Anda di halaman 1dari 4

Nama : Putri Daffa Dianlin

NIM : 6411421071

Rombel : 3B

Mata Kuliah : Etika dan Hukum Kesehatan

Post Test 19 Sep. 22

Carilah 1 kasus pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan masyarakat, lalu
analisis kasus tersebut masuk kedalam pelanggaran kode etik bab berapa, pasal berapa dan
apa yang harus dilakukan (solusinya).

BIDANG KESEJAHTERAAN SOSIAL

Rahmi Yuningsih Sekretariat Jenderal DPR RI


Peneliti Muda/Kesejahteraan Sosial rahmi.yuningsih@dpr.go.id

ISU ATAU PERMASALAHAN


Sudah satu tahun vaksinasi Covid-19 diselenggarakan di Indonesia. Vaksinasi bertujuan memperkuat
daya tahan tubuh; mengurangi risiko tertular Covid-19; menurunkan angka kesakitan dan angka
kematian; serta mempercepat berakhirnya pandemi. Saat ini, sudah terdata lebih dari 182 juta dosis
vaksin I atau 87,80% dari total sasaran vaksin dan lebih dari 126 juta dosis vaksin II atau 60,58% dari
total sasaran vaksin. Pemerintah pusat, pemerintah daerah, BIN, TNI, Polri dan lembaga lain turut
serta dalam upaya mempercepat capaian vaksinasi Covid-19 di setiap daerah. Vaksinasi merupakan
upaya yang paling efektif dalam mencegah terinfeksinya penyakit menular. Vaksinasi juga
merupakan salah satu tindakan kekarantinaan kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15
ayat (2) Undang-Undang No. 6 Tahun 2018 tentang Kekarantinaan Kesehatan (UU Kekarantinaan
Kesehatan). Vaksinasi juga merupakan upaya penanggulangan wabah sebagaimana tertera dalam
Pasal 5 Undang-Undang No. 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular (UU Wabah).
Minggu ke-4 Bulan Januari 2022 (tanggal 21 s.d. 27 Januari)

KASUS PENYUNTIKAN VAKSIN KOSONG Pusat Penelitian Badan Keahlian


Namun dalam penyelenggaraan vaksinasi masih ditemui berbagai permasalahan, salah satunya kasus
penyuntikan vaksin kosong. Diberitakan, pada 21 Januari 2022 telah terjadi dugaan penyuntikan
vaksin kosong oleh tenaga medis kepada beberapa siswa Sekolah Dasar (SD) Dr. Wahidin, Medan.
Kegiatan vaksinasi tersebut diinisiasi dan diselenggarakan oleh Polres Pelabuhan Belawan dengan
sasaran vaksin sebanyak 500 anak pada tanggal 17 Januari 2022. Saat ini, kasus tersebut tengah
dalam proses penyidikan oleh Polda Sumatera Utara. Sebelumnya, pada 6 Agustus 2021 juga
diberitakan adanya kasus penyuntikan vaksin kosong di Sekolah IPEKA Jakarta Utara oleh tenaga
keperawatan, namun kasus tersebut berakhir dengan damai dan telah dilakukan penyuntikan
kembali pada korban.

Terjadinya kasus penyuntikan vaksin kosong merupakan sebuah ironi di saat ditemukannya ribuan
vaksin kedaluwarsa di berbagai daerah serta banyaknya masyarakat yang antusias mengikuti
program vaksinasi Covid-19 baik primer maupun booster. Terjadinya kasus ini dapat memberikan
citra buruk dan menambah hoaks seputar vaksinasi di tengah masyarakat. Hal ini pun akan
menghambat percepatan capaian vaksinasi yang sedang dilakukan oleh Pemerintah, di mana kasus
penyuntikan vaksin kosong dapat menimbulkan kekhawatiran orang tua dan pihak sekolah.

Pada dasarnya tindakan penyuntikan merupakan wewenang dokter atau tenaga medis. Kewenangan
ini dapat dilimpahkan secara delegatif (disertai dengan pelimpahan tanggung jawab) kepada tenaga
keperawatan. Vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu program pemerintah yang dapat
dilimpahkan kepada tenaga keperawatan. Hal ini tertera dalam Pasal 32 Undang-Undang No. 38
Tahun 2014 tentang Keperawatan (UU Keperawatan). Tentunya tenaga medis maupun tenaga
keperawatan dalam menjalankan praktik profesinya wajib berlandaskan standar profesi, standar
pelayanan, SOP, peraturan perundang-undangan dan kode etik.

Penyuntikan vaksin kosong sudah pasti tidak sesuai standar. Pasal 14 UU Wabah mengatur tentang
sanksi pidana terhadap seseorang yang karena kealpaannya mengakibatkan terhalangnya
pelaksanaan penanggulangan wabah. Selain itu, penyuntikan vaksin kosong tidak sesuai dengan
persetujuan yang dibuat di awal dengan klien; merugikan klien yang tidak mendapatkan manfaat
vaksin; serta tidak menjunjung kepentingan kemanusiaan, sehingga dapat dianggap sebagai suatu
pelanggaran terhadap etika profesi.

SUMBER
detik.com, 10 Agustus 2021; tempo.com, 11 Agustus 2021; detik.com, 25 Januari 2022.
 Pada kasus tersebut bisa dikaitkan dengan kode etik kesehatan masyarakat, maka
melanggar kode etik kesehatan masayarakat diantaranya :

BAB I

KEWAJIBAN UMUM

Pasal 1
Setiap profesi kesehatan masyarakat harus menjujung tinggi, menghayati dan
mengamalkan etika profesi kesehatan masyarakat.
Pasal 2
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya profesi kesehatan masyarakat lebih
mementingkan kepentingan umum daripada kepentingan pribadi.

BAB II
KEWAJIBAN TERHADAP MASYARAKAT
Pasal 11
Dalam pembinaan kesehatan masyarakat, hendaknya mendasarkan kepada prosedur
dan langkah-langkah yang profesional yang telah diuji melalui kajian-kajian ilmiah.

BAB III
KEWAJIBAN TERHADAP PROFESI KESEHATAN LAIN DAN PROFESI DI
LUAR BIDANG KESEHATAN
Pasal 15
Dalam melakukan tugas dan fungsinya bersama-sama dengan profesi lain, hendaknya
berpegang pada prinsip-prinsip: kemitraan, kepemimpinan, pengambilan prakarsa dan
kepeloporan

 Pada kasus tersebut terbukti bahwa seorang tenaga kesehatan telah melakukan
pelanggaran kode etik kesehatan masyarakat berupa kelalaian saat menyuntik
vaksinasi kepada pelajar, yang mana suntikan tesebut tidak berisi dosis vaksin. Hal
tersebut merupakan suatu kasus yang membahayakan nyawa seseorang dan juga
bertentangan dengan Hak Asasi Manusia, Hak Pelayanan Kesehatan, Undang-Undang
Wabah Penyakit Menular, Undang-Undang Kekarantinaan Kesehatan dan Undang-
Undang Perlindungan Konsumen serta Kode Etik Kesehatan Masyarakat. Hal ini
membuat masyarakat jadi meragukan setiap hak warga masyarakat untuk
mendapatkan hak pelayanan kesehatan “bahwa kesehatan merupakan hak asasi
manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”
Selain itu, penyuntikan vaksin kosong ini tidak sesuai dengan persetujuan yang dibuat
di awal, akibatnya kejadian seperti ini dapat merugikan klien yang tidak mendapatkan
manfaat vaksin, serta tidak menjunjung kepentingan kemanusiaan, sehingga dapat
dianggap sebagai suatu pelanggaran terhadap etika profesi.
Adapun solusi yang harus dilakukan untuk menyikapi Kasus Penyuntikan Vaksin
Kosong yang terjadi di Kota Jakarta Dan Medan, yaitu :
1. Harus meminta maaf terhadap pihak yang dirugikan
2. Membuat surat pernyataan diatas kertas segel bermaterai tidak akan
mengulanginya lagi
3. Pemberian sanksi terhadap tenaga kesehatan yang melakukan kelalaian saat
proses vaksinasi
4. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya jika perbuatannya tidak
terdapat unsur kealpaan atau kelalaian dan perbuatan yang disengaja atau
direncanakan guna mengakibatkan terhalangnya pelaksanaan penanggulangan
wabah dan penyakit dapat diancam dengan hukuman pidana kurungan dan
denda. Namun jika pelaku melakukan perbuatan ini dan terdapat unsur
kealpaan dan kelalaian, kemudian beritikad baik untuk meminta maaf ke
masyarakat umum dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya kembali
maka pelaku akan dikenakan kurungan dan sanksi yang ringan atau
dibebaskan.
5. Mengadakan pelatihan kode etik

Anda mungkin juga menyukai