Disusun oleh :
Yong Irwana Indrajaya
195120600111040
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
I. Latar Belakang
Virus COVID-19 atau Corona Virus Disease 2019 merupakan salah satu
virus yang digolongkan sebagai pandemi oleh World Health Organization
(WHO). Virus COVID-19 merupakan virus yang menyerang sistem pernapasan
manusia, serupa dengan Middle East Respiratory Syndrome (MERS), dan
Severe Acute Respiratory Syndrme (SARS). Menurut WHO, virus COVID-19
menyebar dari orang ke orang melalui tetesan kecil dari hidung atau mulut yang
menyebar ketika seseorang batuk atau menghembuskan nafas, tetesan ini
kemudian jatuh ke benda yang disentuh oleh orang lain dan Orang tersebut
kemudian menyentuh mata, hidung, atau mulut.1 Virus ini tidak berbahaya
namun penyebarannya sangat mudah sehingga membuat pemerintah harus siap
siaga demikian juga dengan pihak kepolisian.
1
Arif Budiansyah, “Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs
WHO”,https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-menurut-
situs-who), (diakses 18 Maret 2020, jam 14.02)
b. tetap tenang dan tidak panik serta lebih meningkatkan kewaspadaan di
lingkungan masing-masing dengan selalu mengikuti informasi dan
imbauan resmi yang dikeluarkan oleh pemerintah;
c. apabila dalam keadaan mendesak dan tidak dapat dihindari, kegiatan yang
melibatkan banyak orang dilaksanakan dengan tetap menjaga jarak dan
wajib mengikuti prosedur pemerintah terkait pencegahan Covid-19;
d. tidak melakukan pembelian dan/atau menimbun kebutuhan bahan pokok
maupun kebutuhan masyarakat lainnya secara berlebihan;
e. tidak terpengaruh dan menyebarkan berita-berita dengan sumber tidak
jelas yang dapat menimbulkan keresahan di masyarakat; dan
f. apabila ada informasi yang tidak jelas sumbernya dapat menghubungi
kepolisian setempat.
Enam isi maklumat ini merupakan dasar Polri dalam menjalankan kewajibannya
dalam penanganan penyebaran virus COVID-19
II. Pembahasan
2
Kementerian Kesehatan RI. (2020). Data Pantauan COVID-19 Jakarta. Diakses dari
https://corona.jakarta.go.id/id (diakses 18 Maret 2020, jam 15.31)
control dikarenakan adanya rantai komando dari pemerintah pusat kepada pihak
kepolisian.
3
Angga Sukmawijaya, “Masker N 95 Laris Manis karena Virus Corona”. Diakses
https://kumparan.com/kumparanbisnis/masker-n-95-laris-manis-karena-virus-corona-1slamxmvNEB (diakses
18 Maret 2020, jam 16:57)
diambil dari pengertian “Politia”, terjemahan dari bahasa jerman dari kata
Yunani ‘politeia’, yang memiliki arti “hal atau pengaturan publik”. Polisi adalah
bagian dari otoritas publik yang bertujuan untuk menjamin keamanan dan
keteraturan bagi masyarakat. Oleh karena itu, Menurut Hegel, masalah publik
adalah masalah polisi (polizeilich).4 Dalam pandangannya, polisi bertanggung
jawab dalam hal-hal yang berhubungan dengan pelayanan masyarakat seperti
membenahi rambu-rambu di jalan, pembangunan infrastruktur umum, dan
mengurusi kesehatan warga. Dalam kasus ini, kepolisian bertanggung jawab
pada kesehatan masyarakat dari wabah Virus COVID-19
7
Prasetyo, A. G. Pengantar Birokrasi Klasik: Hegel, Marx, dan Weber.
Pemerintah dan kepolisian beserta jajaran birokrat lainnya telah mengambil
keputusan yang tepat. Walau respon pemerintah dinilai lambat karena baru
menggulirkan kebijakans setelah jatuhnya korban, akan tetapi pemerintah telah
menggulirkan kebijakan dan keputusan sebaik mungkin dalam membendung
penyebaran virus COVID-19. Pihak kepolisian sebagai birokrat jalanan atau
street-level bureaucracy telah mengimplementasikan kebijakan dan himbauan
pemerintah dengan baik. Hal ini dibuktikan dengan dikeluarkannya maklumat
penanganan penyebaran virus corona dan bertindak tegas sesuai maklumat
tersebut.
Dalam penanganan wabah ini tentu para birokrat tidak bisa berjalan sendiri.
Masyarakat sebagai pihak yang dilayani juga harus sadar akan tanggung jawab
dan konsekuensi yang dimiliki. Walau sudah dikeluarkan maklumat kepolisian
dan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi, masih terdapat masyarakat yang
melanggar. Hal tersebut dibuktikan dengan masih ramainya coffee shop dan
pusat perbelanjaan. Dalam menyukseskan kebijakan pemerintah, masyarakat
harus turut berpartisipasi mematuhi dan menjalankan kebijakan yang telah
diputuskan. Masih terdapat masyarakat panic buying bahkan dalam beberapa
kasus ditemukan para penimbun masker atau hand sanitizer yang menyebabkan
stok menipis, sehingga pihak yang benar-benar membutuhkan tidak
mendapatkannya. Hal-hal tersebut merupakan alasan kenapa pemerintah
mengeluarkan kebijakan serta kenapa masyarakat harus mentaati kebijakan
tersebut. Polisi telah menjalankan tugasnya dengan baik, namun kepolisian
harus meningkatkan efek jera dan hukuman bagi masyarakat dari hanya sekedar
teguran menjadi denda atau kurungan penjara, demi membuat efek jera bagi
masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Peperzak, A. T. (2001). Modern freedom: Hegels legal, moral, and political philosophy.
Milton Keynes, UK.: Lightning Source.
Ulfah, M., Soetoprawiro, K., Garna, Y. P. P., & Prasetyo, A. D. (2013). Sistem
Pertanggungjawaban Hukum Kepolisian Negara Republik Indonesia Secara
Organisasional Maupun Personal. Research Report-Humanities and Social Science, 1.
Budiansyah, A. (2020, Maret 16). Apa Itu Virus Corona dan Cirinya Menurut Situs WHO.
Diakses Maret 18, 2020, dari https://www.cnbcindonesia.com/tech/20200316135138-
37-145175/apa-itu-virus-corona-dan-cirinya-menurut-situs-who
Sukmawijaya, A. (2020, Februari 3). Masker N 95 Laris Manis karena Virus Corona. Diakses
Maret 18, 2020, dari https://kumparan.com/kumparanbisnis/masker-n-95-laris-manis-
karena-virus-corona-1slamxmvNEB
Syauqi, A. (2020, Maret 17). Curhat Pedagang: Pasar Sepi, Mungkin Takut karena Corona.
Diakses Maret 19, 2020, dari https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-
4943047/curhat-pedagang-pasar-sepi-mungkin-takut-karena-corona