DISUSUN OLEH :
SYAFIRA RACHMADANI/2018029
i
TEKS 1
ii
dapat membantu pemerintah mencegah dampak negatif kekhawatiran masyarakat.
Kepala daerah segera bergerak menjelaskan langkah pencegahan penularan dan
penanganan Covid-19 di daerah masing-masing.
Ke depan, kita ingin Indonesia bukan hanya menemukan kasus warga yang
terinfeksi, tetapi juga menyembuhkan dan bersama masyarakat dunia mencegah
persebaran Covid-19 melalui penelitian kedokteran yang tengah kita lakukan.
Kalimat fakta: Fakta dalam teks editorial di atas terdapat dalam poin berikut:
( Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/contoh-teks-editorial-tentang-covid-19-
beserta-fakta-dan-opininya?page=all.)
iii
TEKS 2
Mereka mencatat dalam siaran pers 1 Juli 2020, sepanjang 2019 sedikitnya terjadi
78 kasus pelanggaran dengan korban mencapai 6.128 orang. 51 di antaranya meninggal dunia,
324 korban merupakan anak-anak. Dari 78 kasus tersebut, 67 kasus di antaranya dilakukan
oleh kepolisian dari sektor (polsek), resort (polres), daerah (polda), sampai Mabes Polri.
Dengan kapasitas yang terbatas, data YLBHI cukup mencengangkan. Sebagai institusi yang
memiliki tanggung jawab pada publik dengan melindung dan mengayomi, kepolisian malah
melakukan kekerasan.
Dengan jumlah korban sebanyak itu, serta secara pelakunya terlibat secara
struktural, maka kinerja polisi perlu dipertanyakan. Pajak publik salah satunya untuk anggaran
kepolisian. Seharusnya polisi berpihak pada publik, bukan pada penguasa. Kekerasan dan
kesewenang-wenangan tidak dibenarkan.
Kalimat fakta:
Paragraf fakta dalam teks editorial di atas terdapat pada data yang dirilis
YLBHI di paragraf kedua.
Kalimat opini:
(Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/160000569/contoh-teks-editorial-uu-
cipta-kerja-beserta-fakta-dan-opininya?page=all.)
iv
TEKS 3
Kalimat fakta:
Kalimat opini:
Opini terdapat pada kalimat pertama paragraf pertama dan seluruh kalimat
di paragraf tiga.
( Sumber : https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/contoh-teks-
editorial-tentang-covid-19-beserta-fakta-dan-opininya?page=all.)
v
TEKS 4
Ada gejala atau mungkin juga malah ada alam pikir, sistem hukum yang
dibangun sebagai konsensus negara demokrasi dianggap sebagai hambatan untuk
mewujudkan tujuan politik elite. Kita mendorong pemerintah dan elite politik
kembali ke semangat konstitusi. Kontrak sosial bangsa ini adalah membangun
Indonesia sebagai negara hukum demokratis dengan Pancasila sebagai sumber
dari segala sumber hukum. Hukum dibuat untuk mencegah kehadiran
otoritarianisme baru dan kemungkinan terjadinya penyalahgunaan kekuasaan.
vi
Belum lahirnya pemimpin baik tidaklah semata-mata karena kekeliruan desain
pemilihan pemimpin. Pemimpin yang baik akan lahir dalam sistem perekrutan
politik yang merupakan tanggung jawab partai politik dan sistem politik yang
bersih dari korupsi dan nepotisme. Reformasi partai politik menjadi jawaban.
Sejarah pemilihan kepala daerah telah melahirkan pemimpin lokal yang
menggunakan kekuasaan untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan oligarki.
Menjadi urusan pemerintah dan DPR menyederhanakan sistem politik. Namun,
proses ke sana tidak boleh mengingkari partisipasi rakyat. Rakyat tetap pemilik
kedaulatan negeri ini dan jangan pernah berpikir merampas kedaulatan rakyat dan
merampas kebebasan sipil. Kita kutip kembali nasihat Thrasymacus dalam buku
Etika Politik dan Kekuasaan karya Haryatmoko, ”Hukum tidak lain kecuali
kepentingan mereka yang berkuasa. Sedang bagi mereka yang lemah, hukum
tidak berdaya membela.”
Kalimat fakta: Fakta teks editoral di atas terdapat dalam poin berikut:
Kalimat opini:
Paragraf empat yang menyebut "Ada gejala atau mungkin juga malah ada
alam pikir, sistem hukum yang dibangun sebagai konsensus negara
demokrasi dianggap sebagai hambatan untuk mewujudkan tujuan politik
elite".
(Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/160000569/con
toh-teks-editorial-uu-cipta-kerja-beserta-fakta-dan-opininya?page=all.)
vii
TEKS 5
Fakta dalam contoh di atas terdapat dalam data-data yang diambil dari IDI,
yang terdapat dalam paragraf kedua.
Kalimat opini:
viii
(Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/17/153000869/con
toh-teks-editorial-tentang-covid-19-beserta-fakta-dan-opininya?page=all)
ix