Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

alhamdulilah puji dan syukur marilah kita panjatkan terlebih dahulu terhadap ALLAH

SWT yang maha agung dan pengasih. Karena berkat rahmat dan nikmat nya yang

telah di berikan kepada kita. Yang mana telah memberikan bantuan dalam kegiatan

PKL 1 Fakultas Sains dan Teknologi. Shalawat beserta salam juga tak lupa kita

curahkan kepada jungjungan besar Nabi.Muhammad saw. Kepada para keluarganya

,sahabat-sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya. Amin yarobal alamin

alhamdulilah yang mana dari uraian kegiatan PKL 1 ini telah banyak mendapatkan

berbagai macam ilmu dan materi yang di dapatkan pada kegiatan, ini yang mana

saya selaku murid dan peserta dari kegiatan ini menyusun suatu laporan dari

kegiatan ini yang mana laporan ini adalah suatu tugas yang harus di laksanakan

guna untuk mejadikan suatu bukti bahwa dalam kegiatan tersebut mendapatkan

hasilnya tidak hanya untuk bermain saja, yang mana tujuan dari pembuatan laporan

ini selain untuk melaporkan hasil kegiatan tersebut juga saya selaku penyusun

berharap agar laporan ini dapat berguna sebagai bahan ilmu pengetahuan bukan

hanya sekedar laporan saja. Dan semoga bermanfaat . Dan mohon maaf apabila

ada beberapa materi yang kurang di pahami. Serta sebagian lagi materi yang lain di

ambil dari beberapa materi di website resmi kemenkominfo. Akhirul kalam semoga

bermanfaat .amin ya robal alamin


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………….....................................................1

DAFTAR ISI ……………………………………................................................................... 2

BAB.1 PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG ……………………………………..............................................3


1.2. TUJUAN …………………………………….................................................................. 4
1.3. MANFAAT …………………………………….............................................................. 4

BAB. 2 ISI PEMBAHASAN

2.1. MENKOMINFO ……………….……………………………......................................... 5


2.2. HASIL MATERI YANG DI DAPAT DARI KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI. 8

BAB 3 PENUTUP

3.1 KESIMPULAN …………………………………….......................................................13


3.2 SARAN DAN KRITIK ………………..……………….................................................13
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan teknologi yang pesat di dunia telekomunikasi ini perlu akan

wawasan luas akan dunia kerja. Dalam tulisan yang membahas tentang perjalanan PKL

(Praktek kerja lapangan) yang menjadi salah satu agenda kegiatan yang wajib

dilaksanakan sebagai syarat kelulusan di Universitas Kanjuruhan Malang. Dalam PKL 1

ini dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan mahasiswa akan dunia kerja serta sebagai

penunjang kompetensi untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi dunia kerja. Selain

itu juga dapat meningkatkan kreativitas mahasiswa dalam dunia kewirausahaan supaya

selain bisa bekerja mahasiswa juga mampu membuat lapangan pekerjaan.

Selain itu juga dalam perkembangan teknologi yang semakin maju dalam kegiatan PKL 1

ini mampu menjawab pertanyaan tersebut. Bagaimana kinerja informasi menyebar,

aturan-aturan penggunaannya, dan juga penyaringan pada informasi tersebut. Tentunya

harus dipahami oleh generasi muda agar tidak terjerumus pada kegiatan-kegiatan negatif

mengingat sekarang ini keluar masuk budaya asing mulai tak terbendung.

Laporan ini ditulis sesuai dengan PKL 1 yang dilaksanakan oleh prodi SI dan TI angkatan

2014 Universitas Kanjuruhan Malang pada 9 Mei 2016 s/d 12 Mei 2016.
1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan tulisan ini tidak lain sebagai laporan tentang aktifitas apa saja

yang berkaitan saat kegiatan PKL 1 berlangsung.

1.3 Manfaat

1. Menambah ilmu pengetahuan

2. Mencegah dari penggunaan negatif

3. Membantu mengembangkan pemanfaatan teknologi

4. Menambah pengalaman dan wawasan dll


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 KEMKOMINFO

Kementerian Komunikasi dan Informatika (sebelumnya bernama "Departemen

Penerangan" (1945-1999), "Kementerian Negara Komunikasi dan Informasi" (2001-

2005), dan Departemen Komunikasi dan Informatika (2005-2009), disingkat

Depkominfo) adalah Departemen/kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang

membidangi urusan komunikasi dan informatika. Kementerian Kominfo dipimpin oleh

seorang Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) yang sejak tanggal 27

Oktober 2014 dijabat oleh Rudiantara. Visi dan Misi Kementerian Komunikasi dan

Informatika mengacu pada Visi dan Misi Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden M.

Jusuf Kalla. 

Visi: 

Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan

Gotong Royong.

Misi:

1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah,

menopang kemandirian ekonomi dengan mengamanan sumberdaya maritim, dan

mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan.

2. Mewujudkan masyarakat maju, berkesimbangan dan demokratis berlandaskan negara

hukum

3. Mewujudkan politik luar negeri bebas aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara

maritim
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera

5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat dan

berbasikan kepentingan nasional

7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Tugas : Kementerian Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas menyelenggarakan

urusan pemerintahan di bidang komunikasi dan informatika untuk membantu Presiden

dalam menyelenggarakan pemerintahan negara.

Fungsi :

1. Perumusan dan penetapan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan

perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan

aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik;

2. Pelaksanaan kebijakan di bidang pengelolaan sumber daya dan perangkat pos dan

informatika, penyelenggaraan pos dan informatika, penatakelolaan aplikasi

informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik; 

3. Pelaksanaan bimbingan teknis dan supervisi atas pelaksanaan pengelolaan sumber

daya dan perangkat pos dan informatika, penyelenggaraan pos dan informatika,

penatakelolaan aplikasi informatika, pengelolaan informasi dan komunikasi publik. 

4. Pelaksanaan penelitian dan pengembangan sumber daya manusia di bidang

komunikasi dan informatika.

5. Pelaksanaan dukungan yang bersifat substantif kepada seluruh unsur organisasi di

lingkungan Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

6. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi di lingkungan Kementerian

Komunikasi dan Informatika.


7. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab

Kementerian Komunikasi dan Informatika.

8. Pengawasan atas pelaksanaan tugas di lingkungan Kementerian Komunikasi dan

Informatika.

Susunan Organisasi :

Gambar Struktur Organisasi


2.2 HASIL MATERI YANG DI DAPAT DARI KEGIATAN KUNJUNGAN INDUSTRI

Diawal tahun 2015, Kominfo melakukan pemblokiran terhadap 22 situs media Islam

yang dianggap mengajarkan paham radikal, atas permintaan Badan Nasional

Penanggulangan Terorisme (BNPT). Namun tindakan ini, menimbulkan sikap pro dan

kontra di tengah masyarakat. BNPT merekomendasikan pemblokiran situs islam

berdasarkan surat Nomror 149/K.BNPT/3/2015 tentang Situs/Website Radikal ke dalam

sistem filtering Kemenkominfo (Trust Positif). Deputi Penindakan dan Pembinaan

Kemampuan BNPT Irjen (Pol) Arief Dharmawan mengatakan, konten situs tersebut

memuat tulisan yang menghasut dan menyebar kebencian.

Berdasarkan laporan tersebut dan sesuai dengan Peraturan Menteri Kominfo Nomor 19

Tahun 2014 soal penanganan situs internet bermuatan negatif, maka Kominfo pun

memblokir situs yang diajukan. Merujuk Pasal 1 Permen tersebut, pemblokiran situs

adalah upaya yang dilakukan agar situs internet bermuatan negatif tidak dapat diakses.

Dari 26 situs yang diajukan, kami memblokir 22 karena yang lain ada yang mati, tidak

aktif dan sudah ditutup," ujar Ismail, Kepala Pusat Informasi dan Humas Kominfo.

Pemblokiran ini dinilai sejumlah pihak telah membelenggu kebebasan pers dan

kebebasan berekspresi. Menurut Menteri Kominfo Rudiantara, situs bermuatan terorisme

saat ini memang sulit dilacak, berbeda dengan situs porno yang menggunakan kata kunci

populer. Peneliti Setara Institute berkata dugaan terhadap 22 situs penyebar ajaran radikal

seharusnya diuji melalui proses peradilan. Ia menuturkan Undang-Undang Nomor 11

Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik misalnya, menyediakan ruang

untuk memidanakan pengelola situs yang menyebarkan kebencian. Aturan yang

dimaksud merupakan Pasal 28 ayat (2) UU ITE. Pasal itu melarang setiap orang

menyebarkan informasi yang bertujuan menimbulkan kebencian dan permusuhan


antarindividu atau kelompok berdasarkan latar belakang suku, agama, ras maupun

golongan.

Atas kekisruhan ini, blokir itu dibuka dan sebagai solusi jangka panjang, Menkominfo

membuat Tim Panel Ahli untuk menangani masalah pemblokiran situs ini. Sebelum situs

diblokir, situs akan dinilai oleh Tim Panel yang terdiri dari multistakeholder dengan

expertise masing-masing dan Tim ini dibagi 4 panel, yaitu: 1) Pornografi, Kekerasan

Anak 2) SARA, Terorisme, Kebencian. 3) Narkoba, Investasi Ilegal, 4) Hak Kekayaan

Intelektual. Rencananya kementerian bakal mengusulkan proses normalisasi 10 situs web

Islam kepada Panel Terorisme, SARA, dan Kebencian dari Forum Penanganan Situs

Internet Bermuatan Negatif (PSIBN).

Gambar Statistik Pemblokiran Situs

Secara umum, materi Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE)

dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu pengaturan mengenai informasi dan transaksi

elektronik dan pengaturan mengenai perbuatan yang dilarang. Pengaturan mengenai

informasi dan transaksi elektronik mengacu pada beberapa instrumen internasional,


seperti UNCITRAL Model Law on eCommerce dan UNCITRAL Model Law on

eSignature. Bagian ini dimaksudkan untuk mengakomodir kebutuhan para pelaku bisnis

di internet dan masyarakat umumnya guna mendapatkan kepastian hukum dalam

melakukan transaksi elektronik. Beberapa materi yang diatur, antara lain:

1. pengakuan informasi/dokumen elektronik sebagai alat bukti hukum yang sah (Pasal 5

& Pasal 6 UU ITE)

2. tanda tangan elektronik (Pasal 11 & Pasal 12 UU ITE)

3. penyelenggaraan sertifikasi elektronik (certification authority, Pasal 13 & Pasal 14

UU ITE) dan

4. penyelenggaraan sistem elektronik (Pasal 15 & Pasal 16 UU ITE)

5. perbuatan yang dilarang (cybercrimes). Beberapa cybercrimes yang diatur dalam UU

ITE, antara lain:

1. konten ilegal, yang terdiri dari, antara lain: kesusilaan, perjudian,

penghinaan/pencemaran nama baik, pengancaman dan pemerasan (Pasal 27,

Pasal 28, dan Pasal 29 UU ITE).

2. akses ilegal (Pasal 30).

3. intersepsi ilegal (Pasal 31).

4. gangguan terhadap data (data interference, Pasal 32 UU ITE).

5. gangguan terhadap sistem (system interference, Pasal 33 UU ITE).

6. penyalahgunaan alat dan perangkat (misuse of device, Pasal 34 UU ITE).

Penyusunan materi UU ITE tidak terlepas dari dua naskah akademis yang disusun oleh

dua institusi pendidikan yakni Universitas Padjadjaran (Unpad) dan Universitas

Indonesia (UI). Tim Unpad ditunjuk oleh Departemen Komunikasi dan

Informasi sedangkan Tim UI oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Pada


penyusunannya, Tim Unpad bekerjasama dengan para pakar di Institut Teknologi

Bandung yang kemudian menamai naskah akademisnya dengan RUU Pemanfaatan

Teknologi Informasi (RUU PTI). Sedangkan tim UI menamai naskah akademisnya

dengan RUU Informasi Elektronik dan Transaksi Elektronik.

Sembilan pasal UU ITE mengamanatkan pembentukan Peraturan Pemerintah:

1. Lembaga Sertifikasi Keandalan (Pasal 10 ayat 2).

2. Tanda Tangan Elektronik (Pasal 11 ayat 2).

3. Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Pasal 13 ayat 6).

4. Penyelenggara Sistem Elektronik (Pasal 16 ayat 2).

5. Penyelenggaraan Transaksi Elektronik (Pasal 17 ayat 3).

6. Penyelenggara Agen Elektronik (Pasal 22 ayat 2).

7. Pengelolaan Nama Domain (Pasal 24).

8. Tata Cara Intersepsi (Pasal 31 ayat 4).

9. Peran Pemerintah dalam Pemanfaaatan TIK (Pasal 40).

Dalam perjalanannya, poin no. 1-7 dijadikan satu peraturan pemerintah, dan juga sudah

disahkan yaitu Peraturan Pemerintah no. 82 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan

Sistem Transaksi Elektronik ('PP PSTE'). Peraturan Pemerintah ini disusun sejak

pertengahan tahun 2008 dan disampaikan ke Kemkumham awal tahun 2010. Kemudian

dilakukan harmonisasi pertama, dan Menkumham menyerahkan hasilnya ke

Menkominfo pada 30 April 2012. Menkominfo menyerahkan Naskah Akhir RPP ini ke

Presiden pada 6 Juli 2012 dan ditetapkan menjadi PP 82 tahun 2012 pada 15 Oktober

2012. PP ini mengatur sistem elektronik untuk pelayanan publik dan nonpelayanan

publik, sanksi administratif, tanggungjawab pidana serta perdata penyelenggara,

sertifikasi, kontrak, dan tanda tangan elektronis, serta penawaran produk melalui sistem
elektronik. (Aspek Hukum Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik, Ronny,

2013)
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian di atas yang telah di susun dari kegiatan kunjungan industri ke-

kemenkominfo telah banyak mendapatkan berbagai macam ilmu pengetahuan dan informasi

yang di dapat di mulai dari sejarah kemenkominfo yang dulu bernama Departemen

Penerangan" (1945-1999)'' sampai di ganti kembali menjadi kementrian komunikasi dan

informasi yang mana mentri tersebut di jabat oleh bapak.Rudiantara pada kabinet kerja

Presiden Jokowi 2014-2019. dan juga fungsi dari kemenkominfo sangat lah berperan

penting dalam kemajuan teknologi ini yang mana dapat memberikan dampak positif dan

mencegah dampak negatif. Yang mana prestasi dari kemenkominfo ini telah berhasil

memblokir website yang tidak baik untuk di gunakan yaitu sebanyak 766.971 website yang

telah di blokir, serta beberapa program dari kemenkominfo ini sangat lah baik untuk

kemajuan teknologi di indonesia , tetapi dalam kemajuan tersebut pihak kemenkominfo juga

tidak bekerja sendirian melainkan harus mendapatkan dukungan dari elemen – elemen

masyarakat, untuk mensukseskan indonesia dan program – program nya yang baik salah

satunya program palapa ring yang mana ingin menghubungkan seluruh indonesia dengan

fiber optik.

3.2 Saran

Dan manfaatkan lah teknologi informasi dan komunikasi dengan baik jangan

menggunakan untuk hal – hal kejahatan karena sangat berakibat falat akhirnya.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kominfo.go.id/

https://kominfo.go.id/statistik

https://id.wikipedia.org/wiki/Undang-undang_Informasi_dan_Transaksi_Elektronik

Anda mungkin juga menyukai