TEMA:
“PELAKSANAAN TUGAS POLRI GUNA
MENDUKUNG PENERAPAN PROTOKOL
KESEHATAN SELAMA PANDEMI COVID-19
DALAM RANGKA TERWUJUDNYA SITUASI
KAMTIBMAS YANG KONDUSIF”
JUDUL:
OPTIMALISASI SUMBER DAYA DITTIPIDUM
BARESKRIM POLRI DALAM PENANGANAN
PROSTITUSI GUNA MENDUKUNG
PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA
MENERAPKAN PROTOKOL KESEHATAN
DALAM RANGKA TERCIPTANYA
KESELAMATAN RAKYAT
1
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Dinamika situasi keamanan dan ketertiban masyarakat yang
berkembang dewasa ini sangat dinamis dan bergantung pada
perkembangan sosial, budaya, ekonomi, politik yang terjadi di
lingkungan masyarakat. Undang-undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang
Kepolisian Negara Republik Indonesia mengamanatkan kewajiban
Polri untuk melaksanakan pembinaan keamanan melalui pemeliharaan
keamanan dan ketertiban masyarakat, penegakan hukum,
perlindungan, pengayoman dan pelayanan masyarakat dengan
menjunjung tinggi hak azasi manusia.
Berpedoman pada tugas pokok Polri dan perkembangan situasi,
maka sangat diperlukan kepekaan dan ketanggapsegeraan dari setiap
personel Polri dalam melaksanakan peran dan fungsinya. Untuk
mewujudkan keamanan dan ketertiban masyarakat yang kondusif,
setiap anggota Polri wajib melakukan identifikasi segala bentuk
ancaman yang berada di lingkungan tugasnya dan selanjutnya
mengetahui bagaimana cara untuk mengatasinya.
Kondisi di atas, diperparah lagi dalam situasi darurat kesehatan
belakangan ini akibat pandemi COVID-19, suka tidak suka semua
masyarakat harus mengikuti dan mematuhi berbagai aturan yang telah
ditetapkan oleh pemerintah dalam rangka penyelamatan dari ancaman
Covid-19 yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan nyawa manusia.
Di tengah pandemi Covid-19 yang masih merajalela, praktik prostitusi
ternyata masih banyak berlangsung. Prostitusi memang sulit
dibendung meski dalam situasi pandemi Covid-19. Namun di masa
pandemi Covid-19, praktek prostitusi menjadi sangat berbahaya, yakni
berpotensi menjadi media penyebaran virus Covid-19.
Di DKI Jakarta yang merupakan etalase Indonesia, kasus positif
Covid-19 terus mengalami lonjakan signifikan. Kasus Covid-19 di DKI
Jakarta tercatat mengalami penambahan 3.474 kasus pada tanggal 31
Januari 2021. Dengan penambahan yang signifikan setiap harinya,
angka kumulatif kasus Covid-19 di DKI Jakarta mencapai 269.718
3
2. Permasalahan
Dari penjelasan latar belakang tersebut diatas, maka yang
menjadi permasalahan adalah “Bagaimana mengoptimalkan sumber
daya Dittipidum Bareskrim Polri dalam penanganan prostitusi guna
mendukung pemerintah provinsi dki jakarta menerapkan protokol
kesehatan dalam rangka terciptanya keselamatan rakyat.”
3. Pokok-pokok Persoalan
Adapun pokok-pokok persoalan yang diangkat sebagai berikut :
a. Bagaimana kompetensi personil yang dimiliki Unit I/Judi Susila
Dittipidum Bareskrim Polri dalam menanggulangi prostitusi ?
b. Bagaimana upaya penanggulangan kejahatan prostitusi yang
dilakukan oleh Unit I/Judi Susila Dittipidum Bareskrim Polri guna
menciptakan keselamatan rakyat di tengah pandemi Covid-19 ?
c. Bagaimana sinergitas antara Dittipidum Bareskrim Polri dengan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam penanggulangan
kejahatan prostitusi di tengah pandemi Covid-19 ?
4
6. Landasan Teori
Dalam penulisan NKP ini dibutuhkan teori-teori sebagai alat
analisis yang digunakan disesuaikan dengan pokok bahasan.
a. Teori Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi organisasi. Analisis ini
didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan
(strengths) dan peluang (opportunities), namun secara
5
BAB II
KONDISI FAKTUAL
1. Pengetahuan (knowledge)
Disamping keterbatasan kuantitas, ternyata kompetensi
personel Unit I/Judi Susila Subdit III Dittipidum Bareskrim Polri
juga masih belum mencapai kondisi ideal, terlihat dari 19
personel, yang sudah menjalani Pendidikan kejuruan (dikjur)
reskrim adalah 11 personel dan dikjur khusus penyelidikan judi
Susila hanya 4 personel saja. Dengan masih banyaknya personel
yang belum memiliki pendidikan kejuruan reskrim maupun
pendidikan khusus judi susila, mengakibatkan ketidakmampuan
untuk mengembangkan taktik dan teknik penyelidikan.
2. Kemampuan (skill)
Kemampuan personil Unit I/Judi Susila Subdit III Dittipidum
Bareskrim Polri sebenarnya cukup memadai terlihat dari
penggerebekan dan pengungkapan prostitusi di karaoke Venesia
yang melanggar protokol kesehatan yang menjadi perhatian
publik pada Agustus 2020. Namun dalam kenyataan
pengungkapan prostitusi masih dihadapkan hambatan yakni :
1) Personil yang melakukan penyelidikan kesulitan untuk
mengembangkan cara bertindak, ini disebabkan minimnya
jaringan informasi, apalagi di tengah situasi pandemi.
2) Beberapa yang sudah pernah terungkap oleh penyidik,
menjadikan pengalaman bagi para pelaku lainnya sehingga
jaringan para pelaku ini sangat berhati-hati.
3. Sikap (attitude)
Masih ada personel yang memaklumkan tempat hiburan
malam dan praktek prostitusi tetap beroperasi di tengah pandemi
dengan ‘setoran’ sejumlah uang tertentu. Disamping itu, masih
ada anggapan bahwa perkara kesusilaan adalah perkara yang
tidak menarik dan tidak menantang.
BAB III
KONDISI YANG DIHARAPKAN
b. Kemampuan (Skill)
Saat ini, sebenarnya personil Polri telah memiliki
kemampuan untuk melakukan penyadapan pembicaraan
elektronik. Namun masih terdapat hambatan dengan regulasi,
dimana hasil penyadapan tersebut belum dapat digunakan
sebagai alat bukti untuk kepentingan pembuktian di Pengadilan.
Disamping itu terkait sarana dan prasarana pendukung proses
penyelidikan dan penyidikan kejahatan prostitusi diharapkan
adanya peningkatan peralatan yang lebih modern guna
menyesuaikan dengan perkembangan dan kemajuan teknologi.
10
BAB IV
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
BAB VII
PENUTUP
1. Simpulan
a. Kondisi kompetensi personil Unit I/Judi Susila Subdit III Dittipidum
Bareskrim Polri dalam menanggulangi prostitusi belum optimal,
baik dari aspek pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill),
maupun sikap perilaku (attitude).
1) Dari aspek pengetahuan, dapat dilihat bahwa personel
masih banyaknya yang belum memiliki latar belakang
pendidikan kejuruan reskrim maupun pendidikan khusus di
bidang Judi Susila. Oleh karena itu perlu perlu adanya
kebijakan prioritas pemenuhan kualitas SDM.
2) Dari aspek keterampilan, dapat dilihat bahwa keterampilan
personel cukup memadai terlihat dari pengungkapan
perkara yang menjadi perhatian publik. Namun pada
kenyataanya masih terdapat hambatan. Perlu dilakukan
langkah-langkah nyata dalam peningkatan keterampilan.
3) Dari aspek sikap perilaku, dapat dilihat bahwa masih ada
pelangaran-pelanggaran yang dilakukan oleh personel.
Oleh karena itu, personel perlu ditanamkan untuk memiliki
13
2. Rekomendasi
a. Merekomendasikan kepada Dirtipidum Up. Kasubbagrenmin
untuk menambah personil Unit I/ Judi Susila Subdit III Dittipidum,
setidak-tidaknya dengan Polwan berpenampilan menarik untuk
diberdayakan melakukan penyusupan. Diharapkan akan
diperoleh informasi yang akurat tentang seluk beluk dunia
prostitusi di Jakarta yang pada akhirnya ditemukan solusi dalam
penanggulangan prostitusi secara preventif.
b. Merekomendasikan kepada Dirtipidum Up. Kasubbagrenmin
untuk mengadakan alsus yang mengikuti perkembangan jaman
dan teknologi, sehinggga memudahkan penyidik dalam proses
pembuktian perkara prostitusi.
14