Anda di halaman 1dari 59

PERENCANAAN DAN

RANTAI DINGIN
VAKSINASI COVID19
Disampaikan dalam
Pelatihan Vaksinator COVID19
23-25 Juni 2021
PROFIL
Nama : dr. Sry Rachmawaty, MARS
Tempat/tgl lahir : Tanjung Pinang ,10 Nov 1969
Alamat : Komp. Wisma Bumi
Mas, blok.A/9, Tampat
Laban,
Kuranji, Padang. Sumbar
No. Hp : 089659050226/ 08129092762
Pendidikan terakhir : FK Univ. ANDALAS -
Padang
Pekerjaan : PNS (Widyaiswara Ahli Madya-
BKOM dan PELKES,
Prov. Sumatera Barat)
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum :
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat mengetahui, memahami dan melakukan penyusunan
perencanaan serta manajemen vaksin dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai standar

Tujuan Pembelajaran Khusus:


Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
1. Mengetahui dan menentukan tempat pelayanan vaksinasi COVID-19
2. Mengetahui dan menyusun jadwal pelayanan vaksinasi COVID-19
3. Mengetahui dan memahami kebutuhan sumber daya yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan vaksinasi COVID-19
4. Mengetahui, memahami dan menyusun rencana kegiatan advokasi, sosialisasi dan
pelatihan serta monitoring dan evaluasi untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19
5. Mengetahui, memahami dan melakukan mekanisme distribusi serta manajemen vaksin
dan logistik vaksinasi COVID-19 sesuai prosedur
PERENCANAAN
Penyusunan Perencanaan
1 PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS PENERIMA VAKSIN

2 PENDATAAN SASARAN

3 PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES

PERENCANAA 4 REGISTRASI SASARAN

N
PELAYANAN
VAKSINASI 5
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA DISTRIBUSI VAKSIN, PERALATAN
PENDUKUNG DAN LOGISTIK
COVID19
6 PENYUSUNAN RENCANA ADVOKASI, SOSIALISASI DAN PELATIHAN

7 PENYUSUNAN RENCANA KEGIATAN MONITORING DAN EVALUASI

8 PENDANAAN

9 PENYUSUNAN RENCANA OPERASIONAL UNTUK DAERAH SULIT


PENTAHAPAN KELOMPOK PRIORITAS

• Vaksinasi COVID-19 dilaksanakan dalam 4 tahapan mempertimbangkan ketersediaan, waktu


kedatangan dan profil keamanan vaksin.
• Kelompok prioritas penerima vaksin adalah penduduk yang berdomisili di Indonesia yang
berusia ≥18 tahun.
• Kelompok prioritas penerima vaksin adalah Petugas Kesehatan Yang beresiko tinggi ,
Kelompok dengan resiko kematian atau penyakit yang berat dan kelompok sosial atau
pekerjaan yang beresiko tertular ( petugas Publik )
Tahapan Pelaksanaan Vaksinasi
• tenaga kesehatan, asisten tenaga kesehatan, tenaga penunjang serta mahasiswa
Tahap 1 yang sedang menjalani pendidikan profesi kedokteran yang bekerja pada Fasilitas
(Januari – Minggu Ke 3 Pelayanan Kesehatan, yang berusia 18 tahun ke atas. Data sasaran tahap 1
Februari 2021 bersumber dari data yang terdapat dalam Sistem Informasi Sumber Daya Manusia
Kesehatan (SISDMK).

• Petugas pelayanan publik yaitu TNI/Polri, Satpol PP, Kepala Desa/Lurah atau
Tahap 2 perangkat Desa/Kelurahan, anggota DPR/DPD/DPRD, pejabat negara, Aparatur Sipil
Negara, Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, pegawai BUMN/BUMD, serta
(Minggu Ke 4 Februari petugas pelayanan publik lain yang terlibat secara langsung memberikan pelayanan
2021) kepada masyarakat, yang berusia 18 tahun ke atas.
• Kelompok usia lanjut (≥60 tahun)

Tahap 3 • Masyarakat rentan dari aspek geospasial, sosial, dan ekonomi, yang berusia 18
(Mei – Juli 2021 tahun ke atas.

Tahap 4
• Masyarakat dan pelaku perekonomian lainnya dengan pendekatan kluster sesuai
(Agustus -Desember 2021 dengan ketersediaan vaksin, yang berusia 18 tahun ke atas.
)
PENDATAAN SASARAN

Dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang


M ekanisme bersumber dari Kementerian/Lembaga/Badan
Usaha/Instansi terkait atau sumber lainnya meliputiNomor
Top-Down Induk Kependudukan, nama, tanggal lahir, nomor kontak
(HP) dan alamat tempat tinggalsasaran

• Dilakukan sebagai upaya verifikasi atas data sasaran


yang diperoleh secara top-down atau untukmelengkapi
mekanisme top-down.
Mekanisme • Dilakukan secara kolektif oleh instansi/badan
usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat
Bottom-Up daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanankesehatan
pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota maupun Dinas KesehatanProvinsi.

Dalam hal sasaran individu sesuai tahapan belum terdaftar oleh instansi/badan usaha/lembaga/organisasi maupun oleh perangkat
daerah, puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan pelaksana vaksinasi COVID-19, Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota maupun
Dinas Kesehatan Provinsi, maka dapat dilakukan pendataan melaluiAplikasi PCare Vaksinasi.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan milik KRITERIA Jumlah sasaran per sesi pelayanan
disesuaikan dengan kapasitas masing-
Pemerintah Pusat, masing fasilitas pelayanan kesehatan
Pemerintah Daerah
Provinsi, Pemerintah
1. memiliki tenaga kesehatan pelaksana
daerah Kabupaten/Kota vaksinasi COVID-19;
atau milik 2. memiliki sarana rantai dingin sesuai Dalam hal Fasilitas Pelayanan
masyarakat/swasta yang dengan jenis Vaksin COVID-19 yang Kesehatan tidak dapat memenuhi
memenuhi persyaratan: digunakan atau sesuai dengan kebutuhan dalam memberikan
1. Puskesmas, ketentuan peraturan perundang- Vaksinasi bagi seluruh sasaran
puskesmas undangan; dan dan/atau tidak memenuhi
3. memiliki izin operasional Fasilitas
pembantu;
Pelayanan Kesehatan atau penetapan
persyaratan, Dinas Kesehatan
2. Klinik;
oleh Menteri sesuai dengan ketentuan Kabupaten/Kota dapat membuka
3. Rumah sakit;
peraturan perundang-undangan. pos Vaksinasi COVID-19
dan/atau
4. Unit pelayanan
kesehatan di Kantor Fasilitas pelayanan Kesehatan yang tidak dapat memenuhi
Kesehatan persyaratan poin 2dapat menjadi tempat pelayanan vaksinasi
Pelabuhan (KKP) COVID-19 namun dikoordinasi oleh puskesmas setempat

Fasyankes dan pos vaksinasi ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta diinput ke dalam aplikasi PcareVaksinasi
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES
PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota melakukan


pendataan fasilitas pelayanan kesehatan yang akan
menjadi tempat pelaksanaan pelayanan vaksinasi
COVID-19 melalui upaya koordinasi dengan seluruh
fasilitas pelayanan kesehatan meliputi:
1. pendataan tenaga pelaksana,
2. pendataan jadwal pelayanan, dan
3. pendataan peralatan rantai dingin yang tersedia di
setiap fasilitas pelayanan kesehatan
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES
PELAKSANA VAKSINASI COVID-19
• Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota kemudian
1. Puskesmas mengusulkan pos pelayanan vaksinasi
melakukan penilaian terhadap
COVID-19 ke Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
fasilitas pelayanan kesehatan
Pos pelayanan vaksinasi merupakan pos layanan
dan melakukan penetapan
luar gedung (area/tempat di luar fasilitas
melalui SK Kepala Dinas
pelayanan kesehatan).
Kesehatan Kabupaten/Kota
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan
serta menginput data tersebut
daftar pos pelayanan vaksinasi melalui SK Kepala
ke dalam aplikasi Pcare
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota serta menginput
Vaksinasi.
data tersebut ke dalam aplikasi PcareVaksinasi.
• Bila fasilitas pelayanan 3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan puskesmas
kesehatan yang tersedia tidak harus memastikan ketersediaan tenaga pelaksana
dapat memenuhi kebutuhan serta sarana rantai dingin yang memadai untuk
dalam memberikan vaksinasi melaksanakan pelayanan vaksinasi COVID-19 yang
bagi seluruh sasaran dan/atau aman dan berkualitas.
fasilitas pelayanan kesehatan 4. Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan
tidak memenuhi persyaratan vaksinasi harus memenuhi standar pelayanan
maka Dinas Kesehatan vaksinasi COVID-19. Masing-masing pos pelayanan
Kabupaten/Kota dan vaksinasi juga melaksanakan pencatatan dan
puskesmas dapat membuka pelaporan tersendiri, terpisah dari puskesmas yang
pos pelayanan vaksinasi menjadi koordinatornya.
COVID-19
PENDATAAN DAN PENETAPAN FASYANKES
PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

Tenaga Pelaksana dan Jadwal Pelayanan

Satu tim pelaksana per sesi terdiri dari:


1. Petugas pendaftaran/verifikasi
2. Petugas untuk melakukan skrining • Rangkaian pemeriksaan dan
(anamnesa), pemeriksaan fisiksederhana
dan pemberian edukasi; Jadwal Layanan pelayanan Vaksinasi COVID-19
3. Petugas pemberivaksinasi COVID-19 (hari pelayanan, untuk satu orang diperkirakan
dibantu oleh petugasyang menyiapkan jml sesi pelayanan sekitar 15 menit.
vaksin
per hari, jam dan • Satu vaksinator (perawat, bidan,
4. Petugas untuk melakukan observasi dan dokter) diperkirakan mampu
pasca vaksinasi COVID-19 serta kuota sasaran per
pemberian tanda selesai dan kartu sesi pelayanan, memberikan pelayanan maksimal
vaksinasi COVID-19; 40 - 70 sasaran per hari.
serta nama &
5. Petugas untuk melakukan pencatatan • Dalam satu hari dapat
hasil vaksinasi COVID-19;
Penanggung
dilaksanakan beberapa sesi
6. Petugas untuk melakukan pengelolaan Jawab Fasyankes) dengan
pelayanan jumlah
limbah medis; dan/atau
sasaran per sesi pelayanan
7. Petugas untuk mengatur alur kelancaran
pelayanan vaksinasi COVID-19 adalah sekitar 10-20 orang.
PENDATAAN DAN PENETAPAN
FASYANKES PELAKSANA VAKSINASI COVID-19

Pengelola program imunisasi dan/atau logistik Dinas


Kesehatan Provinsi maupun Kabupaten/Kota harus
melakukan inventarisasi jumlah dan kondisi :
Inventarisasi Peralatan 1. vaccine refrigerator,
2. cool pack,
Rantai Dingin 3. cold box,
4. vaccine carrier
5. alat pemantau suhu

Mengidentifikasi kekurangannya di tingkat provinsi,


kabupaten/kota, puskesmas maupun fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya.
Fasyankes Mengisi Data
Dinkes Kab/Kota Mengompilasi
INPUT DATA FASYANKES
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota menetapkan dalam bentuk SK
Penunjukan dan menginput data ke dalam aplikasi Pcare Vaksinasi

1. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota berkoordinasi dengan Kantor Cabang BPJS Kesehatan setempat untuk
mendapatkan hak akses (username dan password) aplikasi Pcare Vaksinasi.
2. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengakses aplikasi Pcare Vaksinasi melalui alamat https://pcare.bpjs-
kesehatan.go.id/vaksin/ menggunakan browser yang terdapat pada komputer/laptop/handphone yang
terkoneksi internet, kemudian log in menggunakan username dan password yang sudah didapatkan.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengentrikan daftar fasilitas pelayanan kesehatan dan pos pelayanan
vaksinasi yang telah ditetapkan pada aplikasi Pcare Vaksinasi. Data yang dientri meliputi nama fasilitas
pelayanan kesehatan, jadwal layanan vaksinasi, kapasitas layanan per-sesi, nama dan nomor handphone
PIC layanan vaksinasi di fasilitas pelayanan kesehatan tersebut.
4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota membuatkan atau menambahkan hak akses (username dan password)
Pcare user fasilitas kesehatan bagi fasilitas pelayanan kesehatan baru atau fasilitas pelayanan kesehatan
yang belum bekerja sama dengan BPJS Kesehatan.
5. Detail penggunaan aplikasi Pcare Vaksinasi untuk pendataan fasyankes dapat dilihat pada User Manual
dengan mengunduh pada tautan http://bit.ly/LampiranJuknisVC19 dengan password $ppt12020.
Penginputan Fasyankes yang akan Memberikan
Pelayanan Vaksinasi COVID-19 pada AplikasiPCare
Strategi Percepatan Pelaksanaan
Vaksinasi COVID19
Institusi Penerintah/lembaga
atau BUMN yang memiliki
Berbasis fasilitas kesehatan fasiltas kesehatan di
untuk pelayanan publik institusinya, maka vaksinasi
dapat dilayani di fasilitas
kesehatan masing - masing

Vaksinasi massal terpusat di Mobile terpusat di tempat


gedung-gedung keramaian
Vaksinasi Massal
Pos pelayanan vaksinasi massal dapat berupa pos layanan yang memanfaatkan area/tempat
di luar fasilitas pelayanan kesehatanatau berupa pelayanan kesehatanbergerak

Perlu disusun perencanaan kegiatan: menentukan jumlah hari pelaksanaan, jumlah target
Dalam rangka percepatan sasaran per hari, jumlah sasaran per sesi dan jumlah sesi per hari, waktu pelayanan per sesi,
pelaksanaan vaksinasi jumlah meja pelayanan per sesi, jumlah sasaran per meja per sesi jumlah tenaga per sesi
COVID- 19, Kementerian
Kesehatan bekerja sama Pelaksanaan pelayanan vaksinasi di pos pelayanan vaksinasi harus menerapkan protokol
dengan Dinas Kesehatan kesehatan dan memenuhi standarpelayanan vaksinasi COVID-19
Provinsi dan pihak lain
yang terkait dapat Pos pelayanan vaksinasi massal merupakan bagian dari fasilitas pelayanan kesehatan yang
telah ditetapkan melalui SK Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota sebagai tempat
membuka pos pelayanan pelayanan vaksinasiCOVID- 19, sehingga pencatatan dan pelaporannya menjadi bagian dari
vaksinasi massal fasilitas pelayanan kesehatan tersebut

Sebagai upaya antisipasi terjadinya KIPI serius, perlu disiapkan ambulans atau mobil
puskesmas keliling atau ruangan khusus (ICU mini) beserta kit anafilaktik yang memadai.
Minimal 1 orang dokter ahli disiapkan untuk memantau proses observasi dan melakukan
penanganan pertama terhadap KIPI
Registrasi Sasaran
• Proses pembentukan nomor tiket untuk sasaran
yang telah dilakukan pendataan sebagai calon
penerima vaksinasi COVID-19.
• Sasaran yang sudah memiliki tiket dapat
memperoleh vaksinasi di fasilitas pelayanan
kesehatan atau pos pelayanan vaksinasi yang telah
ditetapkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Kolektif : melalui Sistem Informasi Satu Data Vaksinasi COVID-


19
KOLEKTIF
Individual : dilakukan pada waktu kedatangan di tempat
pelayanan menggunakan aplikasi PCare Vaksinasi, atau aplikasi
INDIVIDUAL
lainnya yang ditetapkan kemudian dengan verifikasi data NIK
dan bukti pendukung lainnya sesuai kriteria sasaran per
tahapan vaksinasi.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA
• Perhitungan kebutuhan vaksin dan logistik vaksinasi lainnya dilakukan berdasarkan jumlah
sasaran. Alokasi vaksin dan logistik vaksinasi lainnya pada tingkat Provinsi dan Kabupaten Kota
dilakukan dengan mempertimbangkan estimasi wastage rate vaccine (estimasi wastage rate
vaccine multidosis adalah 15%) serta buffer stock logistik (untuk ADSditambahkan 5%).
• Alokasi bagi setiap fasilitas pelayanan kesehatan ditentukan berdasarkan kapasitas layanan
masing-masing fasilitas pelayanan kesehatan.
• Sebagai antisipasi bila terjadi syok anafilatik, maka setiap tempat pelayanan wajib
menyediakan 1 set perlengkapan anafilaktik, oksigen, cairan dan infus set.
• Kebutuhan materi KIE : perhitungan berdasarkan pada kebutuhan.

Seluruh pihak terkait harus


Perlu disusun rencana distribusi memastikan jadwal pengiriman Prinsip pelaksanaan tidak
vaksin dan logistik lainnya vaksin dan logistik lainnya menganggu distribusi
dengan mencantumkan jadwal dilaksanakan tepat waktu vaksin dan logistik untuk
distribusi serta sumber dalam rangka menjamin pelayanan imunisasi rutin.
pembiayaan yang dibutuhkan. ketersediaan vaksin dan
Vaksin dan logistik lainnya Dinkes Prov dan Kab/Kota
logistik lainnya di tingkat
didistribusikan sampai ke dapat melakukan
provinsi, kabupaten/kota serta
Puskesmas maupun fasilitas realokasi bila dibutuhkan
puskesmas dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya. pelayanan kesehatan lainnya.
PERHITUNGAN KEBUTUHAN SERTA RENCANA
DISTRIBUSI VAKSIN DAN LOGISTIK LAINNYA

Masker medis = jumlah petugas x jumlah hari


pelayanan x 2
(Ket: masker medis dapat digunakan maksimal selama 4 jam)

Kebutuhan logistik PPI lainnya:


Face shield (bila tersedia)
= ((jumlah sasaran x (jumlah vaksinator+jumlah petugas skrining)) • Hand sanitizer = sesuai
+ (jumlah nakes lain x jumlah sesi pelayanan)
kebutuhan
• Sabun cair dan air mengalir =
Sarung tangan (bila tersedia) = jumlah sasaran sesuai kebutuhan
*) sarung tangan harus diganti pd setiap sasaran • Cairan disinfektan = sesuai
kebutuhan

Apron (bila tersedia) = sesuai kebutuhan


PERHITUNGAN KEBUTUHAN LOGISTIK LAINNYA
Rencana Distribusi
Vaksin dan Logistik Lainnya

Perlu disusun rencana


Seluruh pihak terkait
distribusi vaksin dan
harus memastikan
logistik lainnya
jadwal pengiriman
dengan
vaksin dan logistik
mencantumkan jadwal
lainnya dilaksanakan Prinsip pelaksanaan
distribusi serta
tepat waktu dalam tidak menganggu
sumber pembiayaan
rangka menjamin distribusi vaksin dan
yang dibutuhkan.
Vaksin dan logistik ketersediaan vaksin logistik untuk
dan logistik lainnya di pelayanan imunisasi
lainnya tingkat provinsi, rutin.
didistribusikan kabupaten/kota serta
sampai ke Puskesmas puskesmas dan
maupun fasilitas fasilitas pelayanan
pelayanan kesehatan kesehatan lainnya.
lainnya.
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DANPELATIHAN
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan
Puskesmas menyusun rencana advokasi,
sosialisasi dan koordinasi kepada seluruh
pihak baik lintas program maupun lintas
sektor terkait

Untuk meningkatkan kapasitas vaksinator


dan tenaga kesehatan lainnya yang
terlibat dalam pelaksanaan pelayanan,
serta pengelola program dan supervisor,
diperlukan pelatihan dengan melibatkan
instansi pelatihan kesehatan. Dinas
Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota perlu menyusun rencana
kegiatan pelatihan.
RENCANA ADVOKASI,
SOSIALISASI DANPELATIHAN
RENCANA MONEV

Penilaian Kesiapan (Tool VIRAT)

Monitoring data cakupan setiap hari

Monitoring kualitas layanan


melalui kegiatan supervisi
Evaluasi pelaksanaan, evaluasi dampak melalui
surveilans COVID-19, dan Post Marketing
Surveillance atau PMS
RENCANA SUPERVISI
PENDANAAN
Pendanaan pelaksanaan kegiatan vaksinasi COVID-19
bersumber dari APBN (Dekonsentrasi, DAK non fisik/BOK), Pendanaan untuk pemantauan dan
APBD dan sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuan penanggulangan Kejadian Ikutan
peraturan perundang-undangan Pasca Vaksinasi COVID-19
dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara atau
Kegiatan pelaksanaan vaksinasi COVID-19 yang dibiayai oleh APBN, APBD sumber pendanaan lain yang sah
dan sumber lain yang sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan sesuai dengan ketentuan peraturan
antara lain : perundang- undangan
1. biaya operasional,
2. biaya distribusi vaksin dan logistik lainnya,
3. biaya pengembangan dan penyebarluasan materi KIE, Pendanaan ini termasuk untuk
4. biaya penyelenggaraan pertemuan advokasi, koordinasi dan sosialisasi, perawatan dan pengobatan Kejadian
5. bimbingan teknis dan monitoring, dan
6. surveilans KIPI Ikutan Pasca Vaksinasi COVID-19

Penggunaan anggaran operasional pelaksanaan vaksinasi merujuk pada


Keputusan Menteri yang menetapkan tentang Petunjuk Teknis
Perencanaan Penganggaran Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka
Penanggulangan Pandemi Covid-19 bersumber Dana Alokasi Umum
(DAU) dan Dana Bagi Hasil (DBH) Tahun Anggaran 2021
PenyusunanRencana Operasional
Penjangkauan daerahSulit
Kegiatan Vaksinasi
COVID-19 harus
menjangkau semua
sasaran sehingga
Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota
dan Puskesmas
perlu melakukan
pemetaan wilayah
sulit dan menyusun
rencana
operasionalnya
RANTAI DINGIN
P E N G IR IM A N V A K SIN S A M P A I F A S Y A N K E S

Alokasi Vaksin Pengiriman

Perintah
Pengiriman Scan Penerimaan
Vaksin Per vaksin
Kota/Kab
Gudang Dinkes Provinsi
Kemenkes Bio Farma

Jika gudang dinkes penuh,


pengiriman dilakukan ke
hub Fasyankes

Pengiriman

HUB / PBF Relokasi / retur

Perintah pengiriman
vaksin per fasyankes

Proses
Perintah pengiriman

Email Notification Dinkes Kab/Kota


Banda Aceh
78 Hub Distributor di Setiap Provinsi
Lokasi Hub di IbukotaProvinsi
Medan

Tarakan
Batam Manado
Pekanbaru Ternate
Gorontalo
Pontianak
Samarinda
Sorong
Jambi
Palangkaraya
Palu
Pangkal
Pinang
Jayapura
Banjarmasin Ambon
Padang Palembang

Kendari

Bengkulu
Serang
Jakarta

Makasar
Bandar Surabaya
Semarang
lampung
NTT
Mataram

Bandung

Yogyakarta

Denpasar #HoldingBUMNFarmasi
KeteranganDistribusi Vaksin

No Poin Notes

1. Dasar pengiriman vaksin ke provinsi/hub adalah data alokasi vaksin dari Sistem Informasi Satu
Data (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin a)
2. Biofarma mengirimkan vaksin ke Gudang Dinkes Provinsi dan dilakukan proses penerimaan
Pengiriman vaksin dari Biofarma ke Dinkes melalui aplikasi BioTracking (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab a -Poin 6)
1 3. Apabila Gudang Dinkes Provinsi penuh maka vaksin dikirimkan ke Hub (Bab 3 Pelaksanaan -
Prov/Hub
Sub Bab d -Poin f)
4. Ada email notifikasi ke penanggung jawab Gudang Dinkes Provinsi atas penerimaan vaksin
(Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin h)
1. Dasar pengiriman vaksin ke fasyankes adalah alokasi vaksin per fasyankes oleh Dinkes Kab/Kota
(Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin j)
2. Biofarma memerintahkan hub untuk melakukan pengiriman vaksin ke fasyankes berdasakan
alokasi (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin k)
3. Hub akan membuat email ke Biofarma, Dinkes Provinsi dan Dinkes kab/kota setiap melakukan
pengiriman vaksin (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin l)
2 Pengiriman vaksin dari Hub ke Fasyankes 4. Proses pengiriman vaksin menggunakan sistem BioTracking (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d-
Poin m)
5. Pada saat vaksin diterima oleh fasyankes dilakukan proses penerimaan barang melalui
BioTracking (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin n)
6. Atas penerimaan tersebut hub mensubmit bukti penerimaan melalui eksternal folder ke
Biofarma (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab d -Poin p)
Keterangandistribusi
vaksin
No Poin Notes

1. Jika pada saat proses penerimaan ada vaksin yang tidak sesuai mutunya maka atas kemasan sekunder atau vial
yang rusak tersebut tidak dilakukan scan 2D Code dan vaksin dibawa kembali oleh petugas pengantar barang
ke Hub (Bab 3 Pelaksanaan -Sub Bab e -Poina)
2. Jika vaksin yang tidak sesuai mutunya diketahui setelah proses penerimaan vaksin, maka dilakukan:
3 Retur Vaksin a) Atas vaksin yang rusak dikirimkan kembali ke hub atau diambil oleh petugas hub
b) Petugas di hub melakukan scan 2D Code atas vaksin di kemasan sekunder atau vial
3. Hub menyimpan vaksin tersebut sampai ada keputusan dari Biofarma (Bab 3 Pelaksanaan - Sub Bab e -
Poin c)

1. Dalam kondisi tertentu bisa dilakukan realokasi vaksin antar fasyankes dalam satu kota/kabupaten/provinsi
atau bisa juga berbeda kabupaten/kota/provinsi (Poin 2 Realokasi Vaksin)
2. Dalam hal vaksin yang akan di realokasi berada di fasyankes maka dilakukan dengan cara:
a) Vaksin yang akan direalokasi dikirimkan ke hub atau diambil oleh petugas hub
4 Realokasi vaksin
b) Petugas mencatat sebagai transaksi retur (vaksin baik) dengan melakukan scan 2D Code di kemasan
sekunder atau vial
c) Dinas Kab/kota membuat alokasi ke fasyankes yang baru atas vaksintersebut
d) Atas alokasi yang baru tersebut Biofarma memerintahkan hub untuk mengirimkan vaksin
SOP Distribusi Vaksin dan Logistik

1. Distribusi vaksin wajib menggunakan cold box, vaccine carrier disertai dengan cool pack atau alat
transportasi vaksin lainnya yang sesuai dengan jenis vaksin COVID-19. Untuk peralatan
pendukung dan logistik lainnya menggunakan sarana pembawa lain yang standar, sesuai dengan
ketentuan;
2. Pada setiap cold box, vaccine carrier atau alat transportasi vaksin lainnya disertai dengan alat
pemantau suhu;
3. Lakukan tindakan disinfeksi pada permukaan cold box, vaccine carrier atau alat transportasi
vaksin lainnya dengan menggunakan cairan disinfektan yang sesuai standar;
4. Menggunakan masker bedah/masker medis dan apabila diperlukan memakai sarung tangan pada
saat melakukan penataan vaksin di vaccine refrigerator atau tempat penyimpanan vaksin lainnya;
5. Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau menggunakan hand sanitizer sebelum dan
sesudah menangani vaksin dan logistik vaksinasi lainnya; dan
6. Penyimpanan vaksin serta logistik vaksinasi lainnya mengacu pada Standar Prosedur
Operasional (SPO) yang berlaku.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator

Berdasarkan prosedur/manajemen
penyimpanannya, vaksin COVID-19 dibagi
menjadi 3 yaitu :
1. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
2-8 °C,
2. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-20 °C (vaksin mRNA, Moderna),dan
3. vaksin COVID-19 dengan suhu penyimpanan
-70 °C (vaksin mRNA, Pfizer).
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu 2-8 °C
1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari
langsung.
2. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur sedemikian rupa untuk
menghindari kesalahan pengambilan, perlu disimpan secara terpisah
dalam rak atau keranjang vaksin yang berbeda agar tidak tertukar
dengan vaksin rutin. Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan
dalam vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan dengan vaksin
rutin.
3. Penyimpanan vaksin bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang belum
memiliki vaccine refrigerator standar (buka atas sesuai Pre-Kualifikasi
WHO), masih dapat memanfaatkan lemari es domestik/ rumah tangga,
dimana penataan vaksin dilakukan berdasarkan penggolongan
sensitivitas terhadap suhu dan sesuai manajemen vaksin yang efektif.
4. Vaksin tidak boleh diletakkan dekat dengan evaporator
Contoh Penyimpanan Vaksin
Suhu 2-8 °C

IPV
DT
COVID
COVID
COVID
COV
Td ID IPV
Jangan
menyimpan
vaksin di
pintu
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -20 °C

1. Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar


matahari langsung. Penyimpanan vaksin COVID-19 diatur
sedemikian rupa untuk menghindari kesalahan pengambilan,
perlu disimpan secara terpisah dalam rak atau keranjang
vaksin yang berbeda agar tidak tertukar dengan vaksin rutin.
Apabila memungkinkan, vaksin COVID-19 disimpan dalam
freezer atau vaccine refrigerator yang berbeda, dipisahkan
dengan vaksin rutin.
2. Vaksin dapat bertahan selama 30 hari pada suhu 2-8 °C. Pada
vaccine refrigerator, letakkan vaksin dekat dengan
evaporator.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
• Penyimpanan jenis vaksin COVID-19 ini membutuhkan sarana Ultra Cold Chain (UCC).
Ruang penyimpanan harus terhindar dari paparan sinar matahari langsung.
• Sarana UCC yang dimaksud adalah freezer dengan suhu sangat rendah (Ultra Low
Temperature/ULT) dan alat transportasi vaksin khusus.
• Alat transportasi vaksin UCC (berupa kontainer pasif) terdiri dari dua yaitu Arktek
menggunakan kotak dingin berupa PCM (Phase-Change Materials) dan thermoshipper
menggunakan dry ice. PCM dan dry ice berfungsi mempertahankan suhu dingin.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan UCC (UCC Hub) dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer ULT ukuran besar -85 °C (500 sampai dengan 700 liters, kapasitas muatan
sampai dengan 25,000 vial).
• Freezer ULT ukuran kecil -85 °C sebagai cadangan dan menyimpan paket PCM pada
-85 ° C.
• Pada lokasi yang menjadi pusat penyimpanan jarak jauh dibutuhkan sarana yaitu:
• Freezer UTL -85 ° C kecil (masing-masing 70 liter).
• Alat transportasi vaksin khusus (Arktek) untuk penyimpanan jangka pendek (hingga 5
hari) dengan suhu -70 °C.
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
Penyimpanan Vaksin
dalam Vaccine Refrigerator
Suhu -70 °C
• PCM terdiri dari beberapa jenis yaitu:
• PCM khusus freezer ULT (-80 ° C) untuk UCC
Isi kemasan dengan cairan PCM dan bekukan sebelumnya pada -20 ° C.
Selesaikan pembekuan pada ULT pada -85 ° C setidaknya selama 24
jam. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Cairan CO2/Dry ice (-78°C) untuk UCC
Simpan pada suhu -80 ° C menggunakan freezer ULT atau kontainer
khusus. Digunakan untuk transportasi dan penyimpanan sementara.
• Air/es (0°C) untuk cold chain tradisional
Isi packs dengan air dan bekukan pada suhu -1 ° C. Digunakan untuk
menjaga vaksin tetap dingin selama transportasi atau selama sesi
pelayanan.
• Petugas harus menggunakan APD berupacryogenic gloves dalam melakukan
penataan dan pengambilan vaksin.
Pemantauan Suhu
Suhu dalam penyimpanan
vaksin harus terjaga sesuai 1. Pemantauan suhu sebaiknya dilakukan
dengan yang lebih sering, lebih dari 2 kali dalam
MEKANISME sehari, pastikan suhu tetap 2-8 0C.
direkomendasikan
2. Catat hasil monitoring suhu pada grafik
Perlu dilakukan pemantauan pemantauan suhu.
suhu menggunakan alat 3. Apabila menggunakan alat pemantau
pemantau suhu dan perekam suhu terus menerus
secara jarak jauh yang sudah terhubung
Jenis Alat PemantauSuhu dengan aplikasi SMILE, maka petugas
dapat memantau suhu dari jarak jauh
melalui aplikasi.
1. Alat pemantau suhu (termometer, termometermuller, dll); 4. Alat transportasi vaksin UCC harus
2. Alat pemantau dan perekam suhu terus menerus; dilengkapi dengan datalogger.
3. Alat pemantau dan perekam suhu dengan teknologi
Internet of Things (IoT) terus menerus secara jarak jauh
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
• Pengelola program imunisasi atau koordinator imunisasi (korim) menyiapkan vaksin untuk
dibawa ke ruang vaksinasi atau tempat pelayanan. Vaksin dibawa menggunakan kontainer
pasif yaitu vaccine carrier atau untuk vaksin dengan prosedur penyimpanan UCC
menggunakan Arktek dan PCM atau thermoshipper dan dryice.
• Saat pelayanan, kontainer pasif jangan terpapar sinar matahari langsung. Pastikan kontainer
pasif dalam keadaan bersih sebelum digunakan. Untuk penggunaan vaccine carrier, vaksin
yang sudah dipakai ditempatkan pada spons atau busa penutup vaccine carrier, sedangkan
vaksin yang belum dipakai tetap disimpan di dalam vaccine carrier
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan
• Vaksin yang akan dipakai harus dipantau kualitasnya dengan memperhatikan: belum
kadaluarsa, disimpan dalam suhu yang direkomendasikan, label masih ada, dan tidak
terendam air.
• Vaksin yang belum terbuka diberi tanda dan dibawa kembali ke ruang penyimpanan untuk
disimpan di dalam vaccine refrigerator pada suhu yang direkomendasikan. Vaksin tersebut
didahulukan penggunaannya pada pelayanan berikutnya.
• Untuk vaksin dengan kemasan multidosis, penting untuk mencantumkan tanggal dan
waktu pertama kali vaksin dibuka atau diencerkan.
• Untuk pelayanan dalam gedung atau di fasilitas pelayanan kesehatan maka vaksin yang
sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam dalam vaccine carrier atau kontainer pasif
yang digunakan.
• Untuk pelayanan luar gedung, vaksin yang sudah dibuka dapat bertahan selama 6 jam
dalam atau kontainer pasif yang digunakan, namun apabila sesi pelayanan selesai dalam
waktu kurang dari 6 jam maka vaksin yang sudah dibuka harus dibuang, tidak boleh
disimpan kembali di vaccine refrigerator.
Pengelolaan Vaksin pada saat Pelayanan

• Saat sesi pelayanan sudah selesai setiap harinya, petugas bertanggung jawab
mengembalikan sisa vaksin yang belum dibuka dan vaccine carrier ke ruang
penyimpanan di puskesmas atau fasilitas pelayanan kesehatan sesuai dengan
SOP, sedangkan safety box yang telah terisi disimpan di ruangan/tempat
khusus yang diperuntukkan untuk menyimpan sementara limbah medis
sebelum dikelola/dimusnahkan, jauh dari jangkauan pengunjung terutama
anak-anak. Jangan menyimpan kembali vaksin yang sudah dibuka/dilarutkan
dalam tempat penyimpanan vaksin.
Penyimpanan Logistik Lainnya
1. Selain vaksin, pelaksanaan vaksinasi COVID-19 juga membutuhkan
logistik lainnya yang meliputi ADS, safety box, dan alcohol swab
dimana juga memerlukan tata kelola yg baik. Selain manajemen
yang baik juga diperlukan gudang penyimpanan yang memadai.
2. Dalam penyimpanan logistik ini harus dipastikan kondisi fisik dan
keamanan barang dan kemasannya, di semua tingkat fasilitas
penyimpanan, hingga digunakan oleh masyarakat.
3. Perhatikan kadaluwarsa setiap barang. Khusus untuk ADS,
pengiriman atau pemakaiannya harus mengikuti prinsip EEFO (Early
Expired First Out), dimana barang yang akan kadaluwarsa,
diutamakan untuk dikirim/dipakai terlebih dahulu. Petugas tidak
boleh mengeluarkan/memakai ADS jika sudah lewat tanggal
kadaluwarsa.
TERIMA KASIH
PENUGASAN

1. Menyusun Tahapan Perencanaan


vaksinasi Covid-19 di unit kerja masing
– masing (Format Microplanning)
PENUGASAN

2. Peserta melakukan simulasi penataan vaksin di dalam vaccine


refrigerator yang ada pada gambar di bawah ini:
Penyimpanan Vaksin

OPV BCG

MR
HB0

DPT
COVID

MR
Td

Td IPV
BCG DT

BCG
Penyimpanan Vaksin

MR OPV

BCG DPT

IPV COVID

Td HB0

DT

Anda mungkin juga menyukai