DAERAH ACEH
SATUAN BRIMOB
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
e. Berbagai . . . . .
2
f. Kejahatan siber atau kejahatan melalui jaringan internet menjadi ancaman bagi
stabilitas nasional, Pemerintah sulit mengimbangi teknik kejahatan tersebut yang
dilakukan pelaku/sindikat dengan teknologi jaringan internet dan intranet,
muncul beberapa kasus di Indonesia seperti pencurian kartu kredit, hacking
beberapa situs, menyadap transmisi data orang lain, misalnya email, dan
memanipulasi data dengan cara menyiapkan perintah tidak dikehendaki
kedalam program komputer, sehingga kejahatan komputer dimungkinkan
adanya delik formil (perbuatan seseorang memasuki komputer orang lain tanpa
izin), dan delik materil (perbuatan menimbulkan akibat kerugian bagi orang
lain);
g. Antisipasi berkembangnya paham yang ingin mengganti Pancasila, baik itu paham
khilafah, komunisme yang dikembangkan oleh sebagian masyarakat melalui
organisasi HTI, NII maupun upaya gerakan jaringan terorisme Jamaah
Islamiyah, Jamaad Ansyarut Tauhid dan lain-lain melalui kegiatan pre-emtif,
preventif dan represif melalui penindakan hukum;
h. Dalam menghadapi adanya gangguan Kamtibmas tahun 2021, Satuan Brimob
Polda Aceh perlu terus meng-update perkembangan potensi ancaman berupa
Potensi Gangguan (PG), Ambang Gangguan (AG) dan Gangguan Nyata (GN)
yang akan dihadapi, dengan mempersiapkan sumber daya manusia yang
memadai. Sarana dan prasarana, sistem dan metode untuk mewujudkan
personel Satuan Brimob Polda Aceh yang profesional, modern dan terpercaya
maka perlu disusun “Kebijakan Komandan Satuan Brimob Polda Aceh bidang
Operasional Tahun 2021”.
2. Dasar
a. Maksud
untuk dijadikan pedoman dan acuan bagi seluruh jajaran Satuan Brimob Polda
Aceh dalam pelaksanaan tugas dibidang operasional tahun 2021.
b. Tujuan
agar tugas operasional Satuan Brimob Polda Aceh tahun 2021 dapat
dilaksanakan secara profesional, proporsional, efektif dan efisien.
4. Pengertian
a. Satuan Brimob Polda Aceh merupakan salah satu unsur pelaksana utama pada
Polda Aceh yang memiliki tugas pokok menanggulangi gangguan keamanan dan
ketertiban masyarakat (Guankamtibmas) dalam rangka back-up pada Satuan
Kewilayahan utamanya kerusuhan massa, kejahatan terorganisir yang
berintensitas tinggi dengan menggunakan senjata api dan bahan peledak serta
perlawanan teror, dalam negeri khususnya di Provinsi Aceh;
b. Kebijakan Satuan Brimob Polda Aceh adalah serangkaian arah tindakan
Satbrimob Polda Aceh yang menjadi pedoman dan dasar rencana dalam
pelaksanaan tugas dan cara bertindak;
c. Operasional Polri adalah serangkaian tindakan yang dilakukan oleh fungsi
Kepolisian dalam rangka menanggulangi gangguan keamanan dan ketertiban
masyarakat yang diselanggarakan melalui Kegiatan Kepolisian dan Operasi
Kepolisian;
5. Tata Urut . . . . .
5
5. Tata Urut
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
2. Dasar
3. Maksud dan Tujuan
4. Pengertian
5. Tata Urut
BAB II LANDASAN KEBIJAKAN SATUAN BRIMOB POLDA ACEH BIDANG
OPERASIONAL
1. Grand Strategi Polri Tahun 2005-2025
2. Quick Wins Polri
3. Program Prioritas Kapolri bidang operasional (Promoter)
4. Program Prioritas Pemerintah Aceh
5. Kalender Kamtibmas Polda Aceh
6. Perkiraan Potensi Kerawanan Kamtibmas (Berdasarkan Perkiraan
Intelijen Keamanan Polda Aceh)
BAB III KEBIJAKAN SATBRIMOB POLDA ACEH BIDANG OPERASIONAL
1. Kegiatan Kepolisian
a. Kegiatan Rutin
b. Kegiatan Rutin Yang Ditingkatkan (KRYD)
2. Operasi Kepolisian
a. Operasi Pengamanan Kegiatan
b. Operasi Pemeliharaan Keamanan
c. Operasi Penegakan Hukum
d. Operasi Kontinjensi
BAB IV PENUTUP
BAB II . . . . .
6
BAB II
4. Quick . . . . .
7
Sejalan dengan Nawacita, peran dan fungsi Polri sebagai tindak lanjut dari agenda
strategis tersebut Pemerintah telah menetapkan Quick Wins yang harus dicapai Polri,
sebagai berikut:
a. penertiban dan penegakan hukum bagi organisasi radikal dan anti Pancasila;
b. pemburuan dan penangkapan terhadap gembong terorisme Santoso dan
jejaring terorisme;
c. aksi nasional pembersihan preman dan premanisme;
d. pembentukan dan pengaktifan Satgasops Polri kontraradikal dan deradikalisasi
(khusus ISIS);
e. pemberlakuan rekrutmen terbuka untuk jabatan di lingkungan Polri;
f. polisi sebagai penggerak revolusi mental dan pelopor tertib sosial di ruang
publik;
g. pembentukan Tim Internal Anti Korupsi;
h. crash program pelayanan masyarakat “pelayanan bersih dari percaloan”.
7. Kalender . . . . .
8
Ditahun 202, Polda Aceh akan menghadapi beberapa even nasional yang dapat
berdampak pada situasi keamanan dalam negeri, antara lain sebagai berikut:
a. kegiatan perayaan Tahun Baru Masehi pada tanggal 1 Januari 2021 serta tahun
Baru Imlek pada tanggal 25 Januari 2021;
b. peringatan Hari Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW tahun 2021;
c. kegiatan Meugang dalam rangka penyambut bulan Ramadhan tahun 2021;
d. peringatan Hari Buruh Nasional pada tanggal 1 Mei 2021 dan Kenaikan Isa Al
Masih tahun 2021;
e. peringatan Hari Raya Idul Fitri 1442 H / tahun 2021;
f. peringatan Hari Raya Idul Adha tahun 2021;
g. peringatan MoU Helsinki pada tanggal 15 Agustus 2021, peringatan Hari
Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2021 dan Tahun Baru Islam
tahun 2021;
h. peringatan Hari Berkabung Nasional (G30 S/PKI) tanggal 30 September 2021;
i. peringatan Hari Kesaktian Pancasila pada tanggal 1 Oktober 2021 serta Maulid
Nabi Muhammad SAW tahun 2021;
j. peringatan Milad GAM pada tanggal 4 Desember 2021, peringatan Hari Raya
Natal pada tanggal 25 Desember 2021 dan peringatan Tsunami pada tanggal 26
Desember 2021; dan
k. peringatan hari-hari keagamaan lainnya yang terdapat pada tahun 2021.
a. Bidang Ideologi
Masih potensialnya kegiatan kelompok radikal untuk melakukan kegiatannya
dalam rangka menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi lain, menguat
kembali “Isu Komunisme”, penyebaran paham “Khilafah” maupun ajaran
kelompok keagamaan yang menjurus radikal, serta pengaruh perkembangan
paham ISIS mengembangkan Kekhilafahan umat Islam di seluruh dunia,
Wilayah Indonesia termasuk di Aceh berujung terjadinya aksi kekerasan dan
radikalisme hingga terorisme.
b. Bidang . . . . .
9
b. Bidang Politik
c) Perbedaan.....
10
7) Masih tingginya keinginan dari para tokoh politik GAM/KPA dan simpatisan
yang menuntut terealisasikan butir-butir UUPA secara menyeluruh oleh
pemerintah pusat khususnya permasalahan Qanun Bendera, Hymne dan
Lambang Aceh sebagai hasil perjuangan GAM;
11) Adanya upaya propaganda politik yang dilakukan oleh elit politik yang
berkepentingan untuk mengusik perdamaian seperti tokoh GAM yang tidak
menerima perdamaian yang berdomisili diluar negeri yang dapat
meningkatkan ketegangan politik antara pemerintah pusat dan pemerintah
Aceh.
c. Bidang.......
11
c. Bidang Ekonomi
TAHUN (%)
INDIKATOR KET
2015 2016 2017 2018
Pertumbuhan ekonomi 5,27 6,3 4,91 4,73
Pengangguran 10,3 7,1 7,39 5,34
Inflasi 7,3 4,4 4,25 0,27
Kemiskinan 17,72 15,5 15,92 15,97
12
3) Harga bahan pokok dipasaran setiap tahun terus meningkat dengan inflasi
beberapa persen. Pemerintah mengaku telah melakukan berbagai usaha
untuk mengendalikan stabilitas harga di pasaran agar tetap terjangkau
oleh masyarakat, namun inflasi tetap tinggi. Sikap pemerintah yang
kurang mendukung penerapan ekonomi Pancasila mengakibatkan
berkembangnya ekonomi liberal, bahkan Indonesia terjebak dalam
kebijakan negara barat dengan pasar bebas. Pemberlakuan CAFTA dan
MEA pada`saat industri dalam negeri belum siap bersaing telah
menimbulkan sikap pesimistik dari masyarakat terhadap berbagai
kebijakan pemerintah yang selalu mendengungkan program pro rakyat;
4) Pertumbuhan ekonomi tahun 2021 diperkirakan akan meningkat,
mengingat situasi keamanan sudah membaik/kondusif, namun perbaikan
pada regulasi dan penghapusan terhadap pungutan liar sangat diperluan
agar investor terus menanamkan modalnya di Aceh dan perekonomian
masyarakat dapat meningkat;
5) Industri pengolahan sumber daya alam yang ada di Provinsi Aceh seperti
gas alam, minyak, pupuk dan semen pada umumnya adalah milik asing
atau perusahaan dengan penanaman modal asing yang pada umumnya
adalah Amerika dan Eropa. Perusahaan-perusahaan tersebut terkesan
belum berperan secara nyata untuk membantu penduduk miskin di
sekitarnya melalui CSR dengan konsisten, bahkan ada indikasi bahwa
Pemerintah RI tidak berdaya memaksa pengusaha asing untuk memenuhi
kewajibannya mensejahterakan masyarakat sekitar perusahaan. Kondisi ini
menimbulkan kesenjangan yang mengundang niat kelompok tertentu untuk
memberontak dengan menyatukan kekuatan dengan kelompok radikal;
6) Dana recovery ekonomi yang disalurkan oleh pemerintah pusat melalui
pemerintah daerah belum optimal mengatasi masalah rakyat kecil dan
timbul kesan tidak menyentuh akar permasalahan yang dihadapi. Kondisi
ini cenderung mendorong masyarakat untuk melakukan kegiatan Illegal
termasuk kegiatan yang merusak lingkungan. Angka kemiskinan dan
pengangguran masih tinggi dan kondisi ekonomi masyarakat belum
sepenuhnya stabil khususnya akibat bencana alam tsunami, namun
pemerintah selalu mempublikasikan keberhasilannya dalam memperbaiki
perekonomian daerah;
7) Ketersediaan kebutuhan pokok pada umumnya sangat tergantung pasokan
dari daerah lain khususnya Sumatera Utara. Kelancaran transportasi dan
situasi keamanan mempengaruhi proses pendistribusian barang kebutuhan
dan penjualan hasil bumi ke luar daerah.
2)
Konflik......
13
e. Bidang Keamanan
1) Kondisi wilayah dengan garis pantai sepanjang lebih dari 1.600 Km dengan
karakteristik hutan bakau dan sungai-sungai kecil yang bermuara ke selat
malaka serta minimnya petugas keamanan di pantai berpengaruh terhadap
kejahatan penyelundupan, kasus kejahatan narkotika dan penyeludupan
barang illegal lainnya sangat di pengaruhi oleh situasi;
3) Masih adanya anggota jaringan teroris yang belum tertangkap dan belum
optimalnya program deradikalisasi serta karakteristik masyarakat yang
mudah terhasut dan terprovokasi memberi ruang bagi terjadinya kejahatan
terorisme dan radikalisme di Aceh;
5) Rendahnya......
14
BAB III
KEBIJAKAN SATUAN BRIMOB POLDA ACEH BIDANG OPERASIONAL
Berdasarkan landasan kebijakan Polda Aceh, maka ditetapkan sasaran dan kebijakan
Satuan Brimob Polda Aceh bidang operasional melalui kegiatan kepolisian dan operasi
kepolisian, sebagai berikut:
1. Kegiatan Kepolisian
1) Batalyon Pelopor
a) Sasaran
(1) terselenggaranya kekuatan Batalyon Pelopor dalam
menghadapi dampak pemberlakuan perdagangan bebas
ASEAN (MEA) sebagai wujud menciptakan situasi
Kamtibmas yang kondusif sehingga dapat mendukung
kebijakan Pemerintah Pusat/Daerah pada bidang ekonomi
dan memberikan jaminan investasi di Indonesia dan Provinsi
Aceh;
(2) terselenggaranya bantuan kekuatan Batalyon Pelopor dalam
kegiatan Operasi Kepolisian baik terpusat maupun O perasi
K ewilayahan dan kegiatan K epolisian dan pengamanan
lainnya yang ada di Provinsi Aceh;
(3) terselenggaranya kekuatan Batalyon Pelopor dalam
penanganan kejahatan terorisme sebagai satuan tindak yang
handal dan didukung oleh Alsus yang modern serta berbasis
IT;
(4) terselenggaranya kekuatan Batalyon Pelopor dalam
penanggulangan konflik sosial atau huru-hara secara
profesional, humanis serta menghormati hukum dan HAM;
(5) terselenggaranya komunikasi, koordinasi, dan kolaborasi
antara Batalyon Pelopor dengan Pemerintahan Provinsi
/Kabupaten/Kota dan Stakeholder terkait dalam mendukung
pelaksanaan tugas Satuan Brimob Polda Aceh agar
terciptanya pelayanan prima;
(6) terselenggaranya . . . . .
16
b) Kebijakan
(1) menyiapkan dan menyiagakan 2/3 kekuatan Satuan
Brimob Polda Aceh (Siaga Brimob Nusantara) guna back
up Satuan Kewilayahan dan Fungsi Kepolisian lainnya
dalam rangka mendukung dan mengantisipasi dampak
diberlakukannya MEA, dengan kegiatan:
(a) melaksanakan back up fungsi Kepolisian (Polair)
dalam rangka patroli daerah perairan terutama pulau
terluar Sabang yang berbatasan langsung dengan
negara lain dan penindakan terhadap tindak pidana
(pembajakan laut, penyelundupan senjata api dan
narkoba;
(b) melaksanakan back up perkuatan kepada Satuan
Wilayah untuk pengamanan tempat objek vital
nasional.
(2) melaksanakan back up kekuatan Satuan Brimob Polda
Aceh kepada Satuan Kewilayahan;
(3) menyiapkan.....
17
2) Detasemen.....
19
b) Kebijakan
(1) menyiapkan dan menyiagakan 2/3 kekuatan Satuan Brimob
Polda Aceh (Siaga Brimob Nusantara) guna back up satuan
kewilayahan dan fungsi kepolisian lainnya dalam rangka
mendukung dan mengantisipasi dampak diberlakukannya MEA,
dengan kegiatan:
(a) melaksanakan.....
20
(5) melaksanakan.....
21
3) Seksi Intelijen
a) Sasaran
(1) terselenggaranya kesiapan kekuatan fungsi Intelijen dalam
menghadapi dampak pemberlakuan perdagangan bebas
ASEAN (MEA) sebagai wujud menciptakan situasi Kamtibmas
yang kondusif sehingga dapat mendukung kebijakan
pemerintah Pusat/Daerah pada bidang ekonomi dan
memberikan jaminan investasi di Indonesia dan Provinsi Aceh;
(2) terselenggaranya kesiapan kekuatan fungsi Intelijen dalam
penanganan kejahatan terorisme didukung oleh Alsus yang
modern serta berbasis IT;
b) Kebijakan.....
22
b) Kebijakan
(3) menyiapkan dan menyiagakan kekuatan fungsi Intelijen
Brimob guna back up S atuan K ewilayahan dan fungsi
Kepolisian lainnya dalam rangka mendukung dan
mengantisipasi dampak diberlakukannya MEA, dengan
kegiatan:
(2) melaksanakan kegiatan intelijen mobile terhadap ancaman
kejahatan berintensitas tinggi dan berkadar tinggi seperti
pembajakan di laut, perompakan, penyelundupan senjata api
dan bahan peledak, KBR dan narkoba;
(3) melaksanakan kegiatan intelijen mobile terhadap ancaman
kejahatan Human Trafficking, pelanggaran HAKI, tenaga kerja
asing dan peredaran senjata api ilegal;
(4) menyiapkan kesiapsiagaan kekuatan fungsi Intelijen Mobile
Brimob dalam penanganan kejahatan terorisme, melalui:
(1) melaksanakan monitoring tentang kegiatan-kegiatan
mantan teroris di dalam masyarakat;
(2) melaksanakan kegiatan deradikalisasi terhadap napi
teroris, mantan teroris dan keluarganya melalui pendataan
dan kontraradikal terhadap kelompok- kelompok radikal;
(5) menyiapkan kesiapsiagaan kekuatan f u n g s i Intelijen Brimob
dalam penanganan konflik sosial;
b. kegiatan.....
23
1) Patroli Kamandahan
2) Patroli Kemitraan
2. Operasi Kepolisian
Operasi Kepolisian adalah serangkaian kegiatan Polri yang diorganisir secara khusus
dalam rangka pencegahan, penanggulangan dan penindakan terhadap gangguan
Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Kamtibmas) yang diselenggarakan dalam
kurun waktu, sasaran/Target Operasi (TO), Cara Bertindak (CB), kekuatan personel,
dukungan logistik dan anggaran tertentu.
g) Operasi Kontinjensi
Operasi......
24
(a) Sasaran
(1) tertanganinya konflik sosial yang terjadi di seluruh NKRI
untuk mewujudkan situasi Kamtibmas yang kondusif;
(2) tertanganinya bencana alam dan/atau kecelakaan yang
terjadi di seluruh NKRI dengan memberikan bantuan
pertolongan dan penyelamatan terhadap korban,
mewujudkan rasa aman bagi masyarakat yang terkena
bencana;
(3) tertanggulanginya kejahatan terorisme dan separatis
bersenjata yang terjadi di seluruh NKRI dengan
mengungkap pelaku dan jaringanya secara cepat, tepat
dan akurat dalam rangka menjaga keutuhan NKRI.
(b) Kebijakan
(1) menyiapkan 2/3 kekuatan Brimob Polri (Siaga Quick Wins
Brimob Nusantara) untuk back up Satwil guna
mengantisipasi gangguan kamtibmas dalam rangka
pelaksanaan operasi kepolisian;
(2) menyelenggarakan operasi kepolisian dalam rangka
penanggulangan konflik sosial, dengan sandi “OPS
KONTIJENSI AMAN NUSA I”, dengan konsep operasi:
(3) menyelenggarakan.....
25
BAB IV
PENUTUP
Demikian naskah Draft Kebijakan Satuan Brimob Polda Aceh Bidang Operasional
Tahun 2021 disusun untuk dijadikan pedoman dalam pelaksanaan tugas.