Anda di halaman 1dari 19

SERBUAN TERITORIAL YANG DILAKSANAKAN

SATUAN JAJARAN TNI AD BERSAMA PEMDA,


INSTANSI TERKAIT DAN KOMPONEN MASYARAKAT
LAINYA DAPAT MEMPERCEPAT PENCAPAIAN
PROGRAM KERJA PEMERINTAH DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

Disusun oleh :

I Wayan Sudana
Kapten Inf NRP 547819
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
taufik, dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Teritorial ini
dengan baik.

Karya Tulis Teritorial ini diharapkan agar kita memiliki sikap yang peduli terhadap
percepatan pembangunan dan kesejahteraan rakyat , kondisi dan juga dapat menerima
perubahan-perubahan yang terjadi dalam kehidupan sehari –hari.

Akhir kata, saya ucapkan terima kasih kepada para pembaca yang sudah berkenan
membaca Karya Tulis Teritorial ini dengan tulus ikhlas. Semoga Karya Tulis Teritorial
dapat bermanfaat, khususnya bagi saya dan pembaca. Amin

Banyuwangi,  Maret 2016


Penulis

I Wayan Sudana
Kapten INF NRP 547819
3

DAFTAR ISI

JUDUL ………………………………………… I

KATA PENGANTAR ………………………………………. 2

DAFTAR ISI ………………………………………. 3

BAB. I PENDAHULUAN ……………………………………… 4

BAB. II SERBUAN TER …………………………………….. 7


INI

BAB. III KONDISI BINTER ……………………………………… 11

BAB. IV PERANAN SATKOWIL …………………………………… 15

BAB. V PENUTUP ……………………………………. 20


4

BAB I
PENDAHULUAN

1. Umum

Disadari bersama bahwa sampai saat ini masih banyak pihak atau kalangan di
tingkat bawah sampai dengan tingkat atas belum memahami secara benar tentang peran
Teritorial TNI.   Kecenderungan untuk mendefinisikan menurut pemahaman yang
didasarkan pada pertimbangan empiris, tentu setiap orang memiliki pengalaman berbeda-
beda dan mempersepsikan menurut pemahamannya masing-masing.  Sehingga tidak
jarang peran teritorial dipersepsikan dengan istilah “nge-ter” yang berarti mendekati
masyarakat untuk mendapatkan keuntungan, atau “ter = RAK = RAK handuk ?”, atau
masih banyak lagi istilah-istilah lain yang multi persepsi, bahkan ada pendapat “ter =
menguasai wilayah”.   Pemahaman tersebut sangat tidak relevan dengan peran Teritorial
TNI yang sesungguhnya dan bila dibiarkan akan mendistorsi nilai-nilai perjuangan dan
pengabdian TNI kepada bangsa dan negara Republik Indonesia.

TNI dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dari perspektif peran Teritorial TNI
yang disusun ini memberikan pandangan secara implisit tentang apa, mengapa dan
bagaimana peran Teritorial TNI sesungguhnya dilihat dari sejarah lahirnya TNI,
perjuangan TNI, fungsi Teritorial TNI, optimalisasi peran TNI dan upaya Teritorial TNI
yang dilaksanakan dalam pencapaian tugas pokok TNI.   Hal ini sangat perlu untuk
menambah referensi dan pengkayaan pemahaman dari sudut pandang yang benar,
sehingga tidak selalu dihadapkan pada difinisi sepotong-potong yang terkadang tidak
nyambung antara definisi satu dengan lainnya.    Selain itu, pemahaman yang kurang
tepat akan rentan terhadap timbulnya hal-hal negatif seperti persepsi yang
disalahgunakan oleh pihak-pihak tertentu bahkan lebih jauh akan menumbuhkan sikap
curiga yang berlebihan terhadap peran Teritorial TNI.

Teritorial TNI adalah salah satu bagian dari 5 (lima) fungsi organik TNI yaitu fungsi
intelijen, fungsi operasi, fungsi personel, fungsi logistik dan fungsi teritorial yang memiliki
tugas membina dan mendayagunakan unsur-unsur geografi, demografi dan kondisi sosial
menjadi ruang, alat dan kodisi (RAK) juang yang tangguh dalam pencapaian tugas pokok
TNI yaitu menegakkan kedaulatan negara, mempertahankan keutuhan wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
5

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan terhadap keutuhan bangsa dan
negara.     Teritorial TNI sebagai fungsi TNI, maka perannya melekat pada setiap personel
maupun satuan TNI dalam pencapaian tugas pokok TNI yang selalu bersinggungan
dengan dinamika pasang surut kondisi pertahanan negara dari waktu ke waktu semenjak
lahirnya sampai saat ini dalam mengatasi permasalahan-permasalahan bangsa yang
mengancam integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam penjelasan tulisan ini bersifat terbuka, dapat dibaca dan dikomunikasikan
oleh dan kepada siapapun dengan maksud dan tujuan untuk meningkatkan pengabdian
yang tulus kepada bangsa dan negara.   Pemahaman yang berbeda sangat mungkin
timbul dalam era kebebasan berfikir, namun setidaknya tulisan ini dapat digunakan
sebagai pengkayaan pengetahuan tentang Teritorial TNI mungkin bermanfaat saat ini
maupun di masa yang akan datang.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Untuk memberikan gambaran dan uraian tentang salah satu upaya yang
dapat dilakukan dalam membantu pemerintahan daerah melalui Konsepsi
pelaksanaan Binter dalam rangka meningkatakan kesejahteraan Masyarakat .

b. Sebagai bahan masukan dan pertimbangan Pimpinan TNI AD dalam


menentukan kebijaksanaan terhadap Konsepsi Binter dalam rangka membantu
pemerintah daerah maupun insatansi lainnya.

3. Ruang Lingkup

a. Pendahuluan
b. Serbuan teritorial
c. Kondisi Binter yang diharapkan
d. Peranan Satkowil
e. Penutup
6

BAB II
SERBUAN TERITORIAL

4. Umum.

a. Perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan politik yang cukup pesat serta
masuknya pengaruh arus globalisasi teknologi informasi di wilayah akan
berpengaruh terhadap perubahan kondisi soaial budaya, ekonomi dan kehidupan
politik di lingkungan masyarakat serta generasi muda, sehingga dapat
menimbulkan kerawanan bagi masa depan bangsa dan keutuhan wilayah NKRI
serta pemahaman terhadap idiologi bangsa Indonesia;

b. Kodim 0825/Banyuwangi selaku satuan kewilayahan mempunyai kepedulian


dalam menjaga kedaulatan bangsa Indonesia serta keutuhan wilayah NKRI dengan
cara melalui Serbuan Teritorial kepada seluruh komponen masyarakat, pelajar
SLTA, SLTP,SD, Ormas serta organisasi lain di wilayah Kodim 0825/Banyuwangi;
dan

5. Kegiatan yang dilaksanakan Kegiatan Serbuan teritorial yang dilaksanakan


meliputi
a. Bidang Wanwil
1) Percepatan Tanam
2) Penggunaan alsintan
3) Wasbang ke sekolah – sekolah dari tingkat dasar sampai dengan
Perguruan Tinggi
4) Pembinaan Pramuka
5) Penbinaan Wanra

b. Bidang Komsos
1) Berkomunkasi dengan Tokoh tokoh Masyarakat, Adat dan agama
2) Pembinaan dengan Keluarga Besar TNI
3) Berkomunkasi dengan Aparat Pemerintahan
7

c. Bidang Bakti TNI


1) Karya Bakti dengan elemen Masyarakat
2) Melaksanakan pelayanan KB Kesehatan di Masyarakat
3) Penghijauan di sepanjang Ruas Kanan/kiri JalanProv/Nasional
4) Gerakan Nasional Indopnesia Bersih di Pasar – pasar Tardisional
5) Gerakan Jambanisasi kepada masyarakat

BAB II
KONDISI BINTER SAAT INI

.
6. Kondisi Binter Saat ini

a. Sikap dan Perilaku Apter.


1) Dalam pelaksanan tugasnya, Aparatur Teritorial berhadapan
langsung dengan masyarakat. Kondisi saat ini Aparatur Teritorial belum
secara maksimal memiliki sikap Teritorial yang mencakup kemampuan,
kemahiran masing-masing serta adanya tanggung jawab dan dedikasi yang
tinggi, maupun sikap tanggap dan peka terhadap setiap gejolak dan
perkembangan kehidupan sosial di masyarakat.

2) Sikap aparat teritorial dalam kehidupan sehari-hari belum dapat


mencerminkan suatu kesederhanaan, dalam hal ini bukan hanya
kesederhanaan dalam sikap, tingkah laku serta tata krama. Namun
kurangnya dalam pemahaman pola hidup sederhana, membuat banyak
personel yang mempunyai sikap over acting, sok dan sombong serta
menjurus pada ingin menang sendiri. Hal ini merupakan penghambat dalam
pembinaan teritorial.

3) Dalam kehidupan sehari-hari Aparat teritorial belum menunjukkan


sikap dan perilakunya sebagaimana mestinya. Hal ini ditunjukkan dari sikap-
sikap aparat teritorial terhadap masyarakat belum dilaksanakan sesuai
dengan yang diharapkan, sehingga sering terdapat kesalah fahaman antara
masyarakat dengan aparat teritorial.
8

b. Penguasaan Kemampuan Binter kurang. Dengan kondisi saat ini, secara


umum Aparat Teritorial telah dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya, namun
belum memberikan hasil yang maksimal diantaranya :

1) Aparat teritorial masih belum memiliki kemampuan mengenal wilayah


secara maksimal, hal ini disebabkan adanya luasnya wilayah, jumlah
personel dan keterbatasan sarana prasarana.
2) Kurang peka dan kurang tanggap terhadap timbulnya masalah sosial
yang berkembang di daerah seperti masalah sengketa tanah, pemogokkan
buruh, pencemaran lingkungan dan sebagainya, sehingga aparat teritorial
sering terlambat dalam mengantisipasi dan mengatasinya.

3) Kelambanan dalam mengatasi masalah-masalah di daerah yang


timbul, disebabkan kurangnya pengetahuan dan wawasan yang dimiliki oleh
aparat teritorial.

4) Dalam melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, aparat teritorial


seringkali tidak didukung oleh kemampuan intelektualitas yang memadai.
Hal ini disebabkan antara lain faktor pendidikan yang rendah atau
kurangnya pembinaan berupa pendidikan dan latihan secara teratur untuk
meningkatkan kemampuan personil dalam pelaksanaan tugasnya.

5) Masih terdapat personel yang kurang berhasil dalam melakukan


pembinaan teritorial di daerah akibat kurangnya pengalaman dan
penugasan dalam pembinaan teritorial.

c. Kemanunggalan TNI-Rakyat. Sejarah membuktikan bahwa TNI


sebagai kelompok rakyat pejuang bersenjata bersama-sama rakyat pejuang
Indonesia lainnya telah berhasil merebut, mempertahankan, membela kedaulatan
negara RI. Namun sangat disayangkan pada perkembangan selanjutnya TNI AD
telah menorehkan sejarah buruk pada kehidupan bangsa ini. Peristiwa Tanjung
Priok, kasus Marsinah, kasus penembakan terhadap mahasiswa Trisakti dan
kasus-kasus lain adalah merupakan contoh peristiwa yang berbanding terbalik
dengan keharmonisan TNI-Rakyat dalam kerangka Kemanunggalan TNI-Rakyat.
Seiring dengan tumbuh dan berkembangnya reformasi di segala aspek kehidupan
nasional, maka reformasi oleh rakyat dijadikan sebagai sebuah momentum untuk
menuntut perubahan pada diri, hal ini sangat logis dan wajar mengingat sejarah
9

buruk di masa lalu dan dikotomi sipil dan militer. Citra negatif rakyat terhadap TNI
AD mengharuskan untuk kembali berbenah diri baik secara struktural maupun
kultural. Kemanunggalan TNI Rakyat yang memiliki nilai signifikan dalam rangka
mengembalikan citra pada realitasnya saat ini masih belum memiliki kriteria dan
tolok ukur yang dapat diwujudkan dan dirasakan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Profesionalisme Prajurit.

a. Keahlian / Kemampuan (Expertise)

1) Tingkat keahlian dan kemampuan suatu instansi militer salah satu


aspek yang dapat diukur adalah sampai sejauh mana organisasi tersebut
dapat memanage segenap sumber daya yang ada terkait dengan kewajiban
akan tugas pokokya yang harus dilaksanakan, sumber daya tersebut
meliputi SDM, alat perlengkapan dan prasarana lain yang merupakan satu
kesatuan yang utuh.

2) Rendahnya apresiasi Satuan Kowil sebagai organisasi terhadap


kemajuan Ilpengtek, sebagai contoh dalam penggunaan teknologi
komunikasi banyak satuan dilapangan yang justru tidak dilengkapi dengan
baik, demikian juga dengan Alsintor seperti komputer dan faksimile masih
dianggap sebagai barang mewah.

3) Dalam pelaksanaan tugas terutama dalam menciptakan ketahanan


nasional apresiasi prajurit sangat rendah, hal ini terindikasi
dari kemampuan bela negara masyarakat yang sangat minim, gejolak dan
konflik komunal serta horizontal dibeberapa daerah menunjukkan kuatnya
bukti ini.

b. Rasa Tanggung Jawab

1) Dalam merumuskan rasa tanggung jawab ini berdasarkan undang-


undang No.3 tahun 2002 (2) pasal 10 yang menyatakan bahwa TNI
berperan sebagai alat pertahanan negara, demikian juga dengan prajurit
disatuan Kowil yang melaksanakan fungsi Binter maka sudah harus
dibedakan antara tugas TNI yang meyangkut pertahanan dan tugas
kepolisian yang menyangkut Kamtibmas.
10

2) Satu hal yang perlu menjadi perhatian adalah perubahan kultur


organisasi. Telah dipahami bahwa selama hampir tiga dasawarsa TNI
terutama TNI AD terah terbiasa dan dimanjakan dalam suasana dwi fungsi.
Pada masa itu merupakan saat-saat keemasan bagi seluruh prajurit, karena
fungsi Sospol telah memungkinkan prajurit untuk masuk kesegenap sendi
kehidupan masyarakat, demikian pula sebaliknya, masyarakat telah terbiasa
akan setiap kehadiran prajurit pada bidang yang sebenarnya bukan lahan
mereka. Secara tidak disadari sistem ini telah membentuk perilaku-perilaku
prajurit yang bisa dilihat dari tinjauan profesionalisme adalah menyimpang.
Salah satu perilaku yang terbentuk adalah sikap arogan yang hampir dimiliki
oleh setiap lapisan prajurit, disadari atau tidak perilaku ini juga terbawa oleh
prajurit yang berdinas disatuan Kowil sehingga menghambat tugas
pembinaan masyarakat.

c. Jati Diri / Watak Berbagai perubahan dibidang kehidupan secara


tidak disadari atau boleh disebut sangat manusiawi telah ikut berdampak
pada organisasi satuan Kowil. Ciri organisasi militer seperti disiplin, jiwa
korsa dan hirarki ikut dipengaruhi oleh perubahan tadi tidak terkecuali watak
dan jati diri prajurit TNI AD yang diwarnai oleh Sapta Marga dan Sumpah
Prajurit tentunya mengalami pasang surut pula. Beberapa fakta dilapangan
dapat diambil sebagai indikator pembuktian antara lain :
a) Penanaman nilai kejuangan yang kaku dan doktriner
sesungguhnya masih mewarnai organisasi TNI AD.
b) Masih terjadi kesenjangan sosial antara unsur Tamtama,
Bintara dan Perwira.

2) Bercermin dari serangkaian contoh diatas, sudah semestinya


pimpinan mulai menata kembali metode penanaman nilai yang merupakan
watak dan jati diri prajurit, karena perubahan sosial yang berlangsung
mengharuskan untuk tidak lagi menggunakan cara lama dengan pendekatan
Pemaksaan namun metode edukatip dan persuasip dapat dijadikan
alternatip dalam pembentukan karakter, dari dinamika penugasan
dilapangan terdapat beberapa kasus yang mencerminkan rendahnya jati diri
prajurit dan secara nyata tindakan yang dilakukan bertentangan dengan
11

Sapta Marga dan Sumpah Prajurit, hal ini merupakan indikasi penerapan
doktrin yang keliru dan tidak sesuai sasaran.

BAB III
KONDISI BINTER YANG DIHARAPKAN

8 Umum.
a. Dihadapkan kepada perkembangan lingkungan strategis dan faktor yang
berpengaruh terhadap pembinaan teritorial dan perwujudan pengamanan daerah,
dirumuskan pembinaan teritorial yang diharapkan akan mampu mendukung
terselenggaranya ketertiban dan stabilitas keamanan di daerah

b. Dalam perspektif ini sikap dan perilaku teritorial dari aparat teritorial akan
sangat menentukan bagi perwujudan Binter yang diharapkan. Sikap dan perilaku
Apter yang mantap dan penguasaan kemampuan Binter yang optimal akan sangat
menentukan bagi perwujudan kondisi pembinaan teritorial yang mantap.
c. Melalui pengamanan daerah, diharapkan akan terwujud suatu tatanan
kehidupan yang lebih dinamis dan stabil melalui sistem keamanan secara terpadu,
dan kesadaran yang tinggi demi mewujudkan kondisi keamanan di daerah yang
mantap dan dinamis dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
daerah.

9. Kondisi Pembinaan Teritorial Yang Mantap.

Antara sikap teritorial dan pembinaan teritorial terdapat hubungan timbal balik dan saling
ketergantungan yang sangat erat. Di satu pihak sikap teritorial yang baik akan
memperlancar pelaksanaan pembinaan teritorial, dilain pihak pembinaan eritorial dapat
menciptakan sikap teritoral dalam rangka mendukung upaya pengamanan daerah yang
diharapkan.

a. Sikap dan Perilaku Apter yang Mantap. Untuk mewujudkan pembinaan


teritorial dalam rangka pengamanan daerah, maka Apter diharapkan mempunyai
sikap dan perilaku yang mantap.
1) Penampilan sikap di muka umum. Dalam rangka merebut simpati
masyarakat, khususnya di pedesaan setiap prajurit perlu mengenal keadaan
daerah, khususnya ciri-ciri umum masyarakat. Karena itu menjadi suatu
12

keharusan setiap prajurit untuk mengenal adat sopan santun masyarakat


setempat serta berusaha semaksimal mungkin untuk menerapkannya
ditengah-tengah masyarakat yang bersangkutan. Beberapa sikap dan
perilaku Teritorial yang diharapkan, antara lain melalui :

a) Bersikap ramah. Para prajurit hendaknya bersikap ramah di dalam


pergaulannya di lingkungan masyarakat.

b) Bertegur sapa. Para prajurit hendaknya saling bertegur sapa di saat


berjumpa dengan siapapun dan kapanpun. Dalam hubungan ini sangat
penting untuk dikenal kelaziman menunjukkan rasa hormat yang berlaku
umum di saat bertemu dengan seseorang baik yang sudah dikenal maupun
belum.

c) Menunjukkan Rasa Hormat dan terimakasih. Para prajurit


hendaknya menunjukkan rasa hormat dan terima kasih terhadap layanan-
layanan apapun yang disajikan dalam pelaksanaa pembinaan terhadap
masyarakat didaerah.

d) Menunjukkan Penampilan Diri dengan menyesuaikan kebiasaan


rakyat setempat. Para prajurit dalam hal melaksanakan tugasnya
hendaknya dapat menunjukkan penampilan diri dengan kebiasaan-
kebiasaan rakyat setempat, antara lain dalam cara berpakaian dan tutur
katanya.

e) Memberikan perhatian terhadap kelaziman di kalangan masyarakat


setempat. Para prajurit hendaknya menunjukkan keikutsertaan dan
perhatian di dalam kegiatan-kegiatan yang menjadi kelaziman di kalangan
masyarakat setempat. Untuk itu bagi para prajurit sangat penting mengenal
dan menghargai kebiasaan yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan
masyarakat setempat.

f) Mengenali dan membaur dalam setiap lapisan masyarakat. Para


prajurit hendaknya memperbanyak jumlah warga masyarakat setempat
yang dikenalinya secara baik, serta tidak berkisar pada suatu kelompok
tertentu saja, akan tetapi harus dapat mencair ke dalam setiap lapisan
masyarakat.
13

g) Timbulnya kesan positif didalam soal tata susila. Para prajurit


hendaknya menampilkan kesan positif di dalam soal tata susila.
Pelanggaran kesusilaan, penampilan yang menjurus kepada pelanggaran
kesusilaan tidak akan dapat mewujudkan simpati dari masyarakat setempat.
Masalah pelanggaran kesusilaan dilaksanakan prajurit sangat peka di mata
masyarakat sehingga dapat mempengaruhi citra prajurit tersebut maupun
citra TNI.

2) Kenali Tokoh-tokoh Berpengaruh. Pengenalan terhadap tokoh


berpengaruh di daerah sangat penting karena tokoh-tokoh berpengaruh
dapat dikatakan semacam pusat komando masyarakat. Disitulah tempat
masyarakat bertanya, meminta restu, meminta kata sepakat, mengadukan
persoalannya dan meminta petunjuk berhasil tidaknya mengenali identitas
para tokoh berpengaruh setempat, akan mewarnai dalam berhasil/tidaknya
merebut simpati masyarakat.

3) Pendekatan melalui Keagamaan, aplikasinya melalui :

a) Melaksanakan ajaran agama dengan keyakinan masing-


masing bersama-sama masyarakat setempat.
b) Ikut aktif bersama-sama masyarakat dalam peringatan hari-
hari besar keagamaam.

c) Menghormati tokoh-tokoh agama dan pemuka masyarakat


setempat.

d) Ikut membantu merawat, membangun tempat-tempat ibadah.

e) Menghormati adat istiadat dan budaya yang berlaku di


lingkungan masyarakat setempat.

f) Saling menghormati antar sesama umat beragama.

g) Tidak memaksakan keyakinan agamanya kepada pemeluk


lainnya.

b. Penguasaan Kemampuan Binter Optimal. Dalam rangka menciptakan


kondisi keamanan daerah yang mantap, Aparat teritorial dalam pembinaan
teritorialnya harus memiliki kemampuan-kemampuan sebagai berikut :
14

1) Kemampuan Mengantar. Sebagai prajurit TNI yang harus


melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya membantu dan membimbing
serta menyelesaikan setiap permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat di
daerah.

2) Kemampuan mengemong. Sebagai prajurit TNI harus dapat


melakukan kegiatan-kegiatan yang sifatnya melindungi, mendorong kepada
rakyat, sehingga dapat melaksanakan pembinaan keamanan lingkungan
yang perlu ditingkatkan.

3) Kemampuan mempengaruhi.Sebagai prajurit TNI harus dapat


melakukan kegiatan yang bisa merubah opini rakyat dan bisa mengajaknya
ke arah jalan yang kita kehendaki sehingga dapat ikut serta sesuai dengan
sasaran/tujuan pembinaan teritorial.

4) Kemampuan memberi petunjuk dan contoh tauladan. Sebagai prajurit


TNI harus dapat memberikan petunjuk dan contoh tauladan kepada
masyarakat dalam setiap kegiatan yang dilaksanakan di daerah.

5) Kemampuan menjalin hubungan baik. Hubungan silih asih, silih


asih dan silih asah, yaitu kemampuan sebagai prajurit TNI dalam
berhubungan dengan rakyat sekelilingnya dengan diliputi oleh suasan saling
mencintai, hormat menghormati, harga menghargai di dalam kehidupan
kerukunan antar umat beragama antara sesama warga yang bertetangga
dengan suasana saling memberi dan menerima gagasan, pemikiran dan ide
guna mewujudkan ketertiban hubungan yang akrab, positif dan
kekeluargaan.

6) Kemampuan Profesional dengan kriteria kemampuan sebagai berikut:

a) Kemampuan mengenal wilayah, struktur sosial, kebiasaan,


adat istiadat dan perkembangan masyarakat di lingkungan tugasnya.

b) Kemampuan memelihara integrasi sosial dalam masyarakat.

c) Kemampuan mengadakan komunikasi dan koordinasi dengan


aparatur pemerintah lainnya dan masyarakat.
15

d) Kemampuan meningkatkan kehidupan sosial ekonomi


masyarakat melalui program Bhakti TNI dan TMD.

e) Kemampuan dibidang teknis fungi teritorial dan dinas staf.

f) Kemampuan meningkatkan wawasan dan pengetahuan sosial


kemasyarakatan.
g) Kemampuan melaksanakan penggalangan terhadap
kelompok-kelompok dan tokoh-tokoh masyarakat tertentu.

10. Kondisi Keamanan di Daerah Mantap dan Dinamis. Salah satu perspektif yang
diharapkan dalam pelaksanaan pembinaan teritorial adalah terwujudnya keamanan
daerah yang mantap dan dinamis. Dihadapkan kepada kondisi lingkungan strategis baik
luar negeri maupun dalam negeri, kondisi keamanan didaerah merupakan salah satu
subyek yang perlu mendapat perhatian khusus, karena terwujudnya stabilitas keamanan
di daerah akan sangat berperan dalam pelaksanaan pembangunan nasional.

a. Sistem Keamanan Terpadu. Salah satu indikasi/ciri suatu kondisi


keamanan daerah yang mantap dan dinamis adalah terciptanya sistem keamanan
yang terpadu diantaranya :

1) Berfungsinya sistem pembinaan kewilayahan dengan dukungan


rakyat melalui Sishankamrata.

2) Berfungsinya Sistem bela negara yang tercermin pada


pengorganisasian dan pembinaan kekuatan (perlawanan rakyat) sesuai
bidang-bidang yang dimungkinkan dalam daerah yang bersangkutan.

3) Terselenggaranya kemampuan daerah dalam menyiapkan Ruang,


Alat dan Kondisi Juang yang memungkinkan terselenggaranya perlawanan
rakyat ditinjau dari segi demografi, geografi dan kondisi sosial.

b. Kesadaran Masyarakat Tinggi. Kondisi keamanan daerah yang mantap


dan dinamis juga dapat dilihat dari kesadaran masyarakat yang semakin tinggi
antara lain :
16

1) Meningkatnyakesadaran masyarakat akan pentingnya keamanan


daerah melalui pembinaan informasi, edukasi dan motivasi secara terus
menerus, terencana dan berkesinambungan. Hal ini dapat dilakukan
bersamaan dengan sosialisasi program pemerintah terkait lainnya, dimana
masyarakat terlibat langsung sebagai subyek dan obyek program
pembangunan.

2) Meningkatnya kesadaran berbangsa dan bernegara dalam


masyarakat melalui pelaksanaan pembinaan teritorial.

3) Meningkatnya partisipasi dan kesediaan masyarakat untuk dilibatkan


dalam berbagai kegiatan dari sistem bela negara.

10. Kesenjangan Sosial Hilang dan Kesejahteraan Masyarakat Meningkat.


Pada masa-masa yang akan datang diharapkan kondisi pembinaan teritorial
dapat berjalan dengan lancar. Kesenjangan-kesenjangan yang terjadi di dalam
masyarakat baik kesenjangan di bidang ekonomi, sosial, budaya dan Hankam dapat
diatasi dan di eliminir sedini mungkin sehingga sistem keamanan di daerah dapat
berjalan secara terpadu, dan terciptanya kesadaran didalam masyarakat akan
pentingnya keamanan daerah mempengaruhi kesejahteraan masyarakat baik
dibidang ekonomi maupun sosial budaya, sehingga terbina kondisi sosial yang dinamis
memungkinkan terciptanya stabilitas keamanan di daerah dalam menunjang pelaksanaan
pembangunan nasional yang dimanifestasikan dari adanya peningkatan kesejahteraan
rakyat didaerah.

BAB IV
PERANAN SATUAN KOMANDO KEWILAYAHAN DALAM RANGKA
MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN MASYARAKAT

11. Umum. Sesuai dengan Doktrin TNI AD “Kartika Eka Paksi” salah satu fungsi
utama TNI adalah Binter, yang diselenggarakan guna menunjang keberhasilan tugas
pokok TNI AD, khususnya di dalam penerapan Sistem Pertahanan Semesta memerlukan
kerjasama dan koordinasi dengan segenap kemampuan bangsa, karena pada dasarnya
pengelolaan sumber daya wilayah telah terbagi habis oleh fungsi-fungsi pemerintahan
dan kemasyarakatan. Oleh karenanya, Binter dilaksanakan dengan menerapkan
17

komunikasi sosial dengan berbagai pihak terkait guna menyamakan visi, persepsi dan
menciptakan kesadaran bersama dalam membangun dan menyiapkan pertahanan negara
aspek darat sehingga mampu menciptakan stabilitas keamanan di wilayah. Berdasarkan
hal di atas, pada bab VI ini akan diuraikan secara detail dan komprehensif tentang
rumusan kebijakan, strategi dan upaya untuk mengoptimalkan personel satuan Kowil
dalam hal membantu pemerintahan daerah.

12. Tujuan. Konsepsi Binter dalam membantu pemerintahan daerah bertujuan


secara umum untuk mendukung tugas pokok TNI AD sebagai penyelenggara pertahanan
negara di darat serta terciptanya persatuan dan kesatuan bangsa yang mantap
sedangkan secara khusus adalah terbentuknya prajurit satuan Kowil yang memiliki
keunggulan moral, semangat pantang menyerah serta kemanunggalan TNI Rakyat serta
membantu pemerintah daerah untuk membantu masyarakat meningkatkan
kesejahteraannya.

13. Sasaran. Dalam penentuan sasaran terdapat dua aspek yaitu sasaran kedalam
dengan prioritas peningkatan kualitas personel serta keluar dalam kaitan kepedulian
terhadap kesejahteraan masyarakat.
a. Kedalam. Terwujudnya profesionalisme prajurit melalui upaya
peningkatan kualitas yang tercermin pada timbulnya semangat Militansi TNI AD
dan Profesionalisme.
b. Keluar. Terciptanya pelaksanaan kegiatan yang menunjukkan
kepedulian kepada Kesejahteraan masyarakat serta naluri yang peka terhadap
perkembangan lingkungan yang terjadi demi mewujudkan kemanunggalan TNI –
Rakyat.
.
14. Upaya – upaya yang dilaksanakan.

Upaya yang dilaksanakan dalam rangka pembinaan teritorial sehingga dapat mewujudkan
kesejahteraan Masyarakat meliputi :

a. Upaya dengan pelatihan – pelatihan di bidang pertanian


b. Dengan kegiatan – kegiatan percepatan tanam
c. Membina dan membimbing masyarakat
18

d. Melaksanakan kegiatan bakti sosial dimasyarakat

e. Melaksanakan berbagai kegiatan baik dibidang pertanian, perikanan,


peternakan, dan lain-lain dengan tujuan untuk meningkatkan taraf hidup dan
pendapatan masyarakat,
f. Melaksanakan pembinaan dan penyuluhan dibidang pertanian,
perikanan,peternakan, dan lain-lain serta penyuluhan tentang program KB,

BAB V
PENUTUP

19. Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan tersebut diatas, maka dapat disimpulkan


sebagai berikut :
a. Sepanjang sejarah pertumbuhan TNI telah dapat dibuktikan bahwa fungsi
pembinaan teritorial merupakan sarana yang ampuh bagi TNI, baik
untuk mensukseskan pembangunan serta program-program pemerintah maupun
untuk memelihara stabilitas keamanan di daerah yang dapat meningkatkan
kesejahteraan Masyarakat.
b. Didalam kenyataannya, pembinaan teriritorial yang di laksanakan didaerah
belum mencerminkan suatu sistem yang utuh karena cenderung diselenggarakan
berdasarkan kepentingan tugas masing-masing instansi atau komando selaras
dengan wewenangnya. Didasarkan hal tersebut perlu adanya upaya peningkatan
pengamanan daerah yang dilaksanakan melalui pembinaan teritorial.

c. Untuk meningkatkan kualitas Pembinaan Teritorial maka perlu ada upaya


dalam rangka peningkatan pembinaan teritorial di daerah antara lain melalui
peningkatan sikap dan perilaku aparat teritorial dalam rangka meningkatkan
kemanunggalan TNI-Rakyat serta dapat membantu pemda dalam upaya
meningkatkan kesejahteraan rakyat.

20. Saran. Dalam penulisan ini perlu penulis sarankan sebagai berikut :

a. Perlunya piranti lunak maupun doktrin yang mendasar tentang pelaksanaan


Pembinaan Teritorial yang sudah diperbaharui dengan memperhatikan kondisi
19

lingkungan secara dinamis sehingga program pemantapan Binter dapat dipadukan


dengan (sistem) lingkungan.

b. Perlu adanya sosialisasi tentang Pembinaan Teritorial kepada Aparat


Teritorial, Aparat Pemda dan Masyarakat sebagai komponen pendukung, dalam
rangka menyamakan visi dan menyiapkan subyek serta obyek Binter dalam kondisi
yang kondusif sehingga tercipta suatu pemahaman dan keterpaduan di dalam
pelaksanaan Pembinaan teritorial di lapangan.

c. Dengan adanya UU No.22 dan UU No.25 tahun 1999 tentang otonomi


daerah, bahwa pembinaan teritorial bukan hanya merupakan tanggung jawab TNI
semata, tetapi merupakan tanggung jawab pemerintah (Pemda), sehingga perlu
adanya UU yang mengatur tentang pelaksanaan pembinaan teritorial dalam
rangka mendukung Otonomi Daerah.

Banyuwangi, Maret 2016


Penulis

I Wayan Sudaya
Kapten Inf NRP 547819

Anda mungkin juga menyukai