Anda di halaman 1dari 11

RESUME JURNAL MOOC

I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD

Nama : I Ketut Agus Purnaman, S.Pd


NI PPPK : 19960403 202221 1 001
` Tempat, Tanggal Lahir : Tianyar, 3 April 1996
Alamat : Br. Dinas Darma Winangun, Tianyar, Kubu,
Karangasem
Golongan : IX
Jabatan : Guru Matematika-Ahli Pertama
Sekolah : SMA Negeri 1 Kubu

AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA


Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan
berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap
sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka
Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Peristiwa Penting dalam Sejarah Bangsa Indonesia:
1. Tanggal 20 Mei 1908, puluhan anak muda berkumpul di aula Stovia. Dalam pertemuan itu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo.
2. Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia", dan menjadi pelopor kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah
internasional. PI diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada tanggal 25
Oktober 1908 di Leiden, Belanda.
3. Kongres Pemuda I pada tanggal 30 April 1926.
4. Kongres Pemuda II pada tanggal 27-28 Oktober 1928.
5. Terbentuknya BPUPKI pada tanggal 01 Maret 1945.
6. Terbentuknya PPKI pada tanggal 07 Agustus 1945.
Empat Pilar Kebangsaan:
1. Pancasila.
2. Undang-Undang Dasar 1945.
3. Bhinneka Tunggal Ika.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Atribut Negara Indonesia:
1. Bendera Sang Merah Putih (pasal 1 ayat 1 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009).
2. Bahasa Indonesia (pasal 25 ayat 1 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009).
3. Lambang Negara Garuda Pancasila (pasal 46 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009).
4. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya (pasal 58 ayat 1 Undang-Undang RI No. 24 Tahun 2009).

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
Bela Negara itu sendiri merupakan tekad, sikap, perilaku dan tindakan warga negara, baik secara
individu maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa
dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Nilai-nilai Dasar Bela Negara:
1. Cinta tanah air.
2. Sadar berbangsa dan bernegara.
3. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara.
4. Rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
5. Kemampuan awal Bela Negara.
Nilai Dasar ASN:
1. Memegang teguh ideologi Pancasila.
2. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
pemerintahan yang sah.
3. Mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia.
4. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
5. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
6. Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif.
7. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur.
8. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada public.
9. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah.
10. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna,
berhasil guna, dan santun.
11. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
12. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama.
13. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
14. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
15. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai perangkat sistem karier.

ANALISIS ISU KONTEMPORER


Analisis isu kontemporer merupakan upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini. Jadi solusi
penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern, terbagi menjadi current issue,
emerging issue, dan isu potensial.
Reformasi Birokrasi pada tahun 2025 bertujuan untuk mewujudkan birokrasi kelas dunia,
merupakan respon atas masalah rendahnya kapasitas dan kemampuan Pegawai Negeri Sipil dalam
menghadapi perubahan lingkungan strategis yang menyebabkan posisi Indonesia dalam percaturan global
belum memuaskan.
PPPK sebagai Aparatur Sipil Negara saat ini dihadapkan pada pengaruh yang datang dari
eksternal juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara: Pancasila,
UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar berbangsa dan bernegara.

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PPPK mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-
isu strategis kontemporer.
Isu-isu Strategis Kontemporer:
1. Korupsi
2. Narkoba
3. Terorisme dan Radikalisme
4. Money Laundry
5. Proxy War
6. Cyber Crime, Hate Speech, dan Hoax.
Teknik Analisis Isu Kontemporer:
1. Media Scanning
2. Existing Data
3. Knowladgeable Others
4. Public and Private Organization
5. Public at Large
Alat Bantu Analisis Isu Kontemporer:
1. Mind Mapping
2. Fishbone diagram
3. Analisis SWOT
Empat Level Lingkungan Strategis:
1. Individu (Individual)
2. Keluarga (Family)
3. Masyarakat (Community/culture/society)
4. Dunia (Global)
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
Dalam membela Negara tentunya kita perlu Kesiapan dan Kesiagaan. Kesiapsiagaan Bela Negara
adalah suatu keadaan siap siaga yang harus dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun
sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan
tekad secara tulus ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa yang dilandasi oleh rasa cinta
terhadap NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjag, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Kesiapsiagaan bela negara merupakan penerapan nilai-nilai bela negara dalam kehidupan sehari-
hari bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara, demi menjaga dan
melestarikan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala bentuk
ancaman.
Salah satu nilai-nilai dasar bela negara adalah memiliki kemampuan awal bela negara, baik secara
fisik maupun non fisik. Secara fisik dapat ditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan)
diri yaitu dengan menjaga kesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara
menjaga etika, etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri
bangsa yang luhur dan terhormat.

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
AGENDA II
NILAI-NILAI DASAR ASN

BERORIENTASI PELAYANAN
Adalah salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAhlak yang dimaknai bahwa
setiap ASN harus berkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul
ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri
dari:
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti.
Pelayanan publik pemerintah sudah barang tentu wajib mendengar dan memenuhi tuntutan
kebutuhan warga negaranya sendiri. Selain terkait dengan bentuk dan jenis pelayanan publik yang mereka
butuhkan, tapi juga terkait dengan mekanisme penyelenggaraan layanan, jam pelayanan, prosedur, dan
biaya penyelenggaraan pelayanan. Sebagai klien masyarakat, birokrasi wajib mendengarkan aspirasi dan
keinginan masyarakat.
Citra positif ASN sebagai pelayan publik terlihat dengan cara ASN melayani dengan senyum,
menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih; melayani dengan cepat dan tepat waktu;
melayani dengan memberikan kemudahan bagi Anda untuk memilih layanan yang tersedia; serta
melayani dengan dengan kemampuan, keinginan dan tekad memberikan pelayanan yang prima.

AKUNTABEL
Akuntabilitas merupakan kata yang sudah sering kita dengar, akan tetapi tidak mudah untuk
dipahami. Ketika mendengar kata akuntabilitas, yang terlintas di benak kita adalah sesuatu yang sangat
penting, tetapi kita tidak tahu bagaimana cara mencapainya. Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering
disamakan dengan responsibilitas atau tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut
memiliki arti yang berbeda. Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat
dari moral individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat.
Amanah seorang ASN menurut SE Meneteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 20 Tahun 2021 adalah menjamin terwujudnya perilaku yang sesuai dengan Core Values
ASN BerAKHLAK. Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku tersebut adalah:
a. Kemampuan melaksanaan tugas dengan jujur, bertanggung jawab, cermat, disiplin dan
berintegritas tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab, efektif,
dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan Kewenangan jabatannya dengan berintegritas tinggi.
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila bisa
dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggung Jawab,
Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat membangun lingkungan kerja
ASN yang akuntabel.

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD

KOMPETEN
Kompeten artinya, terus menerus belajar dan mengembangkan kapabilitas. Perilaku kompeten
sebagaimana dalam uraian modul ini, diharapkan menjadi bagian ecosystem pembangunan budaya
instansi pemerintah sebagai instansi pembelajar (organizational learning). Pada ujungnya, wujudnya
pemerintahan yang unggul dan kompetitif, yang diperlukan dalam era global yang amat dinamis dan
kompetitif, sejalan perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat. ASN yang
berkompeten akan berkinerja yang BerAkhlak dengan kode etik:
a. Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja. Perilaku etika
profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
b. Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah.
c. Membantu orang lain belajar.
d. Melakukan kerja terbaik

HARMONIS
Keharmonisan bisa tercipta secara individu, dalam keluarga, lingkungan bekerja dengan sesama
kolega dan pihak eksternal, serta dalam lingkup masyarakat yang lebih luas. Keberagaman bangsa kita
selain memberikan bermanfaat juga menjadi sebuah tantangan, bahkan bisajadi sebuah ancaman, karena
dengan kebhinekaan tersebut bisa menyebabkan perbedaan pendapat dan lepas kendali, mudah
tumbuhnya perasaan kedaerah yang amat sempit yang sewaktu bias menjadi ledakan yang akan
mengancam integrasi nasional atau persatuan dan kesatuan bangsa.
NKRI terbentuk karena penggabungan suku bangsa di nusantara, yang disadari pendiri bangsa
dan dilandasi rasa persatuan Indonesia. Semboyan bangsa yang dicantumkan dalam Lambang Negara
“Burung Garuda” yaitu Bhinneka Tunggal Ika merupakan perwujudan kesadaran persatuan berbangsa
tersebut. Harmonis berarti saling peduli dan menghargai perbedaan. Panduan perilaku/kode etiknya:
a. Menghargai setiap orang, apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain.
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif.

LOYAL
Sikap loyal seorang ASN dapat tercermin dari komitmennya dalam melaksanakan sumpah/janji
yang diucapkannya ketika diangkat menjadi ASN sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang
berlaku. Disiplin ASN adalah kesanggupan ASN untuk menaati kewajiban dan menghindari larangan
yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan. Oleh karena itu pemerintah mengeluarkan
Peraturan Pemerintah Nomor 94 Tahun 2021 tentang Disiplin ASN.
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN Berakhlak yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
Materi modul ini diharapkan dapat memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku loyal yang
semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri
dari:
a. Pegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945,
setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah.

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan Negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
Kata-kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan panduan perilaku loyal tersebut
di atas diantaranya: adalah komitmen, dedikasi, kontribusi, nasionalisme dan pengabdian.

ADAPTIF
Adaptif merupakan salah satu karakter penting yang dibutuhkan oleh individu maupun organisasi
untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Budaya adaptif dalam pemerintahan ini dapat
diaplikasikan dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Adapun
ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga pemerintahan antara lain sebagai berikut:
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
b. Mendorong jiwa kewirausahaan.
c. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah.
Perilaku adaptif merupakan tuntutan yang harus dipenuhi dalam mencapai tujuan, baik individu
maupun organisasi dalam situasi apa pun. Salah satu tantangan membangun atau mewujudkan individual
dan organisasi adaptif tersebut adalah hadapi uncertainty dengan understanding, hadapi complexity
dengan clarity, dan hadapi ambiguity dengan agility.
Organisasi adaptif yaitu organisasi dengan kemampuan untuk merespon perubahan lingkungan
dan mengikuti harapan stakeholder dengan cepat dan fleksibel. Budaya organisasi merupakan faktor yang
sangat penting di dalam organisasi sehingga efektivitas organisasi dapat ditingkatkan dengan menciptakan
budaya yang tepat situasi VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity). Bila budaya
organisasi telah disepakati sebagai sebuah strategi maka budaya organisasi dapat dijadikan alat untuk
meningkatkan kinerja.

KOLABORATIF
Kolaboratif dalam pemerintahan mencakup kemitraan institusi pemerintah untuk pelayanan
publik. Sebuah pendekatan pengambilan keputusan tata kelola kolaboratif adalah serangkaian aktivitas
bersama di mana mitra saling menghasilkan tujuan dan strategi untuk berbagi tanggung jawab dan sumber
daya.
Kolaboratif artinya membangun kerja sama yang sinergis. Dengan panduan perilaku/kode etik :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi.
b. Terbuka dan bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah.
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama.
Kolaborasi dalam era sekarang sangatlah penting karena sudah tidak jaman kompetisi. Kolaborasi
menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.

AGENDA III
KEDUDUKAN DAN PERAN ASN DALAM NKRI
SMART ASN
Pada jaman sekarang yaitu “Industri 4.0” tiada lain Dunia serba digital menjadi bagian dari
keseharian kebanyakan orang. Berbagai fasilitas dan aplikasi yang tersedia pada gawai sering kita
gunakan untuk mencari informasi, membeli sesuatu, bahkan menemukan solusi dari permasalahan yang

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
kita hadapi sehari-hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesia hingga tahun 2020
tercatat tinggi, yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampaui waktu rata-rata masyarakat
dunia yang hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya. Menurut hasil survei APJII tahun 2020,
semasa pandemi Covid-19 mayoritas masyarakat Indonesia mengakses internet lebih dari 8 jam sehari.
Pola kebiasaan baru untuk belajar dan bekerja dari rumah secara daring ikut membentuk perilaku kita
berinternet. Literasi Digital wajib harus dinaungi oleh masyarakat untuk saling melindungi hak digital
setiap warga negara. Untuk percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan, yaitu:
a. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
b. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor- sektor strategis, baik di pemerintahan,
layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan, perdagangan, sektor industri,
sektor penyiaran.
c. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
d. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
e. Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan transformasi digital
dilakukan secepat-cepatnya.
Literasi digital lebih dari sekadar belajar digital, bagaimana menggunakan komputer dan
keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital sebenarnya mengacu pada mengajukan
pertanyaan tentang sumber informasi itu, kepentingan produsennya, dan cara-cara di mana ia mewakili
dunia, dan memahami bagaimana perkembangan teknologi ini terkait dengan kekuatan sosial, politik dan
ekonomi yang lebih luas.
Dalam UNESCO, literasi digital merupakan kemampuan untuk mengakses, mengelola,
memahami, mengintegrasikan, mengomunikasikan, mengevaluasi, dan menciptakan informasi secara
aman dan tepat melalui teknologi digital untuk pekerjaan, pekerjaan yang layak, dan kewirausahaan. Ini
mencakup kompetensi yang secara beragam disebut sebagai literasi komputer, literasi TIK, literasi
informasi dan literasi media.
Dari hasil survei Indeks Literasi Digital Kominfo 2020 menunjukkan bahwa rata-rata skor indeks
Literasi Digital masyarakat Indonesia masih ada di kisaran 3,3. Sehingga literasi digital terkait Indonesia
dari kajian, laporan, dan survey harus diperkuat. Penguatan literasi digital ini sesuai dengan arahan
Presiden Joko Widodo.
Roadmap Literasi Digital 2021-2024 yang disusun oleh Kominfo, Siberkreasi, dan Deloitte pada
tahun 2020 menjadi panduan fundamental untuk mengatasi persoalan terkait percepatan transformasi
digital, dalam konteks literasi digital. Sehingga perlu dirumuskan kurikulum literasi digital yang terbagi
atas empat area kompetensi yaitu:
a. Kecakapan digital.
b. Budaya digital.
c. Etika digital.
d. Dan keamanan digital.
Hal pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital adalah bagaimana setiap individu sadar bahwa
ketika Era Digital, secara otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks ke-
Indonesiaan, sebagai warga Negara digital, masing-masing individu memiliki tanggung jawab untuk
melakukan seluruh aktivitas digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan, yakni Pancasila dan
Bhinneka Tunggal Ika, karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika merupakan panduan kehidupan

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia. Sehingga kita hidup di dalam negara yang
multikultural dan plural dalam banyak aspek. Pemahaman multikulturalisme dan pluralisme
membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan generasi masa kini, yaitu
para warga digital yang lebih banyak ‘belajar’ dari media digital.
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak untuk mengakses,
hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harus diiringi dengan tanggung jawab.
Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi orang lain, menjaga keamanan nasional
atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan atau moral publik.

MANAJEMEN ASN
Manajemen ASN dibagi menjadi dua bagian yaitu Manjemen PNS dan Manajemen PPPK.
Manajemen PNS (penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan
karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan), Manajemen PPPK (penetapan
kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, pengembangan kompetensi,
pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan perjanjian kerja, dan perlindungan). Pengisian
jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian, kesekretariatan lembaga negara, lembaga
nonstruktural, dan Instansi Daerah dilakukan secara terbuka dan kompetitif di kalangan PNS dengan
Manajemen ASN 68 memperhatikan syarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan dan latihan,
rekam jejak, jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama 2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali Pejabat Pimpinan Tinggi tersebut melanggar
ketentuan peraturan perundang-undangan dan tidak lagi memenuhi syarat jabatan yang ditentukan.
Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahun dapat dilakukan setelah
mendapat persetujuan Presiden.
Dalam pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian memberikan laporan
proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi
baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat Pembina Kepegawaian maupun atas inisiatif
sendiri Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkat menjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidak kehilangan status sebagai PNS.
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia. Korps
profesi Pegawai ASN Republik Indonesia memiliki tujuan menjaga kode etik profesi dan standar
pelayanan profesi ASN, dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu bangsa. Untuk menjamin
efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalam Manajemen ASN diperlukan Sistem
Informasi ASN. Sistem Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar Instansi
Pemerintah. Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif terdiri
dari keberatan dan banding administratif.
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang professional,
memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan
agar selalu tersedia sumber daya Aparatur Sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:
1. Pegawai Negeri Sipil (PNS).
2. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).
Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur Negara yang menjalankan kebijakan yang
ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruh dan intervensi semua
golongan dan partai politik Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi
sebagai berikut.
a. Pelaksana kebijakan publik.
b. Pelayan publik.
c. Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan ASN dan akuntabel, maka setiap ASN diberikan hak. Setelah
mendapatkan haknya maka ASN juga berkewajiban sesuai dengan tugas dan tanggungjawabnya.
ASN sebagai profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku. Kode etik dan kode perilaku
ASN bertujuan untuk menjaga martabat dan kehormatan ASN. Kode etik dan kode perilaku yang diatur
dalam UU ASN menjadi acuan bagi para ASN dalam penyelenggaraan birokrasi pemerintah. Fungsi kode
etik ASN adalah sebagai berikut.
1. Sebagai pedoman, panduan birokrasi publik/aparatur sipil Negara dalam menjalankan tugas dan
kewenangan, agar tindakannya dinilai baik.
2. Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi publik/aparatur sipil Negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangannya.
3. Etika birokrasi penting sebagai panduan norma bagi aparat birokrasi dalam menjalankan tugas
pelayanan pada masyarakat.

SISTEM MERIT
Sistem merit adalah kebijakan dan manajemen ASN yang didasarkan pada kualifikasi,
kompetensi, dan kinerja secara adil dan wajar dengan tanpa adanya diskriminasi. Sistem merit diterapkan
dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dan sasaran organisasi dan memberikan ruang
bagi tranparansi, akuntabilitas, obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa langkah nyata dapat dilakukan
untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan kebutuhan yang berupa transparansi dan
jangkauan penginformasian kepada masyarakat maupun jaminan obyektifitasnya dalam pelaksanaan
seleksi.
Manfaat sistem merit bagi organisasi:
a. Mendukung keberadaan penerapan system akuntabilitas.
b. Dapat mengarahkan SDM untuk dapat mempertanggungjawabkan tugas dan fungsinya.
Instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi dan
misinya.
Manfaat sistem merit bagi pegawai:
a. Menjamin keadilan dan ruang keterbukaan dalam perjanjian karier seorang pegawai.
b. Memiliki kesempatan yang sama untuk meningkatkan kualitas diri.

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
Mekanisme pengelolaan ASN:
Kebijakan dan praktik dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalam
organisasi termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi, promosi, pengembangan,
penilaian dan penghargaan.

Hak PPPK:
a. Gaji. d. Pengembangan kompetensi.
b. Tunjangan. e. Cuti.
c. Perlindungan.
Manajemen PPPK (Pasal 55 UU ASN):
a. Penetapan kebutuhan. f. Pemberian penghargaan.
b. 2Pengadaan. g. Disiplin.
c. Penilaian kineerja. h. Pemutusan hubungan perjanjian kerja.
d. Penggajian dan tunjangan. i. Perlindungan.
e. Pengembangan kompetensi.
Keterkaitan Antar Agenda:
Dasar pengembangan kompetensi mengacu kepada UU ASN Nomor 5 Tahun 2014 pada pasal 10
tentang fungsi ASN terdapat tiga fungsi yaitu ASN sebagai pelaksana kebijakan publik, ASN sebagai
pelayan publik, dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Kompetensi yang dibangun dalam
kegiatan ini adalah menunjukkan sikap perilaku bela negara kemudian diaktualsasikan nilai-nilai dasar
ASN sebagai pelaksanaan tugas jabatannya, diaktualisasikannya kedudukan dan peran ASN dalam rangka
NKRI dan menunjukkan penguasaan kompetensi teknis yang dibutuhkan sesai dengan bidang tugasnya.
Agenda satu sikap perilaku bela negara membekali peserta dengan Pemahaman Wawasan
Kebangsaan melalui pemaknaan terhadap nilai-nilai bela negara sehingga peserta memiliki kemampuan
untuk menunjukkan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang mencerminkan sehat
Jasmani dan mental menghadapi perubahan lingkungan strategis dalam menjalankan tugas jabatan
sebagai ASN profesional pelayan masyarakat serta isu kontemporer yang ada di masyarakat mampu untuk
dipilah dengan baik oleh calon ASN. Diharapkan dapat menerapkan sebagai proses pembentukan sikap
perilaku bela negara sebagai ASN profesional. Nilai-nilai ini menjadi pondasi dalam menjalankan semua
tugas yang diberikan baik saat di proses pembelajaran maupun dalam pelaksanaan tugas sebagai ASN,
jadi nilai-nilai tersebut akan terpatri dan diterapkan dalam sikap perilaku bela negara.
Agenda kedua nilai-nilai dasar ASN yaitu berakhlak, membekali peserta dengan nilai-nilai dasar
yang dibutuhkan dalam menjalankan tugas jabatan ASN secara profesional sebagai pelayan masyarakat
yang meliputi tujuh kemampuan yaitu, berorientasi pelayanan, akuntabel, kompeten, harmonis, loyal,
adaptif, dan kolaboratif. Dengan nilai-nilai dasar tersebut ASN mampu menjadi acuan dan dasar menjadi
ASN yang profesional. Diharapkan dengan memiliki nilai-nilai dasar tersebut seseorang yang berprofesi
sebagai ASN mampu melaksanakan tugasnya dengan baik, menjaga harga diri dan martabatanya sebagai
bentuk pelayanan kepada masyarakat dan sebagai perekat berbangsa dan bernegara.
Agenda ketiga kedudukan dan peran ASN dalam NKRI yang membekali peserta Pengetahuan
tentang kedudukan dan peran ASN untuk mejalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan publik
pelayanan publik serta perekat dan pemersatu bangsa, sehingga mampu mengelola tantangan dan masalah
keragaman sosial kultural dengan menggunakan media Teknologi Informasi dan Komunikasi. Smart ASN

SMA NEGERI 1
KUBU
RESUME JURNAL MOOC
I KETUT AGUS PURNAMAN, S.PD
merupakan salah satu cara untuk bisa memaksimalkan penggunaan media elektronik yaitu sosial media
dengan cara bijak menggunakan supaya tidak menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan dan mejadi
kecakapan dasar dan smart ASN.

SMA NEGERI 1
KUBU

Anda mungkin juga menyukai