• Antigen • Oral
• Stabilizer • Intradermal
• Ajuvan • Subkutan
• Antibiotik • Intramuskular
• Preservasi
DASAR SURVEILANS KIPI
Setiap fasyankes yang menyelenggarakan
Pasal 45 imunisasi, wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan KIPI.
Keamanan, mutu, khasiat vaksin dan safety
PMK 12/2017 Pasal 31 injection à untuk mencegah KIPI
Serius
01 Setiap kejadian medik setelah imunisasi yang menyebabkan rawat
inap, kecacatan, dan kematian, serta yang menimbulkan keresahan
di masyarakat.
Non Serius
Kejadian medik yang terjadi setelah imunisasi dan tidak
02 menimbulkan risiko potensial pada kesehatan pada
penerima imunisasi. Dilaporkan rutin setiap bulan bersamaan
dengan hasil cakupan imunisasi.
FORM
KIPI
Formulir KIPI, KIPI Serius &
Investigasi dapat diunduh di :
bit.ly/formkipi
keamananvaksin.kemkes.
go.id Form KIPI Form KIPI Form
Non Serius Serius Investigasi
Setiap tanggal 15
Setiap tanggal 10
Alur
pelaporan Dinas Kesehatan Kab./ Kota
Umpan balik
Setiap tanggal 5
Faskes
Pelaporan KIPI Non Serius
Saat kunjungan
imunisasi bulan Orangtua/
berikutnya: masyarakat
• Ditanyakan apakah ada memberi
gejala yang timbul setelah informasi kepada
imunisasi sebelumnya?
petugas
• Bila ada, petugas
puskesmas mengisi kesehatan.
formulir KIPI non-serius.
ALUR PELAPORAN KIPI SERIUS
Menteri Kesehatan
~24 jam
www.vaccine-safety-training.org
Komite Ahli yang melakukan kajian
2 3 4
1
Reaksi yang terkait Reaksi yang terkait Reaksi kecemasan
Reaksi yang terkait cacat mutu vaksin kekeliruan prosedur terkait imunisasi 5
kandungan vaksin Kejadian Koinsiden
(Vaccine quality imunisasi (Immunization
(Vaccine product- (Coincidental event)
defect-related (Immunization error- anxiety-related
related reaction)
reaction) related reaction) reaction)
CONTOH
CONTOH
Kegagalan pabrik CONTOH
CONTOH
CONTOH vaksin untuk Demam setelah
Vasovagal imunisasi
menginaktivasi Transmisi infeksi
Trombositopenia secara komplit syncope pada (hubungan
melalui vial
pasca pemberian suatu lot vaksin multidosis yang
seorang dewasa sementara) dan
vaksin campak IPV yang muda setelah parasit malaria
terkontaminasi
menyebabkan imunisasi. yang diisolasi dari
polio paralitik darah.
KIPI: Reaksi Vaksin
• KIPI yang diakibatkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih komponen
yang terkandung di dalam produk vaksin
• Contoh: Pembengkakan luas di tungkai setelah imunisasi DTP.
• KIPI yang disebabkan atau dicetuskan oleh satu atau lebih cacat mutu
produk vaksin, termasuk alat pemberian vaksin yang disediakan oleh
produsen.
• Contoh: Kegagalan yang dilakukan oleh produsen vaksin pada waktu
melakukan inaktivasi lengkap virus polio saat proses pembuatan vaksin
IPV (inactivated polio vaccine) yang dapat menyebabkan kelumpuhan.
FREKUENSI REAKSI VAKSIN
18
Diagnosis dan Alur Penanganan Anafilaksis
19
Perbedaan Anafilaksis, Respon Akut Stress Umum, dan
Reaksi Vasovagal dengan Syncope
Anafilaksis Respon Akut Stress Umum Reaksi Vasovagal dengan Syncope
Onset Biasanya 5 menit setelah imunisasi, Mendadak, terjadi sebelum, selama Mendadak, terjadi sebelum, selama atau
namun dapat terjadi secara lambat atau segera (<5 menit) setelah segera (<5 menit) setelah imunisasi.
hingga 60 menit imunisasi Dapat timbul setelah 5 menit jika
mendadak berdiri
Kulit Urtikaria, eritema, angioedema, Pucat, berkeringat, dingin Pucat, berkeringat, dingin
pruritus dengan atau tanpa kemerahan,
rasa tertusuk, gatal pada mata
Respiratorik Batuk persisten, napas mengorok, Hiperventilasi Normal hingga napas dalam
bersin. Dalam kondisi berat, dapat
terjadi henti napas
Kardiovaskular Takikardi, Meningkat tekanan darah, Takikardi, normal atau meningkat Bradikardi dengan atau tanpa
henti jantung tekanan darah sistolik penurunan tekanan darah transien
Gastrointestinal Mual, muntah, kram perut Mual Mual, muntah
Neurologis dan Gelisah, agitasi, hilang kesadaran, Ketakutan, pusing, rasa kebas, Kehilangan kesadaran transien, respon
gejala lain respon sedikit Ketika berbaring kelemahan, kesemutan pada bibir, baik Ketika berbaring, dengan atau
spasme pada tangan dan kaki tanpa kejang tonik-klonik
Tatalaksana
Tatalaksana
Setelah diagnosis dan tatalaksana anafilaksis, setiap pasien perlu diobservasi
hingga gejala hilang sepenuhnya
Edukasi mengenai :
• Penghindaran terhadap agen penyebab yang telah teridentifikasi
• Kemungkinan berulangnya anafilaksis
• Gejala dan tanda klinis yang mungkin muncul di kemudian hari
• Biphasic anaphylaxis: 20% dalam 72 jam
• Penggunaan epinephrine auto-injectors sebagai tata laksana jangka panjang
• Rujuk ke ahli alergi-imunologi
Shaker M, et al. Anaphylaxis—a 2020 practice parameter update, systematic review, and Grading of Recommendations, Assessment, Development and
Evaluation (GRADE) analysis. J Allergy Clin Immunol. 2020
Anagnostou K. Anaphylaxis in Children: Epidemiology, Risk Factors and Management. Curr Pediatr Rev. 2018
Kit Anafilaktik
KIPI: Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi
• Dapat menimbulkan KIPI yang bersifat kluster (terjadinya dua atau lebih KIPI yang sama
yang terkait dengan waktu, tempat dan vaksin yang sama).
• KIPI kluster ini sering juga terjadi pada petugas kesehatan, fasilitas kesehatan, dan/atau
vaksin dari vial serta batch yang sama, yang dikelola tidak sesuai dengan SOP atau
terkontaminasi.
• Dampaknya dapat terjadi pada jumlah vial vaksin yang besar, misalnya vaksin membeku
pada saat transportasi dapat menyebabkan peningkatan reaksi lokal.
KIPI: Reaksi terkait kekeliruan prosedur imunisasi (2)
Kesalahan Perkiraan KIPI
Tidak steril Infeksi
• Pemakaian ulang alat suntik / jarum • Abses lokal di daerah suntikan
• Sterilisasi tidak sempurna • Sepsis, sindrom syok toksik
• Infeksi penyakit yang ditularkan lewat darah: hepatitis, HIV
• Vaksin / pelarut terkontaminasi • Abses lokal karena kurang kocok
• Pemakaian sisa vaksin untuk beberapa sesi vaksinasi
Transportasi / penyimpanan vaksin tidak benar • Reaksi lokal akibat vaksin beku
• Vaksin tidak aktif (tidak potent)
Mengabaikan indikasi kontra Tidak terhindar dari reaksi yang berat
KIPI: Kecemasan & Koinsieden
Terjadi setelah
Fainting Hiperventilasi imunisasi tetapi
tidak disebabkan
oleh vaksin dan
atau cara
pemberian
Muntah Kejang
imunisasi.
Tren Kasus Pneumonia Kab Lombok Barat, NTB
200
180
160
140
120
100
80
60
40
20
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 51 52
Terjadi tren penurunan signifikan kasus pneumonia di Kabupaten Lombok Barat dari
tahun 2016 hingga 2018 setelah pelaksanaan demonstrasi program imunisasi PCV. Hal
yang serupa juga ditemukan di Kabupaten Lombok Timur. Sumber: Dinkes Prov NTB
PCV13 sudah memiliki profil keamanan
Efek simpang PCV13 pada umumnya bersifat ringan. Vaksin ini telah digunakan secara luas sejak tahun
2010 pada program imunisasi nasional di 100 negara. Sumber: package insert Prevnar 13
Studi Keamanan Vaksin: Immunogenicity and Safety of 13-Valent
Pneumococcal Conjugate Vaccine in Infants and Toddlers
PEDIATRICS Volume 126, Number 3, September 2010
Surveilans KIPI Pasif di NTB dan Babel
TOTAL
Kategori Demam
TOTAL
Kategori Demam
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan Ringan 3 Hari
3 Hari
0 5 10 15 20 0 2 4 6 8 10
n (%) n (%)
TOTAL TOTAL
Kategori Demam
Kategori Demam
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang 7 Hari Sedang 7 Hari
3 Hari 3 Hari
Ringan Ringan
0 2 4 6 8 10 12 0 5 10 15
n (%) n (%)
Surveilans KIPI Aktif di NTB 2018: % Subjek yang Melaporkan Bengkak
(Subjek yang Mendapat PCV, Pentabio, dan Polio, n = 544)
Dosis 1, n = 343 Dosis 2, n = 201
TOTAL TOTAL
Kategori Bengkak
Kategori Bengkak
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan 3 Hari Ringan 3 Hari
0 10 20 30 40 0 10 20 30 40
n (%) n (%)
TOTAL TOTAL
Kategori Bengkak
Kategori Bengkak
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan 3 Hari Ringan 3 Hari
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40
n (%) n (%)
Surveilans KIPI Aktif di NTB 2018: % Subjek yang Melaporkan Kemerahan
(Subjek yang Mendapat PCV, Pentabio, dan Polio, n = 544)
Dosis 1, n = 343 Dosis 2, n = 201
TOTAL TOTAL
Kategori Merah
Kategori Merah
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan 3 Hari Ringan 3 Hari
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
n (%) n (%)
TOTAL TOTAL
Kategori Merah
Kategori Merah
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
0 10 20 30 40 50 0 10 20 30 40 50 60
n (%) n (%)
Surveilans KIPI Aktif di NTB 2018: % Subjek yang Melaporkan Nyeri
(Subjek yang Mendapat PCV, Pentabio, dan Polio, n = 544)
Dosis 1, n = 343 Dosis 2, n = 201
TOTAL TOTAL
Kategori Nyeri
Kategori Nyeri
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan 3 Hari Ringan 3 Hari
0 20 40 60 80 100 0 2 4 6 8 10
n (%) n (%)
TOTAL TOTAL
Kategori Nyeri
Kategori Nyeri
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang 7 Hari Sedang 7 Hari
3 Hari 3 Hari
Ringan Ringan
0 20 40 60 80 100 0 2 4 6 8 10 12
n (%) n (%)
Surveilans KIPI Aktif di NTB 2018: % Subjek yang Melaporkan Rewel
(Subjek yang Mendapat PCV, Pentabio, dan Polio, n = 544)
Dosis 1, n = 343 Dosis 2, n = 201
Kategori Reaksi Rewel
Berat Berat
28 Hari 28 Hari
Sedang Sedang
7 Hari 7 Hari
Ringan 3 Hari Ringan 3 Hari
0 20 40 60 80 0 20 40 60 80
n (%) n (%)
TOTAL TOTAL
0 10 20 30 40 50 60 0 10 20 30 40
n (%) n (%)
KESIMPULAN
Keamanan vaksin merupakan hal penting dalam menjamin kelangsungan program
imunisasi.
Tenaga medis harus memberikan vaksinasi yang aman dan dapat memberikan
penanganan jika terjadi KIPI.
Tidak ada laporan KIPI serius pada demontrasi program imunisasi PCV-13
konyugasi tahun 2016-2020.