atau kesaksian. perkara pidana, dengan penjara paling
• Via kiprah profesi mengajukannya untuk lama 9 bulan.
kepentingan keadilan (dan penegakan Peran IDI, IDAI, IBI, PPNI, dll ikut
hukum) → mis assessing physician vs mengatasi:
treating Dokter → komunikator • Sebagai pembina keilmuan : khususnya
• Via etikolegal (MKEK/MKDKI/MDTK): dalam pembuatan SOP
pemeriksaan salah/benar dalam • Sebagai sumber pakar seperti Komnas/
professional conduct → imparsialitas Komda untuk verifikasi-klasifikasi
• Via medikolegal: pembuatan legislasi dan • Sbg sumber pakar dalam penyelesaian
penyelesaian sengketa dan advokasi sengketa medik kasus KIPI antara petugas
anggota → specific competency + imunisasi-keluarga korban.
capacity building
Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat
Pelaporan KIPI Non Serius

Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya?
petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi kesehatan.
formulir KIPI non-serius.
ALUR PELAPORAN KIPI SERIUS
Menteri Kesehatan

Ditjen P2P c.q.


Komnas PP-KIPI Badan POM RI
Subs. PD3I & KIPI
Produsen
24--72 jam
Vaksin
Komda PP-KIPI Dinkes Provinsi Balai POM

~24 jam

Dinkes Kab./ Kota Rumah Sakit

Segera Mengirimkan laporan


Tanggapan
Puskesmas Koordinasi
Kajian
Segera Memberikan laporan
Investigasi
Masyarakat
Pelaporan Pelacakan
Penanggulangan KIPI Serius

Petugas Dinkes Prov dan Kab/Kota


melakukan investigasi ke lapangan. 3
Hasil investigasi segera dilaporkan
ke Komda KIPI Prov, Komnas KIPI Audit KIPI
1 dan Subdit Imunisasi.
Komda KIPI Prov, dan Pokja KIPI
Kab/Kota melakukan audit telaah
Pelaporan Investigasi kasus. Hasil Audit diteruskan ke
Komnas KIPI.
Petugas Imunisasi yang
menerima laporan kasus KIPI Selanjutnya Komnas KIPI akan
dari masyarakat harus langsung melakukan audit telaah dan kajian
melaporkan ke Dinkes Kab/Kota. kausalitas. Hasil audit dilaporkan ke
2 Dirjen P2P cc Menkes RI.
Dinkes Kab/Kota melaporkan ke
Dinkes Prov.
1. Pelaporan
Kronologis: Tanggung Jawab
Program Imunisasi

Identitas Imunisasi Gejala Tindakan


• Nama: …… Waktu Pemberian Imunisasi: Waktu kejadian dan • Nama PKM/RS: ….
• Tgl Lahir/Umur: ….. • Hari:… gejala yang dialami: • Nama Bidan/Dokter: ….
• Jenis Kelamin: …… • Tanggal: ….. • Hari: ….. • Pengobatan: ….
• Nama Orang Tua: ….. • Jam: ….. • Tanggal: …. • Perawatan: …
• Alamat: ……….. • Jenis Vaksin: … • Jam & menit: … • Diagnosa: …
• No. Batch & Exp. Date: … • Lama kejadian: … • Rujukan: …
• Tempat pelayanan (menit, jam, hari) • Kondisi Akhir: ….
imunisasi: ……
2. Investigasi
Tanggung Jawab
Program Imunisasi Ke Puskesmas dan pasien:
• Pemeriksaan Vaksin, VVM dan Cold Chain
• Pemberian imunisasi pada bayi lain dg no batch yg sama
• Jenis vaksin, No Batch vaksin dan Exp. Date vaksin
• Lengkapi Indentitas Pasien dan Ortu
• Lengkapi riwayat kejadian/kronologis & gejala yg dialami
• Tindakan pengobatan dan perawatan yg diberikan
• Kondisi akhir pasien

Ke RS bila dirujuk ke RS:


• Kronologis rujukan di RS
• Tindakan pengobatan dan perawatan di RS
• Diagnosa & Kondisi akhir pasien
• Lengkapi data penunjang rekam medis
• Lengkapi data petugas di RS
Hasil Investigasi
• Lengkapi Form KIPI, Form Investigasi, data rekam
medis dan Laporan Kronologis
• Meneruskan semua berkas laporan ke Subdit
Imunisasi, Komda KIPI dan Komnas KIPI
3. Audit (pengkajian kausal) KIPI
Komda PP-KIPI Provinsi berkoordinasi dengan Dinkes Prov dan
Kab/Kota melakukan audit kasus

Komda KIPI:
Sistematik Telaah Komda & Komnas:
 Menentukan Penyebab dan 1. Telaah medis:
Klasifikasi KIPI • Telaah waktu: …. jam setelah imunisasi timbul ... (contoh
 Melaporkan hasil audit ke Komnas demam yang diikuti oleh kejang pada satu hari setelah
KIPI imunisasi … dapat disebabkan oleh reaksi vaksin)
• Telaah kemungkinan penyebab lain: .....
Komnas KIPI: 2. Telaah medikolegal: …… (contoh tidak ada tuntutan)
3. Kesimpulan:
 Menentukan Klasifikasi Kausalitas • Diagnosa: ……
 Melaporkan hasil audit ke Dirjen • Kondisi Akhir: ……
P2P cq Menkes RI untuk selanjutnya • Kajian KIPI:
Ditjen P2P melalui Dir Surkarkes - Klasifikasi KIPI: …..
melakukan umpan balik/feedback - Klasifikasi Kausalitas: ….
ke Kepala Dinkes Prov terkait
Diperlukan Kajian Independen

Untuk mengkaji efek simpang, diperlukan kajian independen, yang


terpisah dari program imunisasi.

Penilaian sebab akibat (atau hubungan penyebab) memerlukan


suatu tim investigator, termasuk seorang ahli imunologi atau pakar
lain, tergantung pada sifat kejadian ikutan tersebut.

Tim ini biasanya tidak termasuk pejabat dari program imunisasi


nasional, karena mereka dikhawatirkan mempunyai konflik kepentingan
bila harus menyelidiki kejadian ikutan yang berkaitan dengan vaksin.

www.vaccine-safety-training.org
Komite Ahli yang melakukan kajian

Komite Nasional PP-KIPI Komite Daerah PP-KIPI

• Komnas PP-KIPI: • Komda PP-KIPI


→komite independen yang →komite independen yang
melakukan pengkajian untuk melakukan pengkajian untuk
penanggulangan laporan KIPI di penanggulangan laporan KIPI
tingkat nasional di tingkat daerah provinsi

• SK dari MenKes RI • SK dari Gubernur/Pimpinan


Provinsi
SK Komnas PP-KIPI

Secretariat
Balitbangkes, Ditjen P2P, Gedung C Lt.3
Jl. Percetakan Negara No. 29,
Jakarta Pusat 10560
E-mail: komnasppkipi@gmail.com
Website: keamananvaksin.kemkes.go.id
KOMDA PP-KIPI
FOCAL POINT KIPI di DINKES PROVINSI
TUGAS KOMNAS PP-KIPI: Mengkaji KETERKAITAN Kausalitas

Klasifikasi Konsisten: Bersifat temporal karena bukti tidak cukup untuk menentukan
hubungan kausalitas. Data rinci KIPI harus disimpan di arsip data dasar tingkat
nasional. Bantu dan identifikasi petanda yang mengisyaratkan adanya aspek baru
yang berpotensi untuk terjadinya KIPI yang mempuyai hubungan kausal imunisasi.

Klasifikasi Inderteminate: berbasis bukti yang ada dan dapat diarahkan


Konsisten Indeterminate pada beberapa kategori definitif. Klarifikasi informasi tambahan yang
dibutuhkan agar dapat membantu finalisasi penetapan kausal dan harus
mencari informasi dan pengalaman dari nara sumber baik nasional,
maupun internasional.

Klasifikasi Inkonsisten: suatu kondisi utama atau kondisi yang


disebabkan paparan terhadap sesuatu selain vaksin
Inkonsisten Unclassifiable
Klasifikasi Unclassifiable: kejadian klinis dengan informasi yang
tidak cukup untuk memungkinkan dilakukan penilaian dan
identifikasi penyebab.
Klasifikasi KIPI: Berdasarkan Penyebab

2 3 4
1
Reaksi yang terkait Reaksi yang terkait Reaksi kecemasan
Reaksi yang terkait 5
cacat mutu vaksin kekeliruan prosedur terkait imunisasi
kandungan vaksin imunisasi (Immunization Kejadian Koinsiden
(Vaccine quality
(Vaccine product- (Immunization error- anxiety-related (Coincidental event)
defect-related
related reaction) related reaction) reaction)
reaction)

CONTOH
CONTOH CONTOH Demam setelah
CONTOH CONTOH
Vasovagal imunisasi
Invaginasi pada Transmisi infeksi
syncope pada (hubungan
Demam pada vaksin rotavirus melalui vial
seorang dewasa sementara) dan
vaksin DPT generasi pertama multidosis yang
muda setelah parasit malaria
terkontaminasi
imunisasi. yang diisolasi dari
darah.

TIDAK SEMUA KIPI BERKAITAN DENGAN IMUNISASI


Lima prinsip dasar pengkajian kausal
KIPI
Steps for causality assessment of an individual AEFI

• Step 1: Eligibility. The first step aims to determine if the AEFI case satisfies the minimum
criteria for causality assessment as outlined below.

• Step 2: Checklist. The second step involves systematically reviewing the relevant and
available information to address possible causal aspects of the AEFI.

• Step 3: Algorithm. The third step obtains a trend as to the causality with the information
gathered in the checklist.
Step 4: Classification. The fourth step categorizes the AEFI’s association to the vaccine or
vaccination on the basis of the trend determined in the algorithm.
REKOMENDASI
FREKUENSI REAKSI VAKSIN
Proporsi Reaksi Vaksin FR
Reaksi Lokal Reaksi Sistemik
Vaksin
Nyeri, bengkak, merah Demam > 38 oC Rewel, malaise,…
BCG 90-95 % _ _
Dewasa ~15 % _
Hepatitis B 1-6 %
Anak-anak ~ 5 %
Hib 5-15 % 2-10 % -
Campak/MR/MMR ~10 % 5-15 % 5 % (Ruam)
OPV Tidak ada <1% <1%
Pertusis (DTwP) ~ 50 % ~ 50 % ~ 55 %
PCV ~ 20 % ~ 20 % ~ 20 %
Tetanus/DT/aTd ~ 10 % ~ 10 % ~ 25 %
Berikan minum yang banyak
Berikan pakaian yang sejuk dan
Kompres dingin pada lokasi Berikan minum yang
Tatalaksana nyaman
suntikan, Parasetamol Berikan spons hangat
banyak
Parasetamol
30
Awitan (onset) dan rate KIPI
FR
Vaksin Reaksi Interval Rate per sejuta dosis
Awitan
BCG Lymfadenitis Supuratif 2-6 bulan 100-1000
BCG osteitis 1-12 bulan 1-700
BCG Diseminata 1-12 bulan 2
Hep B Anafilaksis 0-1 jam 1-2
Sindrom Guillain Barré 1-6 minggu 5
Measles/MR/ Kejang demam 5-12 hari 333
MMR Trombositopenia 15-35 hari 33
Anafilaksis 0-1 jam 1-50
Ensefalopati - <1

OPV Vaccine-associated paralytic poliomyelitis (VAPP) 4-30 hari 0.76-1.3 (dosis pertama)
Risiko meningkat pada dosis pertama, dewasa, dan 0.17 (dosis berikutnya)
penderita imunokompromis 0.15 (kontak)
Td/DT Neuritis brakial 2-28 hari 5-10
Anafilaksis 0-1 jam 1-6
Abses steril 1-6 minggu 6-10
DPT-HB-Hib Persistent inconsolable screaming (>3 jam) 0-24 jam 1000-60 000
Kejang 0-3 hari 570
Hypotonic,hyporesponsive episode (HHE) 0-24 jam 570
Anafilaksis / renjatan 0-1 jam 20
Ensefalopati 0-3 hari 0-1
Add a footer 31
Profil Keamanan setelah Pemberian Dosis Primer Vaksin
Pentabio® pada Bayi di Indonesia
Julitasari Sundoro, Kusnandi Rusmil, Mei Neni Sitaresmi, Arhana, I.G.G. Djelantik,
Sri Rezeki Hadinegoro, Hindra Irawan Satari, Syafriyal, Novilia Sjafri Bachtiar, Rini Mulia Sari

Reaksi Sistemik:
PMS, 4.000 subjek di Demam 14,03%
Jabar, DIY, Bali, NTB Rewel 34,19%
Incosolable crying 0,18%

Reaksi lokal: Tidak ada KIPI serius.


Nyeri 67,6% Reaksi lokal dan sistemik
pasca imunisasi
Kemerahan 21,79% Pentabio® dapat
Pembengakakan 37,31% ditoleransi pada bayi

http://journal.fk.unpad.ac.id/index.php/mkb/article/view/1052/pdf

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


KIPI Rate Campak Rubela

Reaksi Onset interval Frekuensi kejadian Persentase reaksi


(per jumlah dosis)
Nyeri ringan di lokasi suntikan ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)

Demam ringan dan adenofati ~ 24 jam ~1 per10 (~10%)


lokal
Demam > 39.4 C 7-12 hari 1 per 20 (5%)

Ruam atau rash 6-12 hari ~1 per 50 (~2%)

Kejang demam 7-10 hari 1 per 3,000 (~0.033%)

Trombositopeni Purpura 15-35 hari 1 per 30,000 (~0.0033%)

Reaksi anafilaksis 0-2 jam ~1 per 100,000 (~0.0001%)

Atralgia pada anak 7-21 hari ~1 per 33 0-3%

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Diagnosis dan Alur Penanganan Anafilaksis

34
Kit Anafilaktik
Laporan KIPI Serius berdasarkan Klasifikasi (2017-2022)

*data sampai dengan 14 Juli 20222

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


Laporan KIPI Serius berdasarkan Antigen (2017-2021)

*data sampai dengan 14 Juli 20222

Imunisasi Rutin Lengkap, Indonesia Sehat


AGENDA
• Keamanan Vaksin
• Surveilans KIPI
• Komunikasi Resiko
• Kesimpulan
KESIMPULAN
Keamanan vaksin merupakan hal penting dalam menjamin kelangsungan program imunisasi.

KIPI adalah suatu keadaan alamiah yang dapat terjadi pada semua vaksin, sebagian
besar bersifat ringan dan dapat hilang tanpa/dengan pengobatan

Tenaga medis harus memberikan vaksinasi yang aman dan dapat memberikan
penanganan jika terjadi KIPI.

Komnas/Komda adalah komite independen yang bertugas untuk melakukan kajian


kausal

Tatalaksana segera dapat mencegah terjadinya kejadian fatal

Respons yang cepat dan tepat dapat menentramkan masyarakat dan memastikan program
berjalan berkesinambungan
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai