Anda di halaman 1dari 17

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DAERAH NUSA TENGGARA BARAT


DIREKTORAT INTELKAM

LAPORAN HASIL KEGIATAN RAPAT STAF DIT INTELKAM POLDA NTB


TENTANG
PEMBAHASAN BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
DALAM RANGKA PEMBUATAN RENJA DAN PERJANJIAN KINERJA DIT INTELKAM
POLDA NTB TAHUN 2020

Mataram, 13 Juni 2020


KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH NUSA TENGGARA BARAT
DIREKTORAT INTELKAM

LAPORAN HASIL KEGIATAN RAPAT STAF DIT INTELKAM POLDA NTB


TENTANG
PEMBAHASAN BAHAN-BAHAN YANG DIPERLUKAN
DALAM RANGKA PEMBUATAN RENJA DIT INTELKAM POLDA NTB TAHUN 2020

I. PENDAHULUAN

A. Dasar
1. Undang-Undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik
Indonesia;
2. Perintah Lisan Dir Intelkam Polda NTB tentang kegiatan Rapat Staf Dit Intelkam
Polda NTB dalam rangka pembahasan bahan-bahan yang diperlukan dalam
rangka pembuatan Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020.

B. Maksud dan Tujuan

1. Maksud
Untuk membahas bahan-bahan berkaitan dengan perkembangan situasi dan
potensi kerawanan dibidang Ipoleksosbudkam serta rencana kegiatan dan
anggaran yang telah diinventarisir dan disusun oleh Tim Pokja untuk dapat
disusun kedalam Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020.

2. Tujuan
Tersusunya Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020 sebagai acuan dalam
pelaksanaan tugas-tugas Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020 dalam tujuannya
untuk mereduksi setiap gangguan keamanan yang dapat mengganggu stabilitas
keamanan.

C. Ruang Lingkup

Laporan ini disusun terbatas pada aspek-aspek mekanisme pelaksanaan Rapat Staf
Dit Intelkam Polda NTB tentang kegiatan Rapat Staf Dit Intelkam Polda NTB dalam
rangka pembahasan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka pembuatan Renja
Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020, dengan menggunakan tata urut sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN
II. PELAKSANAAN
III. HASIL YANG DICAPAI
IV. DUKUNGAN LOGISTIK DAN ANGGARAN
V. KESIMPULAN DAN SARAN
VI. PENUTUP

II. PELAKSANAAN….
2

II. PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat

Pelaksanaan rapat dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 13 Juni 2013 bertempat di
Ruang Kerja Direktur Intelkam Polda NTB.

B. Peserta

Peserta rapat terdiri dari Tim Pokja penyusunan Renja Dit Intelkam Polda NTB yang
telah dibentuk terdiri dari Kabag, Kasubdit, Kasubbag, Kasi DitIntelkam Polda NTB dan
Brigadir DitIntelkam Polda NTB.

C. Jalannya Kegiatan sebagai berikut :

1. Pada pukul 07.45 Wita peserta rapat memasuki ruang kerja Dit Intelkam Polda NTB
dan melakukan registrasi.

2. Pukul 08.00 Wita kegiatan rapat dibuka oleh Dir Intelkam Polda NTB dan
menyampaikan salam dan sambutan kepada peserta rapat, kemudian dilanjutkan
dengan penyampaian yang intinya agar dalam pembahasan bahan-bahan yang
akan disusun kedalam Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2018 menyangkut
perkembangan situasi yang benar-benar menjadi atensi yang akan berpotensi
memicu potensi kerawanan dan keresahan masyarakat, mengganggu stabilitas
keamanan baik secara nasional maupun daerah serta benar-benar secara tepat
dan akurat untuk dapat dilakukan kegiatan-kegiatan Intelijen. Disamping hal
tersebut juga diperhatikan terkait dengan program-program prioritas baik
pemerintah maupun pimpinan Polri juga dapat dijadikan sebagai skala prioritas
dalam pelaksanaan tugas-tugas Intelijen dalam rangka mendukung keberhasilan
program-program dimaksud.

Selanjutnya rapat dilanjutkan dengan pemaparan dari Tim Pokja yang telah
dibentuk yaitu dari Kabag, Kasubdit, Kasubbag dan Kasi menyangkut
perkembangan situasi dan potensi kerawanan bidang Ipoleksosbudkam, rencana
kegiatan yang akan dilaksanakan serta rencana kebutuhan anggaran yang
diperlukan. Adapun secara garis besar pemaparan yang disampaikan oleh Tim
Pokja sebagai berikut :

a. Kabag Analis :
1). Pada tahun 2019, secara umum di daerah NTB, kecenderungan terjadinya
berbagai bentuk permasalahan dan kasus-kasus menonjol masih akan
dihadapkan kepada perkembangan yang terjadi saat ini yang masih akan
berpengaruh kedepan, diantaranya :
a). Menyangkut Ideologi, masih akan muncul upaya dari kelompok
masyarakat tertentu yang ingin menggantikan Pancasila sebagai
ideologi/dasar Negara salah satunya menjadi Negara yang
berdasarkan atas Syariat Islam. Hal tersebut terbukti dengan
terbentuknya kelompok-kelompok radikal/Ideologi garis Keras (Igaras)
yang tumbuh dan berkembang di wilayah NTB (Kab. Dompu, Kab.

Bima….
2
Bima dan Kota Bima), seperti kelompom Jemaah Anshorut Tauhid
(JAT), Jemaah Anshorut Syariah (JAS), Tauhid Wal Jihad (TWJ) dan
munculnya kelompok ISIS yang keberadaannya disinyalir terus
berkembang.
b). Di Bidang Politik antara lain : terkait dengan konflik internal Parpol
akibat adanya dualisme kepengurusan, konflik horizontal antar
kelompok pendukung/simpatisan pada Pilkada Serentak 2018,
sengketa wilayah perbatasan antar Kab/Kota, Kecamatan sampai
dengan tingkat Desa, kegiatan Pilkades dan lain-lain, tuntutan
pemekaran wilayah serta permasalahan lainnya yang dipicu atas
adanya kebijakan pemerintah baik pusat maupun daerah yang akan
menimbulkan gejolak/aksi protes.
Khusus berkaitan dengan pelaksanaan Pilkada Serentak 2018 akan
dilaksanakan untuk pemilihan Gubernur/Wagub NTB, pemilihan
Bupati/Wabup Lotim, Bupati/Wabup Lobar dan Walikota/wawalikota
Bima. Seiring dengan semakin meningkatnya pengetahuan/
pengalaman politik masyarakat NTB akan dibarengi dengan semakin
meningkatnya persaingan politik oleh para elit politik bahkan oleh
berbagai kelompok masyarakat untuk mencapai tujuan-tujuan
politiknya sehingga memicu meningkatnya suhu politik menjelang dan
saat pelaksanaan Pilkada Serentak tahun 2018 mendatang.
c). Menyangkut bidang Ekonomi, beberapa permasalahan yang masih
akan muncul, antara lain :
(1). Terjadinya kenaikan harga kebutuhan masyarakat seperti
Sembako, pupuk, minyak dan gas serta kebutuhan masyarakat
lainnya selalu terjadi pada saat/moment tertentu diantaranya saat
kegiatan hari raya keagamaan, pada saat musim tanam, saat
terjadinya cuaca ekstrim berpengaruh terhadap terganggunya
pendistribusian dan gagal panen.
(2). Permasalahan pertambangan yang kerapkali memunculkan aksi-
aksi protes/penolakan dari kelompok masyarakat dan LSM
tertentu dan sangat mudah meluas kepada terjadinya aksi-aksi
anarkhis
(3). Permasalahan pembangunan sarana pendukung pariwisata,
pusat pertokoan, insfrastruktur jalan dan energi, dll juga
seringkali memicu permasalahan sosial ditengah-tengah
masyarakat yang diakibatkan karena kurangnya sosialisasi
kepada masyarakat, permasalahan ganti rugi tanah maupun
pemanfaatan oleh oknum/kelompok/pihak tertentu untuk
mendapatkan keuntungan dari keberadaan/pembangunan
tersebut serta bidang ketenagakerjaan.
(4). Permasalahan sengketa tanah yang masih akan terus terjadi baik
antar masyarakat, antara masyarakat dengan pemerintah
maupun antar masyarakat dengan perusahaan.
d). Terkait dengan perkembangan di bidang sosial budaya, masih akan
dihadapkan kepada permasalahan konflik/tindak kekerasan oleh

kelompok….
3
kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas diikaitkan dengan
munculnya kelompok aliran kepercayaan/agama yang belum dapat
diterima penuh ditengah-tengah masyarakat. Disamping hal tersebut
permasalahan lainnya yaitu menyangkut bidang bidang pendidikan,
kesehatan serta kebebasan informasi dan perkembangan teknologi
yang mempengaruhi gaya hidup dan budaya masyarakat mengarah
kepada perilaku-perilaku negatif serta melanggar hukum.
e). Di Bidang Keamanan, antara lain :
(1). Kasus tindak kejahatan baik termasuk dalam kejahatan
konvensional, Trans nasional, kekayaan Negara dan Kontijensi
yang masih menjadi perhatian aparat Kepolisian Polda NTB dan
jajaran yaitu tindak kriminalitas 3CR (Curat, Curas dan
Curanmor), tergolong masih cukup tinggi, tindak penganiayaan/
tindak kekerasan kerapkali berkembang/meluas menjadi konflik
horizontal, kasus tindak pidana korupsi, kasus Narkoba, Konflik
antar kelompok pemuda/ warga/kampung, peredaran senjata api
rakitan dan Senpi ilegal serta tindak kekerasan dan terorisme
terutama di Kab. Dompu dan Kab/kota. Bima.
(2). Tindak kriminalitas lainnya yang menjadi perhatian serius
kedepan yaitu tindak kejahatan terhadap WNA terutama di
daerah-daerah pariwisata seperti Kab. Lobar, KLU dan Kab.
Loteng yang akan berdampak terhadap perkembangan
pariwisata di NTB
(3). Masih tingginya kasus-kasus tindak kejahatan/kriminalitas di
wilayah NTB dilatarbelakangi oleh kondisi perekonomian
masyarakat yang masih rendah, semakin kompleksnya
kebutuhan masyarakat ditengah-tengah kurangnya lapangan
pekerjaan serta temperamen/karakteristik sebagian masyarakat
yang tergolong keras dan mudah terprovokasi sehingga sangat
mudah melakukan tindakan-tindakan melanggar hukum untuk
memenuhi kebutuhan hidup mereka, disamping juga karena
masih belum optimalnya pengungkapan dan penangkapan
terhadap para pelaku dan jaringannya mendorong para pelaku
semakin berani melakukan aksinya.
b. Kasubdit I
1). Selama tahun 2020 mendatang, perkembangan perpolitikan di Indonesia
termasukdi wilayah NTB akan semakin mengalami kemajuan, kesadaran
politik masyarakat akan semakin meningkat sehingga akan muncul
pemimpin dan elit-elit politik dari kalangan generasi muda untuk
menggantikan tokoh-tokoh senior.
2). Perkembangan suhu politik untuk wilayah NTB pada tahun 2020
diperkirakan akan mengalami peningkatan, mengingat akan ada kegiatan
Pilkada Serentak baik tingkat Prop. maupun tingkat Kab/Kota, dimana
akan muncul beberapa permasalahan yang dapat berpengaruh terhadap
perkembangan suhu politik kedepan. Adapun Pilkada Serentak 2018 di
wilayah NTB, untuk memilih :

a). Pemilihan…..
4
a). Pemilihan Gubernur dan Wagub NTB.
b). Pemilihan Bupati dan Wabup Lotim.
c). Pemilihan Bupati dan Wabup Lobar.
d). Pemilihan Walikota dan Wawalikota Bima.

3). Disamping hal tersebut pada tahun 2020 juga dilaksanakan tahapan
Pilkada 2020, dimana untuk saat ini sedang dibahas tentang penyusunan
Jadwal Pilkada Ta.2020.
4). Dibidang pemerintahan, tuntutan dari kelompok elemen masyarakat dalam
bentuk aksi Unras terhadap perbaikan perekonomian dan kesejahteraan
rakyat akan semakin meningkat. Seperti halnya pada tahun 2016 akan
muncul aksi-aksi unjuk rasa yang mengkritisi kebijakan Pemerintah
Jokowi-JK baik yang dilakukan oleh kelompok-kelompok yang
berseberangan dengan pemerintah (kelompok bayaran) maupun oleh
kelompok elemen masyarakat yang murni karena aspirasi dari bawah
terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah yang tidak pro rakyat.
Aksi-aksi Unras dimaksud bukan hanya akan terjadi ditingkat pusat,
namun juga di wilayah NTB. Beberapa kebijakan yang diberlakukan oleh
pemerintah yang akan menuai aksi protes dari berbagai elemen
masyarakat, antara lain kenaikan biaya pembuatan dan pajak STNK dan
BPKB, kenaikan listrik serta kenaikan BBM.
5). Wacana pembentukan Propinsi Pulau Sumbawa (PPS) sudah disuarakan
sejak tahun 2009 setelah terbentuknya Kab. Sumbawa Barat dan Kota
Bima yaitu mengacu pada PP No. 78 tahun 2007 tentang acuan
pembentukan daerah otonom yang mensyaratkan bahwa pemekaran
Propinsi minimal harus terdapat 5 (lima) Kab/Kota sehingga Pulau
Sumbawa yang terdiri dari lima Kab/Kota yaitu Kab. Sumbawa, Sumbawa
Barat, Dompu, Bima dan Kota Bima dipandang telah memenuhi syarat
untuk membentuk daerah otonom sendiri. Tanggal 27 Pebruari 2011
dilapangan Krato Kab. Sumbawa telah dilaksanakan Kongres Rakyat
Pulau Sumbawa dengan hasil/keputusan tentang kebulatan tekad bersama
mempercepat pembentukan PPS.
6). Permasalahan Tapal Batas antar wilayah/Kabupaten seiring dengan
penerapan otonomi daerah memunculkan adanya keinginan dari
wilayah/kabupaten untuk memperluas wilayahnya/memperebutkan wilayah
yang dianggap potensial di perbatasan sehingga memunculkan juga
ketegangan/konflik antar wilayah/Kabupaten seperti perbatasan antara
Kab. Sumbawa dengan Kab. Sumbawa Barat, Kab. Lombok Utara dengan
Kab. Lobar, Kab. Bima dengan Kota Bima. Terjadi beberapa
permasalahan terkait sengketa tapal batas antar Pemkab yang belum
terselesaikan serta dapat menimbulkan gejolak, antara lain :
a). Terjadinya konflik tapal batas yang terletak di antara Pemkab Lobar
dengan Pemkab Loteng yang terletak di Desa Buwunmas Kec.
Sekotong Kab. Lobar dengan Desa Montong Ajan Kec. Praya Barat
Daya. Adanya dua Peta yaitu Peta dikeluarkan berdasarkan RT/RW
(Rencanan tata ruang wilayah) Pemprov. NTB dan peta yang
dikeluarkan oleh Bakonsultana RI, kedua peta tersebut berbeda batas
wilayah antara Kab. Lobar dengan Loteng.

b). Terjadinya….
5
b). Terjadinya permasalahan batas Desa Kuripan dengan Desa Kuripan
Timur Kec. Kuripan Kab. Lobar. Batas wilayah tersebut sedang
dibangun perumahan (BTN) oleh PT. Bali Graha Dwipa pemilik tanah
An. AA NGURAH ANOM, sehingga PT. Bali Graha Dwipa yang
berencana akan mengurus ijin mendapat hambatan khususnya dari
Kepala Desa setempat (sama – sama mengklaim).
c. Kasubdit II
1). Untuk wilayah NTB secara lokal/daerah permasalahan menonjol yang
terjadi dan menjadi atensi yaitu permasalahan pertambangan, yang
banyak muncul diwilayah Pulau Sumbawa (Sumbawa, Dompu dan Bima),
maraknya kegiatan-kegiatan tambang liar/illegal serta penolakan
masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan perusahaan tambang di wilayah
NTB dengan isu perusakan terhadap lingkungan.
2). Gejolak terkait pembelian saham PT. NNT (Newmont Nusa Tenggara)
kepada PT. AMI (Amman Mineral International), khususnya dari para
pekerja PT NNT dibawah naungan SPSI dan SPATS dengan tuntutan
pembayaran uang saving plant, uang good will (keuntungan PT. NNT) dan
kenaikan uang penghargaan, kemungkinan akan muncul kembali
menjelang peresmian pengambil alihan PT NNT oleh PT. AMI.
3). Berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya bahwa selama musim
oven tembakau akan terjadi peningkatan penggunaan BBM bersubsidi
khususnya jenis solar oleh para petani tembakau, seperti yang terjadi
tahun lalu bahwa sejak adanya pengovenan tembakau di wilayah Kab.
Loteng dan Kab. Lotim terjadi peningkatan konsumsi BBM Solar dimana
dari sebelumnya konsumsi Solar dari 250 KL/hari menjadi 350 KL/hari
yang diperkirakan karena BBM Solar banyak dibeli oleh para petani
tembakau untuk bahan pengovenan tembakau.
4). Progres pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika
Resort sampai saat ini belum menggembirakan. Terlebih lagi janji Presiden
RI Joko Widodo yang akan memberikan Penanaman Modal negara (PMN)
sebesar Rp 1,8 triliun tidak dipenuhi. Meskipun PMN untuk Mandalika
Resort tidak juga terakomodir dalam Rancangan Anggaran Pendapatan
dan belanja Negara (ARAPBN), namun Menteri Perencanaan
Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menjamin keberlanjutan mega
proyek tersebut.
5). Kasus-kasus menonjol yang terjadi bidang ekonomi pada tahun 2018
masih akan didominasi oleh konflik/sengketa tanah antara masyarakat
dengan perusahaan dan antar masyarakat dengan Pemda, meluas kepada
aksi-aksi Unras berujung anarkhis seperti blokir jalan, rusak fasilitas milik
perusahaan dan ketegangan dengan aparat keamanan. Beberapa kasus
sengketa tanah yang masih akan memicu gejolak yaitu :
a). Sengketa tanah antara masyarakat Ds. Sembalun Kab. Lotim dengan
PT Sembalun Kusuma Emas (PT SKE) seluas 250 ha.
b). Sengketa tanah/penguasaan tanah di kawasan Hutan Tanaman
Industri (HTI) di Lendang Tengaq Ds. Sinanggalih Kec. Sambelia Kab.
Lotim yang dikuasai oleh masyarakat.

d). Konflik….
6
d). Konflik antara kelompok tani ternak Kec. Woja, Kempo dan Dompu
Kab. Dompu dengan kelompok masyarakat Ds. Sorita Tanga Kec.
Pekat, disebabkan adanya tindakan pembagian lahan eks PT. Lawata
Permai oleh masyarakat Ds. Sorita Tanga (ABDUL RASYID cs)
berujung kepada aksi sweeping oleh kelompok tani ternak Kec. Woja.
e). Klaim tanah seluas 7 ha di So Laloja Bou Desa Lanta Kec Lambu Kab.
Bima oleh kelompok H. AHMAD dan H. Sidik yang saat ini dikelola
UPT Dinas Pertanian Kec. Lambu.
6). Terjadinya pemanasan Global, berdampak terhadap terjadinya musim
kemarau panjang dan ketidakmenentuan cuaca (cuaca ekstrem) yang
dapat mempengaruhi hasil panen dan tejadinya kekeringan akibat
menurunnya debit air, bencana alam banjir, puting beliung dll hal tersebut
didukung oleh kondisi gegrafis sebagian wilayah NTB yang dikelilingi
perbukitan dan tanah-tanah kering serta adanya wilayah yang
mengandalkan persawahan tadah hujan.
d. Kasusbdit III
1). Seiring dengan bergulirnya reformasi, kebebasan masyarakat dalam
kehidupan berbangsa, bernegara dan beragama semakin meningkat yang
ditandai dengan muncul dan berkembangnya berbagai aliran/kepercayaan
dalam suatu agama sehingga menimbulkan pertentangan antar pemeluk
umat beragama itu sendiri yang berpotensi terjadinya konflik sosial.
Di NTB terdapat beberapa aliran kepercayaan yang saat ini dianggap
sebagai ajaran sesat sehingga kerapkali memicu reaksi dari masyarakat
seperti penyerangan dan pengerusakan aset-aset milik kelompok-
kelompok tertentu. Beberapa kelompok aliran kepercayaan/keagamaan
yang pernah dan masih tumbuh di wilayah NTB serta dapat dimanfaatkan
oleh kelompok-kelompok tertentu untuk menciptakan instabilitas
Kamtibmas, salah satu diantaranya yaitu keberadaan Jemaah Ahmadiyah
yang saat ini masih mendapat penolakan dari masyarakat.

2). Perkembangan pariwisata NTB semakin mengalami peningkatan seiring


dengan mulainya dilakukan berbagai perbaikan dan promosi dibidang
pariwisata serta dibangunnya berbagai infrastruktur penunjang seperti
Bandara Internasional Lombok, dibangunnya beberapa Hotel berkelas
Internasional serta perbaikan sarana transportasi sebagai akses menuju
tempat-tempat pariwisata. Sejalan dengan perkembangan tersebut,
disamping membawa dampak positif terhadap perkembangan dan
pertumbuhan daerah juga membawa dampak negatif seperti
terpengaruhnya masyarakat dengan pengaruh budaya barat,
meningkatnya tindak kejahatan dengan jaringan/sindikat internasional,
meningkatnya permasalahan-permasalahan lain dibidang sosial seperti
tumbuhnya tempat-tempat maksiat dan prostitusi yang bertolak belakang
dengan budaya dan kepribadian masyarakat NTB yang religius.
3). Berbagai kegiatan aksi unjuk rasa oleh elemen mahasiswa, LSM dan
masyarakat serta kelompok/organisasi kemasyarakatan terjadi dengan
mengangkat berbagai isu/permasalahan seperti : penindakan terhadap
pelaku tindak korupsi, kebijakan Pemerintah yang dinilai tidak memihak
kepada rakyat serta permasalahan lainnya terkait bidang politik, ekonomi,

sosial…..
7
sosial dan keamanan. Eufhoria reformasi terhadap kebebasan
penyampaian pendapat dimuka umum saat ini, keberadaan UU Pers yang
sangat bebas dan cenderung kebablasan yang dibarengi dengan aksi-aksi
unjuk rasa yang tidak taat aturan, dalam penyampaian pendapat dilakukan
secara anarkhis/ pemaksaan kehendak, merusak fasilitas umum serta
simbol Negara.
3). Budaya dan adat istiadat ditengah-tengah masyarakat seringkali dapat
memicu munculnya konflik ditengah-tengah masyarakat seperti budaya
Selarian (membawa lari calon istri) serta budaya Nyongkolan (arak-arakan
budaya yang diiiringi musik tradisonal Kecimol oleh mempelai pria ke
rumah mempelai wanita untuk menyerahkan seserahan).
Budaya Nyongkolan pada umumnya diikuti oleh para pemuda/remaja
sambil menari dalam keadaan mabuk sehingga mengundang
ketersinggungan masyarakat/kampung yang dilaluinya kemudian
berkembang menjadi keributan antara pemuda/kampung.
4). Cuaca yang tidak menentu, pada tahun 2018 diperkirakan akan lebih
panjang daripada tahun-tahun sebelumnya sehingga dampak yang akan
ditimbulkan tentunya akan lebih tinggi, diantaranya terjadinya kekeringan
dan mempengaruhi hasil panen serta ketersediaan air bagi kebutuhan
hidup masyarakat sehari-hari. Sementara pada saat musim hujan
berpotensi terjadi beberapa bencana alam seperti banjir, tanah longsor
dan putting beliung. Bencana alam yang rawan terjadi di wilayah NTB
diantaranya banjir, banjir bandang, tanah longsor, gempa bumi, tsunami,
gelombang tinggi, banjir rob/abrasi, puting beliung, kekeringan, kebakaran
hutan dan gunung meletus, dimana dari potensi tersebut secara
keseluruhan rawan terjadi diseluruh wilayah NTB (pulau Lombok dan pulau
Sumbawa).
5). Wilayah NTB merupakan wilayah yang masyarakatnya bersifat majemuk,
terdiri dari beberapa suku asli dan suku pendatang diantaranya : Suku
Sasak, Suku Samawa dan Suku Mbojo (Asli) dan Suku Jawa, Bali, Sunda,
Madura, Timor, etnis Tionghoa dll (Pendatang) dengan agama dan budaya
masing-masing. Pada umumnya hubungan antara masyarakat asli dan
pendatang dapat hidup berdampingan, terjalin keharmonisan dan saling
menjaga dalam setiap kegiatan-kegiatan keagamaan dan sosial
kemasyarakatan melalui Forum Komunikasi Antar Umat Beragama
(FKUB).
Namun akibat dari pengaruh kelompok Radikal yang ada, melalui upaya
provokasi yang mengatasnamakan agama, cipta opini negatif terhadap
pemerintah, penyebaran kebencian dan kekerasan terhadap kelompok
yang berlainan keyakinan termasuk penyebaran fhoto/video kekerasan
terhadap Umat Islam akibat konflik di Timur Tengah, kemudian
menimbulkan sikap solidaritas, fanatisme dan keprihatianan yang
berlebihan, pada akhirnya muncul dorongan dari kelompok masyarakat
rentan (kelompok yang memiliki pemahaman dangkal terhadap agama
yang dianut) ingin melakukan tindakan balas dendam dengan cara-cara
kekerasan, teror dan lain-lain dengan mengatasnamakan Jihad/membela
agama yang dianutnya.

e. Kasubdit….
8
e. Kasubdit IV
a). Kasus-kasus tindak kejahatan/kriminal yang masih menjadi perhatian
serius aparat Kepolisian Polda NTB dan jajaran yaitu tindak kriminalitas
3CR (Curat, Curas dan Curanmor) yang tergolong masih cukup tinggi,
tindak penganiayaan berat/tindak kekerasan kerapkali berkembang/
meluas menjadi konflik horizontal, kasus tindak pidana korupsi, kasus
Narkoba, Konflik antar kelompok pemuda/ warga/kampung, peredaran
senjata api rakitan dan Senpi ilegal serta tindak kekerasan dan terorisme
terutama di wilayah Kab. Dompu, Kab. Bima dan Kota Bima.
2). Tindak kriminalitas lainnya yang menjadi perhatian serius yaitu tindak
kejahatan terhadap WNA terutama di daerah pariwisata seperti Kab.
Lobar, KLU dan Kab. Loteng.
3). Khusus terhadap ancaman aksi-aksi terorisme khususnya di wilayah NTB
masih menjadi ancaman serius yang mendapat perhatian serius aparat
Kepolisian, mengingat wilayah NTB sangat berpotensi dijadikan sebagai
tempat kegiatan para pelaku terorisme seperti tempat perekrutan,
pelatihan, tempat pelarian / persembunyian maupun sebagai tempat /
sasaran peledakan bom. Sasaran kelompok terorisme bukan hanya pada
obyek-obyek vital dan orang asing, namun dalam perkembangannya para
kelompok terorisme juga menjadikan pemerintah sebagai sasaran salah
satunya anggota Polri yang merupakan bagian dari pemerintah sebagai
bentuk balas dendam.
4). Wilayah NTB merupakan salah satu wilayah rawan terjadinya aksi-aksi
terorisme dan menjadi salah satu tempat tumbuh dan berkembangnya
kelompok-kelompok Radikal maupun sebagai tempat pelarian/
persembunyian dari pelaku terorisme dan jaringannya. Dari data yang ada
banyak pelaku terorisme yang berasal dari wilayah NTB, bahkan saat ini
menjadi DPO yang menjadi sasaran operasi Densus 88 AT Mabes Polri
karena diduga terlibat dalam kelompok teroris Poso jaringan Santoso.
Dalam perkembangannya pasca tewasnya Santoso di Poso, kelompok dan
jaringannya di NTB diperkirakan masih ada, serta dari hasil lidik dan
Pulbaket terdapat juga kelompok-kelompok Radikal yang mempunyai
keterkaitan dengan ISIS atapun sebagai pendukung ISIS, terdapat
beberapa orang yang tertangkap pada saat akan berangkat ke Suriah
maupun yang dideportasi dari luar negeri karena disinyalir akan bergabung
dengan kelompok ISIS.
5). Keberadaan dan aktifitas dari kelompok-kelompok Radikal di wilayah NTB,
masih menjadi ancaman serius serta berpotensi melakukan tindakan/aksi-
aksi teror kembali utamanya dengan sasaran anggota Kepolisian yang
bertugas dilapangan, ataupun terhadap Mako/Kantor Kepolisian sebagai
bentuk aksi balas dendam atas beberapa penangkapan dan penembakan
terhadap kelompok Teroris utamanya kelompok SANTOSO dan kelompok
ISIS pimpinan BARUM NAIM, maupun sebagai bentuk untuk menunjukkan
eksistensi mereka. Bahwa selama tahun 2018, akan terjadi peningkatan
kegiatan/aktifitas kelompok Radikal diwilayah NTB dalam bentuk pelatihan
bela diri dan latihan semi militer serta kegiatan Tabliqh oleh kelompok MMI
di Kab. Lotim dan kelompok JAT dan JAS di wilayah Kab. Bima.

6). Kelompok….
9
6). Kelompok Radikal di wilayah NTB terbagi menjadi 2 (dua) kelompok yaitu
kelompok Radikal Pro Kekerasan dan Intoleransi yaitu kelompok Jemaah
Anshorut Tauhid (JAT) dan Jemaah Anshorut Syariah (JAS) terdapat di
wilayah Kabupaten dan Kota Bima, serta Kelompok Radikal yang tidak Pro
Kekerasan yaitu kelompok Hizbutahrir dan Khilafatul Muslimin terdapat di
wilayah Kabupaten Lombok Timur, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu
dan Kabupaten/Kota Bima. Berdasarkan hasil pengungkapan dan
penangkapan para pelaku dan jaringan kelompok teroris di Indonesia oleh
Densus 88 AT Mabes Polri, para pelaku dan jaringan tersebut diketahui
banyak berasal dari kelompok JAT wilayah Kabupaten Dompu, Bima dan
Kota Bima. Hingga saat ini untuk wilayah NTB khususnya di wilayah
Kabupaten Bima dan Kota Bima menjadi salah satu wilayah di Indonesia
yang termasuk zona merah dalam penyebaran paham Radikalisme
berpotensi mengarah kepada kelompok Terorisme.
f. Kasubbag Renmin
1). Jumlah personil Intelijen keamanan dibandingkan antara DSP dan Riil
masih tidak sesuai dan masih kurang, berpengaruh pada kinerja Intelijen
Keamanan.
2). Secara kualitas personil unit Opsnal Intelijen belum menunjukkan lapis
kemampuan sesuai struktur organisasi.
3). Struktur organisasi di Dit Intelkam pada level unit diisi dengan Kanit yang
dijabat AKP dan Panit dijabat Bintara, serta Pamin yang dijabat Bintara
sedangkan anggota unit dijabat Brigadir yang tidak sesuai dengan hakekat
ancaman dan lapis kemampuan yang dihadapi di lapangan.
4). Standarisasi dukungan anggaran dalam penyelenggaraan kegiatan dan
operasi Intelijen telah ditetapkan dalam Standar Biaya masukan (SBM) dan
Norma Indeks, namun belum sepenuhnya terlaksana, dihadapkan dengan
target kinerja dalam menghadapi potensi gangguan atau hakekat ancaman
dimana penyusunan rencana kegiatan berorientasi pada anggaran yang
tersedia dalam DIPA.
5). Tersedianya anggaran Intelijen yang cukup memadai bukan hanya
mencukupi kebutuhan rutin tetapi juga dapat mencukupikebutuhan
insidentil, termasuk anggaran ooperasi intelijen untuk mendukung operasi
penggalangan Intelijen sesuai kebutuhan.
g. Kasi Inteltek
1). Kuantitas dan kualitas Alut/Alsus Intelijen masih dirasakan kurang
memadai.
2). Belum terealisasinya pengembangan Alut dan Alsus dalam system yang
terintegrasi dengan memperhatikan perkembangan kemajuan teknologi dan
kondisi/tipologi wilayah termasuk lingkungan kerja serta sumber daya
manusia.
3). Terpenihinya peralatan khusus intelijen secara bertahap yang sesuai dan
diperlukan berdasarkan hasil kajian Intelijen.
4). Terselenggaranya pemeliharaan dan perawatan materiil Intelijen namun
tetap memperhatikan aspek kerahasiaan yang tinggi.

h. Kasi…..
10
h. Kasi Yanmin
1). Permasalahan terkait senpi, peredaran /penggunaan replika senjata jenis
airsoft gun dan paintball makin marak serta meluas di kalangan masyarakat
dan belum dilengkapi dengan surat izin dari Polri, sehingga menimbulkan
kerawanan yang dapat memicu meningkatnya trend kejahatan, dalam hal
ini perlu adanya peraturan Kapolri untuk pengawasan dan pengendalian
peredaran senjata airsoft gun agar tidak disalahgunakan.
2). Permasalahan terkait Handak, masih ada perusahaan/end user handak
yang sudah tidak aktif namun masih memiliki dan menyimpan Handak di
gudangnya, sehingga gudang handak tidak dijaga dan tidak ada
pengawasan dari Polri rawan terjadi kasus pencurian handak.
3). Sesuai dengan UU No 2 / 2002 tentang Polri terkait pengawasan orang
asing, Polda akan melaksanakan kembali data OA yang bekerja, baik
dengan mdenggunakan dokumen resmi maupun tidak.
4). Mewujudkan pelayanan prima melalui penerbitan SKCK, ijin kegiatan
masyarakat, Senpi dan bahan peledak komersial yang transparan
akuntabel guna mewujudkan kepercayaan masyarakat terhadap polri.

i. Kasi Sandi
1). Secara umum personil sandi untuk mengisi struktur persandian secara
kualitas dan kuantitas masih kurang/belum memadai, sehingga perlu
diajukan penambahan personil.
2). Pemanfaatan sarana sandi dalam pengiriman dan penerimaan berita
rahasia atau informasi berklasifikasi belum dimanfaatkan oleh seluruh
Satker di lingk. Polri, sehingga dalam menjaga kerahasiaan berita belum
maksimal.
3). Peralatan sandi yang sudah out of date & tidak efektif penggunaan dan
pemanfaatannya dan masih tergelar akan dikembalikan kepada Lemsaneg
dan disisi lain agar meningkatkan penggunaan dan pemanfaatan crypto
email di jajaran polri.
4). Membangun system persandian dalam rangka mengirim, menyimpan dan
menganalisis informasi Intelijen.

j. Kasubbag Renmin
Pada kesempatan tersebut Kasubbag Renmin menjelaskan penyusunan
naskah Renja Dit Intelkam Polda NTB dengan format/daftar isi sebagai berikut:
a. Bab I Latar belakang berisi tentang kondisi umum tentang kondisi/
perkembangan lingkungan strategis dalam negeri dan wilayah NTB
menyangkut bidang Asta Gatra (geografi, demografi, SDA, politik, ekonomi,
sosbud dan keamanan) termasuk potensi kerawanan yang akan terjadi,
serta berisi terkait dengan identifikasi masalah dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pencapaian kenerja Dit Intelkam pada tahun 2020 baik
dibidang pembinaan maupun operasional.
b. Bab II berisi tentang penjelasan visi, misi, tujuan dan sasaran prioritas
Polda NTB, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :

1). Visi…..
11

1). Visi Polda NTB yaitu terwujudnya Polri yang makin professional,
modern dan terpercaya sesuai dengan kebijakan Kapolri saat ini.
2). Misi Polda NTB diantaranya mewujudkan kepercayaan masyarakat
terhadap Polri sebagai pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat,
mewujudkan pemberdayaan kualitas SDM Polri yang professional dan
kompeten serta menjunjung etika dan sendi-sendi HAM, peningkatan
kesejahteraan personil Polda NTB serta mampu memeliharan
keamanan dan ketertiban masyarakat melalui strategi Polmas serta
sinergitas polisional yang proaktif dengan instansi pemerintah/swasta
dan masyarakat NTB, termasuk melalui peningkatan system IT untuk
mempermudah pelayanan kepada masyarakat.
3). Tujuan Polda NTB yaitu terwujudnya organisasi Polri yang good
governance, terwujudnya rasa aman dan nyaman di masyarakat serta
penegakan hukum yang transparan, akuntable serta anti KKN.
4). Sasaran Prioritas Polda NTB yaitu dibidang internal diantaranya
meningkatnya profesionalisme SDM dan kesejahteraan Polri,
pengawasan yang efektif dalam mewujudkan pelayanan Polri yang
bebas KKN, serta dibidang eksternal diantaranya meningkatnya
kerjasama dengan aparat penegak hukum lainnya, aparat pemerintah,
swasta dan stake holder serta mampu melakukan pencegahan secara
proaktif terhadap potensi kejahatan dan gangguan Kamtibmas yang
akan terjadi melalui kegiatan deteksi dini dan aksi serta penegakan
hukum secara professional dan berkeadilan.
c. Bab III berisi tentang penjelasan visi, misi, tujuan dan sasaran prioritas Dit
Intelkam Polda NTB, yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut :
1). Visi Dit Intelkam yaitu menjadikan Intelijen Keamanan Polda NTB memiliki
kemampuan deteksi aksi dalam rangka mereduksi setiap gangguan
keamanan dalam negeri yang akan merusak sendi-sendi kehidupan
bermasyaraakat, berbangsa dan bernegara dalam NKRI berdasarkan UUD
1945.
2). Misi Dit Intelkam diantaranya meningkatkan kualitas dan kuantitas SDM di
jajaran Intelkam untuk mewujudkan pelayanan prima kepada masyarakat
serta kemampuan tugas-tugas Intelijen dilapangan baik dalam kegiatan
deteksi dini, peringatan dini dan cegah dini terhadap setiap perkembangan
dan potensi kerawanan yang akan terjadi dalam mendukung
terselenggaranya kegiatan pemerintah dan kehidupan masyarakat serta
terjaminnya kepentingan nasional. Disamping juga secara internal Intelkam
dapat menjadi pusat informasi keamanan yang akurat, aktual dan
terpercaya dalam memberikan masukan kepada pimpinan, yang didukung
oleh terbagunnya sistem persandian, terpenuhinya Alut/Alsus serta
insfrastruktur pendukung lainnya dalam tugas-tugas Intelijen keamanan di
wilayah NTB.

3).Tujuan…..
12
3). Tujuan Dit Intelkam Polda NTB diantaranya terwujudnya organisasi
Intelijen keamanan yang professional dan memiliki standar good
governance dan clean government, memiliki kemampuan deteksi dini dan
deteksi aksi terhadap potensi kerawanan yang ada serta peningkatan
terhadap tugas pelayanan dan tugas pokok Intelijen.

4). Sasaran prioritas Dit Intelkam Polda NTB diantaranya secara kualitas dan
kuantitas ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan dan penguatan Intelijen
kemanan baik dibidang organisasi, SDM, material fasilitas dan anggaran,
serta dibidang operasional ditujuan untuk peningkatan kemampuan
Intelijen keamanan dalam tugas-tugas deteksi dini dan deteksi aksi melalui
kegiatan Lidik Pam, Gal serta kontra intelijen sehingga mampu mendukung
operasional tugas Kepolisian dan Kementerian/ Lembaga terhadap potensi
gangguan, ambang gangguan dan gangguan nyata.

d. Bab IV berisi tentang arah kebijakan dan strategi Polda NTB dan Dit Intelkam
Polda NTB yang secara garis besar yaitu :
1). Arah kebijakan dan strategi Polda NTB, dititikberatkan kepada 8 (delapan)
sasaran sebagai berikut :
a). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada meningkatnya
profesionalisme SDM Polri dan pemantapan manajemen internal Polri
di lingkungan Polda NTB.
b). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada meningkatnya kesejahteraan
personel Polri Polda NTB.
c). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada menguatnya system
pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri yang
bebas dari KKN di lingkungan Polda NTB.
d). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada meningkatnya kerjasama
dengan aparat penegak hokum dan aparat pemerintah, swasta dan
stake holder lainnya di jajaran Polda NTB.
e). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada meningkatnya kualitas
pelayanan public yang bermartabat, mudan, cepat dan berbasis
teknologi modern sampai ke tingkat Polsek jajaran Polda NTB.
f). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada tergelarnya personel dan
Sarpras Polri diwilayah berdasarkan karakteristik masing-masing
Polsek diwilayah Polda NTB.
g). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada terlaksananya pencegahan
yang proaktif terhadap potensi kejahatan dan gangguan Kamtibmas di
wilayah Polda NTB.
h). Sasaran prioritas yang diarahkan kepada terwujudnya penegakan
hokum secara professional dan berkeadilan terhadap tindak pidana
narkoba, terorisme, korupsi dan transnasional crime serta tindak
pidana lainnya di wilayah Polda NTB.

2). Arah.....
13

2). Arah kebijakan dan strategi Dit Intelkam Polda NTB, dititikberatkan kepada
6 (enam) sasaran sebagai beriikut :
a). Arah kebijakan dan strategi di bidang organisasi Intelijen.
b). Arah kebijakan dan strategi di bidang SDM.
c). Arah kebijakan dan strategi di bidang operasional.
d). Arah kebijakan dan strategi di bidang Intelijen teknologi.
e). Arah kebijakan dan strategi di bidang anggaran.
f). Arah kebijakan dan strategi di bidang Sarpras.
e. Bab V berisi tentang program prioritas Kapolri, Quick Wins dan Satgas Quick
Wins dan pelaksanaan di Polda NTB, diantaranya sebagai berikut :
1). Program prioritas Kapolri menyangkut program Promoter (professional,
modern dan terpercaya) yang telah dibagi kedalam 11 (sebelas program
prioritas.
2). Program Quick Wins Kapolri yang ditujukan untuk mewujudkan pelayanan
prima Polri yang telah dijabarkan kedalam 8 (delapan) program.
3). Satgas Quick Wins ditujukan untuk meningkatkan kemampuan Polri yang
memiliki dampak getar, efek booming, angkat citra dan bermanfaat
langsung kepada masyarakat, dibagi kedalam 12 (dua belas) Satgas.
4). Pelaksanaan program prioritas Kapolri, Quick Wins dan Satgas Quick
Wins oleh Polda NTB secara lengkap tersusun didalam naskah renja Dit
Intelkam Polda NTB tahun 2020.
f. Bab VI berisi tentang program kegiatan, pagu indikatif dan kegiatan prioritas Dit
Intelkam Polda NTB tahun 2020 secara umum dapat dijelaskan sebagai
berikut :
1). Program dan kegiatan Dit Intelkam Polda NTB, dititikberatkan kepada 2
(dua) program yaitu program peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Polri yang meliputi kegiatan pengembangan peralatan dan dukungan
manajemen dan teknis Sarpras serta program pengembangan strategi
keamanan dan ketertiban meliputi kegiatan analisis keamanan, program
pengembangan strategi keamanan dan ketertiban dibidang politik, program
pengembangan strategi keamanan dan ketertiban dibidang ekonomi,
program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban dibidang
Sosbud dan program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban
dibidang kemanan Negara.
2). Pagu indikatif Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020, dititikberatkan kapada
pemenuhan anggaran untuk 2 (dua) program tersebut diatas dengan pagu
indikatif sebesar Rp. 9.982.202.000,- dengan perincian sebagai berikut :
a). Program peningkatan sarana dan prasarana aparatur Polri dengan
anggaran sebesar Rp. 96.450.000,-

b). Program.....
14

b). Program pengembangan strategi keamanan dan ketertiban dengan


jumlah anggaran sebesar Rp. 9.647.360.000,-
(Secara lengkap Pagu Indikatif dan kegiatan prioritas Dit Intelkam Polda
NTB tahun 2020 telah disusun dalam naskah Renja Dit Intelkam Polda
NTB tahun 2020).
g. Bab VII penutup.

III. DUKUNGAN LOGISTIK DAN ANGGARAN


A. Dukungan Logistik
Untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan rapat staf Dit Intelkam dalam rangka
pembahasan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka pembuatan Renja Dit
Intelkam Polda NTB tahun 2020, digunakan Alut/Alsus, Alin dan Alongin dinas yang
ada.
B. Anggaran
Pelaksanaan rapat pembahasan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka
pembuatan Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020, menggunakan DIPA
DitIntelkam Polda NTB T.A. 2019.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan
1. Bahwa sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis di bidang Ipoleksosbud
di wilayah NTB pada tahun 2020, terdapat kecenderungan akan terjadi
peningkatan diantaranya dibidang idiologi terkait dengan munculnya kelompok-
kelompok Ormas anti Pancasila serta kelompok Radikal yang akan mengancam
keutuhan NKRI, dibidang politik peningkatan kerawanan pada Pilkada NTB
serentak 2020 dan sudah mulainya tahapan Pilkada Tahun 2020, bidang ekonomi
berkaitan dengan konflik lahan dan kenaikan harga kebutuhan pokok masyarakat,
bidang Sosbud terkait dengan aksi-aksi Unras dan Ormas Radikal/Intoleran serta
bidang keamanan berkaitan dengan tindak kejahatan baik Konvensional,
transnasional, merugikan kekayaan Negara dan berimplikasi kontijensi. Yang
menjadi ancaman serius kedepan yaitu terkait kerawanan terorisme.
2. Dibidang pembinaan beberapa permasalahan yang menjadi atensi yaitu berkaitan
dengan organisasi, SDM, material fasilitas dan anggaran yang memarlukan
peningkatan untuk mendukung tugas-tugas Intelijen.
3. Penyusunan Renja Dit Intelkam Polda NTB tahun 2020 bertujuan untuk
menentukan langkah kebijakan dan kinerja dari Sub Satker Dit Intelkam Polda
NTB, disamping dalam rangka mendukung program Nasional mewujudkan
pemerintahan yang bersih (Clean Goverment) dan tata kelola pemerintahan yang
baik (Good Governance). Dengan disusunnya Renja tersebut sebagai salah satu
Kebijakan dan strategi Dit Intelkam Polda NTB dalam pelaksanaan tugas selama
tahun 2020.
B.SARAN…..
15
B. SARAN
Masih perlunya dilakukan rapat lanjutan Tim Pokja dalam rangka finalisasi penentuan
bahan-bahan yang telah dibahas sehingga penyusanan Renja Dit Intelkam Polda NTB
tahun 2020 dapat disusun secara tepat, akurat dan dapat benar-benar menjadi acuan
dalam pelaksanaan tugas-tugas Dit Intelkam dan pemenuhan kebutuhan baik
pemenuhan Alut/Alsus maupun anggaran yang memadai.

V. PENUTUP
Demikian Laporan Singkat Kegiatan rapat Staf Dit Intelkam Polda NTB dalam rangka
pembahasan bahan-bahan yang diperlukan dalam rangka pembuatan Renja Dit Intelkam
Polda NTB tahun 2018 disajikan kepada Ka sebagai bahan kebijakan lebih lanjut.

Mataram, 13 Juni 2020

KASUBBAG RENMIN
DIT INTELKAM POLDA NTB

AULIA NURLIZA WIJAYA,Amd


KOMPOL NRP 79081445

Anda mungkin juga menyukai