DISUSUN OLEH :
NIP : 198409102022212020
GELOMBANG : 1
ANGKATAN : 5
NDH : 19
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga
negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia
yang berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri
maupun luar negeri yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam
atau membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia, dan keselamatan segenap bangsa. usaha dan kegiatan,
baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat mengancam seluruh aspek
kehidupan berbangsa dan bernegara baik aspek ideologi, politik, ekonomi,
sosial dan budaya maupun aspek pertahanan dan keamanan. Untuk
mengindari ancaman diperlukan kewaspadaan dini terhadap
kelangsungan NKRI.
b. Teknis Analisis
Isu
1) Mind maping
Langkah – langkah pemetaan dalam teknik mind maping :
a) Mulai dari bagian tengah
b) Menggunakan gabar atau foto
c) Menggunakan warna
d) Menghubungkan cabang – cabang utama ke gabar pusat
e) Membuat garis hubung yang melengkung
f) Menggunakan satu kata kunci umtuk setiap garis
g) Menggunakan gambar
2) Fishbone Diagram
Teknik Fishbone Diagram atau diagram tulang ikan lebih menekankan
pada hubungan sebab akibat. Prosedur pembuatan fishbone diagram
yaitu :
a) Menyepakati pernyataan masalah
b) Mengidentifikasi kategori – kategori
c) Menemukan sebab- sebab potensial dengan cara brainstorming
d) Mengkaji dan menyepakati sebab-sebab yang paling mungkin
3) Analisi SWOT
Tahapan Analisi SWOT yaitu :
a) Tahap Pengumpulan Data
b) Tahap Analisis
c) Tahap Pengambilan Keputusan
A. BERORIENTASI PELAYANAN
1. KONSEP PELAYANAN PUBLIK
a. Pengertian Pelayanan Publik
Definisi pelayanan publik sebagaiman terantum dalam UU Pelayanan
Publik adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan
sesuai dengan perturan perundang – undangan bagi stiap warga negara
dan penduudk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
Menurut UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatr Sipil Negara yang
menyatakan bahwa salah satu fungsi ASN adalah sbagai pelayan publik.
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti tercantum dalam Pasal 4
UU Pelayanan Publik yaitu :
1) Kepentingan umum
2) Kepastian hukum
3) Kesamaan hak
4) Kesimbangan hak dan kewajiban
5) Keprofesionalan
6) Partisipatif
7) Persamaan perlakuan / tidak diskriinatif
8) Keterbukaan
9) Akuntabilitas
10) Fasilitas dan pelakuan khusus bagi kelompok rentan
11) Ketepatan waktu
12) Kecepatan kemudahan, dan
keterjangkauan Prinsip pelayanan publik yang
baik adalah :
1) Partisipatif
Dalam penyelenggraan pelayanan pblik, pemeintah perlu melibatkan
masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
hasilnya.
2) Transparan
Dalam penyelenggaraan pelayanan pblik, pemerintah harus
memberkan akses kepada masyarakat segala terkait pelayanan publik
masyarakat pun harus diberikan akses utuk mempertanyakan dan
mengajukan pengduan jika mereka merasa tidak puas dengan
peayanan publik yang diselenggarakan oleh pemeintah.
3) Responsif
Dalam melaksnakan pelayanan publik, pemerintah harus mendengar
dan memenuhi tuntutan kebutuhan warga negaranya
4) Tidak diskriminatif
Pelayanan publik yang diselenggarakan pemerintah tidak boleh
dibedakan antara satu warga dengan warga lainnya seperti perbedaan
status sosial, pandangan politik, agama,profesi, jenis kelamin dan
difabel
5) Mudah dan murah
Mudah artinya berbagai persyaratan yang dibutuhkan masuk akal dan
mudah untuk dipenuhi, sedangkan murah dalam arti biaya yang
dibutuhkan oleh masyarakat untuk mendapatkan pelayanan
terjangkau, karena pelayanan publik yang diselenggarakan oleh
pemerintah tidak dimaksudkan untuk mencari keuntungan akan tetapi
untuk memenuhi mandat kostitusi.
6) Efektif dan efisien
Penyelenggaraan pelayanan publik harus mampu mewujudkan tujuan
– tujuan yang hendak dicapai dan cara mewujudkan tujuan tersebut
dilakukan dengan prosedur yang sederhana, tenaga kerja yang sedikit
dan biaya yang murah.
7) Aksesibel
Pelayanan publik yang diselenggarakan oleh pemerintah harus dapat
dijangkau oleh masyarakat yang membutuhkan dalam dua hal :
Dalam arti fisik : dekat , terjangkau dengan kendaraan publik,
mudah dilihat, gapamang ditemukan
Dalam arti non-fisik : terkait dengan biaya dan persyaratan yang
harus dipenuhi oleh masyarakat untuk mendapatkan layanan
tersebut
8) Akuntabel
Pelayann publik harus dapat dipertanggungjwabkan secara terbuka
kepada masyarakat luas melalui media publik baik cetak maupun
elektronik.
9) Berkeadilan
Pelayanan publik harus dapat dijadikan sebagai alat untuk melindungi
kelompok rentan dan mampu menghadirkan rasa keadilan bagi
kelompok lemah ketika berhadapan dengan kelompok yang kuat.
Unsur penting dalam pelayann publik khusunya dalam konteks ASN, yaitu :
1) Penyelenggara pelaynan publik yaitu ASN/ Birokrasi
2) Penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders. Atau sektor privat
3) Kepuasan yang diberikan dan / atau diterima oleh pennerima layanan
C. KOMPETEN
1. Tantangan Lingkungan Strategis
a. Dunia VUCA
Situasi saat ini dengan cirinya yang disebut dengan “ Vuca World “ yaitu
dunia yang penuh gejolak ( volatility ) disertai penuh ketidakpastian (
uncertainty ) . demikian halnya situasinya saling berkaitan dan saling
memepngaruhi (complekcity) serta ambiguitas (ambiguity) ( Milar, Groth
dan Mahon, 2018 ).
Implikasi VUCA menuntut diantaranya penyeesuaian proses bisnis,
karakter dan tuntutan keahlian baru. Merujuk pada tren keahlian tahun
2025 ( The Future of Jobs Report 2020, World Economic Forum ) meliputi :
Analytical thinking dan innovation , Active learning ang learning strategies,
Complex probleb solving, Critical thinking and analysis, Creativity,
originality and initiative, Leadreship and social influence, Tecnology use,
monitoring and control, Technology design ang programming, Resilence,
stress tolerance vand flexibility, Reasoning, problem solving and ideation,
Emotional intelligence, Troubelshooting ang user experience, Service
orientation, Sustems analysis and evaluation, Persuasion ang negotitation.
Untuk mendukung pemutakhiran keahlian ASN yang lebih dinamis,
diperlukan pendekatan pengembangan yang lebih adaftif dan musdah
diakses cesara lebih oleh seluruh elemen ASN.
b. Disrupsi Teknologi
Adaptasi terhadap keahlian baru perlu dialkukan setiap waktu.
Kecenderungan kemmapuan memanfaatkan kemajuan teknologi
informasi dalam meningkatkan kinerja organisasi lebih lambat
dibandingkan dengan tawaran perubahan teknologi itu sendiri.
Perubahan teknologi informasi bergerak lebih cepat dibandingkan dengan
kemampuan banyak pihak dalam memanfaatkan kemajuan teknologi
untuk meningkatkan produktivitas organisasi.
c. Kebijakan Pembangunan nasional
Upaya untuk mewujudkan visi pembangunan nasional untuk tahun 2020
– 2024 dilakukan melalui 9 Misi Pembangunan yang dikenal sebagai
Nawacita kedua, yaitu :
1) Peningkatan kualitas manusia Indonesia
2) Struktur ekonomi yang produktif, mandiri, dan berdaya saing
3) Pembangunan yang merata dan berkeadilan
4) Mencapai lingkungan hidup yang berkelanjutan
5) Kemajuan budaya yang mencerminkan kepribadian bangsa
6) Penegakan sistem hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya
7) Perlindungan bagi sgenap bangsa dan memberikan rasa aman pada
setiap warga
8) Pengelolaan pemerintahan yang bersih, efektif, dan terpercaya
9) Sinergi pemerintah daerah dalam kerangka negara kesatuan
2. Kebijakan Pembangunan Aparatur
a. Merit sistem
Perlakuan yang adil dan objektif meliputi seluruh unsur dalam siklus
manajemen ASN, yaitu :
1) Melakuan perencanaan, rekrutmen, seleksi, berdsarkan kesesuaian
kualifikasi dan kompetensi yang bersifat terbuka dan kompetitif
2) Memberlakukan ASN secara adil dan setara untuk seluruh kegiatan
pengelolaan ASN lainnya
3) Memberikan remunerasi setara untuk pekerjaan – pekerjaan yang juga
setara dengan menghargai kinerja yang tinggi
Pembinaan dan penempatan pegawai pada jabatan pimpinan tinggi, jabatan
administrasi maupun jabatan fungsional didasarkan dengan prinsip merit,
yaitu kesesuaian kualifikasi, kompetensi, kinerja, dengan perlakuan tidak
diskriminatif dari apek – aspek subjektif, seperti kesamaan latar belakang
aga,ma, daerah, dan aspek subjektivitas lainnya. Untuk mengisi jabatan
tersbut dapat dilakukan dengan pemetaan / asesmen dan pengembangan
pegawai sesuai hasil pemetaan tersebut.
b. Pembangunan Aparatur RPJMN 2020 – 2024
Dalam tahap pembangunan Aparatur Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional ( RPJMN ) 2020 – 2024, Reformasi Birokrasi
diharapkan menghasilkan karakter birokrasi yang berkelas dunia ( world
class bureaucracy ) dicirikan dengan beberapa hal, yaitu pelayanan publik
yang semakin berkualitas, dan tata kelola yang semakin efektif dan efisien (
Peraturan Menteri PANRB Nomor 25 tahun 2020 Tentang Road Map
Birokrasi Aparatur 2020 – 2024 ). Reformasi masih menghadapi tantangan
yang emakin kompleks. Ini terjadi karena perubahan besar terutama yang
disebabkan oleh desentralisasi, demokratisasi, globalisasi dan revolusi
teknologi informasi.
c. Karakter ASN
Terdapat delapan karakteristik yang dianggap relevan bagi ASN dalam
menghadapi tuntutan pekerjaan saat ini yang biasa disebut denagn smart
ASN ( KemenpanRB. Menciptakan Smart ASN Menuju Birokrasi 4.0
dipublikasikan 09 Agustus 2019 dalam menpan.go.id ), yaitu : integritas,
nasionalisme, profesionalisme, wawasan global, IT dan Bahasa Asing,
hospitaly, networking dan enterpreneurship.
Karakter lain yang diperlukan ASN untuk berdapatasi dengan dinamika
lingkungan yang strategis, yaitu : inovatif dan kreatif, agility dan flexibility,
persistence dan preseverance serta teamwork dan cooperation ( Bima Haria
Wibisana, Kepala BKN 2020 )
3. Pengembangan Kompetensi
Kompetensi menurut Kamus Kompetensi Loma ( 1998 ) dan standar
kompetensi dari International labor Organization ( ILO ) memiliki tiga spek
penting berkaitan dengan perilaku kompetensi meliputi pengetajuan,
keterampilan dan sikap yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
Sesui peraturan Menteri PANRB Nomor 38 Tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi ASN, kompetensi meliputi :
a. Kompetensi Teknis adalah pengetahuan, keterampilan dan sikapyang dapat
diamati dan diukur dan dikembangkan spesifik berkaitan dengan bidang
teknis jabatan
b. Kompetensi manajerial adalah pengetahuan, keterampilan dan
sikap/perilaku yang dapat diamati, diukur, dikembangkan untuk
memimpin dan/atau mneglola unit organisasi
c. Kompetensi Sosial kultural adalah pengetahuan, keterampilan, sikap yang
dapat diamati, diukur dan dikembangkan terkait dengan pengalman
berinteraksi dengan masyrakat majemuk dalam hal agama, suku dan
budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai – nilai moral, emosi dan
prinsip yang harus dipenuhi setiap pemegang jabatan untuk memeproleh
hail kerja sesuai dengan peran, fungsi dan jabatan.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2017 pasal 210 sampai pasal
212, Pengembangan kompetensi dapat dilaksnakan sebgaai berikut :
a. Mandiri oleh internal instansi pemerintah yang bersangkutan
b. Bersmama dengan instansi pemerintah lain yang memiliki akreditasi untuk
melaksankaan pengembangan kompetensi tertentu
c. Bersama dengan lembaga pengembangan kompetensi independen
Salah satu kebijakan penting dengan berlakunya Undang Undang No. 5 tahun
2014 tentang ASN adanya hak pengembangan pegawai, ekurang – kurangnya
20 jam Pelajran bagi PNS dan maksimal 24 Jam Pelajran bagi Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja ( PPPK).
4. Perilaku Kompeten
a. Berkinerja dan BerAkhlak
Menurut Surat Edaran menteri PANRB No. 20 Tahun 2021 dalam point 4
antara lain disebutkan bahwa panduan perilaku 9 kode etik ) kompeten
yaitu :
1) Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu
berubah
2) Membantu orang lain belajar
3) Melakankaan tugas dengan kualitas terbaik
b. Learn , Unlearn, dan Relearn
Berikut ini, contoh dari Glints yang diuraikan Hidayati ( 2020 ) bagaimana
membiasakan proses belajar learn, unlearn dan relearn, berikut langkahnya
:
1) Learn < dalam tahap ini sebagai ASN biasakan belajarlah hal – hal yang
benar – benar baru, dan lakukan secara terus menerus. Proses belajar
ini dilakukan diman pun, dalam peran apa pun, sudah barang tentu
termasuk di tempat pekerjaannya masing – maisng
2) Unlearn , pada tahap ini lupakan/tinggalkan apa yang telah dioketahui
berupa pengetahuan dan atau keahlian. Proses ini harus terjadi karena
apa yang ASN ketahuik ternyata tidak lagi sesuai atau tak lagi relevan.
Meskipuin demikian, ASN tak harus benar – benar melupkan
semuanya, untuk hal – hal yang maish relevan.
3) Relean, dalam tahap ini proses relearn kita benar – benar mnerima
fakta baru, ingat, proses membuka persefektif terjadi dalam unlearn.
c. Meningkatkan Kompetensi Diri
Meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang sellau
berubah adalah keniscayaan. Belajar sepanjang hayat merupakan sikap
yang bijak. Setiap ASN selayaknya mmeiliki watak sebagai pembelajar
sepanjang hayat, yang dapat bertahan dan berkembang dalam orientasi
Ekonomi pengetahuan.
Dengan merujuk pada prinsip pembelajara ( Blaschke dan Hase, 2019 )
maka perilaku ASN pembelajar dapat berupa : aktif belajar sesuai
kebutuhan, belajar sambil melakukan, belajar sebgai penyangga tuntutan
keadaan lingkungan yang dinamis, mempromosikan konstruksi
pengetahuan, termasuk berbagi persefektif, dan mendukung kolaborasi,
percakapan dan dialog, termasuk penyeldikian dan pemecahan maslah.
d. Membantu Orang Lain Belajar
Sosialisasi dan percakapan melakukan kegiatan mornih tea/coffe termasuk
bersosialisasi di rtuang istirahat atau di cafetaria kantor sering kali menjadi
ajang transfer pengetahuan.
e. Melaksankan Tugas Terbaik
1) Pengetahuan menjadi karya
Saat ini, tuntutan organisasi bergeser dari struktur hierarkis kepada
struktur lebih matriks.
Salah satu kecenderungan suatu organisasi akan memperkerjakan
pegainya secara optimal dari sosok pegawai yang gemar dan mutakhir
keahliannya sekaligus aktif mewujudkannnya ( Aldisert, 2002 ). Sukses
ditentukan oleh seberapa banyak tindakan yang ASN ambil dan bukan
hanya oleh seberapa banyak pengetauan dan kemmapuan yang
dimiliki. Pengetahuan dapat dipelajari dan kemmapuan dapat
diperoleh. Tetapi tindakan atu – satunya sumber daya yang perlu setiap
ASN keluarkan sesuai potensi yang ada dalam dirinya.
Oleh karena itu, perwujudann pengetahuan dalam karya terbaik
pekerjaan menjadi sangat penting. Hal ini tentu saja dimensi emosi
psikologis merupakan modal penting dalam upaya mendorong perilaku
karya – karya terbaik dalam pekerjaan.
Dimensi emosi sukses diperlukan setiap ASN antara lain : motivasi
tinggi, kegembiraan, keyakinan, gairah, kebahagiaan, energi, dan rasa
ingin tahu dengan menghindarkan stres yang berlebihan,
kekhawatiran, dan kemarhan.
2) Identifikasi Tifikal Individu
Khoo dan Tan ( 2004 ) menekankan beberapa upaya membangun
keyakinan diri untuk bekerja terbaik, yaitu :
Pertama, pikirkan saat di masa lalu ketika anda harus merasa benar
– benar percaya diri
Kedua , berdirilah seperti Anda akan berdiri jika Anda benar – benar
Pwrcaya Diri
Ketiga , bernafaslah seperti Anda akan bernafas jika Anda merasa
benar – benar Pewrcaya Diri
Keempat , miliki ekspresi wajah, fokus di mata Anda ketika Anda
merasa benar – benar percaya Diri
Kelima , beri isyarat seperti yang anda lakukan jka Anda merasa
benar – benar Percaya Diri
Terakhir , katakan apa yang kamu mau, katakan pada diri sendiri
jika Anda merasa benar – benar percaya diri ( gunakan volume, nada
suara yang sama )
3) Makna hidup dan bekerja baik
Khoo dan Tan ( 2004 ) menguraikan dalam formula pertanyaan
reflektif, yang dapat membantu menemukan nilai Anda anggap penting,
yaitu :
Apa yang paling penting bagai saya dalam hidup ?
Keadaan emosi positif apa yang paling ingin saya capai ?
Apa yang paling penting bagi saya dalam hidup ?
D. HARMONIS
1. Keanekaragaman bangsa dan Budaya di Indonesia
a. Keanekargaman Bangsa dan Budaya Indonesia
Repunlik Indonesia (RI) adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada diantara dartaan benua Asia dan australia, serta
antara Samudera Pasifik dan Samudera Hindia. Indonesia adalah negara
kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari 17.504 pulau, dan dikenal
dengan sebutan Nusantara. Imdonesia juga dikenal karena kekayaan
sumber daya alam berupa mineral dan tambang, kekayaan hutan tropis dan
kekayaan dari lautan di seluruh Indonesia.
Dari Sabang di ujung Aceh sampai Merauke di tanah Papua Indonesi terdiri
dari berbagai suku bangsa, bahasa, dan agama. Semboyan nasinal Indonesia
“Bhineka Tunggal Ika” ( Berbeda beda namun tetap satu ) bermakna
kebergaman sosial budaya yang membentuk satu kesatuan/ negara.
b. Pentingya Membangun Rasa Nasional;isme dan Persatuan Kebangsaan
Sejarah perjuangan menunjukkan bahwa pada masa lalu bangsa kita adalah
bangsa yang besar. Pada masa jayanya kepulauna Nusantara pernah bediri
kerajaan besar seperi sriwijaya dan majapahit. Namun setelah era kejayaan
kedua kerajaan tersebut, nusantara terepcah belah sehingga akhirnya jatuh
ke dalam kolonialisme negara penjajah. Melallui berbagi poergerakan
Nasional, akhirnya bangsa Indonesia terbebas dari penjajahan. Kongres
pemuda yang merumuskan Sumpah Pemuda merupakan puncak dari
perjuangan rakyat Indonesia untuk merdeka sehingga lahirlah istilah satu
Indonesia dan untuk pertama kalinya Lagu Indonesia Raya
dikumandangkan.
Semboyan Bhineka Tunggal Ika telah lama dimiliki bangsa Indonesia.
Bhineka tunggal Ika merupakan semboyan Negara Kesatuan Republik
Indonesia ( NKRI ) yang dirumuskan oleh para pendiri bangsa.
c. Konsep dan teori Nasionalisme Kebangsaan
1) Persepektif modernis melihst bahwa bangsa merupakan hasil dari
modernisasi dan rasionalisasi
2) Aliran Primordialis dengan tokohnya Clifford Geertz ( 1963 ) melihat
bahwa bangsa merupakan sebuah pemberian historis, yang terus hadir
dalam sejarah manusia dan memprlihatkan kekuatan inheren pad
amasa lalu dan generasi masa kini
3) Aliran persefektif perenialis dengan tokohnya Adrian Hastings ( 1997 )
melihat bahwa bangsa bisa ditemukan di pelbagai zaman sebelum
periode modern.
4) Aliran Etnosimbolis mencoba menggabung ketiga pendekatan tersebut
di atas. Aliran ini melihat bahwa kelahiran bangsa pasca abad ke 18
merupakan spesies baru dari kelompok etnis yang pembentukannnya
harus dimngerti dalam jangka panjang.
d. Potensi dan Tantangan dalam Keankeragaman bagi ASN
Dalam konteks kebangsaan, persepektif etnosimbolis lebih mendekati
kenyataan di Indonesia. Sejarah telah menunjukkan bahwa para pendiri
bangsa yang tergabung dalam BPUPKI berupaya mencari tiitk temu
diantara berbagai kutub yang saling bersebrangan. Bangsa Indonesia
berupaya untuk mencari persatuan dalam perbedaan.
Kebhinekaan dan kebergaman suku bangsa dan buadaya memberikan
tantangan yang besar bagi negara Indonesia. Wujud tantangan ada yang
berupa keuntungan dan manfaat yang antara vlain berupa :
1) Dapat mempererat tali persaudaraan
2) Menjadi aset wisata yang dapat menghasilkan pendapatan negara
3) Memprkaya kebudayaan nasional
4) Sebgai identitas negara Indonesia di mata seluruh negara di dunia
5) Dapat dijadikan sebagai ikon pariisata sehingga para wisatawan dapat
tertarik dan berkunjung ke Indonesia
6) Dengan banyaknya wisatwan naka dapat menciptakan lapangan kerja
7) Sebgaai pengetahuna bagi seluruh warga di dunia
8) Sebagai media hiburan yang mendidik
9) Timbulnya rasa nasionalisme warga negara terhadap negra Indonesia
10) Membuat Indonesia terkenal di mata dunia karena keanekaragaman
budaya yang dimiliki
Beberapa potensi tantangan yang muncul dapat ditandai beberapa hal
berikut :
1) Tidak adanya persamaan pandangan antarkelompok, seperti
perbedaan tujuan, cara melakukan sesuatu
2) Norma – norma sosial tifak berfungsi dengan baik sebgai alat mencapai
tujuan
3) Adanya pertentangan norm,a – norma dalam masyrakat sehingga
menimbulkan kebingungan bagi masyarakat
4) Pemberlakuan sanksi terhadap pelanggar atas norma yang tidak tegas
atau lemah
5) Tindakan anggota masyarakat sudah tidak lagi sesuai dengan norma
yang berlaku
6) Terjadi proses disosiatif, yaitu proses yang mengarah pada persaingan
tidak sehat, tindakan kontroversial, dan pertentangan
7) Menguatnya etnosentrisdalam masyartakat yaitu berupa persaan
kelompok dimana kelompok merasa dirinya paling baik, benar dan
paling hebat
8) Stereotip terhadap suatu kelompok, yaitu anggapan yang dimilki
terhadapp suatu kelompok yang bersifat tidak baik.
e. Sikap ASN dalam Keanekaragaman Berbangsa
ASN harus memiliki sikap dalam menjalankan peran dan fungsi pelayanan
masyarakat. ASN bekerja dalam lingkungan yang berbeda dari siis suku,
budaya . agama dan lain lain.
Sebagai pelayan publik, setiap pegawai ASN sennatiasa bersikap adil dan
tidak diskriminasi dalam memberikan pelaynan kepada masyarakat.
Mereka harus bersikap profesional dan berintegritas dalam meberikan
pelaynan. Tidak boleh mengejar keuntungan pribadi atau instansinya
belaka, tetapi pelyanan harus diberikan dengan maksud memberdayakan
masyrakat, menciptakan kesdejahteraan masyarakat yang lebih baik. Untuk
itu integritas menjadi penting bagi setiap ASN.
Dalam menjalankan tugas pelayanan publik kepada masyarakat ASN
dituntut dapat mengatasi permasalahan keberagaman, bahkan menjadi
unsur perekat bangsa dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Itulah sebanya peran dan upaya selalu mewujudkan situasi dan kondisi
yang harmonis dalam lingkungan bekerja ASN dan kehidupan
bermasyrakat sangat diperlukan.
2. Mewujudkan Suasana Harmonis dalam pelayanan ASN kepada
Masyarakat
a. Pengertian Nilai Dasar Harmonis dalam Pelayanan ASN
1) Pengertian Harmonis
Dalam kamus Mariam Webster Harmonis ( Harmonius ) diartikan
sebagai having a pleasing mixture of notes. Dari laman Wikipedia,
Harmoni ( dalam bahasa Yunani; harmonia ) berarti terikat secara
serasi / sesuai. Dalam bidang filsafat harmoni adalah kerja sama antar
berbagai faktor sedemikian rupa hingga faktor – faktor tersebut dapat
menghasilkan suatu kesatuan yang luhur.
2) Pentingnya Suasana Harmonis
Salah satu kunci sukses kinerja suatu organisasi berawal dari suasana
tempat kerja. Energi positif yang ada di tempat kerja bisa memberikan
dampak positif bagi karyawan yang akhirnya memberikan efek domino
bagi produktivitas, hubungan internal dan kinerja secara keseluruhan.
Pola harmoni merupakan sebuah usaha untuk memeprtemukan
berbagai pertentangan dalam masyarakat. Hal ini diterapkan pada
hubungan sosial ekonomi untuk menunjukkan bahwa kebijaksanaan
sosial ekonomi yang plaing sempurna hanya dapat tercapai dengan
meningkatkan permusyawartan antara anggota masyarkat. Pola ini
juga disebut sbagai pola integrasi.
Suasana harmoni dalam lingkungan kerja akan membuat kita secara
individu tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk
saling kolaborasi dan bekerja sama, meningkatkan produktivitas
bbekerja dan kualitas layanan kepada pelnaggan.
Hal yang dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja
nyaman dan berenergi positif, yaitu :
Membuat tempat kerja yang berenergi
Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi
Berbagi kebahagiaan bersma seluruh anggota organisasi
b. Etika Publik ASN dalam Mewujudkan Suasana Harmonis
Kode Etik adalah aturan – aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal – hal yang
prinsip dalam bentuk ketentuan – ketentuan tertulkis.
Kode etik profesi dimaksudkan untuk mengatur tingkah laku/ etika suatu
kelompok khusus dalam masyarakat melalui ketentuan – ketentuan tertulis
yang diharapkan dapat dipegang teguh oleh sekleompom profesional
tertentu.
Etika publik merupakan refleksi tentang standar/ norma yang menentukan
baik / buruk, benar / salah perilaku, tindakan dan keputusan untuk
mengarahkan kebijakan publik dalam rangka m,enjalankan tanggung jawab
pelkayanan publik. Ada tiga fokus utam,a dalam pelaynan publik, yaitu :
1) Pelayanan publik yang berkualitas dan relevan
2) Sisi dimensi reflektif
3) Modalitas etika, menjembatani antara norma moral dan tindakan
faktual
Sumber kode etik ASN meliputi :
1) Undang – Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (
ASN )
2) Peraturan pemerintah Nomor 11 Tahun 1959 tentang sumpah jabatan
PNS dan Angkatan Perang
3) Peraturan Pemerintah nomor 21 Tahun 1975 Tentang Sumpah/ Janji
Pegawai Negeri Sipil
4) Peraturan pemerintah Nomor 30 tahun 1980 tentang Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil
5) Peraturan pemerintah Nomor 42 Tahun 2004 tentang pembinaan Jiwa
Korps dam Kode Etik PNS
6) Perturan Pemerintah Nomor 53 tahun 20110 tentang Disiplin PNS
7) Pertauran Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang Mnajemen PNS
Berdasarkan pasal 5 UU nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN, ada dua belas
kode etik perilaku ASN, yaitu :
1) Melkasnakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab, dan
berintegrasi tinggi
2) Melaksankan tugasnya dengan cermat dan diisplin
3) Melayani dengan sikap hormat, sopan, dan tanpa tekanan
4) Melaksanakan tugasnya sesuai dengan ketetntuan perundang
undangan yang berlaku
5) Melaksnakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau Pejabat
yang Berwenang sejauh tidak bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan
6) Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijkana negara
7) Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara
bertanggungjawab, efektif dan efisien
8) Menjaga agar tidak terjadi disharmonis kepentingan dalam
menjalnakan tugasnya
9) Memberikan informasi secara benar dan tidak menyeesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informais terkait kepentingan kedinasan.
Penerapan sikap / perilaku yang menunjukkan ciri – ciri sikap harmonis
tidak hanya berlaku untuk sesama ASN namun juga berlaku bagi
stakeholders eksternal. Sikap perilaku ini bisa ditunjukkan dengan :
toleransi, empati dan keterbukaan terhadap perbedaan.
c. Peran ASN dalam Mewujudkan Suasana dan Budaya Harmonis
E. LOYAL
1. Konsep Loyal
Mengapa nilai “ Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu
core value yang harus dimilki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap
ASN. Hal ini dapat dikaji dari dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal.
a. Faktor Internal
Salah satu sifat yang harus dimilki oleh seorang ASN ideal adalah sifat
loyal atau setia kepada bangsa dan negara. Sikap dan sifat loyal terhadap
bangsa dan negara dapat diwujudkan dengan sifat dan sikap loyal ASN
kepada pemerintahan yang sah sejauh pemerintahan tersebut bekerja
sesuai dengan peraturan perundang – undanmgan yang berlaku, karena
ASN merupakan bagian dari pemerintahan itu sendiri.
b. Faktor Eksternal
Modernissi dan globalisasi merupakan dua hal yang tidak bisa dihindari.
Ditandfai dengan perkembangan yang pesat dalam bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi khususnya teknologi informasi. Kemajuna ilmu pengetahuan
dan teknologi informasi yang masif saat ini tentu menjadi tantangan
seklaigus peluang bagi ASN untuk memenangi persaingan global. ASN harus
mampu menggunakan cara – cara cerdas dengan berfikir logis, kritie,
inovatif, dan terus mengembangkan diri berdasarkan semangat nasionalisme
dalam menghadapi tantangan global tersebut sehingga dapat memanfaatkan
teknologi informasi yang ada untuk membuka cakrawala berfikir dan
memandang berpikir dan memnadang teknologi sebagai peluang untuk
meningkatkan kompetensi, baik pengetahuan, keterampilan, maupun
sikap/perilaku.
Bersamaan dengan peluang pemanfaatan teknologi informasi, asn milenial
juga dihadapkan pada berbagai tantangan yang Harus ( dan hanya dapat
Dihindari ) ngan sifat dan sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan
negara.
Secara etimologis, istilah loyal diadapatsi dari bahsa prancis yaitu “loial”
yang artinya mutu dari sikap setia. Secara harfiah loyal berarti seta atau
suatu kesetaiaan. Kesetiaan ini tibul tanpa ada paksaan, tetapi timbul dari
kesadran sendiri. Terdapat ciri yang dapat digunakan oleh organisasi untuk
mengukur loyalitas pegawainya, yaitu :
1) Taat pada aturan
2) Bekerja dengan integritas
3) Tanggung jawab pada organisasi
4) Kemauan untuk bekeerja sama
5) Rasa memiliki yang tinggi
6) Hubungan antar pribadi
7) Kesukaan terhadap pekerjaan
8) Keberanian mengutarakan ketidaksetujuan
9) Menjadi teladan bagi pegawai lain
Loyal merupakan slah satu nilai yang terdapat dalam core value ASN yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdidikasi dann mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara, dengan panduan perilaku :
1) Memegang teguh Ideologi Pancasila UUD 1945, setia kepada
pemerintahan yang sah
2) Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan instansi dan negraa
3) Menjaga rahasia jabtan dan negara
Adapaun kata – kata kunci yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan
panduan perilaku loyal adalah :
1) Komitmen
2) Dedikasi
3) Kontribusi
4) Nasionalisme
5) Pengabdian
Untuk menciptakan dan membangun rasa setia ( loyal ) pegawai terhadap
organisasi, hendaknya :
1) Membangun rasa kecintaan dan memiliki
2) Meningkatkan kesejahteraan
3) Memnuhi kebutuhan rohani
4) Memberikan kesempatan peningkatan karir
5) Melakukan evaluasi secara berkala
Setiap pegawai ASN harus memiliki Nasionalisme dan wawasan kebangsaan
yang kuat sebagai wujud loyalitasnya kepada bangsa dan negara dan mampu
mengaktualisasikannnya dalam pelaksanaan fungsi dan tugasnya sebagai
pelaksana kebijkan publik, pelayan publik, serta perekat dan pemersatu
bangsa berlandaskan Pancasila dan UUD 1945. Diharapkan dengan
nasionalisme yang tinggi setiap pegawai ASN memiliki orientasi berfikir
mementingkan kepentingan publik, bangsa dan negara.. prinsip rasa
nasionalisme bangsa yang dilandasi nilai – nilai pancasila yang diarahkan
agar bangsa Indonesia senantiasa :
Menempatkan persatuan dan kesatuan, kepentingan serta
keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau
golongan
Menunjukkan sikap rela berkorban demin kepentingan bangsa dan
negara
Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia
Mengakui persam,aan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara
sesama manusia dan sesama bangsa
Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
Mengembangkan sikap tenggang rasa
2. Panduan Perilaku Loyal
1) Memegang teguh ideologi Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia
tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah
Nilai dasar ASN yang daapt diwujudkan dengan panduan perilaku Loyal
yaitu :
Memegang teguh ideologi pancasila
Setia mempertahankan UUD NKRI 1945
Mengabdi pada negara dan rakyat Indonesia
Memiliki kemmapuan dalam melkasankan kebijakan dan program
pemerintah
Panduan perilaku loyal, Diantanranya :
Mealksankan tugasnya sesuia ngan ketentuan pertauran perundang –
Unadangan
Melaksankaan tugasnya sesuai ngan perintah atasan atau pejabat yang
berrwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang – Undangan dan etika pemerintahan
Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab
Nilai – nilai Dasar asn yang daapt diwujudkan ngan panduan perilaku
loyal yang kedua adalah :
Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak
Membuat keputusan berdasarka prinsip keahlian
Menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif
Mmepertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepad apublik
Memberika layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat .
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun
Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
Menghargai komunikasi, konsuiltasi, dan kerjasama
Mengutamkan pencapaina hasil dan mendorong kinerja pegawai
Mendorong kesetaraan dalam pkerjaan
Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang mokratis sebagai
perangkat sistem karier
Kode etik dan kode Perilaku ASN yang dapat diwujudkan ngan panduan
perilku loyal adalah
Melayani ngan sikap hormat, sopan dan tanpa tekanan
Mmegang teguh nilai Dasar ASN dan selalu menjaga reputasai dan
Integritas Asn
Melaksanakan tugasnya ngan cermat dan disiplin
Melaksankaan ketentuan peraturan perundang – Undangan menegnai
diisplin pegwai ASN
Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan melaksanakan tugas
klewajiban ASN yang dapat diwujudkan ngan panduan perilaku loyal
adalah :
Melaksanakan tugas kedinasan dengzn penuh pengabdian, kejujuran,
kedaran dan tanggungjawab
Menunjukksn integrtas dan keteladanan sikap, perilaku dan tindakan
keapada staip orang baik di dalam maupun di luar kednasan
2) Menjaga nama baik sesama ASN, Pimpinan Instansi dan Negara
Kode etik dan kode perilaku ASN yang dapat diwujudkan dengan panduan
perilaku loyal yang ktiga diantaranya :
Menjaga kerahasiaan yang mnyangkut kebijakan negara
Memberikna informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang mmerulkan informsi terkait kepentingan kedinasan
Tidak menyalahgunakan iformasi intern negara tugas status ,
kekuasaan, dan jabtannya untuk mendapat keuntungan atau manfaat
agi dirinya sendiri atau untuk orang lain
Meaksanakn tugasnya dengan jujur bertanggunjwaab dan berintegrasi
3) Menjaga rahasia jabatan dan negara
3. Loyal dalam Konteks Organisasi
a. Komitmen pada sumpah.janji sebagai wujud loyalitas PNS
Di dalam Pasal 66 UU ASN disebutkan bahwa stiap calon NS pada saat
diangkat menjadi PNS wajib mengucapkan sumpah/janji. Dimana bunyi
supah tersebut mencerminan bagaimana core value loyal semstinya
dipahami dan diimplementasikan oleh setiap PNS yang merupakan bagian
atau komponen sebuah organisasi pmerintah.
b. Penegakkan diisplin sebagai wujud loyalitas PNS
Disiplin adalah suatu kondisi yang tercpta dan terbentuk melalui proes
dari serangkaian perilaku yang menunjukkan nilai nilai ketaatan
kepatuhan, ksetiaan, ketentraman, keteraturan, dan ketertiban.
Sedangkan disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk menaati
kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan
perundangundangan.
Pmerintah mengeluarkan peraturan pemerintah noor 94 tahun 2021
tentang disiplin pegawai negeri sipil.
a. PNS Wajib :
Setia dan taat kepada Pancasila, UUD 1945, Negara Kesatuan
republik Indonesia dan Pemerintah
Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa
Meleksankan kebijakan yang ditetapkan oleh pejabat yang
berwenang
Menaati peraturan perundang undangan
Melaksankan tugas kedinasan dengan penh pengabdian kejujuran
kesadran dan tanggungjawab
Menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku,
ucapan, dan tindakan kepada setiap orang
Menyinpan rahasia jabtan
Bersedia ditmpatkan di seluruh wilayah Indonesia
Menghadiri dan engucapkan smpah/janji PNS
Menghadiri dan mengucapkan sumpah/janji jabatan
b. PNS dilarang :
Menyalahgunakan wewenag
Menjadi perantara untuk medapatkankeuntungan pribadi
Menjadi pegawai atau bekerja untuk ngra lain
Bekerja pada perusahaan asing
Memiliki, menjual, , membeli, menggnadakan,, menywakan atau
meminjakan barang
Mlakukan pungutan di luar ketentuan
Melakukan kegiatan yang merugkan negara
Bertindak sewenang wenang terhadap bawahan
Menghalangi berjalnnya tugas kedinasan
Mnerima hadiah yang berhubungan dengan jabtan
Meinta sesuatu yang berhubungan dengan jabatan
Meberikan dukungan kepada alon presiden/wakil presiden, calon
Kepala Daerah, calon anggota DPR, calon anggota DPRD
c. Pelaksanaan fungsi ASN sebagai wujud loylitas PNS
1) ASN sebagai pelaksana kebijkan publik
Seiap pegawai PNS harus enantiasa bersikap adil dan tidak
diskriminatif dalammebeikan pelayanan kepada masarakat. Untuk itu,
integritas menjadi penting bagi setiap ASN dengan sennatiasa
menjunjung tinggi nilai kejujuran, keadilan, tidak korupsi, transparan,
akntabl dan memuaskan publik. Hal terebut baru akan dilakukan jika
ASN memiliki sikap loyal yang tinggi terhadap bangsa dan ngara
dengan sennatiasa memperhatikn prisipprinsip penting dalam
pelksanaan kebijakn publk, diantaranya :
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat luas
dalam mengimplementasikan kebijakan publik
ASN haus mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada
kepentingan publik
ASN harus berintegrasi tinggi dalammenjalankan tugasnya.
2) ASN seabgai pelayan publik
Pelyanan publik dapat diartikan sbagai kegiatan atau rangkain
kegiatan dalam rangka pemenuhankebutuhab pelayanan sesuai
dengan pertauran perundang udangan bagi setiap warga negara dan
penduduk atas barang, jasa, dan atau pelayanan administratif yang
dislenggarakan oleh penyelenggara pelayanan publik.
3) ASN sbagai perekat dan pemersatu bangsa
Agar ASN dapat melaksankan fugsi ini dengan baik maka harus
bersikap netral dan adil. Slain harus mapu bersikap netral dan adil,
seorang ASN juga harus bisa mengayomi kepentingan kelompok
minoritas, dengan tidak mebuat kebijakan peraturan yang
mendiskriminasikan keberasadan kelompok tersebut. Seorang ASN
juga harus menjadi figur dan teladan di lingkungannya.
d. Aktualisasi nilai nilai pancasila sebagai wujud loyalitas PNS
1) Sila ke 1 ( nilai nilai ketuhanan )
Nilai ketuhanan dalam pancasila berarti negara menjamin
kemerdekaan masyarakat dalam memeluk agama dan kepercayaan
masingmasing. Naun dalam kehidupan di masyarakat antar pmeluk
agama dan kepercayaan harus saling menghomati satu saa lain. Nilai
yang dianut masyarakat membentuk pemikiran dan memandang
persoalan yang terjadi.
Nilai ketuhannayang dikehendaki pancaisila adalah nilai ketuhanan
yang positif, yang digali dari nilai nilai keagamaan yang terbuka,
mebebaskan dan mnjunjung tinggi keadilan dan persaudaraan.
Dengan menempatkan nilai nilai ketuhanan sebagi sila tertiggi di atas
sila sila yang lain. Nilai ktuhanan menjadi sumber motivasi bgai
masyarakat dalam menjalankan kehidupan shari hari
2) Sila ke 2 ( nilai nilai kemanusiaan )
Penjajahan yang berlangsung di berbagai belhan dunia merupakan
upaya masif internasional dalam mrendahkna martabat kemanusiaan.
Sihingga perwujudan Indonesia merdeka merupakan cara dalam
memuliakan nilainilai kemanusiaan universal. Kemerdekaan
Indonesia merupakan ungkapan kepada dunia bahwa dunia harus
dibangun berdsarkan kesederajatan antarbangsa dan egalitarianisme
antarumat manusia. Dalam hal ini nasionalisme tidak lepas dari
semangat kemnausiaan sehingga belum dapat disebut sebagai
seorang yang nasionalis jika ia belum mampu menunjukkan jiwa
kemanusiaan.
Dalam hal ini para pendiri bnagsa buka hanya sekedar hendak
merintis dan membangun negara tetapi mereka juga memikirkan
bagaimana manusia Indonesia tumbuh sebagai pribadi yang
berbudaya dan bisa berkiprah di pentas pergaulan dunia.
Dalam gempuran globalisasi pemerintahan yang dibangun harus
memperhatikan prinsip kemanusiaan dan keadilan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dalam negeri dan pemerintahan gbal
atau dunia. Jngan sampai lebih memperhatikan kemanusiaan dalam
negeri tanapa mengabaikan pergaulan dunia atau sebaliknya.
Pengaruh global yang masuk ke Indonesia harus lebih selektif dalam
menerimanya. Pengaruh global yang positif yakni yang sesuai dengan
nilai nilai kemanusiaan tentu lebih diterima dibanding pengaruh
negatif yakni yang merendahkan nilai nilai kemanusiaan. Untuk itu
diperlukan pemimipin yang mampu menntukan kebijakan dan arah
pembangunan dengan memeprtimbangkan keselarasan antara
kepentingan nasional dan kemaslahatan global.
F. ADAPTIF
1. Mengapa Adaptif
a. Perubahan Lingkungan Strategis
Lingkungan yang strategis di tingkat global regional maupun nasional yang
komplek dan terus berubah adalah tantangan tidak mudah bagi praktek –
praktek administrasi publik, proses proses kebijakan publik dan
penyelenggaraan pemerintah ke depan. Perubahan lingkungan strategis ini
menjadi seuatu yang tidak terhindarkan. Tidak ada satu pun negara atau pun
pmerintahn yang kebal akan perubahan ini , pun dengan Indonesia.
Selain isu pembangunan ekonomi yang mendorong kompetisi antar negara
keruskan ingkungan juga merpakan variabl penting dalam memahami
perubahan lingkungan strategis. Peanasan global menjadi isu lingkungan
yang menjadi pekerjaan rumah seluruh negara di dunia. Aktivita sindustri
yang mengeksploitasi sumber daya alam, harus dialihkan ke sumber –
sumber daya alam yang ramah lingkungan.
Negara di dunia pun dihadapkan padapersoalan global dalam bidang
kamanan dan perdamaian dunia, seperti terorisme,radikalisme, dan konflik
regional.
b. Kompetsisi di sektor Publik
Di sekto bisnis, atmosfir persaingan antar pelaku usaha adalah sesuatu yang
lumrah terjadi. Dengan situasi kompetisi maka pelaku usaha dipaksa untuk
menghaislkan kinerja dan produktivitas terbaik, agar mampu bertahan
hidup dari konsekuensi perubahan zaman. Plaku usaha dengan daya saing
tinggi akan terus bertahan dan memenuhi permintaan atau selera pasar.
Sebalikny apelaku usaaha yang tidak mampu bersaing akan mengalai
kebangkrutan atau mati pada khirnya.
c. Komitmen Mutu
Standar mutu pelayanan, ASN yang responsif dan cerdas dalam
menyelenggarakan pelayanan, serta literasi publik atas kualitas layanan
yang terus meningkat menjadi faktor-faktor yang mendorong komitmen
mutu yang lebih baik.
Penekanna pada mutu kerja juga secara makna tertuang dalam peran egawai
ASN sebagaimana ditetapkan pada Pasal 12 UU No 5 Tahun 2014 tentang
ASN yaitu sebgai perencana, pelaksana dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan
kibijakan dan pelayanan publik yang profesional , bebas dari intervensi
politik, serta bersih dari praktek korpsi, kolusi dan nepotime.
d. Perkembangan teknologi
Tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi menjadi salah satu pendorong
perubahan penting, yang mngubah cara kerja birokrasi serta sektor bisnis.
Pada masa dimana teknologi sudah menjadi tulang punggung seluruh
bussines process di sektor bisnis maupun pemerintahan, maka penggunaan
metode konvensional sudah seyogyanya ditinggalkan. Peralihan ini tidak
saja brtumpu pada pembangunan infrastruktur tenologi, tetai juga
memastikan SDM, budaya kerja, mentalitas, dan tingkat aksesibilitas yang
memastikan keadilan bagi warga negara untuk mendapatkan hak pelayanan.
Intensits penggunaan internet dalam hampir semua busines process
pelayanan publik, isu keamanan menjadi perhatian serius, karena
menyangkut keselamatan dan keamanan individu maupun organisasi.
Masyarakat harus beradaptasi terhadap pengunaan internet ini, bukan
hanya dalam hal penggunaan nya saja tetai arus juga diiringi dengan
kesadran mengenai pentingnya melindungi diri dari kejahatan saiber.
Peubahan perilaku komunikasi yang didominasi oleh penggunaan media
sosial. Pemilik pesan dengan mudah bisa menyebar luaskan pesannya ke
publik tanpa harus melalui media mainstream. Pelayann publik berbasis
digital menjadi salah satu tuntutan perkembangan teknologi dan juga
kebuuhan kemuahan bagi warga dalam mengakses dan mendapatkannya.
Digitalisasi pelayanan menjadi keharusan bagi pemerintah untuk
menesuaikan dengan peningkatan literasi digital masyarakat.
G. KOLABORATIF
1. Konsep Kolaborasi
a. Definisi kolaborasi
Dyer and Singh ( 1998, dalam Celik et al, 2019 ) mengungkapkan bahwa
kolaborasi adalah “value generated from an alliance between two or mor firms
aiming to become more competitive by developing share routines “
b. Kolaborasi pemerintahan
Irawan ( 2017 P 6 ) mengungkapkan bahwa “collaborative governance
adalah sebagai sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi
saling menguntungkan antar aktor governance .
Ansel dan Gash ( 2007 : 544 ) membangun enam kriteria penting untuk
kolaborasi yaitu :
1) Forum yang diprakarsi oleh lembga publik atau lembaga
2) Peserta dalam frum termasuk aktor nonstate
3) Peserta terlibat langsung dalam pngambilan keputusan dan bukan hanya
dikonsltasikan oleh agenis publik
4) Forum secara resmi diatur dan bertemu secara kolektif
5) Forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus
6) Fokus kolaborasi adalah kebijakan publik atau manajemen
Pemimpin fasilitatif terutama mementingkan pembangunan dan
pemeliharaan hubungan. Pemimpin dalam konteks klaboratif fokus pada
perekrutan perwakilan yang tepat, membantu memulihkan ketegangan yang
mungkin ada diantara mitra, mempromosikan dialogyang efektif dan saling
menghormati antar pemangku kepentingan dan menjaga reputasi
kolaboratif diatara para peserta dan pendukungnya.
Peimpin faslitatif harus mapu mebantu mitra, tidak hanya untuk merancang
strategi untuk mencapai yang substantif konsensus tetapi juga untuk
mengidentifikasi bagaimana mengella kolaboratif.
Pada collaborative governance pemilihan kepemimpinan harus tepat yang
mampu mebantu mengarahkan kolaboratif dengan cara yang akan
mempertahankan tata kella stuktur hointl sambl mendorong pembangunan
hubungan dan pembentukan ide.
Kolaboratif juga harus memebrikan kesempatan kepada berbagai pihak
untuk berkontribusi, terbua dalam bekerja sama dalam menghasilkan nilai
tambah, serta menggerakan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk
tujuan bersama.
Ratner ( 2012 ) mengungkapkan terdapat tiga tahaapan yang dilakukan
dalam melakukan assesmet terhadap tata kelola kolaborasi adalah :
1) Mengidentifikasi permasalahan dan peluang
2) Merencanakan aksi kolaborasi
3) Mendiskusikan strategi untuk memepngaruhi
c. Whole of Government ( WoG ); kongkretisasi kolaborasi pmerintahan
1) Menegnal Whole of Government ( WoG )
WoG adalah sebuah pendekatan penyeenggaraan pemerintahan yang
menyetukan upaya upaya kolaboratif pemerintahan dari keselruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan – tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik. woG juga dikenal sebagai pendekatan interagency, yaitu
pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan yang terkait dengan
urusan – urusan yang relevan
2) Pengertian WoG
Pengetia WoG dalam laporan APSC dipandang menunjukkan atau
menjelaskan bagaimana instansi pelayanan pblik bekerja lintas batas atau
lintas sektor guna mencapai tujuan bersama dan sebagai respon terpadu
pemerintahan terhadap isu – isu tertentu.
Dalam pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya –
upaya kementrian atau lembaga pemerintah dalam mencapai tujuan-
tujuan bersama. WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar
seluruh aktor,bpemerintah dan sebaliknya.
3) mj
2. Praktik dan aspek normatif kolaboratif pemerintah
a. Panduan perilaku kolaboratif
Menurut Perez Lopez et al ( 2004 dalam Nugroho, 2018 ), organisasi yang
memiliki collaborative clture indikatornya sebagai berikut :
1) Organisasi mengangap perubahan sebagai sesuatu yang alami dan perlu
terjadi
2) Organisasi menganggap individu sebagai aset berharga dan
membutuhkan upaya yang diperlkan untuk terus menghormati
pekerjaan mereka.
3) Organisasi meberikan perhatian yang adil bagi staf yang mau mencoba
danmengambil resiko yang wjar dalam menyelesaikan tugas mereka
4) Pendapat yang berbda didorong dan didukung dalam organisasi setiap
kontribusi dan pendapat sangat dihargai
5) Masalah dalam organisasi dibahas transparan untuk menghindari konflik
6) Kolaborasi dan kerja tim antar divisi adalah didorong
7) Secara keseluuhn, setiap divisi memiliki kesadran terhadap kualitas
layanan yang dibrikan
b. Kolaboratif dalam konteks organisasi pemerintah
Penelitian yang dilakkan oleh Custumato ( 2021 ) menunjkkan bahwa faktor
yang mmepengaruhi kebehasilan dalam klaboasi adalah kepercayaan,
pembagiankekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan
formalisasi pada pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara
entitas publik.
c. Beberapa aspek normatif kolaborasi pemerintahan
d. Studi kasus kolaboratif
Hampir semua model kerangka kerja collaborative governance ,
kepemimpinan sellau memiliki peran yang utama dan strategis, namun
kajian spesifik terkait hal tesebut terbatas.
Slah satunya terkait kepemimpinan Bupati Kulon Progo dan banyuwangi
yang dipandang dapat menjadi contoh keberhasilan dalam tata kella
kolabortaif. Tata kelola klaborasi yang berlangsung di Kulon Progo diinisiasi
melalui inivasi program dan kolaborasi eksternal multistakeholders
sdangkan di banyuwangi diawalai dengan keberhasilan kolaborasi internal
dan inovasi program.
Contoh lain yang dapat dijadikan studi kasus adalh kerjasama yang
dilakukan oleh Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta
yang mebentuk sebuah Sekretaris bersama Kartamantul ( Sekber
Kartamantul )
AGENDA III