Anda di halaman 1dari 29

PERSI

Disampaikan pada acara


Pelatihan Dasar Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di RS
Dan Pelayanan Kesehatan Lainnya
Tanggal 1 – 4 OKTOBER 2019
Tujuan pembelajaran umum
• Setelah selesai pembelajaran ini peserta
mampu menjelaskan tentang kebijakan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di
pelayanan kesehatan dengan tepat dan benar
sesuai pedoman PPI
TUJUAN PEMBELAJARAN
KHUSUS
Setelah mengikuti materi ini peserta mampu:
– Menjelaskan latar belakang tentang kebijakan Kemenkes
dalam PPI di pelayanan kesehatan
– Menjebutkan dasar hukum kebijakan Kemenkes dalam PPI di
pelayanan kesehatan
– Menyebutkan tujuan kebijakanKemenkes dalam PPI di
pelayanan kesehatan
– Menjelaskan lima kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan
keshatan
– Menjelaskan sarana dan prasarana dalam PPI
– Menyebutkan monitoring dan evaluasi
POKOK/SUB POKOK
BAHASAN
– Latar belakang tentang kebijakan Kemenkes dalam
PPI di pelayanan kesehatan
– Dasar hukum kebijakan Kemenkes dalam PPI di
pelayanan kesehatan
– Tujuan kebijakanKemenkes dalam PPI di pelayanan
kesehatan
– Lima kebijakan Kemenkes dalam PPI di pelayanan
keshatan
– Sarana dan prasarana
– Monitoring dan Evaluasi
Memiliki peran:
•Meningkatkan derajat
Rumah Sakit kesehatan masyarakat
& Fasyankes •Memberikan pelayanan
bermutu,akuntabel,transparan
ke masyarakat

Kebijakan Healtcare
Kemenkes Associated Patient
PPI Infections Safety
• Undang-undang RI no 36 tahun 2009 tentang kesehatan
• Undang-undang RI no 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
• SK Menkes No 270/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman Manajerial PPI
di RS dan Fas Yankes Lainnya
• SK Menkes No 382/Menkes/SK/III/2007 ttg Pedoman PPI di RS dan
Fas. Yankes Lainnya
• SK Menkes No. 129/Menkes/SK/II/2008 ttg SPM RS
• SK Menkes 1165.A./Menkes/SK/X/2004 ttg KARS
• SE Dirjen Bina Yanmed No.HK.03.01/III/3744/08 tentang
Pembentukan Komite PPI RS & Tim PPI RS
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
• Pasal 5 (2)
– Setiap orang mempunyai hak dalam
memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman, bermutu dan terjangkau
• Pasal 6
– Setiap orang berhak mendapatkan
lingkungan yang sehat bagi pencapaian
derajat kesehatan
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
• Pasal 10
– Setiap orang berkewajiban menghormati
hak orang lain dalam upaya
memperoleh lingkungan yang sehat,
baik fisik,biologik maupun sosial
• Pasal 11
– Setiap orang berkewajiban berperilaku
hidup sehat untuk mewujudkan,
mempertahankan dan memajukan
kesehatan yang setinggi-tingginya
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
• Pasal 53 (3)
– Pelaksanaan pelayanan kesehatan harus
mendahulukan pertolongan keselamatan
nyawa pasien dibanding kepentingan
lainnya
• Pasal 54 (1)
– Penyelenggaraan pelayanan kesehatan
dilaksanakan secara bertanggung
jawab, aman, bermutu serta merata dan
non diskriminatif
UNDANG-UNDANG RI NO 36
TENTANG KESEHATAN
• Pasal 24 (1)
– Tenaga kesehatan harus memenuhi
ketententuan kodek etik, standar profesi, hak
pengguna pelayanan kesehatan, standar
pelayanan dan standar prosedur operasional
• Pasal 25 (1)
– Pengadaaan dan peningkatan mutu tenaga
kesehatan diselenggarakan oleh pemerintah
daerah, dam /atau masyarakat melalui
pendidikan dan/atau pelatihan
UNDANG-UNDANG RI NO 44
TENTANG RUMASAKIT
• Pasal 32 (a)
– Memperoleh informasi mengenai tata tertib dan
peraturan yang berlaku di RS
• Pasal 32 (c)
– Memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan
tanpa diskriminasi
• Pasal 32 (d)
– Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu sesuai
dengan standar profesi dan standar prosedur
operasional
• Pasal 32 (n)
– Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di RS
KEBIJAKAN KEMENKES DALAM
PPI
1. Setiap Rumah Sakit harus mekaksanakan PPI
2. Pelaksanaan PPI sesuai dengan regulasi
Kemenkes
3. Direktur membentuk Komite/Tim PPI
4. Komite dan Tim PPI mempunyai tugas dan
fungsi
5. Setiap RS memiliki IP/IPCN
PMK 27/2017 tentang PPI

13
Ruang lingkup program PPI

PPI

Kewaspadaan Pengunaan
standar dan antimikrob
berdasarkan a secara Bundles
transmisi bijak

SURVEILANS PENERAPAN TERHADAP:


PENDIDIKAN DAN •HAI’S
PELATIHAN PPI •INFEKSI YANG BERSUMBER DARI
MASYARAKAT 14
KOMITE/TIM PPI (pasal 5-8)
• Organisasi non struktural
• Fungsi: menjalankan PPI
• Menyusun kebijakan PPI termasuk pencegahan
infeksi bersumber dari masyarakat: TBC, HIV dan
infeksi menular lainnya
• Untuk pelaksanan PPI pada praktik mandiri-
dibawah koordinasi Dinkes kabupaten /kota
• Kegiatan: pengkajian, perencanaan, pelaksanaan,
monev dan pembinaan
• Pelaporan ke pimpinan fasyankes: 2 kali/tahun
PERMENKES 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES

• Susunan organisasi Komite PPI adalah Ketua, Sekretaris, dan


Anggota yang terdiri dari IPCN/Perawat PPI, IPCD/Dokter PPI
dan anggota lainnya.
• Anggota Komite PPI

IPCD/Dokter PPI :
a. Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok Staf Medik).
b. Dokter ahli epidemiologi.
c. Dokter Mikrobiologi.
d. Dokter Patologi Klinik.
PERMENKES 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES

Kriteria IPCD Tugas IPCD


•Dokter yang •Berkontribusi dalam pencegahan, diagnosis dan
mempunyai minat terapi infeksi yang tepat.
•Menyusun pedoman penggunaan antibiotika dan
dalam PPI surveilans.
•Mengikuti •Mengidentifikasi dan melaporkan pola kuman
pendidikan dan dan pola resistensi antibiotika.
pelatihan dasar PPI. •Bekerjasama dengan IPCN melakukan
monitoring kegiatan surveilans infeksi dan
•Memiliki mendeteksi serta investigasi KLB.
kemampuan •Membimbing dan mengadakan pelatihan PPI
leadership. bekerja sama dengan bagian pendidikan dan
pelatihan (Diklat) di rumah sakit.
•Monitoring kerja tenaga kesehatan dalam
merawat pasien.

17
PERMENKES 27/ 2017
TENTANG PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN INFEKSI DI FASYANKES

Kriteria IPCN
•Perawat dengan pendidikan minimal DIII.
•Mempunyai minat dalam PPI.
•Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
dan IPCN
•Memiliki pengalaman sebagai Kepala Ruangan
atau setara.
•Memiliki kemampuan leadership dan inovatif.
•Bekerja purna waktu.

18
Infection Prevention Control Nurse
(IPCN)
 IPCN  mengkontrol pencegahan infeksi
pasien yang mengalami infeksi di rumah sakit
dan klinik.
 Menginstruksikan perawat lain dan tim kes
lain untuk melakukan prosedur sanitasi yang
benar, mempelajari perkembangan bakteri
yang terdapat pada tubuh pasien,
mengidentifikasi bakteri penyebab yang
mengganggu tubuh pasien.
 Bertanggung jawab terhadap pencatatan dan
tidak lanjut pengelolaan infeksi pasien.
MONITORING DAN EVALUASI
• Untuk mengukur
keberhasilan
pelaksanaan program
dan kepatuhan
penerapan oleh
petugas
• Evaluasi angka
kejadian HAI’s

• ICRA ( INFECTION
CONTROL RISK
ASSESMENT)
• AUDIT
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
• Advokasi, sosialisasi dan bimbingan teknis
• Pelatihan dan peningkatan kapasitas SDM
• Monitor dan evaluasi

Dinas kesehatan
Prov/kabupaten/kota,
perhimpunan/asosiasi Fasyankes dan
organisasi profesi terkait
I. KELOMPOK (ARK,HPK,AP,
STANDAR PELAYANAN PAP,PAB,PKPO
BERFOKUS PADA MKE)
PASIEN
(7BAB)

II. KELOMPOK (PMKP, PPI,TKRS,


STANDAR MFK, KKS, MIRM)
STANDAR MANAJEMEN RS (6 BAB)
NASIONAL AKREDITASI
RUMAH SAKIT (SNARS)
ED 1 III. SASARAN
berlaku mulai 1 januari 2018 KESELAMATAN SKP
PASIEN
PONEK
HIV/AIDS
IV. PROGRAM TB
NASIONAL PPRA
GERIATRI
V. INTEGRASI
PENDIDIKAN
KESEHATAN DALAM IPKP
PELAYANAN
23
5 LANGKAH PRAKTIS UNTUK STRATEGI UNTUK
MENURUNKAN INFEKSI: MENINGKATKAN
1.Memperbaiki hand hygiene KEBERSIHAN TANGAN
2.Membuat standar nasional • Program pendidikan
pemasangan dan perawatan dan program
alat invasif. peningkatan kualitas
3. Meningkatkan kebersihan multidisiplin.
Rumah Sakit. • Membutuhkan
4.Memperbaiki desain Rumah pelaksanaan (terus-
Sakit. menerus).
5.Memperketat kontrol • Fokus pada merubah
peresepan Antibiotik. kebiasaan.

24
Tantangan
•Komitmen pimpinan RS untuk menerapkan PPI di RS
•Turnover petugas terlatih PPI tinggi
•Masih terbatasnya anggaran untuk program PPI nasional
•Perubahan Budaya petugas kesehatan kesadaran untuk
menurunkan penularan infeksi terkait pelayanan kesehatan
Tindak Lanjut

•Penguatan PPI melalui pemenuhan standar danpeningkatan


kapasitas SDM
•Surveilans HAIS
•Perbaikan sistem pelaporan
•Monitoring dan evaluasi

25
Sarana dan Fasilitas Pelayanan
Penunjang (Supporting System)
• Sarana Kesekretariatan
– Ruangan sekretariat dan tenaga sekretaris full time
– Komputer, printer, internet
– Telepon dan faksimail, ATK
• Dukungan manajemen
– SK
– Anggaran/dana kegiatan/diklat fasilitas, pelaksanan program , biaya
rapat, reward)
• Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional
MONITORING, EVALUASI DAN
PELAPORAN
• Monitoring
– Dilakukan oleh IPCN, IPCLN
– Dilakukan setiap hari  check list
– Ada fomulir
• Evaluasi
– Dilakukan oleh Tim PPIRS  setiap 1 bulan
– Dilakukan oleh Komite PPIRS  setiap 3 bulan
• Pelaporan
– Laporan tertulis kepada Direktur  1 bulan
– Laporan rutin  harian, mingguan, bulanan, triwulan,
semester, tahunan.
RANGKUMAN
• Kebijakan Kemenkes bahwa setiap RS dan Fasilitas
kesehatan lainnya harus melaksanakan PPI
• Pelaksanaan PPI sesuai pedoman Kemenkes
• Direktur RS harus membentuk Komite dan Tim PPI
dalam pelaksanaan PPI dan memiliki tugas dan
wewenang
• Setiap RS memiliki IPCN purnawaktu 1 : 100 tt
costypandjaitan@yahoo.com

Anda mungkin juga menyukai