Anda di halaman 1dari 51

JURNAL MOOC

PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN KERJA ( PPPK )

DISUSUN OLEH :

NAMA : OONG ZAHROTUL BADRIYAH, S.Pd

NIP : 198409102022212020

GELOMBANG : 1

ANGKATAN : 5

NDH : 19

UNIT KERJA : SMK NEGERI 1 TALAGA


AGENDA 1

SIKAP PERILAKU BELA NEGARA

A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI BELA NEGARA


1. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh
jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera.
Empat konsensus sbagai dasar negara yaitu :
a. Pancasila yang berfungsi sebagai landasan bagi kokoh tegaknya negara
dan bangsa, sebagai ideologi nasional, sebagai pandangan hidup bangsa,
sebagai perekat atau pemersatu bangsa dan sebagai wawasan pokok
bangsa Indonesia dalam mencapai cita-cita nasional
b. UUD 1945
c. Bhineka Tunggal Ika
d. Negara kesatuan Repblik Indonesia

Tujuan Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam sejarahnya


dirumuskan dalam sidang periode II BPUPKI (10-16 Juli 1945) dan
selanjutnya disahkan oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945. Adapun
tujuan NKRI seperti tercantuk dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV,
meliputi :

 Melindungi segenap bangsa indonsia dan seluruh tumpah darah


Indonesia
 Memajukan kesejahteraan umum
 Mencerdaskan kehidupan bangsa
 Ikut melaksanakan ketertiban dunia

Bendera Negara Sang Merah Putih, Bahasa Indonesia, Lambang Negara


Garuda Pancasila, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya merupakan jati diri
bangsa dan identitas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat simbol
tersebut menjadi cerminan kedaulatan negara di dalam tata pergaulan
dengan negara-negara lain dan menjadi cerminan kemandirian dan
eksistensi negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Dengan demikian, bendera, bahasa, dan lambang negara, serta
lagu kebangsaan Indonesia bukan hanya sekadar merupakan pengakuan
atas Indonesia sebagai bangsa dan negara, melainkan menjadi simbol atau
lambang negara yang dihormati dan dibanggakan warga negara Indonesia.
Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu kebangsaan Indonesia
menjadi kekuatan yang sanggup menghimpun serpihan sejarah Nusantara
yang beragam sebagai bangsa besar dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia. Bahasa Indonesia bahkan cenderung berkembang menjadi
bahasa perhubungan luas. Penggunaannya oleh bangsa lain yang
cenderung meningkat dari waktu ke waktu menjadi kebanggaan
bangsa Indonesia.

2. Kesadaran Bela Negara

Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam
atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. usaha dan kegiatan,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat mengancam seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara baik aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan. Untuk
mengindari ancaman diperlukan kewaspadaan dini terhadap
kelangsungan NKRI.

Nilai Dasar Bela Negara

a. Cinta tanah air


b. Sadar berbangsa dan bernegara
c. Setia tehadap pancasila sebagai ideologi negara
d. Rela berkorban unuk bangsa dan negara
e. Kemampuan awal Bela Negara
Kesadaran bela negara muncul manakala ada kesadaran bahwa kita adalah
bagian dari bangsa dan negara bangsa. Bangsa yang majemuk bangsa yang
mendapatkan kemeerdekan bukan atas pemberian negara lain tapi atas
perjuangan para pejuang yang rela mengorbankan harta tenaga dan jiwa.
Dengan adanya kesadarn trsebut akan muncul niat baik untuk berbuat baik
terhadap negara mengharumkan negara.
Banyak hal positif yang bisa diaktualisasikan oleh ASN sebagai wujud dari bela
negara dalam kehidupan berbangsa dan bnegara. Usaha Bela Negara
diselenggarakan melalui pendidikan kewarganegaraan, pelatihan dasar
kemiliteran secara wajib, pengabdian sebagai prajurit Tentara Nasional
Indonesia secara sukarela atau secara wajib, dan pengabdian sesuai
dengan profesi
3. Sistem Administrasi NKRI
B. ANALISIS ISU KONTEMPORER
1. Konsepsi Perubahan Lingkungan Strategi
Perubahan adalah seuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari
perjalanan peradaban manusia. Ada empat lingkungan strategis yang dapat
memengaruhi ASN dalam melakukan pelayanan yitu : individu ,keluarga,
masyraakat level lokal dan regional, nasional dan dunia.
Perubahan bglobal ( globalisasi ) saat ini, memaksa semua bangsa untuk
berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan
akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah.
Kita harus mulai membenahi diri dengan segala kemampuan, kemudian
mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki dengan memperhatikan
modal insani ( manusi ), diantaranya :
a. Modal intelektual
Hanya pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas dan terus menambah
pengetahuannya yang dapat beradaptasi dengan kondidi perubahan
lingkungan strategis
b. Modal emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan
dalam melaksanakan tugas.
c. Modal sosial
Modal sosial ditujukkan untuk menumbuhkan kembali jejaring kerjasama
dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan sebagai PNS
sebagai pelayan masyarakat yang terdiri atas :
1) Kesadaran sosial yaitu kemampuan berempati terhadap apa yang
sedang dirasakan oileh orang lain, memberikan pelayanan prima,
mengembangkan kemmapuan orang lain, memahami keanekaragaman
latar belaknag sosial, agma, dan budaya dan memiliki kepekaan politik
2) Kemampuan sosial yaitu kemmapuan mempengaruhi orang lain,
kemmapuan berkomunikasi dengan baik, kemmapuan mengelola
konflik dalam kelompok, kemmapuan membangun tim kerja yang solid,
dan kemmapuan mengajak orang lain berubah
d. Modal ketabahan
e. Modal etika / normal
f. Modal kesehatan fisik / jasmani
2. Isu Isu Strategis Kontemporer
Isu – isu yang berekembang pada masa sekarang, diantarnya “
a. Pergeseran pengertian nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau
ekonomi global ( globalisasi )
b. Terorisme dan radikalisasi
c. Bahaya narkoba
d. Kejahatan mass comunication ( cyber crime, Hate Speech, dan Hoax )
e. Tindakan pencucian uang ( money laundring )
f. Korupsi
g. Proxy war
3. Teknis Analisis Isu - Isu Dengan kemampuan Berfikir Krtitis
a. Teknik Tapisan Isu
 teknik tapisan dengan menetapkan rentang penilaian ( 1 – 5 ) pada
kriteria :
1) Aktual artinya isu tersebut benar – benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan
2) Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat hidup orang
banyak
3) Problematika artinya isu tersebut memiliki dimensi masalaha yang
kompleks sehingga perlu dicarika segera solusinya secara
komprehensif
4) Kelayakan artinya isu tersebut masukl akal, realistis, relevan, dan
dapat dimunculkan inisiatif pemecahan masalhnya
 Kriteria USG dari mulai sangat USG atau tidak sngat USG.
1) Urgency : seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dianalisis
dan ditindaklanjuti
2) Seriousness : sberapa serius isu tersebut harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan
3) Growth : seberapa besar kemungkinan membuuknya isu tersebut
jika tidak ditangani dngan segera

b. Teknis Analisis
Isu
1) Mind maping
Langkah – langkah pemetaan dalam teknik mind maping :
a) Mulai dari bagian tengah
b) Menggunakan gabar atau foto
c) Menggunakan warna
d) Menghubungkan cabang – cabang utama ke gabar pusat
e) Membuat garis hubung yang melengkung
f) Menggunakan satu kata kunci umtuk setiap garis
g) Menggunakan gambar
2) Fishbone Diagram
Teknik Fishbone Diagram atau diagram tulang ikan lebih menekankan
pada hubungan sebab akibat. Prosedur pembuatan fishbone diagram
yaitu :
a) Menyepakati pernyataan masalah
b) Mengidentifikasi kategori – kategori
c) Menemukan sebab- sebab potensial dengan cara brainstorming
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
3) Analisi SWOT
Tahapan Analisi SWOT yaitu :
a) Tahap Pengumpulan Data
b) Tahap Analisis
c) Tahap Pengambilan Keputusan

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


1. Kerangka Kesiapsiagaan Bela Negara
a. Konsep kesiapsiagaan bela negara
Kesapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi
situasi kerja yang beragam.
Dri berbagai pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa bela negara
adalah kebulatan tekad, sikap dan perilaku warga negara yang dilakukan
secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorbam sepenuh jiwa raga
yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI ) berdsarkan Pancasila dan UUD 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
b. Kesiapsiagaan bela negara dalam latsar CPNS
Kesiapsiagaan yang dimaksud adalah kesiapsiagaan Calon Pegawai Negeri
Sipil ( CPNS ) dalam berbagai bentuk pemahaman konsep yang disertai
latihan dan aktivitas baik fisik maupuin mental untuk mendukung
pencapaian tujuan dari Bela Negara dalam mengisi dan melanjutkan cita –
cita kemerdekaan.
Nilai – nilai Dasar Bela Negara mencakup :
1) Cinta tanah air
2) Kesadaran berbangsa dan bernegara
3) Yakin akan pancasila sebgai ideologi negara
4) Rela berkorban untuk bangsa dan negara
5) Semangat untuk mewujudkan negara yang beredaulat adil dan
makmur
Kegiatan – kegiatan dan latihan – latihan dalam pelaksanaan pelatihan
dasar CPNS adalah :
1) Kegiatan olahraga dan kesehatan fisik
2) Kesiapsiagaan dan kecerdasan mental
3) Kegiatan baris – berbaris dan tata upacara
4) Keprotokolan
5) Pemahman dasar fungsi – fungsi intelejen dan badan p[engumpul
keterangan
6) Kegiatan ketangkasan dan permainan dalam membangun Tim
7) Kegiatan caraka malam dan api semangat bela negara
8) Membuat dan melaksanakan rencan aksi
c. Manfaat kesiapsiagaan bela negara
1) Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan
lain
2) Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan
seperjuangan
3) Membentuk mental dan fisik yang tangguh
4) Menanamkan rasa kecintaan pada bangsa dan patyriotisme sesuai
dengan kemampuan diri
5) Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun
kelompok dalam materi Team Building
6) Membentuk iman dan takwa pada agama yang dianut oleh individu
7) Berbakti pada orang tua, bangsa dan agama
8) Melatih keCepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam
melaksanakan kegiatan
9) Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak
disiplin
10) Membentuk perilaku jujur, tegas adil, tepat dan kepedulian antar
sesama
d. Keterkatian modul 1, modul 2, dan modul 3
Setelah memahami wawaasan kebangsaan dan nilai – nilai bela negara (
modul 1 ) diharapkan dalam menghadapi perubahan lingkungan ( modul
2 ) pada zaman sekarang sudah dapat memilah dan memilih perubahan
lingkungan yang cocok dan sesuai dengan nilai – nilai dasar Pegawai
Negeri Sipil yang diamnatkan dalam Undang – Undang Nomor 5 tahun
2015 tentang Aparatur Sipil Negara ( ASN ).
Untuk mempelajarai dan mempraktekkan modul 1 dan modul 2 maka
disuusnlah modul 3 yang berisi pengenalan bagaiman cara mendisiplikan
diri sendiri dengan baris berbaris, tata upacara dsn protokol, kregiatan ini
sebagai sarana untuk mendisiplinkan diri termasuk dalam menghadapi
perubahan lingkungan.
2. Kemampuan awal bela
negara
a. Kesehatan jasmani dan mental
Jika Jasmani sehat, maka produktivitas kerja akan semakin tinggi.
b. Kesiapsiagaan jasmani dan mental
Kebugaran jasmani setiap orang berbda beda sesuai dengan tugas dan
profesi masing masing trgantung dari tantangan fisik yang dihadapinya,
sebagai contoh kebugaran jasmani yang dibutuhkan pegawai kantor akan
berbeeda dengan kebugaran jasmani yang dibutuhkan oleh seorang kuli
panggul dimana mereka harus memiliki kekuatan otot maupun daya tahan
otot yang lebih baik.
Bentuk latihan kesiapsiagaan jasmani diantaranya : lari 12 menit, pull up (
pria ), ching ( perempuan ), sit up, push up, shutle run ( lari membentuk
angka 8 ), lari 2,4 km, dan berenang.
Kita dapat dikataka telah memiliki kesiapsiagaan mental, jika telah mampu
menerima dan bernbagi rasa aman , kasih sayang, kebahagiaan, dan rasa
diterima oleh orang lain dalam melakukan berbagai aktivitas.
c. Etika, Etiket dan moral
1) Etika
Menurut Kamus Besar Bahsa Indonesia terbitan Departemen Pendiikan
dan Kebudayaan yang dikuti oleh Agoes dan ardana ( 2009 )
merumuskan bahwa kata “ etika “ :
a) Ilmu tentang apa yang baik dan apa yang buruk dan tentang hak dan
kewajiban moral ( akhlak )
b) Kumpulan asas tau nilai yang brkenaan dengan akhlak
c) Nilai mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau
masyarakat
2) Etiket
Etiket sebagai benu aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai
aturan tata krama sopan santun dan tata cara pergaulan dalam
berhubungan dengan sesama manusia dengan cara yang baik, patut
dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan komunikasi,
hubungan baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain
Bentuk etiket scara umum
a) Etiket kerapihan diri dan tata cara berpakaian
b) Etiket berdiri
c) Etiket duduk
d) Etiket berjalan
e) Etiket berkenalan dan berslaman
f) Etiket berbicara
g) Etiket dalam jamuan
3) Moral
Moral adalah nilai – nilai dan norma – norma yang menjadi pegangan
bagi seseorang atau kelompok dalam mengatur tingkah lakunya
d. Kearifan lokal
Kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang diperoleh
manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk
memperoleh kebaikan. Kearifan lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah
kerja, alat, bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk
menjalanai hidup di berbagai bidang kehidupan manusia.
3. Rencana aksi bela negara
a. Program rencana aksi
b. Penyusunan rencana aksi bela negara
1) Tahap pertama
Pada tahap ini dilaksankan ketika On Campus
2) Tahap kedua
Pada tahap ini dilaksanakan ketika Off Campus
4. Kegiatan kesiapsiagaan bela negara
a. Baris berbaris dan tata upacara
b. Keprotokolan
c. Kewaspadaan dini
d. Membangun tim
e. Caraka malam dan api semangat bela negara
AGENDA II
NILAI NILAI DASAR PNS

A. BERORIENTASI PELAYANAN
1. KONSEP PELAYANAN PUBLIK
a. Pengertian Pelayanan Publik
Definisi pelayanan publik sebagaiman terantum dalam UU Pelayanan
Publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan perturan perundang – undangan bagi stiap warga negara
dan penduudk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatr Sipil Negara yang
menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sbagai pelayan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik yaitu :
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Kesimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Partisipatif
7) Persamaan perlakuan / tidak diskriinatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan pelakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan kemudahan, dan
keterjangkauan Prinsip pelayanan publik yang
baik adalah :
1) Partisipatif
Dalam penyelenggraan pelayanan pblik, pemeintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan pblik, pemerintah harus
memberkan akses kepada masyarakat segala terkait pelayanan publik
masyarakat pun harus diberikan akses utuk mempertanyakan dan
mengajukan pengduan jika mereka merasa tidak puas dengan
peayanan publik yang diselenggarakan oleh pemeintah.
3) Responsif
Dalam melaksnakan pelayanan publik, pemerintah harus mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
4) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga dengan warga lainnya seperti perbedaan
status sosial, pandangan politik, agama,profesi, jenis kelamin dan
difabel
5) Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi, sedangkan murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
terjangkau, karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan akan tetapi
untuk memenuhi mandat kostitusi.
6) Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan
– tujuan yang hendak dicapai dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit
dan biaya yang murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan dalam dua hal :
 Dalam arti fisik : dekat , terjangkau dengan kendaraan publik,
mudah dilihat, gapamang ditemukan
 Dalam arti non-fisik : terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut
8) Akuntabel
Pelayann publik harus dapat dipertanggungjwabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun
elektronik.
9) Berkeadilan
Pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat untuk melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Unsur penting dalam pelayann publik khusunya dalam konteks ASN, yaitu :
1) Penyelenggara pelaynan publik yaitu ASN/ Birokrasi
2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders. Atau sektor privat
3) Kepuasan yang diberikan dan / atau diterima oleh pennerima layanan

b. Membangun Budaya Pelayanan Prima


Pelayanan publik yang berkualitas harus berorientasi kepada pemenuhan
kepuasan pelanggan layanan. Jika dikaitkan dengan tugas ASN dalam
melayani masyarakat, pelayanan harus berorientasi pada customer
satisfaction adalah wujud pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau
dikenal dengan sebutan pelayanan prima.
Ada enam elemen untuk menghasilkan pelayanan publik yang berkualitas,
yaitu :
1) Komitmen pimpinan yang merupakan kunci untuk membangun
pelayanan yang berkualitas
2) Penyediaan layanan sesuai dengan sasaran dan kebutuhan masyarakat
3) Penerapan dan penyesuaian Standar Pelayanan di dalam
penyelnggaraan pelayan publik
4) Memberikan perlindungan bagi internal pegawai, serta menindaklanjuti
pengajuan masyarakat
5) Pengembangan kompetensi SDM, jaminan keamanan dan keselamatan
kerja, fleksibilitas kerja, penyeediaan infrastruktur teknologi informasi
dan sarana prasarana
6) Secara berklaa melakukan pemantaun dan evaluasi terhadap kinerja
penyelenggara pelyanan publik.
Budaya pelayanan prima menjadi modal utama dalam memberikan
kepuasan pelanggan. Pemberian kepuasan kepada pelanggan menjadi salah
satu kewajiban dan tanggung jawab organisasi penyedia layanan.
Penyelengaraan pemerintahan harus berorientasi pada pelayanan prima
jika lembaga pemerintahan tersebut ingin meningkatkan kepercayaan
publik, dan akan menimbulkan kepuasan bagi pihak – pihak yang dilayani.
c. ASN sebagai Pelayan Publik
Dalam pasal 10 UU ASN, pegawai ASN berfungsi sebagai pelkasana
kebijakan publik, pelayan piublik, serta sebagai perekat dan pemersatu
bangsa. Untuk menjalankan fungsi tersebut, pegawai ASN bertugas untuk :
1) Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat pembina
Kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan
2) Memeberrikan pelaynan publik yang profesional dan berkualitas
3) Memeprertat persatuan dan kestuan Negara Kesatuan Republik
Indonesia
Peran ASN, yaiutu :
1) Perencana
2) Pelaksana
3) Pengawas penyelenggara tugas umum pemerintahan dan pembangunan
nasional
Pasal 34 UU Pelayanan Publik secara jelas mengatur menegnai bagaiman
perilaku pelaksana pelayanan publik, termasuk ASN dalam
menyelenggarakan pelyanan publik, yaitu :
1) Adail dan tidak diskriminatif
2) Cermat
3) San tun dan ramah
4) Tegas, andal, dan tidak memberikan putusan yang berlarut- larut
5) Profesional
6) Tidak mmepersulit
7) Patuh pada perintah atasanyang sah dan wajar
8) Menjunjung tinggi nilai –nilai akuntabilitas dan integritas institusi
penyelenggara
9) Tidak mmbocorkan informasi atau dokumen yang wajib dirahasiakna
sesuai dengan peraturan perundang – undangan
10) Terbiuka dan mengambil langkah yang tepat untuk menghindari
benturan kepentinga
11) Tidak menyalhagunakan sarana dan prsarana serta fasilitas pelayanan
publik
12) Tidak memberikan informasi yang salah atau menyesatkan dalam
menanggapi permintaan informasi serta proaktif dalam memenuhi
kepntingan masyrakat
13) Tidak menyalahgunakan informasi, jabatan, dan / atau kewenangan
yang dimiliki
14) Sesuai dengan kepantasan
15) Tidak menyimpang dari prosedur
d. Nilai berorintasi Pelayanan dalam Core Values ASN
Berorientasi pelayanan merupakan core value seorang ASN dalam
menjalankan tugas nya sehari – hari dan harus berkomitmen untuk
memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
2. BERORIENTASI PELAYANAN
a. Panduan Perilaku Berrientasi Pelayanan
ASN sebagai suatu profesi yang berlandaskan pada prinsip berikut :
1) Nilai dasar : kondiis ideal atau kewajiban moral tertentu
2) Kode etik dan kode perilaku
Kode etik yaitu pedoman mengenai kewajiban moral ASN yang
ditujukan dalam sikap atau perilaku terhadap apa yang dinilai baik
atau tidak baik, pantas atau tidak pantas baik dalam menjalankan tugas
sehari – hari atau dalam pergaulan sehari – hari.
Kode perilaku yaitu pedoman mengenai sikap, tingkah laku, perbuatan,
tulisan dan ucapan ASN dalam melkasanakan tugasnya dan pergualan
hidup sehari – hari yang merujuk pada kode etik.
Kode etik dari nilai berorientasi pelayanan sebagai pedoman bagi ASN
dalam pelaksanan tugas sehari – hari, yaitu :
 Memahami dan mememnuhi kebutuhan masyarakat
 Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
 Melakukan perbaikan tiada henti
3) Komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan
publik
4) Kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas
5) Kualifikasi akademik
6) Jaminan perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas
7) Profesionalitas jabatan
b. Tantangan Aktualisasi Nilai Berorientasi Pelayanan
Penyelengaraan pelayan publik menghadapi berbagai hambatan dan
tantangan. Tantangan tersebut bisa berasal dari eksternal ( kondisi
geografis yang suli, infrastruktur yang belum memadai, masyarakat yang
tinggal di epdalaman dengan adat kebiasaan yang kolot, ataupun
masyarakat yg tinggal d perkotaan dengan kebutuhan yang dinamis dan
senantiasa berubah ), ataupun dari internal ( anggaran yang terbatas,
kurangnya jumlah SDM yang berkompeten, belum terbangunnya sistem
pelayanan yang baik ), akan tetapi pemerintah berkomitmen untuk terus
meningkatkan kualitas penyelenggaran pelayanan untuk memenuhi
bkebutuhan dan harapan masyarakat serta mengatasi berbagai tantangan
yang ada.
B. AKUNTABEL
1. Potret Pelayanan Publik Negeri Ini
Layanan publik di negeri ini kerap dimanfaatkan oleh oknum pemberi layanan
untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompok.
2. Konsep Akuntabilitas
Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah kewajiban untuk
mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelyan publik
kepada atasan, lembaga pembina, dan l;ebih luasnya kepada publik ( Matsiliza
dan Zonke, 2017 ).
Dalam konteks Akuntabilitas, perilaku yang sesuai dengan Core Values ASN
BerAKHLAK adalah :
a. Kemampuan melkasankaan tugas dengan jujur, bertanggungjawabb,
ceermat, disiplin dan berintegrasi tinggi.
b. Kemampuan menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien.
c. Kemampuan menggunakan kewenangan jabatannya dengan berintegrasi
tinggi
Aspek – aspek akuntabilitas
a. Akuntabiloitas adalah sebuah hubungan
b. Akuntabilitas berorientasi pada hasil
c. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan
d. Akuntabilitas memerlukan konsekuensi
e. Akuntabilitas memperbaiki kinerja
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama ( Bovens, 2007 ), yaitu :
a. Untuk menyediakan kontrol demokratis ( peran demokratis )
b. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan ( peran
konstitusional )
c. Untuyk meningkatkan efisiensi dan efektivitas ( peran belajar
) Tingkatan akuntabilitas, yaitu :
a. Akuntabilitas Personal
Akuntabilitas personal mengacu pada nilai – nilai yang ada pada diri
seseorang seperti kejujuran, integritas, moral dan etika
b. Akuntabilitas Individu
Akuntabilitas individu mengacu pada hubungan antara individu dan
lingkungan kerjanya, yaitu antara PNS dengan instansinya sebagai pemberi
kewenangan.
c. Akuntabilitas Kelompok
Pembagian kewenangan dan semangat kerjasama yang tinngi antar berbagai
kelompok yang ada dalam sebuah institusi memaminkan peranan yang
sangat penting dalam tercapainya kinerja organisasi yang diharapkan.
d. Akuntabilitas Organisasi
Akuntabilitas organisasi mengacu pada hasil pelaporan kinerja yang telah
dicapai baik pelaporan yang dilakukan oleh individu terhadap organisasi
maupun kinerja organisasi kepada stakeholders lainnya.
e. Akuntabilitas Stakeholder
Stakeholders yang dimaksud adalah masyrakat umum, pengguna layanan,
dan pembayar pajak yang memberikan masukan, saran dan kritik terhadap
kinerjanya, jadi akuntabilitas stakeholder adalah tanggungjawab organisasi
pemerintah untuk mewujudkan pelayanan dan kinerja yang adil, responsif
dan bermartabat.
3. Panduan Perilaku
Akuntabel
a. Akuntabilitas dan Integritas
Akuntabilitas dan integritas adalah dua konsep yang diakui oleh banyak
pihak menjadi landasan dasar dari sebuah Administrasi negara ( matsiliza
dan Zonke, 2017 ). Kedua prinsip tersdebut harus dipegang teguh oleh
semua unsur pemerintahan dalam memberikan layanan kepada
masyarakat.
b. Integritas dan Anti Korupsi
Integritas adalah salah satu pilar penting dalam pemberantasan korupsi.
Secara harfiah, bisa diartikan sebagai bersatunya antara ucapan dan
perbuatan. Jika ucapan mengatakan antikorupsi, maka perbuatan pun
demikian.
c. Mekanisme akuntabilitas
Dimensi yang terkandung dalam mekanisme akuntabilitas, yaitu :
 Akuntabilitas kejujuran dan hukum
 Akuntabilitas proses
 Akuntabilitas program
 Akuntabilitas kebijakan
Alat akuntabilitas di Indonesia adalah :
 Pertencanaan Strategis
 Kontrak Kinerja
 Laporan Kinerja
4. Akuntabel Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan

C. KOMPETEN
1. Tantangan Lingkungan Strategis
a. Dunia VUCA
Situasi saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “ Vuca World “ yaitu
dunia yang penuh gejolak ( volatility ) disertai penuh ketidakpastian (
uncertainty ) . demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling
memepngaruhi (complekcity) serta ambiguitas (ambiguity) ( Milar, Groth
dan Mahon, 2018 ).
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyeesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru. Merujuk pada tren keahlian tahun
2025 ( The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum ) meliputi :
Analytical thinking dan innovation , Active learning ang learning strategies,
Complex probleb solving, Critical thinking and analysis, Creativity,
originality and initiative, Leadreship and social influence, Tecnology use,
monitoring and control, Technology design ang programming, Resilence,
stress tolerance vand flexibility, Reasoning, problem solving and ideation,
Emotional intelligence, Troubelshooting ang user experience, Service
orientation, Sustems analysis and evaluation, Persuasion ang negotitation.
Untuk mendukung pemutakhiran keahlian ASN yang lebih dinamis,
diperlukan pendekatan pengembangan yang lebih adaftif dan musdah
diakses cesara lebih oleh seluruh elemen ASN.
b. Disrupsi Teknologi
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dialkukan setiap waktu.
Kecenderungan kemmapuan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat
dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perubahan teknologi informasi bergerak lebih cepat dibandingkan dengan
kemampuan banyak pihak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk meningkatkan produktivitas organisasi.
c. Kebijakan Pembangunan nasional
Upaya untuk mewujudkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2020
– 2024 dilakukan melalui 9 Misi Pembangunan yang dikenal sebagai
Nawacita kedua, yaitu :
1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya
7) Perlindungan bagi sgenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
setiap warga
8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan
2. Kebijakan Pembangunan Aparatur
a. Merit sistem
Perlakuan yang adil dan objektif meliputi seluruh unsur dalam siklus
manajemen ASN, yaitu :
1) Melakuan perencanaan, rekrutmen, seleksi, berdsarkan kesesuaian
kualifikasi dan kompetensi yang bersifat terbuka dan kompetitif
2) Memberlakukan ASN secara adil dan setara untuk seluruh kegiatan
pengelolaan ASN lainnya
3) Memberikan remunerasi setara untuk pekerjaan – pekerjaan yang juga
setara dengan menghargai kinerja yang tinggi
Pembinaan dan penempatan pegawai pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi maupun jabatan fungsional didasarkan dengan prinsip merit,
yaitu kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja, dengan perlakuan tidak
diskriminatif dari apek – aspek subjektif, seperti kesamaan latar belakang
aga,ma, daerah, dan aspek subjektivitas lainnya. Untuk mengisi jabatan
tersbut dapat dilakukan dengan pemetaan / asesmen dan pengembangan
pegawai sesuai hasil pemetaan tersebut.
b. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020 – 2024
Dalam tahap pembangunan Aparatur Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional ( RPJMN ) 2020 – 2024, Reformasi Birokrasi
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia ( world
class bureaucracy ) dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas, dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien (
Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 tahun 2020 Tentang Road Map
Birokrasi Aparatur 2020 – 2024 ). Reformasi masih menghadapi tantangan
yang emakin kompleks. Ini terjadi karena perubahan besar terutama yang
disebabkan oleh desentralisasi, demokratisasi, globalisasi dan revolusi
teknologi informasi.
c. Karakter ASN
Terdapat delapan karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini yang biasa disebut denagn smart
ASN ( KemenpanRB. Menciptakan Smart ASN Menuju Birokrasi 4.0
dipublikasikan 09 Agustus 2019 dalam menpan.go.id ), yaitu : integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa Asing,
hospitaly, networking dan enterpreneurship.
Karakter lain yang diperlukan ASN untuk berdapatasi dengan dinamika
lingkungan yang strategis, yaitu : inovatif dan kreatif, agility dan flexibility,
persistence dan preseverance serta teamwork dan cooperation ( Bima Haria
Wibisana, Kepala BKN 2020 )
3. Pengembangan Kompetensi
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma ( 1998 ) dan standar
kompetensi dari International labor Organization ( ILO ) memiliki tiga spek
penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetajuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sesui peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi :
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan dan sikapyang dapat
diamati dan diukur dan dikembangkan spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan
b. Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mneglola unit organisasi
c. Kompetensi Sosial kultural adalah pengetahuan, keterampilan, sikap yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan pengalman
berinteraksi dengan masyrakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai – nilai moral, emosi dan
prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memeproleh
hail kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2017 pasal 210 sampai pasal
212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksnakan sebgaai berikut :
a. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan
b. Bersmama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksankaan pengembangan kompetensi tertentu
c. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi independen
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang No. 5 tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, ekurang – kurangnya
20 jam Pelajran bagi PNS dan maksimal 24 Jam Pelajran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK).
4. Perilaku Kompeten
a. Berkinerja dan BerAkhlak
Menurut Surat Edaran menteri PANRB No. 20 Tahun 2021 dalam point 4
antara lain disebutkan bahwa panduan perilaku 9 kode etik ) kompeten
yaitu :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melakankaan tugas dengan kualitas terbaik
b. Learn , Unlearn, dan Relearn
Berikut ini, contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati ( 2020 ) bagaimana
membiasakan proses belajar learn, unlearn dan relearn, berikut langkahnya
:
1) Learn < dalam tahap ini sebagai ASN biasakan belajarlah hal – hal yang
benar – benar baru, dan lakukan secara terus menerus. Proses belajar
ini dilakukan diman pun, dalam peran apa pun, sudah barang tentu
termasuk di tempat pekerjaannya masing – maisng
2) Unlearn , pada tahap ini lupakan/tinggalkan apa yang telah dioketahui
berupa pengetahuan dan atau keahlian. Proses ini harus terjadi karena
apa yang ASN ketahuik ternyata tidak lagi sesuai atau tak lagi relevan.
Meskipuin demikian, ASN tak harus benar – benar melupkan
semuanya, untuk hal – hal yang maish relevan.
3) Relean, dalam tahap ini proses relearn kita benar – benar mnerima
fakta baru, ingat, proses membuka persefektif terjadi dalam unlearn.
c. Meningkatkan Kompetensi Diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang sellau
berubah adalah keniscayaan. Belajar sepanjang hayat merupakan sikap
yang bijak. Setiap ASN selayaknya mmeiliki watak sebagai pembelajar
sepanjang hayat, yang dapat bertahan dan berkembang dalam orientasi
Ekonomi pengetahuan.
Dengan merujuk pada prinsip pembelajara ( Blaschke dan Hase, 2019 )
maka perilaku ASN pembelajar dapat berupa : aktif belajar sesuai
kebutuhan, belajar sambil melakukan, belajar sebgai penyangga tuntutan
keadaan lingkungan yang dinamis, mempromosikan konstruksi
pengetahuan, termasuk berbagi persefektif, dan mendukung kolaborasi,
percakapan dan dialog, termasuk penyeldikian dan pemecahan maslah.
d. Membantu Orang Lain Belajar
Sosialisasi dan percakapan melakukan kegiatan mornih tea/coffe termasuk
bersosialisasi di rtuang istirahat atau di cafetaria kantor sering kali menjadi
ajang transfer pengetahuan.
e. Melaksankan Tugas Terbaik
1) Pengetahuan menjadi karya
Saat ini, tuntutan organisasi bergeser dari struktur hierarkis kepada
struktur lebih matriks.
Salah satu kecenderungan suatu organisasi akan memperkerjakan
pegainya secara optimal dari sosok pegawai yang gemar dan mutakhir
keahliannya sekaligus aktif mewujudkannnya ( Aldisert, 2002 ). Sukses
ditentukan oleh seberapa banyak tindakan yang ASN ambil dan bukan
hanya oleh seberapa banyak pengetauan dan kemmapuan yang
dimiliki. Pengetahuan dapat dipelajari dan kemmapuan dapat
diperoleh. Tetapi tindakan atu – satunya sumber daya yang perlu setiap
ASN keluarkan sesuai potensi yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, perwujudann pengetahuan dalam karya terbaik
pekerjaan menjadi sangat penting. Hal ini tentu saja dimensi emosi
psikologis merupakan modal penting dalam upaya mendorong perilaku
karya – karya terbaik dalam pekerjaan.
Dimensi emosi sukses diperlukan setiap ASN antara lain : motivasi
tinggi, kegembiraan, keyakinan, gairah, kebahagiaan, energi, dan rasa
ingin tahu dengan menghindarkan stres yang berlebihan,
kekhawatiran, dan kemarhan.
2) Identifikasi Tifikal Individu
Khoo dan Tan ( 2004 ) menekankan beberapa upaya membangun
keyakinan diri untuk bekerja terbaik, yaitu :
 Pertama, pikirkan saat di masa lalu ketika anda harus merasa benar
– benar percaya diri
 Kedua , berdirilah seperti Anda akan berdiri jika Anda benar – benar
Pwrcaya Diri
 Ketiga , bernafaslah seperti Anda akan bernafas jika Anda merasa
benar – benar Pewrcaya Diri
 Keempat , miliki ekspresi wajah, fokus di mata Anda ketika Anda
merasa benar – benar percaya Diri
 Kelima , beri isyarat seperti yang anda lakukan jka Anda merasa
benar – benar Percaya Diri
 Terakhir , katakan apa yang kamu mau, katakan pada diri sendiri
jika Anda merasa benar – benar percaya diri ( gunakan volume, nada
suara yang sama )
3) Makna hidup dan bekerja baik
Khoo dan Tan ( 2004 ) menguraikan dalam formula pertanyaan
reflektif, yang dapat membantu menemukan nilai Anda anggap penting,
yaitu :
 Apa yang paling penting bagai saya dalam hidup ?
 Keadaan emosi positif apa yang paling ingin saya capai ?
 Apa yang paling penting bagi saya dalam hidup ?
D. HARMONIS
1. Keanekaragaman bangsa dan Budaya di Indonesia
a. Keanekargaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Repunlik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada diantara dartaan benua Asia dan australia, serta
antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, dan dikenal
dengan sebutan Nusantara. Imdonesia juga dikenal karena kekayaan
sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan tropis dan
kekayaan dari lautan di seluruh Indonesia.
Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua Indonesi terdiri
dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Semboyan nasinal Indonesia
“Bhineka Tunggal Ika” ( Berbeda beda namun tetap satu ) bermakna
kebergaman sosial budaya yang membentuk satu kesatuan/ negara.
b. Pentingya Membangun Rasa Nasional;isme dan Persatuan Kebangsaan
Sejarah perjuangan menunjukkan bahwa pada masa lalu bangsa kita adalah
bangsa yang besar. Pada masa jayanya kepulauna Nusantara pernah bediri
kerajaan besar seperi sriwijaya dan majapahit. Namun setelah era kejayaan
kedua kerajaan tersebut, nusantara terepcah belah sehingga akhirnya jatuh
ke dalam kolonialisme negara penjajah. Melallui berbagi poergerakan
Nasional, akhirnya bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan. Kongres
pemuda yang merumuskan Sumpah Pemuda merupakan puncak dari
perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka sehingga lahirlah istilah satu
Indonesia dan untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika telah lama dimiliki bangsa Indonesia.
Bhineka tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI ) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
c. Konsep dan teori Nasionalisme Kebangsaan
1) Persepektif modernis melihst bahwa bangsa merupakan hasil dari
modernisasi dan rasionalisasi
2) Aliran Primordialis dengan tokohnya Clifford Geertz ( 1963 ) melihat
bahwa bangsa merupakan sebuah pemberian historis, yang terus hadir
dalam sejarah manusia dan memprlihatkan kekuatan inheren pad
amasa lalu dan generasi masa kini
3) Aliran persefektif perenialis dengan tokohnya Adrian Hastings ( 1997 )
melihat bahwa bangsa bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum
periode modern.
4) Aliran Etnosimbolis mencoba menggabung ketiga pendekatan tersebut
di atas. Aliran ini melihat bahwa kelahiran bangsa pasca abad ke 18
merupakan spesies baru dari kelompok etnis yang pembentukannnya
harus dimngerti dalam jangka panjang.
d. Potensi dan Tantangan dalam Keankeragaman bagi ASN
Dalam konteks kebangsaan, persepektif etnosimbolis lebih mendekati
kenyataan di Indonesia. Sejarah telah menunjukkan bahwa para pendiri
bangsa yang tergabung dalam BPUPKI berupaya mencari tiitk temu
diantara berbagai kutub yang saling bersebrangan. Bangsa Indonesia
berupaya untuk mencari persatuan dalam perbedaan.
Kebhinekaan dan kebergaman suku bangsa dan buadaya memberikan
tantangan yang besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang
berupa keuntungan dan manfaat yang antara vlain berupa :
1) Dapat mempererat tali persaudaraan
2) Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3) Memprkaya kebudayaan nasional
4) Sebgai identitas negara Indonesia di mata seluruh negara di dunia
5) Dapat dijadikan sebagai ikon pariisata sehingga para wisatawan dapat
tertarik dan berkunjung ke Indonesia
6) Dengan banyaknya wisatwan naka dapat menciptakan lapangan kerja
7) Sebgaai pengetahuna bagi seluruh warga di dunia
8) Sebagai media hiburan yang mendidik
9) Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negra Indonesia
10) Membuat Indonesia terkenal di mata dunia karena keanekaragaman
budaya yang dimiliki
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai beberapa hal
berikut :
1) Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti
perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu
2) Norma – norma sosial tifak berfungsi dengan baik sebgai alat mencapai
tujuan
3) Adanya pertentangan norm,a – norma dalam masyrakat sehingga
menimbulkan kebingungan bagi masyarakat
4) Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas
atau lemah
5) Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma
yang berlaku
6) Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan
tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan
7) Menguatnya etnosentrisdalam masyartakat yaitu berupa persaan
kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, benar dan
paling hebat
8) Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimilki
terhadapp suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
e. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan
masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari siis suku,
budaya . agama dan lain lain.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN sennatiasa bersikap adil dan
tidak diskriminasi dalam memberikan pelaynan kepada masyarakat.
Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam meberikan
pelaynan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya
belaka, tetapi pelyanan harus diberikan dengan maksud memberdayakan
masyrakat, menciptakan kesdejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk
itu integritas menjadi penting bagi setiap ASN.
Dalam menjalankan tugas pelayanan publik kepada masyarakat ASN
dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi
unsur perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Itulah sebanya peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan kondisi
yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan
bermasyrakat sangat diperlukan.
2. Mewujudkan Suasana Harmonis dalam pelayanan ASN kepada
Masyarakat
a. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
1) Pengertian Harmonis
Dalam kamus Mariam Webster Harmonis ( Harmonius ) diartikan
sebagai having a pleasing mixture of notes. Dari laman Wikipedia,
Harmoni ( dalam bahasa Yunani; harmonia ) berarti terikat secara
serasi / sesuai. Dalam bidang filsafat harmoni adalah kerja sama antar
berbagai faktor sedemikian rupa hingga faktor – faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
2) Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino
bagi produktivitas, hubungan internal dan kinerja secara keseluruhan.
Pola harmoni merupakan sebuah usaha untuk memeprtemukan
berbagai pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada
hubungan sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan
sosial ekonomi yang plaing sempurna hanya dapat tercapai dengan
meningkatkan permusyawartan antara anggota masyarkat. Pola ini
juga disebut sbagai pola integrasi.
Suasana harmoni dalam lingkungan kerja akan membuat kita secara
individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas
bbekerja dan kualitas layanan kepada pelnaggan.
Hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif, yaitu :
 Membuat tempat kerja yang berenergi
 Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
 Berbagi kebahagiaan bersma seluruh anggota organisasi
b. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
Kode Etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal – hal yang
prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulkis.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/ etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekleompom profesional
tertentu.
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan
baik / buruk, benar / salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka m,enjalankan tanggung jawab
pelkayanan publik. Ada tiga fokus utam,a dalam pelaynan publik, yaitu :
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual
Sumber kode etik ASN meliputi :
1) Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (
ASN )
2) Peraturan pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang sumpah jabatan
PNS dan Angkatan Perang
3) Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/ Janji
Pegawai Negeri Sipil
4) Peraturan pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
5) Peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang pembinaan Jiwa
Korps dam Kode Etik PNS
6) Perturan Pemerintah Nomor 53 tahun 20110 tentang Disiplin PNS
7) Pertauran Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Mnajemen PNS
Berdasarkan pasal 5 UU nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, ada dua belas
kode etik perilaku ASN, yaitu :
1) Melkasnakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegrasi tinggi
2) Melaksankan tugasnya dengan cermat dan diisplin
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketetntuan perundang
undangan yang berlaku
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijkana negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam
menjalnakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyeesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informais terkait kepentingan kedinasan.
Penerapan sikap / perilaku yang menunjukkan ciri – ciri sikap harmonis
tidak hanya berlaku untuk sesama ASN namun juga berlaku bagi
stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan :
toleransi, empati dan keterbukaan terhadap perbedaan.
c. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
E. LOYAL
1. Konsep Loyal
Mengapa nilai “ Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core value yang harus dimilki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap
ASN. Hal ini dapat dikaji dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
Salah satu sifat yang harus dimilki oleh seorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sikap dan sifat loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja
sesuai dengan peraturan perundang – undanmgan yang berlaku, karena
ASN merupakan bagian dari pemerintahan itu sendiri.
b. Faktor Eksternal
Modernissi dan globalisasi merupakan dua hal yang tidak bisa dihindari.
Ditandfai dengan perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya teknologi informasi. Kemajuna ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi tantangan
seklaigus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global. ASN harus
mampu menggunakan cara – cara cerdas dengan berfikir logis, kritie,
inovatif, dan terus mengembangkan diri berdasarkan semangat nasionalisme
dalam menghadapi tantangan global tersebut sehingga dapat memanfaatkan
teknologi informasi yang ada untuk membuka cakrawala berfikir dan
memandang berpikir dan memnadang teknologi sebagai peluang untuk
meningkatkan kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap/perilaku.
Bersamaan dengan peluang pemanfaatan teknologi informasi, asn milenial
juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang Harus ( dan hanya dapat
Dihindari ) ngan sifat dan sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan
negara.
Secara etimologis, istilah loyal diadapatsi dari bahsa prancis yaitu “loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti seta atau
suatu kesetaiaan. Kesetiaan ini tibul tanpa ada paksaan, tetapi timbul dari
kesadran sendiri. Terdapat ciri yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, yaitu :
1) Taat pada aturan
2) Bekerja dengan integritas
3) Tanggung jawab pada organisasi
4) Kemauan untuk bekeerja sama
5) Rasa memiliki yang tinggi
6) Hubungan antar pribadi
7) Kesukaan terhadap pekerjaan
8) Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal merupakan slah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdidikasi dann mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku :
1) Memegang teguh Ideologi Pancasila UUD 1945, setia kepada
pemerintahan yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negraa
3) Menjaga rahasia jabtan dan negara
Adapaun kata – kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal adalah :
1) Komitmen
2) Dedikasi
3) Kontribusi
4) Nasionalisme
5) Pengabdian
Untuk menciptakan dan membangun rasa setia ( loyal ) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya :
1) Membangun rasa kecintaan dan memiliki
2) Meningkatkan kesejahteraan
3) Memnuhi kebutuhan rohani
4) Memberikan kesempatan peningkatan karir
5) Melakukan evaluasi secara berkala
Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu
mengaktualisasikannnya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai
pelaksana kebijkan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Diharapkan dengan
nasionalisme yang tinggi setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.. prinsip rasa
nasionalisme bangsa yang dilandasi nilai – nilai pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa :
 Menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan serta
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan
 Menunjukkan sikap rela berkorban demin kepentingan bangsa dan
negara
 Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
 Mengakui persam,aan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa
 Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
 Mengembangkan sikap tenggang rasa
2. Panduan Perilaku Loyal
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
Nilai dasar ASN yang daapt diwujudkan dengan panduan perilaku Loyal
yaitu :
 Memegang teguh ideologi pancasila
 Setia mempertahankan UUD NKRI 1945
 Mengabdi pada negara dan rakyat Indonesia
 Memiliki kemmapuan dalam melkasankan kebijakan dan program
pemerintah
Panduan perilaku loyal, Diantanranya :
 Mealksankan tugasnya sesuia ngan ketentuan pertauran perundang –
Unadangan
 Melaksankaan tugasnya sesuai ngan perintah atasan atau pejabat yang
berrwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang – Undangan dan etika pemerintahan
 Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab
Nilai – nilai Dasar asn yang daapt diwujudkan ngan panduan perilaku
loyal yang kedua adalah :
 Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
 Membuat keputusan berdasarka prinsip keahlian
 Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
 Mmepertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepad apublik
 Memberika layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat .
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
 Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
 Menghargai komunikasi, konsuiltasi, dan kerjasama
 Mengutamkan pencapaina hasil dan mendorong kinerja pegawai
 Mendorong kesetaraan dalam pkerjaan
 Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang mokratis sebagai
perangkat sistem karier
Kode etik dan kode Perilaku ASN yang dapat diwujudkan ngan panduan
perilku loyal adalah
 Melayani ngan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
 Mmegang teguh nilai Dasar ASN dan selalu menjaga reputasai dan
Integritas Asn
 Melaksanakan tugasnya ngan cermat dan disiplin
 Melaksankaan ketentuan peraturan perundang – Undangan menegnai
diisplin pegwai ASN
 Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan melaksanakan tugas
klewajiban ASN yang dapat diwujudkan ngan panduan perilaku loyal
adalah :
 Melaksanakan tugas kedinasan dengzn penuh pengabdian, kejujuran,
kedaran dan tanggungjawab
 Menunjukksn integrtas dan keteladanan sikap, perilaku dan tindakan
keapada staip orang baik di dalam maupun di luar kednasan
2) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Kode etik dan kode perilaku ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku loyal yang ktiga diantaranya :
 Menjaga kerahasiaan yang mnyangkut kebijakan negara
 Memberikna informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang mmerulkan informsi terkait kepentingan kedinasan
 Tidak menyalahgunakan iformasi intern negara tugas status ,
kekuasaan, dan jabtannya untuk mendapat keuntungan atau manfaat
agi dirinya sendiri atau untuk orang lain
 Meaksanakn tugasnya dengan jujur bertanggunjwaab dan berintegrasi
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
3. Loyal dalam Konteks Organisasi
a. Komitmen pada sumpah.janji sebagai wujud loyalitas PNS
Di dalam Pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa stiap calon NS pada saat
diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana bunyi
supah tersebut mencerminan bagaimana core value loyal semstinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian
atau komponen sebuah organisasi pmerintah.
b. Penegakkan diisplin sebagai wujud loyalitas PNS
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercpta dan terbentuk melalui proes
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai nilai ketaatan
kepatuhan, ksetiaan, ketentraman, keteraturan, dan ketertiban.
Sedangkan disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan.
Pmerintah mengeluarkan peraturan pemerintah noor 94 tahun 2021
tentang disiplin pegawai negeri sipil.
a. PNS Wajib :
 Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan
republik Indonesia dan Pemerintah
 Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
 Meleksankan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang
 Menaati peraturan perundang undangan
 Melaksankan tugas kedinasan dengan penh pengabdian kejujuran
kesadran dan tanggungjawab
 Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang
 Menyinpan rahasia jabtan
 Bersedia ditmpatkan di seluruh wilayah Indonesia
 Menghadiri dan engucapkan smpah/janji PNS
 Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan
b. PNS dilarang :
 Menyalahgunakan wewenag
 Menjadi perantara untuk medapatkankeuntungan pribadi
 Menjadi pegawai atau bekerja untuk ngra lain
 Bekerja pada perusahaan asing
 Memiliki, menjual, , membeli, menggnadakan,, menywakan atau
meminjakan barang
 Mlakukan pungutan di luar ketentuan
 Melakukan kegiatan yang merugkan negara
 Bertindak sewenang wenang terhadap bawahan
 Menghalangi berjalnnya tugas kedinasan
 Mnerima hadiah yang berhubungan dengan jabtan
 Meinta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
 Meberikan dukungan kepada alon presiden/wakil presiden, calon
Kepala Daerah, calon anggota DPR, calon anggota DPRD
c. Pelaksanaan fungsi ASN sebagai wujud loylitas PNS
1) ASN sebagai pelaksana kebijkan publik
Seiap pegawai PNS harus enantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminatif dalammebeikan pelayanan kepada masarakat. Untuk itu,
integritas menjadi penting bagi setiap ASN dengan sennatiasa
menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan,
akntabl dan memuaskan publik. Hal terebut baru akan dilakukan jika
ASN memiliki sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan ngara
dengan sennatiasa memperhatikn prisipprinsip penting dalam
pelksanaan kebijakn publk, diantaranya :
 ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam mengimplementasikan kebijakan publik
 ASN haus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
 ASN harus berintegrasi tinggi dalammenjalankan tugasnya.
2) ASN seabgai pelayan publik
Pelyanan publik dapat diartikan sbagai kegiatan atau rangkain
kegiatan dalam rangka pemenuhankebutuhab pelayanan sesuai
dengan pertauran perundang udangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
dislenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
3) ASN sbagai perekat dan pemersatu bangsa
Agar ASN dapat melaksankan fugsi ini dengan baik maka harus
bersikap netral dan adil. Slain harus mapu bersikap netral dan adil,
seorang ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok
minoritas, dengan tidak mebuat kebijakan peraturan yang
mendiskriminasikan keberasadan kelompok tersebut. Seorang ASN
juga harus menjadi figur dan teladan di lingkungannya.
d. Aktualisasi nilai nilai pancasila sebagai wujud loyalitas PNS
1) Sila ke 1 ( nilai nilai ketuhanan )
Nilai ketuhanan dalam pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan
masingmasing. Naun dalam kehidupan di masyarakat antar pmeluk
agama dan kepercayaan harus saling menghomati satu saa lain. Nilai
yang dianut masyarakat membentuk pemikiran dan memandang
persoalan yang terjadi.
Nilai ketuhannayang dikehendaki pancaisila adalah nilai ketuhanan
yang positif, yang digali dari nilai nilai keagamaan yang terbuka,
mebebaskan dan mnjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
Dengan menempatkan nilai nilai ketuhanan sebagi sila tertiggi di atas
sila sila yang lain. Nilai ktuhanan menjadi sumber motivasi bgai
masyarakat dalam menjalankan kehidupan shari hari
2) Sila ke 2 ( nilai nilai kemanusiaan )
Penjajahan yang berlangsung di berbagai belhan dunia merupakan
upaya masif internasional dalam mrendahkna martabat kemanusiaan.
Sihingga perwujudan Indonesia merdeka merupakan cara dalam
memuliakan nilainilai kemanusiaan universal. Kemerdekaan
Indonesia merupakan ungkapan kepada dunia bahwa dunia harus
dibangun berdsarkan kesederajatan antarbangsa dan egalitarianisme
antarumat manusia. Dalam hal ini nasionalisme tidak lepas dari
semangat kemnausiaan sehingga belum dapat disebut sebagai
seorang yang nasionalis jika ia belum mampu menunjukkan jiwa
kemanusiaan.
Dalam hal ini para pendiri bnagsa buka hanya sekedar hendak
merintis dan membangun negara tetapi mereka juga memikirkan
bagaimana manusia Indonesia tumbuh sebagai pribadi yang
berbudaya dan bisa berkiprah di pentas pergaulan dunia.
Dalam gempuran globalisasi pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan gbal
atau dunia. Jngan sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam
negeri tanapa mengabaikan pergaulan dunia atau sebaliknya.
Pengaruh global yang masuk ke Indonesia harus lebih selektif dalam
menerimanya. Pengaruh global yang positif yakni yang sesuai dengan
nilai nilai kemanusiaan tentu lebih diterima dibanding pengaruh
negatif yakni yang merendahkan nilai nilai kemanusiaan. Untuk itu
diperlukan pemimipin yang mampu menntukan kebijakan dan arah
pembangunan dengan memeprtimbangkan keselarasan antara
kepentingan nasional dan kemaslahatan global.

3) Sila ke 3 ( nilai nilai persatuan )


Keberadaan bangsa Indonsia terjadi karena meiliki satu nyawa, satu
akal yang tumbuh dalam jiwa rakyat sebelu yang membangkitkan
persatuan karakter dan kehendak untuk hidup bersama dalam suatu
wilayah geopolitik nyata.
Negara juga diharapkan mampu memberikan kebaikan bersama bagi
warganya tanpa memandang siapa dan dari etnis mana, apa
agamanya, dengan terus mmperkuat semangat gotong royong dalam
kehidupan masyarkat sipil dan politik dengan terus mngembangkan
pendiidkan kewarganegaraan dan multikulturalisme yang dapat
membangun rasa deailan dan kebersamaan dilandasi dengan prisnip
kehidupan publik yang lebih partiipatif dan non diskriminatif. Disiilah
seorang ASN yang loyal dapat mengambil peran dan memainkan
fungsinya sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

4) Sila ke 4 ( Nilai – nilai Permusyawaratan )


Kesepahaman para pendiri bangsa untuk membangun demokrasi
yang seuai dengan karaktr bangsa yakni demokrasi permusyawartan
menunjukkan bahwa demokrasi bukan sekedar alat. Demokrasi
permusyawaraan merupakan cermnan jiwa, kepibadian, dan cita –
cita bangsa Indonesia.
Sila ke 4 ancasila mengandun ciri-ciri demokrasi yang dijalankan di
Indonesia yaitu :
 Kerakyatan ( kedaulatan rakyat )
Adanya penghormatan terhadap suara rakyat, rakyat berperan
dan berpengaruh besar dalam proses pengambilan keputusan
yang dilakukan pemerintah.
 Permusyawaratn ( kekeluargaan )
Negara menghendaki persatuan di atas kepentingan peseorangan
atau golongan.
 Hikmat kebijaksanaan
Menghendakai adanya landasan etis dalam demokrasi.
Demokrasi permusyawartan menghendaki adanya semangat
demokrasi dari para pnyelenggara negara. Idealitas sistem demokrasi
yang dirancang sangat ditentukan oleh semangat apara
penyelenggara negara untuk menyesuaikan sikapnya menurut nilai –
nilai Pancasila dengan sikap loyalitas yang tinggi.
5) Sila ke 5 ( Nilai – nilai Keadilan Sosial )
Perwujudan negara kesejahteraan sangat ditentukan oleh integritas
dan mutu penyelenggaraan negara, didertsi dukungn rasa
tanggunjawab dan rasa kemanusiaan yang terpancar dari setiap ASN
yang memilki loyalitas tinggi. Dalam visi ngara yang hendak
mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia brlaku
prinsip “ berat sama dipikul, ringan sma dijinjing “

F. ADAPTIF
1. Mengapa Adaptif
a. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan yang strategis di tingkat global regional maupun nasional yang
komplek dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek –
praktek administrasi publik, proses proses kebijakan publik dan
penyelenggaraan pemerintah ke depan. Perubahan lingkungan strategis ini
menjadi seuatu yang tidak terhindarkan. Tidak ada satu pun negara atau pun
pmerintahn yang kebal akan perubahan ini , pun dengan Indonesia.
Selain isu pembangunan ekonomi yang mendorong kompetisi antar negara
keruskan ingkungan juga merpakan variabl penting dalam memahami
perubahan lingkungan strategis. Peanasan global menjadi isu lingkungan
yang menjadi pekerjaan rumah seluruh negara di dunia. Aktivita sindustri
yang mengeksploitasi sumber daya alam, harus dialihkan ke sumber –
sumber daya alam yang ramah lingkungan.
Negara di dunia pun dihadapkan padapersoalan global dalam bidang
kamanan dan perdamaian dunia, seperti terorisme,radikalisme, dan konflik
regional.
b. Kompetsisi di sektor Publik
Di sekto bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang
lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi maka pelaku usaha dipaksa untuk
menghaislkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan
hidup dari konsekuensi perubahan zaman. Plaku usaha dengan daya saing
tinggi akan terus bertahan dan memenuhi permintaan atau selera pasar.
Sebalikny apelaku usaaha yang tidak mampu bersaing akan mengalai
kebangkrutan atau mati pada khirnya.
c. Komitmen Mutu
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam
menyelenggarakan pelayanan, serta literasi publik atas kualitas layanan
yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang mendorong komitmen
mutu yang lebih baik.
Penekanna pada mutu kerja juga secara makna tertuang dalam peran egawai
ASN sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12 UU No 5 Tahun 2014 tentang
ASN yaitu sebgai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kibijakan dan pelayanan publik yang profesional , bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktek korpsi, kolusi dan nepotime.
d. Perkembangan teknologi
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong
perubahan penting, yang mngubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis.
Pada masa dimana teknologi sudah menjadi tulang punggung seluruh
bussines process di sektor bisnis maupun pemerintahan, maka penggunaan
metode konvensional sudah seyogyanya ditinggalkan. Peralihan ini tidak
saja brtumpu pada pembangunan infrastruktur tenologi, tetai juga
memastikan SDM, budaya kerja, mentalitas, dan tingkat aksesibilitas yang
memastikan keadilan bagi warga negara untuk mendapatkan hak pelayanan.
Intensits penggunaan internet dalam hampir semua busines process
pelayanan publik, isu keamanan menjadi perhatian serius, karena
menyangkut keselamatan dan keamanan individu maupun organisasi.
Masyarakat harus beradaptasi terhadap pengunaan internet ini, bukan
hanya dalam hal penggunaan nya saja tetai arus juga diiringi dengan
kesadran mengenai pentingnya melindungi diri dari kejahatan saiber.
Peubahan perilaku komunikasi yang didominasi oleh penggunaan media
sosial. Pemilik pesan dengan mudah bisa menyebar luaskan pesannya ke
publik tanpa harus melalui media mainstream. Pelayann publik berbasis
digital menjadi salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga
kebuuhan kemuahan bagi warga dalam mengakses dan mendapatkannya.
Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
menesuaikan dengan peningkatan literasi digital masyarakat.

e. Tantangan praktek Administrasi publik


Indonesia dan seluruh negra di dunia menghadapi tantangan yang relatif
sama pada arus globl, dengan eprubahan lingkungan yang berkarakteristik
VUCA, yaitu :
1) Volatility
Dunia berubah dengan cepat, bergejolak relative tidak stabil, dan tak
terduga. Tidak ada yang dapt memprediksi bahwa 2020 akan menjadi
tahun paling buruk hampir semua sektor usaha di dunia.
2) Uncertainty
Masa depan penuh dengan ketidakpastian. Sejarah dan pengalaman
masa lalu tidak lagi relevan memprediksi probabilitas dan ssautu yang
akan terjadi.
3) Complexity
Dunia modern lebih kompleks dari sebelumnya. Masalah dan akibat
lebih berlapis, bejalin berkelindan, dan saling mempengaruhi. Situasi
eksternal yang dihadapi para pemimpin bisnis semakin ruimit.
4) Ambiguiy
Lingkungan bisnis semakin mebingungkan, tidak jelas, dan sulit
dipahami. Setiap situasi dapat menimbulkan banyak penafsiran dan
persepsi.
2. Memahami Adaptif
a. Pengertian adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup untuk
bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman
yang timbul. Dengan demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah
diri sesuai dengan eadaan lingkugan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai
keadaan ( keinginan diri ). Tanpa beradptasi, makhluk hidup tidak dapat
mempertahankan diri dan musnah pada akhirnya oleh perubahan
lingkungan.
Organisasi ataupun individu dituntut untuk menyesuikan diri dengan apa
yang menjadi tuntutan perubahan. Di dunia usaha hal ini lebih mudah
dimegerti ketika terjadi perubahan pada selera pasar akan memaksa pelaku
usaha umtuk menyesuaikan produk mereka agar sesuai dengan apa yang
menjadi keinginan pasar.
b. Kreatvitas dan inovasi
Kreativitas dapat dipandang sebagai sebuah kemampuan untuk berimajinasi
atau menemukan sesuatu yang baru. Akan tetapi bukan kemmapuan
menciptakan ssuatu dari yang tidak ada tetapi kemapuan memunculkan ie
dengan cara mengkombinasikan , merubah atau memanfaatkan kembali ide.
Di sisi lain, kreativitas dipandang sebagai sebuah sikap yaitu kemmapuan
untuk menerima perubahan dan hal – hal baru, kesediaan menerima ide
baru, fleksibl dalammemandang sesuatu hal, sikap mencari perbaikan.
c. Organisasi adaptif
Organisasi adaptif esensinya adalah organisasi yang terus melakukan
perubahan mengikuti strateginya. Terdapat 9 elemen budaya adptif menurut
Management Advisory Service UK yang perlu menjadi fondasi ketika sebuah
organisasi akan mempraktekannya , yaitu :
 Purpose
Organisasi eradaptasi karena memiliki tujuan yang hndak dicapai.
Demikian pula dengan organisasi pemerintahan yang memiliki tjuan
penyelenggaraan fungsinya yang sudah ditetapkan oleh peraturan
perundang undangan.
 Culutural values
Organisasi pemeintah mengemban nilai nilai budaya oragnisasional yang
seuai dengan karakteristik tugas dan fungsinya.
 Vision
Visi menjelaskan apa yang hendak dituju yang tergambar dalam
kerangka piker dan diterjemahkan dalam kerangka kerja yang
digunakan dalam organisasi.
 Coporate values
Seperti halnya nilai budaya organisasi , maka nilai – nilai korporat
menjadi fondasi penting dalam membangun budaya adptif dalam
organisasi.
 Corporate strategy
Visi dan values menjadi landasan utuk dibangunnya strategi – strategi
yang lebih operasional untuk menjalankan tugas dan fungsi organisasi
secara terstruktur, efisien dan efektif .
 Structure
Struktur menjadi penting dalam mendukung budaya adaptif dapat
diterapkan di organisasi. Tanpa dukungan struktur akan sulit budya
adaptif dapat brkembang dan tumbuh di sebuah organisasi.
 Problem solving
Budaya adaptif ditunjukkan untuk menyelesaikan [ersoalan yang timbul
dalam oganisasi bukan sekeda untuk mengadaptasi perubahan.
Penyelesaian masalah harus menjadi tujuan besar dari proses adaptasi
yang dilakukan organisasi.
 Partnership working
Partnership memiliki peran penguatan budaya adaptif, karena dengan
partnership maka organisasi dapat belajar, bermitra dan saling
menguatkan dalam penerapan budaya adaptif.
 Rules
Aturan main menjadi salah satu framework budaya adaptif yang penting
dan tidak bisa dihindari, sebagai bagian dari formalitas lingkungan
internal maupun eksternal organisasi.
Penerapan budaya adaptif akan mendorong pada pebentukan budaya
organisasi berkinerja tinggi, dengan ciri – ciri
 Organisasi yang memiliki tujuan yang jelas dan tidak ambigu, dinyatakan
sebagai gagasan besar sederhana, sebuah gagasan yang berhubungan
erat dengan semua staf dan bangga untuk didiskusikan dengan teman
dan kolega.
 Terbangun suasana kepercayaan berbagi tabggung jawab untuk
kesuksesan masa depan organisasi, dimana semua staf didorong untuk
berfikir secara mandiri, saling memperhatikan, ramah dan saling
mendukung, dan bertindak dengan kemanusiaan.
 Terdapat perilaku yang menunjukkan tanggung jawab psikologis, saling
menghormati, menghargai pandangan dan pndapat satu sama lain,
bekerja dalam tim yang merupakan tempat sling mendukung dimana
segala sesuatu dipedebatkan tanpa sedikit penghinaan, dimana kitik
individu dan kerja tim disambut, dibahs dan dii mana pelajran dipelajari
dan diimplementasikan.
 ASN yang bekerja ekstra dengan mmberikan ide, pemikiran, stimulus
yang tidak dimnta satu saa lain
 Unsur pemimpin yang memberikan tantangan kepada ASN, yang
memberikan kesempatan untuk pengembangan pribadi mlalui
pengalaman baru, dan yang memperlakukan semua orang dengan adil
dan pengertian.
 Sebuah organisasi ysang didorog menuju kesuksesan organisasi dan
pribadi secata intelektual, finansial, sosial dan emosional
d. Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN
Budaya adaptif dalam pemerintahan merupakan budaya organisasi dimana
ASN memiliki kemapuan menerima perubahan, termasuk penyeelarsan
organisasi yang bekelanjutan degan lingkungannnya, juga perbaikan proses
internal yang berkesinambungan. Dalam konteks budaya organisasi, nilai
adaptif tercermin dari kemampuan respon organisasi dalam mengadaptasi
perubahan.
Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahan dapat diaplkasikan
dengan tujuan untuk memastikan serta meningkatkn kinerja pelayanan
publik. Adapun ciri – ciri penrapan budaya adaptif dalam lembaga
pemerintahan antara lain :
1) Dapat mengantsiipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
2) Mendorong jiwa kewirausahaan
Dengan jiwa kewirausahaan maka pemerintah dan birokrasi secara
khusus melakukan pengelolaan suber daya organisasi secara efisien dan
efektif layaknya orgabisasi bisnis memaksimalkan tata kelola aset
modalnya untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya
3) Mmanfaatkan peluang yang berubah – rubah
4) Memperhatikan kepentingan – kepentingan yang diperlukan antara
instansi mitra, masyarakat dan sebaginya.
5) Terkait dengan kinerja instansi
Budaya adaptif seyogyanya diintrnaliasi dan diwujudkan ke dalam
organisasi sebagai upaya meningkakan kineja instansi.
3. Panduan Perilaku Adaptif
Salah satu praktik perilaku adaptif adalah dalam hal menyikapi lingkungan
yang bercirikan ancaman VUCA. Johansen menyarankan pemimin organisasi
melakukan hal berikut :
a. Hadapi volitility dengan vision
1) Terima dan rangkul perubahan sebagai bagian dari lingkungan kerja anda
yang konstan dan tidak dapat diprediksi.
2) Buat pernyatan yang kuat danmenraik tentang tujuan dan nilai tim dan
kembangkan visi brsama yang jelas tentang masa depan.
b. Hadapi uncertainty dengan understanding
1) Berhenti sejnak untuk mendengarkan dan melihat sekeliling
2) Jadikan investasi, analisis, dan interpretasi bisnis dan competitive
intelligence sebagai prioritas shingga tidak ketinggalan.
3) Tinjau dan evaluasi kinerja Anda
4) Lakukan stimulasi dan eksperimen dengan situasi sehingga melatih
untuk bereaksi terhadap ancaman serupa di masa depan.
c. Hadapi complexity dengan clarity
1) Berkomunikasi secara jelas dengan tim Anda
2) Kembangkan tim dan dorong kolaborasi
d. Hadapi ambiguity dengan Agility
1) Dorong fleksibilitas
2) Pekerjakan dan promosikan orang – orang yang berhasil di lingkungan
VUCA
3) Dorong karyawan untuk berfikir dan bekerja di luar area ungsional
mereka
4) Hindari memimpin dengan mendikte atau mengendalikan mereka
5) Kembangkan budaya ide
4. Adaptif Dalam Konteks Organisasi Pemerintahan
a. Uraian Materi
Tantangan adaptif sulit untuk didefinisikan, idak memiliki solusi yang
diketahui atau jelas dan membutuhkan ide-ide baru untuk membawa
perubahan di banyak tempat.
b. Pemerintahan yang adaptif
Pemerintahan yang adaptif tergantung pada jaringan yang menghubungkan
individu, organisasi, dan lembaga di berbagai tingkat organisasi ( Folke et al ,
2005 ). Bentuk pemerintahan juga menyediakan pendekatan kolaboratif
fleksibel berbasis pembelajaran untuk mengelola ekosistem yang disebut
sebagai “ pengelolaan bersama adaptif “.
Sistem sosial ekologis yang tangguh dapat memanfaatkan krisis sebagai
peluang untuk berubah menjadi negara yang diharapkan.
c. Pemerintah dalam pusaran perubahan yang dinamis
Pencapaian atau kinerja organisasi saat ini bukanlah jainan untuk
kelangsngan hidup di masa depan, lingkungan yang terus berubah dan
penuh ketidak pastian. Bahkan jika seperankat prinsip yang dipilih awal,
kebijakan dan praktik yang baik, efisiensi dan tata kelola statis akhirna akan
menyebabkan stagnasi dan pembusukan.
Organisasi pemerintah tidak dijamin mampu menghadapi seluruh
perubahan yang terjadi sangat cepat dan dinais di sekitarnya, kecuali dirinya
pun harus ikut serta bergerak dinamis. Kata kunci yang digunakan adalah
organisasi pemerintah adalah organisasi pemerintah yang selalu belajar.
d. Pemerintah sebagai organisasi yang tangguh
Di masa lalu eruan utuk ketahanan ( ketangguhan ) adalah undangan
tersirat, namun persuasif , untuk trasformasi bebas dari krisis yang melanda
Pembngunan organisasi yang tanggu menyangkut lima dimensi yang mebuat
organisasi kuat dan imajinatif, yaitu :
1) Kecerdasan organisasi : organisasi menjadi cerdas ketika mereka berhasil
mengakomodasi banyak suara dan pemikiran yang beragam.
2) Sumber daya : organisasi memiliki bayak akal ketika mereka berhasil
mengurangi perubahan ata bahkan lebih baik, menggunakan kelangkaan
sumber daya untuk terobosan inovatif
3) Desain : organisasi dirancang dengan kokoh ketika karakteristik
strukturalnya mendukung ketahanan dan menghindari jebakan sistemik.
4) Adaptasi : organisasi adaptif dan fit ketika mereka berlatih perubahan
5) Budaya

5. Studi Kasus Adaptif


a. Visi Indonesia 2045
visi Indonesia Emas 20145 adalah ebuah gagasan dan harapan bahwa negara
Indonesia dapat menjadi negara yang berdaulat maju adil dan makmur saat
memperingati 100 tahun kemerdekaannya. Visi tersebut disusun dan
disampaikan kepada pblik pada tanggal 19 Mei 2019 oleh Presiden Joko
Widodo . usia 100 tahun merupakan perjalanan panjang dalam proses
pembangunan sebuah negara. Seluruh rakyai Indonesia pasti berharap
bahwa negara Indonesia kelak menjadi negara yang maju dan mampu
menjadi lokomotif peradaban dunia.
Berdasarkan penelitian Bappenas , diperoleh prediksi tantangan yang akan
dihadapi Indonesia seiring tren masyarakat global pada 25 tahun yang akan
datang yaitu :
1) Demografi global
2) Urbanisasi global
3) Perdagangan Internasional
4) Perubahan Geo Ekonomi Global dan geopolitik
5) Perubahan iklim
6) Perkembangan teknologi
b. Aplikasi peduli Lindungi
Peduli lindungi adalah aplikasi yang dikembangkan untuk membantu
instansi pemerintah terkait dalam melakkan pelacakan untuk menghentikan
penyebaran COVID 19.
Aplikasi ini mengnadalkan partisipasi masyarakat untuk saling membagkan
data lokasinya sat bepergian agar penelusuran riwayat kontak dengan
penderita COVID19 dapat dilakukan.
Pengguna aplikasi ini akan mendapatkan notifikasi jika berada di keramaain
atau berada di zona merah yaitu area atau kelurahan yang sudah terdata
bahwa ada orang yang terimfeksi COVID 19 positif atau ada pasien dalam
pengawasan.
Hasil tracing ini memudahkan pemerintah untuk mengidentifikasi siapa saja
yang perl mendapat penanganan ebih lanjut agar penghentian penyebaran
COVID 19 daapt dilakukan. Shingga semakin banyak partiispasi masyarakat
yang menggunakan apikasi ini ,akan semakin membanu pemerintah dalam
melakukan tracing dan tracking.
c. Kasus onsel Blackberry dan Nokia
Merk ponsel Blackberry pernah merajai pasar ponsel di era 2000 1n sebagai
prduk high end. Akan tetapi saat ini, Blackberry sudah tidak lagi diproduksi
dan tidak bermain di segmen pasar tradisionalnya.
Perusahaan Blackberry mndur dari pasar, karena mengetahui bahwa
masyarakat pengguna handphone lebih menyukai telepon seluar yang
berbasis android dan iOS.
Di sisi lain, Nokia adalah contoh organisasi yang tidak adaftif. Dalam bahasa
organisasi, perusahaan ini mengalami learning disability atau
ketidakmampuan belajar. Perusahaan terlena oleh kesuksesan masa lalu ,
sehingga gagal membaca perkembangan yang terjadi pada lingkungan atau
konsumennya. Secara sederhana, Nokia mengalami sindrom success causes
failure ; kesuksesan menjadi penyebab kegagalan.
Kdua kasus Blackberry dan Nokia menjadi pelajaran penting mngenai
bagaimana organisasi membutuhkan perubahan dan adaptasi
lingkungannya. Kesalahan dalam membaca perubahan lingkungan dan
kesalahan dalam merespon perubahan tersebut akan membawa akibat fatal
bagi kelangsungan bisnis prusahaan. Tidak ada ksuksesan organisasi yang
bertahan dengan pendekatan status quo.

G. KOLABORATIF
1. Konsep Kolaborasi
a. Definisi kolaborasi
Dyer and Singh ( 1998, dalam Celik et al, 2019 ) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “value generated from an alliance between two or mor firms
aiming to become more competitive by developing share routines “
b. Kolaborasi pemerintahan
Irawan ( 2017 P 6 ) mengungkapkan bahwa “collaborative governance
adalah sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance .
Ansel dan Gash ( 2007 : 544 ) membangun enam kriteria penting untuk
kolaborasi yaitu :
1) Forum yang diprakarsi oleh lembga publik atau lembaga
2) Peserta dalam frum termasuk aktor nonstate
3) Peserta terlibat langsung dalam pngambilan keputusan dan bukan hanya
dikonsltasikan oleh agenis publik
4) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
6) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
Pemimpin fasilitatif terutama mementingkan pembangunan dan
pemeliharaan hubungan. Pemimpin dalam konteks klaboratif fokus pada
perekrutan perwakilan yang tepat, membantu memulihkan ketegangan yang
mungkin ada diantara mitra, mempromosikan dialogyang efektif dan saling
menghormati antar pemangku kepentingan dan menjaga reputasi
kolaboratif diatara para peserta dan pendukungnya.
Peimpin faslitatif harus mapu mebantu mitra, tidak hanya untuk merancang
strategi untuk mencapai yang substantif konsensus tetapi juga untuk
mengidentifikasi bagaimana mengella kolaboratif.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang
mampu mebantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan
mempertahankan tata kella stuktur hointl sambl mendorong pembangunan
hubungan dan pembentukan ide.
Kolaboratif juga harus memebrikan kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi, terbua dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai
tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
Ratner ( 2012 ) mengungkapkan terdapat tiga tahaapan yang dilakukan
dalam melakukan assesmet terhadap tata kelola kolaborasi adalah :
1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang
2) Merencanakan aksi kolaborasi
3) Mendiskusikan strategi untuk memepngaruhi
c. Whole of Government ( WoG ); kongkretisasi kolaborasi pmerintahan
1) Menegnal Whole of Government ( WoG )
WoG adalah sebuah pendekatan penyeenggaraan pemerintahan yang
menyetukan upaya upaya kolaboratif pemerintahan dari keselruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan – tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. woG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan – urusan yang relevan
2) Pengertian WoG
Pengetia WoG dalam laporan APSC dipandang menunjukkan atau
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan pblik bekerja lintas batas atau
lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintahan terhadap isu – isu tertentu.
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya –
upaya kementrian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-
tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar
seluruh aktor,bpemerintah dan sebaliknya.
3) mj
2. Praktik dan aspek normatif kolaboratif pemerintah
a. Panduan perilaku kolaboratif
Menurut Perez Lopez et al ( 2004 dalam Nugroho, 2018 ), organisasi yang
memiliki collaborative clture indikatornya sebagai berikut :
1) Organisasi mengangap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
2) Organisasi menganggap individu sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlkan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka.
3) Organisasi meberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
danmengambil resiko yang wjar dalam menyelesaikan tugas mereka
4) Pendapat yang berbda didorong dan didukung dalam organisasi setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong
7) Secara keseluuhn, setiap divisi memiliki kesadran terhadap kualitas
layanan yang dibrikan
b. Kolaboratif dalam konteks organisasi pemerintah
Penelitian yang dilakkan oleh Custumato ( 2021 ) menunjkkan bahwa faktor
yang mmepengaruhi kebehasilan dalam klaboasi adalah kepercayaan,
pembagiankekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara
entitas publik.
c. Beberapa aspek normatif kolaborasi pemerintahan
d. Studi kasus kolaboratif
Hampir semua model kerangka kerja collaborative governance ,
kepemimpinan sellau memiliki peran yang utama dan strategis, namun
kajian spesifik terkait hal tesebut terbatas.
Slah satunya terkait kepemimpinan Bupati Kulon Progo dan banyuwangi
yang dipandang dapat menjadi contoh keberhasilan dalam tata kella
kolabortaif. Tata kelola klaborasi yang berlangsung di Kulon Progo diinisiasi
melalui inivasi program dan kolaborasi eksternal multistakeholders
sdangkan di banyuwangi diawalai dengan keberhasilan kolaborasi internal
dan inovasi program.
Contoh lain yang dapat dijadikan studi kasus adalh kerjasama yang
dilakukan oleh Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta
yang mebentuk sebuah Sekretaris bersama Kartamantul ( Sekber
Kartamantul )
AGENDA III

KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI


A. SMART ASN
1. Literasi digital
Kompetensi literasi digital diperlukan agar seluruh masyarakat digital dapat
menggunakan media digital secara bertanggung jawab. Hal ini termasuk dalam
visi misi presiden Jokowi untuk meningkatkan SDM. Penilaiannya dapat
ditinjau dari etis dalam mengakses media digital, budaya menggunakan digital,
menggunakan media digital dengan aman, dan kecakapan menggunakan media
digital.
a. Percepatan transformasi digital
Menurut Vial 9 2019 ) trasformasi digital membrikan lebih banyak
informasi, komputasi, komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan
berbagai bentuk kolaborasi baru di dalam jaringan dengan aktor yang
terdiversifikasi. Visi Presiden untuk Indonesia :
1) Pembangunan infrastruktur
2) Pembangunan SDM
3) Keterbukaan investasi
4) Reformasi Birokrasi
5) Penggunaan APBN fokus dan tepat sasaran
Arahan Presiden untuk percepatan trasformasi digital adalah :
1) Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital
2) Persiapan betul roadmap trasportasi digital di sektor-sektor strategis,
baik di pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan,
sektor kesehatan, perdaganagan, sektor industri, sektor penyiaran
3) Percepat integrasi pusat data nasional sebgaimana sedah dibicarakan
4) Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital
5) Persiapan terkait regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
trasformasi digital dilakukan secepat-cepatnya (Oktari,2020 )
Percepatan trasformasi digital juga dprioritaskan untuk penguatan ekonomi
digital. Menurut, menkominfo, trasformasi digital dapat mendorong
perubahan model usaha , meningkatkan peluang yang menghasilkan nilai
tambah, dan mendorong perubahan lintas sektoral dalam pola pikir bisnis
yang didorong secara digital.
b. Pengertian literasi digital
Konsep literasi digital
Ruang digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi. Keterjangkaun (
affordances ) yang dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi,
berbagi, diskusi, dan evaluasi opini publik melalui cara tekstual ( Barton dan
Lee, 2013 ). Affordace dalam literasi digital adalah akses, perangkat, dan
platform digital. Sementara pasangannya yaitu kendala (constraint ),
mencegah kita dari melakukan hal – hal lain, berpikir dengan cara lain,
memiliki jenis lain dari hubungan. Constraint dalam literasi digital bisa
meliputi kurangnya infrastruktur, akses, dan minimnya penguatan literasi
digital ( Jones dan hafner, 2012 ).
Menurut Glaster ( 1997 ) literasi digital mengacu pada kemampuan untuk
memahami, mengevaluasi dan mengintegrasi ke dalam berbagai format(
multiple formats ) dalam bentuk digital. Tiitk berat dari literasi digital adalah
untuk mengevaluasi dan menginterpretasi informasi yang ada.
Kompetensi literasi Digital
Kompetensi adalah keterampilan yang dapat dipahami sebagai diposisi yang
memungkinkan seseorang untuk mengatasi tuntutan situasional tertentu (
Klieme dan Leutner, 2006 )
Kominfo sendiri menjabarkan literasi digital ke dalam 4 kompetensi, yaitu :
 Kecakapan menggunakan media digital ( digital skill ), merupakan
kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan menggunakan
perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari – hari
 Budaya menggunakan digital ( digital culture ), merupakan kemmapuan
individu dalam membaca, menguraikan, membiasakan, memriksa dan
membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila dan Bhineka Tunggal
ika dalam kehidupan sehari – hari
 Aman menggunakan media digital ( digital safety ) , merupakan
kemampuan user dalam mengenali, mempolakan, menerapkan,
menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadran perlindungan data
pribadi dan keamanan digital dalam kehidupan sehari – hari.
 Etis menggunakan media digital ( digital ethich ), merupakan kemmapuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyeesuaikan diri,
merasionalka, mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika
digital ( netiquette ) dalam kehidupan sehari – hari .
c. Peta jalan literasi digital
Terdapat tiga pilar utama dalam Indonesia Digital nation, yaitu masyarakat
digital yang dibarengi pula dengan pemerintah digital dan ekonomi digital.
Masyarakat digital meliputi aktivitas, penggunaan aplikasi dan penggunaan
ifrastruktur digital. Pemerintah digital meliputi regulasi, kebijakan dan
pengendalian sitem digital. Sementara itu, ekonomi digital meliputi aspek
SDM digital, teknologi penunjang dan riset inovasi digital.
Indikator yang dipakai dalam menentukan keberhasilan terwujudnya
Indonesia Digital nation melalui peta jalan literasi digital diantaranya yaitu :
 International telecommunication Union ( ITU ) – ICT development Index
 Institute of International management development ( IMD ) – IMD digital
Competitiveness ranking
 Katadata Insight Center – status Literasi Digital Indonesia Survei di 34
Provinsi
d. Lingkup Literasi Digital
Tantangan kesenajnagan
digital
Dalam hal lingkup literasi digital, kesenjangan digital juga menjadi hal yang
perlu dipahami. Kesenjangan digital merupakan konsep yang telah lama ada.
Pada awal mulanya konsep kesenjangan digital berfokus pada kemampuan
memiliki 9 ekonomi ) dan mengoperasikan perangkat digital ( komputer )
dan akses ( internet ). Kompetensi digital tidak dimiliki, dipelajari, dan
diaplikasikan dengan baik, sehingga masih diperlukan penguatan literasi
digital oleh berbagai pihak.
Penguatan literasi digital
Di Indonesia, sejak lama sudah dilakukan upaya penguatan literasi digital.
Pada kurikulum 2006 , mata pelajran TIK sempat menjadi bagian penting di
bangku sekolah menengah dan atas. Lingkup literasi digital berfokus pada
pengurangan kesenjangan digital dan penguatan literasi digital. Kedua hal ini
terkait erat dengan peta penguatan literasi digital dari Presiden dan Gerakan
literasi Digital dari Kominfo.
e. Implementasi literasi digital
Sejalan dengan perkembangan ICT muncul berbagai model pembelajaran
secara daring. Selanjutnya, muncul pula istilah sekolah berbasis web atau
sekolah berbasis internet ( cyber school ), yang menggunakan fasilitas
internet.
2. Pilar Literasi Digital
a. Etika bermedia digital
Etika bermedia digital adalah kemampuan individu dalam menyadari,
mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan, memeprtimbangkan,
dan mengembangkan tata kelol etika digital dalam kehidupan sehari – hari.
Etika tradisional adalah etika berhubungan langsung/ tatap muka yang
menyangkut tata cara lama, kebiasaan, dan budaya yang merupakan
kesepakatan bersama dari setiap kelompok masyarakat, sehingga
menunjukkan apa yang pantas dan tidak panats sebagai pedoman sikap dan
perilaku anggota amsyarakat.
Etika kontemporer adalah etika elektronik dan digiyal yanng menyangkut
taa cara, kebiasaan, dan budaya yang berkembang karena teknologi yang
memungkinkan pertemuan sosial budaya secara lebih luas dan global.
Maka, ruang lingkup etika dalam dunia digital yaitu menyangkut :
1) Kesadran
Kedaran adalah melakukan sesuatu dengan sadar atau memiliki tujuan.
Kesadraan adalah kondisi individu yang menyediakan sumber daya
secara penuh ketika menggunakan media digital, sehingga individu
tersebut memahami apa saja yang sedang dilakukannya dengan
perangkat digital.
2) Tanggung jawab
Tanggung jawab berkaitan dengan dampak atau akibat yang
ditimbulkan dari suatu tindakan. Maka bertanggung jawab artinya
kemauan menanggung konsekuensi dari tindakan dan perilakunya
dalam bermedia digital.
3) Integritas ( kejujuran )
Integritas adalah prinsip kejujuran sehingga individu selalu terhibndar
dari keinginan dan perbuatan untuk memanipulasi, menipu,
berbohong, plagiasi, dan sebagainya saat bermedia sosial.
4) Kebajikan
Kebajikan menyangkut hal – hal yang bernilai kemanfaatan,
kemanusian, dan kebaikan serta prinsip penggunaan media digital
untuk meningkatkan derajat sesama manusia atau kualitas kehidupan
bersama,
b. Budaya bermedia digital
Seabgai bangsa Indonesia diwajibkan untuk memiliki sikap dan perilaku
yang menjunjung nilai – nilai Pancasila dan bhineka Tunggal ika. Keduanya
menjadi landasan yang kuat dalam bersosialisasi di masyarakat baik secara
tatap muka ataupun melalui kegiatan dalam jaringan ( daring ). Dalam
penggunan media sosial, harus menunjukkan nilai – nilai kemanusiaan.
Indikator pertama dari kecakapan dalam budaya digital adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara
otomatis dirinya telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks
keindonesiaan, sebagai warga negara digital, tiap individu memiliki
tanggung jawab untuk melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya
berlandaskan pada nilai – nilai kebangsaan, yakni Pnacasila dan Bhineka
Tunggal Ika. Hal ini karena pancasila dan Bhinka Tunggal Ika merupakan
panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia.
c. Aman bermedia Digital
Proteksi perangkat
keras
1) Kata sandi
2) Fingerprint Authentication
3) Face Authentication
Ptoteksi perangkat
lunak
1) Fing My Device
2) Back Up data
3) Antivirus
4) Enkripsi Full Disk
5) Shredder
d. Cara bermedia Digital
Jenis – jenis perangkat Digital
1) Komputer Desktop
2) Notebook
3) Netbook
4) Tablet
5) Telepon Pintar
Jenis mesin pencari informasi di dunia digital
1) Google
2) Bing
3) Yahoo
4) Baidu
5) Yandex
6) DuckDuckGo
Media sosial yang sedang berkembang saat ini, diantaranya :
1) Facebook
2) Instagram twitter
3) youTube
3. Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya
a. Lanskap Digital
Lanskap digital meliputi berbagai perangkat keras dan perangkat lunak
karena lanskap digital merupakan sebutan kolektif untuk jaringan sosial,
surel, situs daring, perangkat seluler dan lain sebagainya.
Salah atu hal yang esring kita jumpai dalam dunia digital adalah internet.
Internet merupakan jaringan komputer yang memungkinkan satu
komputer saling berhubungan dengan komputer Lain ( Levine dan Young,
2010 ).
Internet telah menghubungkan manusia dari berbagai lokasi. Internet juga
mudah diakses oleh banyak manusia.
b. Mesin pencarian Informasi, Cara penggunaan dan Pemilihan Data
Dalam menggunkan internet, salah satu aktivitas yang sering kita lakukan
adalah menggunakan mesin pencarian informasi untuk menunjang
kegiatan.
c. Aplikasi Percakapan, dan Media sosial
Kompetensi penggunaan aplikasi percakapan yakni :
 Mengakses
 Menyeleksi
 Memahami
 Memverifikasi
 Memproduksi
 Mendistribusikan
 Berpartisipasi
 Berkolaborasi
B. MANAJEMEN ASN
1. Keduudkan , Peran, Hak dan Kewajiban, dan Kode Etik ASN
a. Kedudukan ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN
yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktek korupsi, kolusi dan nepotisme. Berikut adalah
konsep yang ada dalam UU No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Ngara.
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas :
1) Pegawai Negeri Sipil ( PNS ) merupakaan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diankat sbagai pegawai ASN scara tetap
oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan
pemeintahan, memiliki nomor induk pegawai secara nasional.
2) Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK), adalah warga
negara Indonesi yang memenuhi syarat tertentu, yang diankat oleh
pejbat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai
dengan kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu
dalam rangka melaksanhkan tugaspemerintahan.
Pegawai ASN berkdudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan instansi [emerintah serta harus
bebas dari pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
Kedudukan ASN berada di pusat, darah dan luar negeri
b. Peran ASN
Pegawai ASN berfungsi :
1) Pelaksana kebijakan publik
2) Pelayan publik
3) Perekat dan peersatu
bangsa Tugas ASN :
1) Melaksankan kbijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesaui dengan ketentuan peraturan perundang – undangan
2) Meberikan pelayann publik yang profesional dan berkualitas
3) Memeprerat persatuan dan kesatuan Neara Kesatuan Republk
Indonesia
Peran pegawai ASN yaiu : perencana, pelaksana, dan pengawas
penyelenggaraan tugas umum pmerintahan dan pembangunan nasional
melalui pelaksaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas
dari intervesi politik, serta bersih dari praktik korpsi, kolusi dan nepotisme.
c. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewnangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum,
suatu kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun
umum. Dapat diartikan bahwa hak adalah sesuatu yang patut dan layak
diterima. Hak PNS dan ASN diatur dalam UU ASN berikut .
PNS berhak memeproleh :
1) Gaji tunjangan dan fasilitas
2) Cuti
3) Jaminan pensiunan daminan hari tua
4) Pelindungan
5) Penegmbangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh
:
1) Gaji dan tunjangan
2) Cuti
3) Perlindungan
4) Pengembangan kompetensi
Berdasarkan pasal 70 UU ASN disebutkan bahwa setiap pegawai ASN
memiliki hak dan kesempatan untukmengembangkan kompetensi.
Berdasarkan asal 92 UU ASN Pemerintah jug wajib memberikan
perlindungn berupa :
1) Jaminan kesehatan
2) Jaminan kecelakaan kerja
3) Jaminan kematian
4) Bantuan hukum
Kewajiban adalah suatu beban atau tanggungan yang bersifat kontraktual.
Dengan kat alain kewajiban adalah sesuatu yang septutnya diberikan.
Kewajiban pegawai ASN yang disebutkan dalam UU ASN adalah :
1) Setia dan taat pada Pancasila, Uud 1945, NKRI dan pemerintah yang
sah, menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Menjada persatuan dan kesatuan bangsa
3) Melaksanakan kebijakan yang dirumuskan pjabat pemerintah yang
berwenang
4) Menaati ketentuan peraturan perundang-undangan
5) Melaksanakan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
ksadarn dan tanggung jawab
6) Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam, sikap, perilaku,
ucapan dan tindakan kepada setiap orang, bak di dalam maupun di luar
kedinasan.
7) Menyimpan rahasia jabatan dan hanya dapat mengemukakan rahasia
jabatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
8) Besdia ditemptakan di seluruh wilayah Negara Kesatuan republik
Indonesia.
d. Kode Etik dan Kode Perilaku ASN
Kode etik dan kode perilaku berisi pengaturan prilaku agar egawai ASN :
1) Melaksankan tugasnya dengan jujur, brtanggung jawab, dan
berintegrasi tinggi
2) Melaksankan tugasnya dengan cermat dan disiplin
3) Melayani engan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
4) Melaksankan tugasnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
5) Melaksankan tugasnya sesuai dengan perintah atasan
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentinga dalam melaksankaan
tugasnya
9) Memberikan iformasi secara benar dan tidak meneesatka kepada pihak
lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan
10) Tidak menyalahgunakan informai intern negara
11) Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN
12) Melaksanakan ketentuan pertaturan perundang-undangan menegnai
disiplin pgawai ASN
Fungsi kode etik dan kode perilaku antara lain :
1) Sebagai pedoman, panduan birokrasi aparatur sipil negara dalam
menjalankan tugas dan kewenangan agar tindakannya dinilai baik
2) Sebagai standar penilaian sifat, perilaku dan tindakan birokrasi
aparatur sipil negara dalam menjalankan tugas dan kewenangannya

2. Konsep Sitem Merit dalam Pengelolaan ASN


Penerapan sistemmerit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian
tujuan dan sasaran organisasi dan mmeberikan ruang bagi transparansi,
akuntabilitas, objektivitas dan juga kadilan.
3. Mekanisme pengelolaan ASN
a. Manajemen PNS dan PPPK
1) Manajemen PNS
 Penyusunan dan penetapan kebutuhan
Setiap instansi pemerintah wajib mnyusun kebutuhan jumlah dan
jenis jabatan Nsberdsarakan analisi jabatan dan analisi beban
kerja. Penyusunan kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PNS
dilakukan untuk jangka waktu 5 tahun yang diperinci 1 tahn
berdasarkan prioritas kebutuhan.
 Pengadaan
Pngadaan PNS merupakan kegiatan untuk mengisi kebutuhan
Jabatan Administrasi dan atau Jabatan Fungsional dalam suatu
Instansi pemerintah.
 Pangkat dan jabatan
Setiap jabatan dikelompokkan dalam klasifikasi jabatanPNS yang
menunjukkan kesamaan karakteristik, mekanisme dan pola kerja.
 Pengembangan karir
Pengembangan karir PN dilakukan berdasarkan kualifikasi,
kompetensi, penilaian kinerja, dan kebutuhan instansi pemerintah.
 Pola karir
 Promosi
 Mutasi
 Penilaian kinerja
 Pengajian dan tunjangan
 Penghagaan
 Disiplin
 Pemberhentian
2) Manajemen PPPK
 Penetapan kebutuhan
 Pengadaan
 Penilaian kinerja
 Penggajian dan tunjangan
 Pengembangan kompetensi
 Pemberian penghargaan
 Disiplin
 Pemutusan hubungan perjanjian kerja
 Perlindungan
b. Pengelolaan jabatan pimpinan tinggi
1) Pengisisan jabatan pimpinan tinggi
2) Pengisisan jabatan pimpinan tinggi di instansi pusat
3) Pengisisan jabatan pimpinan tinggi di instansi daerah
4) Penggantian pejabat pimpinan tinggi
5) Pengawasan dalam proses pengisian jabatab pimpinan tinggi
6) Pegawai ASN yang menjadi pejabat
c. Organisasi
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN
Republik Indonesia. Korps pegawai ASN Republik Indonesia bertujuan :
1) Menjaga kode etik profesi dan standar pelayanan fesi ASN
2) Mewujudkan jiwa Korps ASN sebagai pemersatu bangsa
Dalam mencapaiu tujuan sebagaimana dimaksud pada ayat ( 2 ) korps
profesi ASN Republik Indonesia memiliki fungsi :
1) Pembinaan dan pengembangan profesi ASN
2) Memeberikan perlindungan hukum dan advokasi kepada anggota
korps profesi ASN Republik Indonesia terhadap pelanggaran sistem
merit dan mengalami masalah hukum dalam melaksankan tugas
3) Memberikan rekomendasi kepada majelis kode etik instansi
pemerintah terhadap pelanggaran kode etik profesi dan kode
perilaku profesi
4) Menyelenggarakan usaha untuk peningkatan kesejahteraan anggota
korps profesi ASN Republik Indonesia sesuai dengan kettentuan
peraturan perundang-undangan
d. Sistem informasi ASN
Informasi ASN diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-
instansi pemerintah. Untuk menjamin keterpaduan dan akurasi data
dalam Sistem Informasi ASN. Setiap instansi pemerintah wajib
memutakhirkan data secara berkala dan menyampaikannnya kepada
BKN. Sistem informasi ASN berbasis teknologi informasi yang mudah
diaplikasikan, mudah diakses dan memiliki sistem keamanan yang
dipercaya.
e. Penyelesaian sengketa
Sengketa pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif. Keberatan
diajukan secara tertulis kepada atsan pejabat yang berwenang
menghukum dengan memuat alsaan keberatan dan tembusanya
disampaikan kepada pejabat yang berwenang menghukum.
Banding administratif diajukan kepada badabn pertimbangan ASN.

Anda mungkin juga menyukai