Anda di halaman 1dari 36

MIKROPLANING

&
RANTAI DINGIN

Kamis, 25 Februari 2021


Raisyah Aprili Sarinda, A.Md.Kep
( Rinda )

085212558400
rinda4491@yahoo.co.id
MIKROPLANING DAN
RANTAI DINGIN
VAKSINASI COVID-19

Subdit Imunisasi
Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen P2P – Kementerian Kesehatan
D I S A M P A I K A N P A D A P E L A T I H A N VA K S I N A T O R C O V I D - 1 9
TUJUAN
PEMBELAJARA
N

Peserta dapat Mengetahui, Memahami dan Melakukan


Penyusunan Perencanaan serta Manajemen vaksin dan Logistik
vaksinasi COVID-19 sesuai standar.
IndikatorHasilBelajar

1 Melakukan Penyusunan
Mikroplaning COVID-19

2 Menyusun Rencana Advokasi,


Sosialisasi

3 Menyusun Rencana Monev

4 Melakukan Pengelolaan Rantai


dingin
PENYUSUNAN PERENCANAAN (MIKROPLANING)

1 2
Mikroplaning adalah Dalam melaksanakan
proses penyusunan kegiatan pemberian
perencanaan di vaksinasi COVID-19,
masing-masing mikroplaning disusun
jenjang administrasi di semua tingkatan
mulai dari analisis administrasi baik di
situasi, identifikasi pusat maupun daerah
masalah, penentuan sesuai dengan tugas
strategi, identifikasi masing-masing dan
memperhitungkan data
sumber daya dan
penyusunan dokumen
3 dasar (pos pelayanan,
perencanaan Mikroplaning tenaga pelaksana,
didukung oleh Sistem daerah sulit, dll).
Informasi Satu Data
Vaksinasi COVID-19
PERENCANAAN

PENDATAAN PENYUSUNAN RENCANA

FASYANKES PERENCANAAN OPERASIONAL


PENJANGKAUAN DAERAH
SULIT

PEMBIAYAAN
REGISTRASI DAN
VERIFIKASI
SASARAN
PERENCANAAN
RENCANA DISTRIBUSI MONEV
VAKSIN DAN LOGISTIK
PENYUSUNAN
LAINNYA
RENCANA
ADVOKASI,
SOSIALISASI DAN
PELATIHAN
PENDATAAN FASYANKES
KRITERIA Bila fasilitas
pelayanan
kesehatan yang
1. Puskesmas, tersedia tidak
1. memiliki tenaga kesehatan dapat memenuhi
puskesmas
pelaksana vaksinasi COVID-19 kebutuhan dalam
pembantu;
2. memiliki fasilitas penyimpanan memberikan
2. Klinik,
vaksin sesuai dengan ketentuan vaksinasi bagi
3. Rumah
peraturan perundang- seluruh sasaran
sakit,
undangan; dan/atau fasilitas
4. Unit
3. memiliki izin operasional pelayanan
pelayanan
Fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan tidak
kesehatan di
sesuai dengan ketentuan memenuhi
Kantor
peraturan perundang- persyaratan maka
Kesehatan
undangan Dinas Kesehatan
Pelabuhan
(KKP). Kabupaten/Kota
Fasyankes & Pos vaksinasi dapat membuka
ditetapkan oleh Dinkes Kab/Kota pos vaksinasi
serta di input ke dalam aplikasi P- COVID-19
Care Vaksinasi
PENDATAAN FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan
pendataan dan penetapan fasilitas pelayanan
kesehatan, termasuk pos vaksinasi, yang akan
menjadi tempat pelaksanaan pelayanan
vaksinasi COVID-19 termasuk pendataan
tenaga pelaksana, jadwal pelayanan dan
peralatan rantai dingin yang tersedia di setiap
fasilitas pelayanan kesehatan.

Hasil pendataan dan penentuan fasilitas pelayanan


kesehatan pelaksana Vaksinasi COVID-19 ini beserta jadwal
pelaksanaan (hari pelayanan serta jam dan kuota sasaran
per sesi ) masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan dan
pos vaksinasi dimasukkan langsung oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota ke dalam aplikasi PCare.
PENDATAAN FASYANKES
Pemetaan Tenaga Pelaksana dan
Penyusunan Jadwal Pelayanan

Satu tim pelaksana per sesi • Rangkaian pemeriksaan


terdiri dari: dan pelayanan Vaksinasi
1. Petugas COVID-19 untuk satu
pendaftaran/verifikator orang diperkirakan
2. Petugas untuk
sekitar 15 menit.
melakukan skrining
• Satu vaksinator (perawat,
(anamnesa), Jadwal
pemeriksaan fisik dan
bidan, dan dokter)
Layanan diperkirakan mampu
pemberian edukasi;
3. Petugas pemberi (hari memberikan pelayanan
vaksinasi COVID-19 pelayanan, maksimal 40 - 70
dibantu oleh petugas jam dan sasaran per hari.
yang menyiapkan kuota • Dalam satu hari dapat
vaksin sasaran per dilaksanakan beberapa
4. Petugas untuk sesi sesi pelayanan dengan
mengatur alur pelayanan) jumlah sasaran per sesi
kelancaran pelayanan pelayanan disesuaikan
5. Petugas untuk dgn kapasitas masing-
melakukan pencatatan masing fasilitas
hasil vaksinasi pelayanan kesehatan
PENDATAAN FASYANKES

Pengelola program imunisasi dan/atau


logistik Dinas Kesehatan Provinsi
maupun Kabupaten/Kota harus
melakukan inventarisasi jumlah dan
kondisi :
Inventarisasi 1. vaccine refrigerator,
Peralatan Rantai 2. cool pack,
Dingin 3. cold box,
4. vaccine carrier
5. alat pemantau suhu

Mengidentifikasi kekurangannya di
tingkat provinsi, kabupaten/kota,
puskesmas maupun fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
PENDATAAN FASYANKES
Perhitungan Kebutuhan Vaksin dan
Logistik

Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya


(ADS, Safety Box dan alcohol swab) untuk
setiap fasilitas pelayanan kesehatan
lainnya ditentukan berdasarkan data
sasaran yang terverifikasi melalui Sistem
Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-19.
Sebagai antisipasi bila terjadi syok
anafilatik, maka setiap tempat pelayanan
wajib menyediakan 1 set perlengkapan
anafilaktik, oksigen, cairan dan infus set.
Kebutuhan materi KIE : perhitungan
berdasarkan pada kebutuhan.
PENDATAAN FASYANKES

Masker medis = jumlah petugas x


jumlah hari pelayanan x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama
4 jam) Kebutuhan logistik PPI
lainnya:
Face shield (bila tersedia)
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining)) • Hand sanitizer = sesuai
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan)
kebutuhan
• Sabun cair dan air
Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran mengalir = sesuai
*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran kebutuhan
• Cairan disinfektan =
sesuai kebutuhan
Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan
INPUT DATA FASYANKES
Dinkes Kab/Kota Mengompilasi
INPUT DATA FASYANKES
Fasyankes Mengisi Data
PENGELOLAAN RANTAI DINGIN COVID-19

Materi Pokok :

Sistem Distribusi vaksin COVID-19

SOP Distribusi vaksin & logistik

Penyimpanan Vaksin
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19
PUSAT (KEMENKES) SAMPAI PROVINSI
Proses pengadaan :
1. vaksin
2. logistik vaksinasi (seperti Auto
Disable Syringe – ADS, Safety
Box, Kapas Alkohol)
Distribusi dari penyedia (Biofarma) sampai
ke Tingkat Provinsi via udara dengan
pesawat (menggunakan cool box) atau darat
dengan kendaraan berpendingin khusus
Di Provinsi :
1. vaksin disimpan oleh
instalasi farmasi dalam
cold room dan atau vaccine
refrigerator dengan suhu
terjaga 2 – 8 °C
2. Logistik vaksinasi lainnya
(seperti Auto Disable
Syringe – ADS, Safety Box,
Kapas Alkohol) disimpan
di instalasi farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19
PROVINSI KE KABUPATEN/KOTA
Distribusi vaksin dari Provinsi ke
Kabupaten/Kota dilakukan dengan
menggunakan kendaraan berpendingin khusus
(beberapa Prov/Kab/Kota), atau menggunakan
cool box / vaccine carrier.
Mekanisme distribusinya tergantung kebijakan
dan ketersediaan anggaran masing2 daerah :
1. Provinsi mengantarkan ke Kab/Kota
Kab/kota akan
2. Kab/Kota mengambil dari provinsi sesuai
mendistribusikan vaksin
jadwal tibanya vaksin atau dibuat jadwal
dan logistik lainnya ke
pengambilan sesuai alokasi
Rumah Sakit, Puskesmas,
KKP, Klinik atau Pos
pelayanan vaksinasi
lainnya yang terdaftar
sebagai tempat pelayanan
vaksinasi Covid 19 dengan
menggunakan mobil box
atau puskesmas keliling,
Di Kabupaten/Kota diterima oleh vaksin ditempatkan pada
instalasi farmasi, kemudian: vaccine carrier
1. vaksin disimpan dalam cold room
atau vaccine refrigerator sebelum
didistribusikan ke faskes.
2. Logistik vaksinasi lainnya (seperti
Auto Disable Syringe – ADS, Safety
Box, Kapas Alkohol) disimpan di
instalasi farmasi
SISTEM DISTRIBUSI VAKSIN COVID-19
KABUPATEN/KOTA KE
PUSKESMAS/FASYANKES/KKP

Puskesmas akan menyimpan


vaksin di vaccine refigerator.
Logistik lainnya disimpan di
instalasi farmasi.
Untuk Fasyankes lainnya (Klinik
KKP, Klinik Pos Pelayanan
vaksinasi, dll) berkoordinasi
dengan Puskesmas untuk
distribusi vaksin dan logistik
lainnya:
1. Jika Fasyankes tidak memiliki
vaccine refrigerator yang sesuai
standar, maka dapat
digunakan lemari es rumah
tangga, sesuai SOP yang
berlaku.
2. Vaksin dibawa oleh petugas
menggunakan vaccine carrier.
SOP DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK

1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box atau vaccine carrier


disertai dengan cool pack. Logistik lainnya dapat menggunakan sarana
pembawa kering lainnya;
2. Pada setiap cold box atau vaccine carrier disertai dengan alat
pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box atau vaccine
carrier dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan
memakai sarung tangan pada saat penataan vaksin di vaccine
refrigerator;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand
sanitizer sebelum dan sesudah menangani vaksin dan logistik lainnya;
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada
Standar Prosedur Operasional (SPO) yang berlaku;
PENYIMPANAN VAKSIN
DALAM VACCINE REFRIGERATOR

Untuk menghindari kesalahan


pengambilan, penyimpanan vaksin
untuk imunisasi rutin (sasaran bayi)
dengan vaksin COVID-19 (sasaran
dewasa) diatur secara terpisah
dalam rak/ keranjang
Penyimpanan vaksin
vaksin bagi fasyankes
yang belum memiliki vaccine
refrigerator buka atas sesuai PQ
WHO, masih dapat memanfaatkan
lemari es domestik/ rumah tangga,
dimana penataan vaksin dilakukan
berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan
Vaksin COVID-19 yang
sesuai manajemen tersedia
vaksin yang saat
ini dengan platform inactivated
efektif
merupakan golongan vaksin freeze
sensitive yang akan rusak pada
paparan suhu dingin (beku)
sehingga perlakuan penyimpanan
sama dengan penyimpanan vaksin
IPV, disimpan pada suhu 2-8⁰ C dan
jauhkan dari evaporator
PENYIMPANAN VAKSIN
DALAM VACCINE REFRIGERATOR

*Untuk vaksin COVID-19 dengan platform lainnya mekanisme penyimpanan


akan ditentukan kemudian.
Penyimpanan Coronavac dalam Vaccine
Refrigerator

Sinovac mRNA , Pfizer


SUHU PENYIMPANAN 2 – 8 SUHUMODERNA
PENYIMPANAN -20 SUHU PENYIMPANAN -70
°C °C °C
Penyimpanan Vaksin pada
Suhu 2-8 °C
Ruang penyimpanan harus terhindar dari
1
paparan sinar matahari langsung

Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur


2 sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan
pengambilan, perlu disimpan secara terpisah
dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda
agar tidak tertukar dengan vaksin rutin. Apabila
memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan
dalam vaccine refrigerator yang berbeda,
dipisahkan dengan vaksin rutin.
Penyimpanan Vaksin pada
Suhu 2-8 °C
Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan
3
kesehatan yang belum memiliki vaccine
refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-
Kualifikasi WHO), masih dapat memanfaatkan
lemari es domestik/ rumah tangga, dimana
penataan vaksin dilakukan berdasarkan
penggolongan sensitivitas terhadap suhu dan
sesuai manajemen vaksin yang efektif.

Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan


4 evaporator.
CONTOH PENYIMPANAN VAKSIN 2 – 8 C

IP
V
D
CO
T VI
CO
D
VI
CO
D C I
VI
D
O
Td VI P
D V Jangan
menyimp
an vaksin
di pintu
Penyimpanan Vaksin pada
Suhu -20 °C
Ruang penyimpanan harus terhindar dari
paparan sinar matahari langsung. Penyimpanan
1
vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa
untuk menghindari kesalahan pengambilan,
perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau
keranjang vaksin yang berbeda agar tidak
tertukar dengan vaksin rutin. Apabila
memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan
dalam freezer atau vaccine refrigerator yang
berbeda, dipisahkan dengan vaksin rutin.

2 Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada


suhu 2-8 °C. Pada
vaccine refrigerator, letakkan vaksin dekat
dengan evaporator.
Penyimpanan Vaksin pada
Suhu -70 °C
Penyimpanan jenis vaksin COVID-19 ini
1
membutuhkan sarana Ultra Cold Chain (UCC).
Ruang penyimpanan harus terhindar dari
paparan sinar matahari langsung.

Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer


2
dengan suhu sangat rendah (Ultra Low
Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin
khusus.
Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer
3
pasif) terdiri dari dua yaitu Arktek
menggunakan kotak dingin berupa PCM
(Phase- Change Materials) dan thermoshipper
menggunakan dry ice. PCM dan dry ice
berfungsi mempertahankan suhu dingin.
PEMANTAUAN SUHU
Suhu dalam
penyimpanan vaksin
harus terjaga sesuai 1. Pemantauan suhu
dengan yang sebaiknya dilakukan lbh
direkomendasikan sering, lebih dari 2 kali dalam
Perlu dilakukan Mekanisme sehari, pastikan suhu tetap 2-
pemantauan suhu 8 0C.
menggunakan alat 2. Catat hasil monitoring suhu
pemantau suhu pada grafik pemantauan suhu.
3. Apabila menggunakan alat
Jenis Alat Pemantau Suhu pemantau dan perekam suhu
1. Alat pemantau suhu terus menerus secara jarak
( termometer, termometer
muller dll) jauh yang sudah terhubung
2. Alat Pemantau &
dengan aplikasi SMILE,
perekam terus-menerus maka petugas dapat
3. Alat pemantau & perekam memantau suhu dari jarak
suhu dgn teknologi jauh melalui aplikasi.
Internet Of Things (IoT)
terus menerus secara
jarak jauh
PENGELOLAAN VAKSIN PADA SAAT
PELAYANAN

Pengelolaan vaksin pada saat pelayanan harus memperhatikan hal-


hal sebagai berikut:
1) Pengelola program imunisasi/korim bertanggung jawab
membawa vaccine carrier ke tempat pelayanan
2) Saat pelayanan, vaccine carrier jangan terpapar matahari
langsung. Pastikan vaccine carrier dalam keadaan bersih
sebelum digunakan. Vaksin yang sudah dipakai ditempatkan
pada busa penutup vaccine carrier, sedangkan vaksin yang
belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier.
PENGELOLAAN VAKSIN PADA SAAT
PELAYANAN
4) Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan
memperhatikan: label masih ada, tidak terendam air, disimpan dalam suhu 2-
8 oC, belum kadaluarsa.
5) Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang
penyimpanan untuk disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu 2 - 8oC.
Vaksin tersebut didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
6) Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan
tanggal dan waktu pertama kali vaksin dibuka. Vaksin COVID-19 yang sudah
dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier.
7) Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
SOP, sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat
khusus yang diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis
sebelum dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak.
TUGAS
1 ) Menyampaikan update pelaksanaan tahapan perencanaan vaksinasi COVID-19
di Unit kerja masing- masing. ( MIKROPLANING)

2) Membuat SOP Manajemen vaksin untuk vaksin yang disimpan pada suhu 2 – 8 0
C, -200 C dan -700 C.
KESIMPULAN
Dibutuhkan proses perencanaan yang komprehensif untuk
mendapatkan cakupan vaksinasi yang tinggi dan merata melalui
peningkatan akses terhadap layanan vaksinasi yang berkualitas &
sesuai standar.

Keefektifan Coronavac sangat ditentukan oleh Penyimpanan &


Manajemen pengelolaan vaksin
.
“ Tidak harus menunggu
hebat untuk memulai,
Kamu hanya perlu
Memulai untuk menjadi
hebat“.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai