LATAR BELAKANG
Kasus kali ini yang akan dibahas adalah tentang malpraktik. Malpraktik adalah
kesalahan atau kegagalan pelaksanaan professional karena keterampilan yang tidak memadai
dan tidak beralasan, ketaatan terhadap profesi atau hukum, praktik kejahatan , tindakan
melanggar hukum atau tidak bermoral.
Ada banyak sekali kasus malpraktik yang terjadi di Indonesia. Kasus yang di upload
pada tanggal 31 Januari 2020 yang dikutip dari detik.com, Agus Setyadi menuliskan artikel
yang berjudul “Salah Suntik Bikin Pasien Meninggal, 2 Perawat di Aceh di Bui 2 Tahun”.
Dalam artikel tersebut menyatakan bahwa 2 perawat ini salah menyuntikkan obat kepada
pasien, dan perawat juga menyuntikkan beberapa kali obat dalam 1 waktu yang
mengakibatkan pasien meninggal dunia. Kemudian tersangka didakwa dengan hukuman bui
2 tahun 6 bulan, tetapi hakim memberi keringanan menjadi 2 tahun penjara.
Kemudian di tanggal 22 Oktober 2019 ada berita yang muncul. Dikutip dari Grid.id,
berita yang ditulis oleh Novia yang berjudul “Perawat Salah Beri Obat, Bocah 5 Tahun
Meninggal Dunia Usai Dirawat di Rumah Sakit”. Kejadian ini terjadi di Negara Tiongkok,
dalam berita tersebut ada 2 perawat yang tidak mengikuti prosedur dan memberikan obat
yang salah kepada pasien dan menyebabkan meninggal dunia. Kemudian 2 perawat tersebut
dipecat dan pihak rumah sakit diberi sanksi setelah hasil penyelidikan keluar.
Pertanggungjawaban tindak pidana malpraktek saat ini menjadi sorotan penting
dikarenakan aturan hukum yang mengaturnya masih kabur. Hal ini dikarenakan pengaturan
mengenai kualifikasi perbuatan malpraktek tidak jelas dicantumkan aturan hukumnya,
perbuatan malpraktek ini tidak dapat dilihat dari satu sudut pandang keilmuan saja,
melainkan dari segi ilmu hukum juga. Perbuatan malpraktek mengandung unsur pidana dan
perdata hal ini seharusnya diperhatikan agar setiap pihak tidak memberikan penafsiran
masing-masing menurut keilmuan masing-masing.
Bagi perawat, untuk menghindari perkara malpraktik bisa dengan berpikir kritis. Berpikir
kritis adalah pemikiran beroriantasi pada tujuan, terarah , dan reflektif. Ini adalah pemikiran
ditujukan pada diri yang berfokus pada apa yang harus diyakini atau dilakukan pada situasi
tertentu. Pemikir kritis dalam praktik keperawatan adalah seseorang yang mempunyai
keterampilan pengetahuan untuk menganalisis, menerapkan standar, mencari informasi,
menggunakan alasan rasional, memprediksi, dan melakukan transformasi pengetahuan.
Kemudian, dalam melaksanakan suatu pelayanan keperawatan, sudah ada kode etik.
Kode etik sendiri adalah pernyataan standar professional yang digunakan sebagai pedoman
perilaku dan menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk
seorang perawat indonesia dalam melaksanakan tugas atau fungsi perawat adalah kode etik
perawat.
Tujuan dari etika keperawatan adalah Mengidentifikasi, mengorganisasikan ,
memeriksa dan membenerkan tindakan-tindakan kemanusiaan dengan menerapkan prinsip-
prinsip tertentu. Menegaskan tentang kewajiban-kewajiban yang diemban oleh perawat dan
mencari informasi mengenai dampak-dampak dari keputusan perawat. Sedangkan kode etik
keperawatan merupakan suatu pernyataan komperehensif dari profesi yang memberikan
tuntutan bagi anggotanya dalam melaksanakan praktek keperawatan, baik yang berhubungan
dengan pasien, keluarga masyarakat, teman sejawat, diri sendiri dan tim kesehatan lain.
Fungsi kode etik keperawatan yaitu kode etik perawat menunjukkan kepada
masyarakat bahwa perawat diharuskan memahami dan menerima kepercayaan dan tanggung
jawab yang diberikan kepada perawat oleh masyarakat, kode etik menjadi pedoman bagi
perawat untuk berprilaku dan menjalin hubungan keprofesian sebagai landasan dalam
menerapkan praktik etika, kode etik perawat menetapkan hubungan- hubungan profesional
yang harus di patuhi yaitu hubungan perawat dengan pasien atau klien sebagai adokator,
perawat dengan tenaga keprofesionalan kesehatan lain sebagai teman sejawat,dengan profesi
keperawatan sebagai seorang kontributor dan dengan masyaraakat sebagai perwakilan dari
asuhan kesehatan. Kode etik perawat memberikan sarana pengaturran diri sebagai profesi.
Strategi yang efektif bagi perawat dalam upaya menghindari perkara malpraktik
adalah dengan memberikan perawatan yang aman untuk klien mereka. Klien tidak dapat
menjadi penggugat, kecuali sampai mereka mengalami cidera. Jika perawat telah melakukan
tindakan yang beralasan dan cermat, ia tidak akan bertanggung jawab atas cidera akibat
tindakan atau kelalaiannya. Dalam kasus malpraktik tindakan perawatan yang kurang
beralasan akan dinilai sebagai bukti yang diperoleh dari saksi ahli, kebijakan dan prosedur
institusi, Undang-undang, dan aturan administrative, standar asosiasi professional dan
literature professional. Oleh karena itu, strategi kedua untuk mencegah malpraktik adalah
mengetahui dan mematuhi standar keperawatan.
Daftar Pustaka
Dr. Sut Pakpahan. 2015. Trend dan Issu Keperawatan.
http://rsudpurihusada.inhilkab.go.id/tren-dan-issue-keperawatan/, diakses pada 7 April 2021.
Setyadi, A. 2020. Salah Suntik Bikin Pasien Meninggal, 2 Perawat di Aceh Dibui 2 Tahun.
(https://news.detik.com/berita/d-4880701/salah-suntik-bikin-pasien-meninggal-2-perawat-di-
aceh-dibui-2-tahun), diakses pada 7 April 2021.
Novia. 2019. (https://www.grid.id/read/041893748/perawat-salah-beri-obat-bocah-5-tahun-
meninggal-dunia-usai-dirawat-di-rumah-sakit?page=all), diakses pada 7 April 2021.
Wulandari, Y. Aplikasi Berpikir Kritis Dalam Issue Etik Keperawatan.