Disusun oleh :
NIP : 199209012023211002
P E M E R I N TA H K A B U PAT E N S U M E D A N G
DINAS PENDIDIKAN
2024
RESUME MASSIVE OPEN ONLINE COURSE (MOOC)
PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA (PPPK)
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SUMEDANG
TAHUN 2024
MATERI KEBIJAKAN
1. Sambutan Kepala LAN RI
Melalui MOOC, Kepala LAN RI Dr. Adi Suryanto, M.Si menyampaikan
bahwa ASN dipersiapkan guna menghadapi era baru Indonesia Emas 2045,
dimana kita dihadapkan dengan era revolusi industri 4.0 dan berbagai
tantangan global. Salah satunya dengan cara membentuk sumber daya ASN
yang kompeten, professional, sebagai atur strategis dalam pelayanan publik
dan birokrasi.
Perubahan merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui sesuatu pokok persoalan
yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topic pada saat ini jadi solusi
penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern.
Isu – isu strategis Kontemporer
Empat level Isu Kritikal Kemampuan Teknik
Lingkungan Strategis Menetapkan Isu Analisis Isu
Strategi
1. Individu 1. Isu saat ini 1. Environmental Teknik
(Individual) 2. Isu Scanning Tapisan isu
2. Keluarga Berkembang 2. Problem Terdiri dari:
(Family) 3. Isu potensial Solving APKL dan
3. Masyarakat 3. Analysis USG
(Community/ Teknik
Culture, Society Analisis Isu
4. Dunia (Global) Terdiri dari:
Mind map,
fishbone,
SWOT, Tabel,
Frequensi dan
analisis
kesenjangan
b. Isu-isu Strategis Kontemporer
1) Korupsi
Penyebab
• faktor individu (tamak, moral lemah, dan gaya hidup konsumtif)
• faktor lingkungan: Sikap masyarakat yang menghargai kekayaan tanpa
tahu asalnya, tidak sadar menjadi korban, terbiasa terlibat praktik korupsi
tanpa sadar, kultur.
Dampak
Korupsi dapat menghancurkan tatanan bidang kehidupan masyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Negara yang kaya namun pemimpin korup akan
menyebabkan kemiskinan dan kematian sehingga muncul ketidak percayaan
kepada pemerintah.
Pencegahan
Membangun sikap anti korupsi dilakukan dengan cara bersikap jujur,
menhindari perilaku merugikan, menghindari konflik dalam hubungan kerja,
serta melaporkan tindakan korupsi pada penegak hukum.
2) Narkoba
Penggolongan
Narkotika
Gol I : morfin, heroin, petidin, ganja, kokain;
Gol II : morfin & petidin;
Gol III : kodein
Psikotropika
Gol I : ekstasi,lsd;
Gol II : amfetamin, shabu dll;
Gol III : pentrobarbital, fluniticzep;
Gol IV : diazepam, bromazepam, fenobarbital, dll.
Zat adiktif
Alkohol, inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut), serta
tembakau
Tindak Pidana
Tindak pidana narkotika adalah kejahatan induk dan tidak berdiri sendiri,
biasanya diikuti oleh kejahatan lainnya seperti terorisme, pencucian uang,
korupsi dll. BNN RI bertugas untuk memberantas kejahatan narkoba.
Kesadaran Anti Narkoba
BNN terus meningkatkan intensitas dan ekstensitas upaya penyelamatan
bangsa dari penyalahgunaan narkotika melalui Pencegahan dan
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN)
yang melibatkan semua komponen.
3) Terorisme dan Radikalisme
Terorisme dan radikalisme perlu dipahami oleh setiap warga karena
berpotensi menimbulkan perpecahan sebuah negara dan mengancam
kesejahteraan serta keamanan. Hal tersebut disebabkan oleh keyakinan
dimana mereka rela melakukan tindakan kekerasan pada dirinya dan
keluarganya bahkan orang lain yang tidak dikenal. Berikut potensi-potensi
terorisme:
• Terorisme yang dilakukan negara lain di daerah perbatasan.
• Terorisme yang dilakukan warga yang tidak puas dengan kebijakan
negara.
• Terorisme yang dilakukan oleh organisasi dengan ideologi tertentu
• Terorisme yang dilakukan kapitalis
Penanggulangan terorisme dapat dilakukan melalui pendekatan keras dan
pendekatan lunak. Pendekatan keras melibatkan berbagai elemen penegakan
hukum, yaitu satuan anti-teror di Kepolisian dan TNI. Peran serta
masyarakat untuk membangun kesadaran antiterorisme, diantaranya yaitu:
• Menanamkan pemahaman kalau terorisme merugikan
• Menciptakan kolaborasi untuk mencegah tersebarnya pemahaman
ideologi ekstrim
• Mendeteksi dini potensi radikal dan teror
• Memahami teknik deteksi dini serangan terorisme
• Penanaman bahaya terorisme ditingkat sekolah
4) Money Laundring
Pencucian uang merupakan kejahatan upaya menyembunyikan asal usul
uang hasil tindak kejahatan agar terlihat bersih/sah. Biasanya dilakukan oleh
pelaku korupsi, penyuapan, terorisme, narkotika, prostitusi, kejahatan
perbankan, penyelundupan, perdagangan manusia, dll. Beberapa hal yang
menyebabkan adanya money laundring adalah: (1) kurangnya koordinasi
antar instansi pemerintah, (2) penegakkan hukum yang tidak efektif, (3)
minim pengawasan, (4) pengawasan yang tidak efektif, (5) keterbatasan
kerjasama dengan pihak internasional. Dampak negatif dari pencucian uang,
diantaranya yaitu :
• Merongrong sektor swasta yang sah
• Merongrong integritas pasar-pasar keuangan
• Hilangnya kendali pemerintah terhadap kebijakan ekonomi
• Timbul distorsi dan ketidakstabilan ekonomi
• Hlangnnya pendapatan negara dari hasil pajak
• Merusak reputasi
• Menimbulkan biaya sosial yang tinggi
5) Proxy War
Proxy war merupakan konflik antar negara dimana mereka tidak terlibat
secara langsung dalam peperangan, karena melibatkan “proxy” atau kaki
tangan. Di Indonesia telah terjadi perang proksi seperti Gerakan saparatis,
investasi besar-besaran, menyebarkan black campign, dll. Upaya dalam
membangun kesadaran Anti-Proxy adalah dengan mengamalkan nilai-nilai
Pancasila.
AGENDA 2
NILAI-NILAI DASAR ASN
1. Berorientasi Pelayanan
a. Konsep Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
bagi setiap warga negara atas barang dan jasa yang disediakan penyelenggara
pelayanan publik.
Terdapat 3 unsur penting dalam pelayanan publik khususnya dalam konteks
ASN, yaitu:
1) penyelenggara pelayanan publik yaitu ASN/Birokrasi,
2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders atau sektor privat,
3) kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan. ASN harus
berkomitmen memberikan pelayanan
b. Berorientasi Pelayanan
Citra positif ASN sebagai pelayan publik tampak saat melayani dengan
senyum, sapa, salam, berpenampilan rapih, melayani dengan cepat dan tepat,
melayani dengan memberikan kemudahan, melayani dengan kemampuan,
keinginan, dan tekad memberikan pelayanan yang prima. Pelayanan tidak
berhenti sampai kebutuhan masyarakat terpenuhi namun harus selalu
ditingkatkan serta diperbaiki agar mutu pelayanan lebih maksimal.
2. Akuntabel
Pada konteks ASN Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban setiap
tindakan sebagai pelayan publik kepada atasan atau publik. Berikut aspek –
aspek akuntabilitas:
• Akuntabilitas adalah sebuah hubungan
• Akuntabilitas berorientasi pada hasil
• Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
• Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
Akuntabilitas memiliki 3 fungsi yaitu: untuk menyediakan kontrol
demokratis, mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan, serta
meningkatkan efisiensi dan efektifitas. Terdapat 5 tingkatan pada akuntabilitas
yaitu, personal, individu, kelompok, organisasi, stakeholder.
Amanah seorang ASN menurut Surat Edaran Menteri Pendayagunaan
Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah
menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
• Kemampuan melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat,
disiplin dan berintegritas tinggi
• Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggung jawab, efektif, dan efisien
• Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegritas
tinggi
Agar terwujud organisasi sektor yang akuntabel, maka harus mengandung
dimensi: akuntabilitas, kejujuran dan hukum, akuntabilitas proses, akuntabilitas
program, akuntabilitas kebijakan. Hal-hal yang penting diperhatikan dalam
membangun lingkungan kerja yang akuntabel adalah: 1) kepemimpinan, 2)
transparansi, 3) integritas, 4) tanggung jawab (responsibilitas), 5) keadilan, 6)
kepercayaan, 7) keseimbangan, 8) kejelasan, dan 9) konsistensi.
3. Kompeten
Kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan, dan perilaku
dalam melaksanakan tugas jabatan. Sesuai Permen PANRB No 38 Tahun 2017
tentang standar Kompetensi ASN meliputi: kompetensi teknis, kompetensi
manajerial, dan kompetensi sosio kultural.
Terkait dengan perwujudan kompetensi ASN dapat diperhatikan dalam Surat
Edaran Menteri PANRB Nomor 20 Tahun 2021 dalam poin 4, disebutkan
bahwa panduan perilaku (kode etik) kompeten antara lain:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
Perilaku kompeten ini sebagaimana dalam poin 5 Surat Edaran Menteri
PANRB menjadi bagian dasar penguatan budaya kerja di instansi pemerintah
untuk mendukung pencapaian kinerja individu dan tujuan organisasi/instansi.
4. Harmonis
Harmonis adalah ketertiban alam dan prinsip/hukum alam semesta. Suasana
harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuat kita secara individu tenang,
menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerja
sama, meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada
pelanggan. Sikap perilaku yang menunjukkan sikap harmonis, diantaranya:
a. Toleransi
b. Empati
c. Keterbukaan terhadap perbedaan.
5. Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Loyal dimaknai
bahwa ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan
negara. Untuk bisa mendapatkan sikap loyal seseorang, terdapat banyak faktor
yang akan memengaruhinya. Beberapa ciri/karakteristik yang dapat digunakan
oleh organisasi untuk mengukur loyalitas pegawainya, antara lain:
a. Taat pada Peraturan.
b. Bekerja dengan Integritas
c. Tanggung Jawab pada Organisasi
d. Kemauan untuk Bekerja Sama.
e. Rasa Memiliki yang Tinggi
f. Hubungan Antar Pribadi
g. Kesukaan Terhadap Pekerjaan
h. Keberanian Mengutarakan Ketidaksetujuan
i. Menjadi teladan bagi Pegawai lain
Perilaku loyal yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap
ASN di instansi tempatnya bertugas, terdiri dari:
• Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang
sah;
• Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta
• Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Adapun kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal tersebut di atas diantaranya adalah komitmen, dedikasi,
kontribusi, nasionalisme, dan pengabdian.
6. Adaptif
Adaptasi merupakan kemampuan alamiah dari makhluk hidup. Organisasi
dan individu di dalamnya memiliki kebutuhan beradaptasi selayaknya makhluk
hidup, untuk mempertahankan keberlangsungan hidupnya.
Pada level organisasi, karakter adaptif diperlukan untuk memastikan
keberlangsungan organisasi dalam menjalankan tugas dan fungsinya.
Penerapan budaya adaptif dalam organisasi memerlukan beberapa hal, seperti
di antaranya tujuan organisasi, tingkat kepercayaan, perilaku tanggung jawab,
unsur kepemimpinan dan lainnya. Dan budaya adaptif sebagai budaya ASN
merupakan kampanye untuk membangun karakter adaptif pada diri ASN
sebagai individu yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuannya.
Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi lingkungan
yang bercirikan ancaman VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan
Ambiguity). Johansen (2012) mengusulkan kerangka kerja yang dapat
digunakan untuk menanggapi ancaman VUCA, yang disebut VUCA Prime,
yaitu Vision, Understanding, Clarity, Agility. Johansen menyarankan pemimpin
organisasi melakukan hal berikut Hadapi Volatility dengan Vision, hadapi
uncertainty dengan understanding, hadapi complexity dengan clarity, dan
hadapi ambiguity dengan agility.
7. Kolaboratif
Dapat berkolaborasi dengan berbagai unsur baik dalam organisasi maupun
luar organisasi. Salah satu pendekatan penyelenggaraan pemerintahan yang
menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan sektor
disebut WoG (Whole of Govermnent).
Menurut Pérez López et al (2004 dalam Nugroho, 2018), organisasi yang
memiliki collaborative culture indikatornya sebagai berikut:
• Organisasi menganggap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi;
• Organisasi menganggap individu (staf) sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlukan untuk terus menghormati pekerjaan
mereka;
• Organisasi memberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
dan mengambil resiko yang wajar dalam menyelesaikan tugas mereka
(bahkan ketika terjadi kesalahan);
• Pendapat yang berbeda didorong dan didukung dalam organisasi
(universitas) Setiap kontribusi dan pendapat sangat dihargai;
• Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik;
• Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong; dan
• Secara keseluruhan, setiap divisi memiliki kesadaran terhadap kualitas
layanan yang diberikan.
AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN
1. Smart ASN
a. Literasi Digital
Literasi digital adalah kemampuan untuk mengakses, mengelola,
memahami, mengintegerasikan, mengkomunikasikan, mengevaluasi, dan
menciptakan informasi secara aman dan tepat melalui teknologi digital untuk
pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan.