Anda di halaman 1dari 25

LEMBAR KERJA LEARNING JOURNAL MATERI AGENDA I SIKAP PERILAKU

BELA NEGARA

Nama Peserta : Fita Maram Anggun Cahyani, A.Md.Kep.


NIP : 19980302 202012 2 014
No.Daft.Hadir/ Kelp : 35 / Kelompok 2
Latsar CPNS Angk : Angkatan 52 Golongan : IIc
Tempat Latsar : Aula PKK Kec.Purwokerto Timur
Jabatan/ Instansi : Calon Pelaksana/Terampil – Perawat / Puskesmas Cilongok II

A. LATAR BELAKANG
Pelatihan Dasar CPNS merupakan pelatihan wajib bagi CPNS yang
diselenggarakan pada masa prajabatan. Namun penyelenggaraan Pelatihan
Dasar CPNS Tahun 2019 terkendala pandemi Covid-19. Oleh karena itu,
diperlukan penyesuaian terhadap pelaksanaannya. Sesuai dengan Peraturan
LAN No.1 Tahun 2021 tentang Pelatihan Dasar CPNS pada Pasal 5 ,
“Pelatihan Dasar CPNS bertujuan untuk mengembangan kompetensi CPNS
yang dilakukan secara terintegrasi”. Di Kabupaten Banyumas, pelaksanaan
Pelatihan Dasar CPNS dilakukan dengan metode Distance Learning melalui
pembelajaran E-Learning

B. PEMBAHASAN
Dalam penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS dengan metode
pembelajaran Jarak Jauh (Distance Learning), pelaksanaan Agenda Sikap
Perilaku Bela Negara disusun dengan metode yang berbeda dari
sebelumnya. Agenda pembelajaran ini bertujuan untuk membekali peserta
dengan pemahaman wawasan kebangsaan melalui pemaknaan terhadap
nilai-nilai bela negara, sehingga peserta memiliki kemampuan untuk
menunjukan sikap perilaku bela negara dalam suatu kesiapsiagaan yang
mencerminkan sehat jasmani dan mental menghadapi isu kontemporer dalam
menjalankan tugas jabatan sebagai PNS profesional pelayan masyarakat.
Mata Pelatihan untuk pembelajaran agenda Sikap Perilaku Bela Negara
adalah sebagai berikut:
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara;
2. Analisis Isu Kontemporer; dan
3. Kesiapsiagaan Bela Negara
Seluruh Mata Pelatihan tersebut dirancang dan disampaikan secara
terintegrasi untuk mencapai tujuan Kurikulum agenda Sikap Perilaku Bela
Negara dengan memberi penekanan pada kemampuan praktik.
1. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-nilai Bela Negara
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam
rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh
jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional
(national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945,
NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman,
adil, makmur, dan sejahtera
Pemahaman dan pemaknaan wawasan kebangsaan dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bagi aparatur, pada
hakikatnya terkait dengan pembangunan kesadaran berbangsa dan
bernegara yang berarti sikap dan tingkah laku PNS harus sesuai dengan
kepribadian bangsa dan selalu mengkaitkan dirinya dengan cita-cita dan
tujuan hidup bangsa Indonesia.
Nilai-nilai bela negara yang harus lebih dipahami penerapannya dalam
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara antara lain:

a. Cinta Tanah Air


Negeri yang luas dan kaya akan sumber daya ini perlu dicintai. Kesadaran
bela negara yang ada pada setiap masyarakat didasarkan pada kecintaan
kita kepada tanah air. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara menjaga
kebersihan di lingkungan kerja dengan membuang sampah sesuai
dengan jenisnya.
b. Sadar Berbangsa dan Bernegara
Kesadaran berbangsa dan bernegara merupakan sikap kita yang harus
sesuai dengan kepribadian bangsa yang selalu dikaitkan dengan cita-cita
dan tujuan hidup bangsanya. Kita dapat mewujudkannya dengan cara
memberikan pelayanan terbaik kepada seluruh pasien dengan tulus dan
sepenuh hati tanpa pamrih guna mewujudan salah satu indikor Bela
Negara yaitu berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa
dan negaranya
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara
Ideologi kita warisan dan hasil perjuangan para pahlawan sungguh luar
biasa, pancasila bukan hanya sekedar teoritis dan normatif saja tapi juga
diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Kita tahu bahwa Pancasila
adalah alat pemersatu keberagaman yang ada di Indonesia yang memiliki
beragam budaya, agama, etnis, dan lain-lain. Nilai-nilai pancasila inilah
yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
d. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
Wujud bela negara yaitu harus rela berkorban untuk bangsa dan negara.
Salah satu indikornya yaitu berpartisipasi aktif dalam pembangunan
masyarakat, bangsa dan negara. Salah satu contoh dari indikor tersebut
di era pandemic ini yaitu ikut berperan aktif dalam tim vaksinasi di
Puskesmas untuk mendukung program Pemerintah dalam
menanggulangi Covid-19
e. Memiliki Kemampuan Bela Negara
Kemampuan bela negara itu sendiri dapat diwujudkan dengan tetap
menjaga kedisiplinan, ulet, bekerja keras dalam menjalani profesi masing-
masing.

2. Analisis Isu Kontemporer


Tujuan dari pembelajaran materi analisis isu kontemporer yaitu
menjelaskan konsepsi perubahan lingkungan strategis, mengidentifikasi
isu-isu strategis kontemporer dan menerapkan teknik analisis isu dengan
menggunakan kemampuan berpikir kritis. Ada lima level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan
pekerjaannya sesuai bidang tugas masing-masing, yakni: individu,
keluarga (family), Masyarakat pada level lokal dan regional (Community/
Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global). Ke empat level
lingkungan stratejik tersebut disajikan dalam gambar berikut ini :

Gambar 1.1 Model Faktor Perubahan yang Mempengaruhi Kinerja PNS

Berdasarkan gambar di atas dapat dikatakan bahwa perubahan global


(globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua bangsa (Negara)
untuk berperan serta, jika tidak maka arus perubahan tersebut akan
menghilang dan akan meninggalkan semua yang tidak mau berubah.
Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border) suatu bangsa,
dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas
Negara. Hal yang menjadi pemicunya adalah berkembang pesatnya
teknologi informasi global, dimana setiap informasi dari satu penjuru dunia
dapat diketahui dalam waktu yang tidak lama berselang oleh orang di
penjuru dunia lainnya.
Perubahan cara pandang tersebut, telah mengubah tatanan kehidupan
berbangsa dan bernegara. Hal ini ditandai dengan masuknya kepentingan
global (Negara-negara lain) ke dalam negeri dalam aspek hukum, politik,
ekonomi, pembangunan, dan lain sebagainya. Perubahan cara pandang
individu tentang tatanan berbangsa dan bernegara (wawasan kebangsaan),
telah mempengaruhi cara pandang masyarakat dalam memahami pola
kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secara
turun temurun. Perubahan lingkungan masyarakat juga mempengaruhi cara
pandang keluarga sebagai miniature dari kehidupan sosial (masyarakat).
Tingkat persaingan yang keblabasan akan menghilangkan keharmonisan
hidup di dalam anggota keluarga, sebagai akibat dari ketidakharmonisan
hidup di lingkungan keluarga maka secara tidak langsung membentuk sikap
ego dan apatis terhadap tuntutan lingkungan sekitar.
PNS dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal juga
internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan
bernegara (pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika) sebagai
konsensus dasar berbangsa dan bernegara. Fenomena-fenomena tersebut
menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara kritis
terkait dengan isu-isu kritikal yang terjadi saat ini atau bahkan berpotensi
terjadi, isu-isu tersebut diantaranya; bahaya paham radikalisme/ terorisme,
bahaya narkoba, cyber crime, money laundry, korupsi, proxy war. Isu-isu di
atas, selanjutnya disebut sebagai isu-isu strategis kontemporer.

3. Kesiapsiagaan Bela Negara

Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara


dan kesediaan berkorban membela negara. Cakupan bela negara itu sangat
luas, dari yang paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan
baik sesama warga negara sampai bersama-sama menangkal ancaman
nyata musuh bersenjata. Tercakup di dalamnya adalah bersikap dan berbuat
yang terbaik bagi bangsa dan negara. Setidaknya unsur Bela Negara antara
lain :

a. Cinta tanah air;


b. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagai Ideologi Negara;
d. Rela berkorban untuk Bangsa dan Negara; dan
e. Kemampuan Awal Bela Negara.

Kegiatan bela negara bukan memanggul senjata sebagai wajib militer


atau kegiatan semacam militerisasi, namun lebih bagaimana menanamkan
jiwa kedisiplinan, mencintai tanah air (dengan menjaga kelestarian hayati),
menjaga aset bangsa, menggunakan produk dalam negeri, dan tentu ada
beberapa kegiatan yang bersifat fisik dalam rangka menunjang
kesiapsiagaan dan kebugaran fisik saja. Implementasi kesiapsiagaan bela
negara dalam kehidupan PNS diperlukan pola hidup sehat agar terciptanya
jasmani yang sehat, jasmani yang bugar dan mental yang sehat dan kuat
LEMBAR KERJA PENUGASAN IDENTIFIKASI NILAI-NILAI BELA
NEGARA

Nama Peserta : Fita Maram Anggun Cahyani, A.Md.Kep.


NIP : 19980302 202012 2 014
No.Daft.Hadir/ Kelp : 35 / Kelompok 2
Latsar CPNS Angk : Angkatan 52 Golongan : IIc
Tempat Latsar : Aula PKK Kec.Purwokerto Timur
Jabatan/ Instansi : Calon Pelaksana/Terampil – Perawat / Puskesmas Cilongok II

FORMAT LEMBAR KERJA PERSEORANGAN


Asynchronous: WAWASAN KEBANGSAAN DAN IDENTIFIKASI NILAI-
NILAI BELA NEGARA (ASN BANGGA MELAYANI BANGSA)

NO NILAI-NILAI BN INDIKATOR BN ASN BANGGA MELAYANI


BANGSA DALAM
PELAKSANAAN TUGAS PNS

1. Cinta Tanah Air 1. Menjaga tanah dan 1. Menjaga kebersihan di


pekarangan serta lingkungan Puskesmas dengan
seluruh ruang wilayah membuang sampah sesuai
Indonesia dengan jenisnya

2. Jiwa raganya bangga 2. Menggunakan Bahasa


sebagai bangsa Indonesia pada saat bertugas
Indonesia
3. Bangga menggunakan 3. Menggunakan seragam batik
hasil produk bangsa banyumasan pada hari Kamis
Indonesia minggu ke-3 setiap bulannya
2. Sadar Berbangsa 1. Berpartisipasi aktif 1. Menjadi anggota Persatuan
dan Bernegara dalam organisasi Perawat Nasional Indonesia
kemasyarakatan,
profesi maupun politik
2. Menjalankan hak dan 2. Menjalankan tugas dan fungsi
kewajiban sebagai sebagai perawat tanpa
warga Negara sesuai mencampuri ranah tugas dan
dengan peraturan pokok fungsi profesi lain
perundang-undangan
yang berlaku
3. Berpikir, bersikap dan 3. Memberikan pelayanan terbaik
berbuat yang terbaik kepada seluruh pasien dengan
bagi bangsa dan tulus dan sepenuh hati tanpa
negaranya pamrih
4. Berpartisipasi menjaga 4. Menghormati pendapat orang
kedaulatan bangsa & lain pada saat rapat atau
negara musyawarah
3 Setia Pada Pancasila 1. Paham nilai-nilai dalam 1. Memberikan pelayanan dengan
Sebagai Ideologi Pancasila profesional tanpa membedakan-
Negara bedakan suku, ras, agama atau
golongan
2. Mengamalkan nilai-nilai 2. Menjalankan ibadah sholat
Pancasila dalam tanpa mengabaikan pelayanan
kehidupan sehari-hari terhadap pasien
3. Menjadikan Pancasila 3. Bekerjasama dengan berbagai
sebagai pemersatu profesi pemberi asuhan seperti
bangsa dan negara dokter, farmasi, analis
kesehatan untuk memberikan
perawatan terintegrasi kepada
pasien
4 Rela Berkorban untuk 1. Bersedia 1. Bersedia berangkat untuk
Bangsa dan Negara mengorbankan waktu, pelayanan di Puskesmas pada
tenaga dan pikirannya saat hari cuti bersama
untuk kemajuan bangsa
dan negara
2. Berpartisipasi aktif dalam 2. Ikut berperan aktif dalam tim
pembangunan vaksinasi di Puskesmas untuk
masyarakat, bangsa dan mendukung program
negara Pemerintah dalam
menanggulangi Covid-19
3. Gemar membantu 3. Memberikan donasi kepada
sesama warga negara masyarakat atau teman yang
yang mengalami sedang tertimpa musibah atau
kesulitan sait
5 Kemampuan Awal 1. Memiliki kecerdasan 1. Bersikap profesional dalam
Bela Negara emosional dan spiritual bekerja tanpa mencampur
serta intelijensia adukan urusan pribadi dan
menjalankan ibadah sesuai
dengan keyainan yang dianut
2. Senantiasa memelihara 2. Menjaga pola hidup sehat
jiwa dan raga secara jasmani maupun rohani
salah satunya dengan makan
makanan yang bergizi
3. Senantiasa menjaga 3. Makan teratur dan tepat waktu
kesehatannya
LEMBAR KERJA ANALISIS ISU KONTEMPORER

A. GAMBARAN UMUM PESERTA

Nama Peserta : Fita Maram Anggun Cahyani, A.Md.Kep.


NIP : 19980302 202012 2 014
No.Daft.Hadir/ Kelp : 35/ Kelompok 2
Latsar CPNS Angk : Angkatan 52
Tempat Latsar : Aula PKK Kec.Purwokerto Timur
Jabatan/ Instansi : Calon Pelaksana/Terampil – Perawat/
Puskesmas Cilongok II
Tupoksi : PERMENPAN NO.35 TAHUN 2019
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada
individu;
2. Melakukan komunikasi terapeutik dalam
pemberian asuhan keperawatan;
3. Melaksanakan edukasi tentang perilaku hidup bersih
dan sehat dalam rangka melakukan upaya promotif;
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengamanan/
pelindung fisik pada pasien untuk mencegah risiko
cedera pada individu dalam rangka upaya preventif;
5. Memberikan oksigenasi sederhana;
6. Memberikan tindakan keperawatan pada kondisi
gawat darurat/ bencana/ kritikal;
7. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang
dan aman serta bebas risiko penularan infeksi;
8. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana pada area medikal bedah;
9. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area anak;
10. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area maternitas;
11. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area komunitas;
12. Melakukan intervensi keperawatan spesifik yang
sederhana di area jiwa;
13. Melakukan tindakan terapi komplementer/ holistik;
14. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien
dengan intervensi pembedahan pada tahap pre/
intra/post operasi;
15. Memberikan perawatan pada pasien dalam rangka
melakukan perawatan paliatif;
16. Memberikan dukungan/fasilitasi kebutuhan spiritual
pada kondisi kehilangan/berduka/ menjelang ajal
dalam pelayanan keperawatan;
17. Melakukan perawatan luka; dan
18. Melakukan dokumentasi tindakan keperawatan
B. IDENTIFIKASI ISU

1. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga terhadap protokol kesehatan


di era pandemi Covid-19 di Puskesmas Cilongok II

Mengurangi angka penyebaran dan penularan Covid-19 didunia tidaklah


mudah karena setiap orang pasti dapat terpapar Covid-19 apabila tidak
menjaga kebersihan dan memakai masker saat diluar rumah atau saat
berhadapan dengan orang lain secara langsung. Di beberapa negara termasuk
Indonesia Pemerintah membuat pedoman dan protokol kesehatan untuk
menghadapi virus Covid-19. Di negara kita protokol kesehatan ini dikenal
dengan sebutan 5M yaitu : mencuci tangan, menggunakan masker, menjaga
jarak, menjauhi kerumunan,dan mengurangi mobilitas.

Kondisi saat ini


Kurang patuhnya pasien dan keluarga dalam menerapkan protokol kesehatan
menggunakan masker pada saat berobat ke Puskesmas. Meskipun sudah
banyak masyarakat yang di vaksin, hal tersebut bukan menjadi alasan untuk
abai menjalankan protokol kesehatan.

Data dukung
Covid-19 tidak hanya menular melalui kontak langsung atau kontak dekat
dengan penderita Covid-19, tetapi bisa juga melalui udara. Transmisi ini
diketahui lebih beresiko terjadi di ruangan tertutup yang ramai dan sirkulasi
udaranya kurang baik. Beberapa studi telah menunjukkan bahwa transmisi
Covid-19 via udara bahkan dapat terjadi dalam jarak kurang lebih 2 meter.
Selain dari batuk dan bersin, sejumlah riset juga menunjukkan bahwa droplet
yang membawa virus Corona bisa dilepaskan penderita Covid-19 saat
berbicara. Menggunakan masker saat beraktivitas diluar rumah dapat
mengurangi resiko penyebaran virus Covid-19. Dari hasil diskusi dengan teman
sejawat dan fakta di lapangan dari 50 pengunjung puskesmas terdapat 3 orang
yang tidak menggunakan masker.
Kondisi yang diharapkan
Semua pasien dan keluarga pasidak ien mematuhi protokol kesehatan di era
Pandemi Covid-19 salah satunya dengan menggunakan masker

2. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan pada usia lanjut di Puskesmas


Cilongok II
Makin bertambah usia, makin besar kemungkinan seseorang mengalami
permasalahan fisik, jiwa, spiritual, ekonomi dan sosial. Salah satu
permasalahan yang sangat mendasar pada usia lanjut adalah masalah
kesehatan akibat proses degeneratif.

Kondisi saat ini


Kurangnya kesadaran para lansia akan pentingnya hidup sehat, ada beberapa
lansia yang tidak mau datang ke posyandu lansia ataupun puskesmas untuk
melakukan pemeriksaan kesehatan sederhana secara rutin

Data dukung
Data capaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) tentang pelayanan kesehatan
pada usia lanjut di Puskesmas Cilongok II pada tahun 2021 sebesar 64 %

Kondisi yang diharapkan


Peningkatan capaian SPM tentang Pelayanan kesehatan pada usia lanjut di
Puskesmas Cilongok II

3. Belum optimalnya sosialisasi terhadap pasien dan keluarga dalam proses


alur rujukan di Puskesmas Cilongok II
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan (faskes) tingkat pertama. Pelayanan
rujukan akan diberikan pada pasien apabila pasien tersebut membutuhkan
pelayanan kesehatan di dokter spesialis atau subspesialis. Puskesmas juga
akan memberikan rujukan kepada pasien apabila puskesmas tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan kebutuhan pasien
dikarenakan keterbatasan fasilitas, peralatan dan atau ketenagaan.
Kondsi saat ini
Masih ada pasien maupun keluarga pasien yang datang meminta rujukan ke
Puskesmas namun rujukan yang sebelumnya masih berlaku. Tidak jarang juga
pasien dengan kondisi gawat darurat datang ke puskesmas untuk meminta
rujukan, padahal dengan kondisi pasien tersebut bisa langsung ke IGD tanpa
meminta rujukan terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan
pasien dan keluarga mengenai alur rujukan di Puskesmas. Dibutuhkan peran
serta tenaga kesehatan untuk melakukan sosialisasi mengenai alur rujukan.

Data dukung

Gambar 1.2 Rujukan dan surat kontrol yang masih berlaku


Gambar 1.3 keluarga pasien yang bingung mengenai surat rujukan

Gambar 1.4 keluarga pasien yang bingung mengenai surat rujukan


Kondisi yang diharapkan
Pasien dan keluarga mampu memahami mengenai alur rujukan di Puskesmas

4. Rendahnya kesadaran pasien terduga TBC untuk melakukan


pemeriksaan penunjang
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman
tuberculosis (TB) yang dikenal dengan nama M.tuberculosis. sebagian besar
kuman menyerang paru, tetapi dapat juga menyerang organ lainnya. Penularan
secara aerogen. Pasien TB paru menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet (percikan dahak). Sumber penularan adalah apsien TB paru BTA
positif yang saat batuk, bersin atau berbicara mengeluarkan droplet percikan
dahak yang mengandung kuman M. Tuberculosis.
Penyakit Tuberculosis (TBC) menempati urutan ketiga setelah India dan Cina.
Penemuan kasus sedini mungkin, pengobatan secara tuntas sampai sembuh
merupakan salah satu upaya terpenting dalam memutuskan penularan TBC di
masyarakat.

Kondisi saat ini


Ada beberapa gejala yang dapat ditemukan pada pasien yang terduga TB
Paru, diantaranya batuk lama 2 minggu atau lebih, berdahak, dapat disertai
batuk darah, demam, nyeri dada, berkurangnya napsu makan, sering
berkeringat dingin di malam hari dan gejala yang khas adanya penurunan berat
badan. Diagnosis pasien TB Paru terkonfirmasi bakteriologis adalah dengan
pemeriksaan mikroskopis, biakan, dan Test Cepat Molekuler (TCM) atau
dengan pemeriksaan dahak. Jika konfirmasi bakteriologis tidak diperoleh, maka
diagnosis TB Paru ditegakkan secara klinis mengacu pada hasil pemeriksaan
penunjang yang sesuai. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat
tentang pentingnya deteksi dini TB Paru dan kurang aktifnya kader TB dalam
upaya deteksi dini dan penemuan kasus TB paru baru di masyarakat
berdampak pada Kurang patuhnya pasien terduga TBC untuk melakukan
pemeriksaan penunjang
Data dukung
Pada tahun 2021 Dinas Kesehatan Banyumas menargetkan jumlah suspek
TBC yang dilakukan pemeriksaan TCM sebanyak 391 namun capaian
Puskesmas hanya 102 atau 26%. Dari 102 pasien suspek yang dilakukan
pemeriksaan TCM terdapat 48 pasien terkonfirmasi TBC. Capaian tersebut
masih tergolong rendah karena Dinas Kesehatan Banyumas menargetkan
jumlah pasien terkonfirmasi TBC setelah dilakukan pemeriksaan penunjang
yaitu 126 pasien dari 391.

Kondisi yang diharapkan


Pasien dengan terduga TB bersedia melakukan pemeriksaan penunjang untuk
penegakkan diagnosa dan kader TB menjadi lebih aktif dalam upaya deteksi
dini dan penemuan kasus TB paru baru di masyarakat

5. Belum tersedianya ruang laktasi di Puskesmas Cilongok II


Berkenaan dengan kodrat perempuan untuk menyusui anaknya, maka
pemerintah telah memberikan perlindungan hukum melalui Undang Undang
Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kesehatan, di mana dalam Pasal 128,
ditegaskan bahwa: (1) Setiap bayi berhak mendapatkan ASI eksklusif sejak
dilahirkan selama 6 (enam) bulan, kecuali atas indikasi medis; (2) Selama
pemberian ASI, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan
masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan
waktu dan fasilitas khusus; (3) Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana
dimaksud pada ayat (2) diadakan di tempat kerja dan di tempat sarana umum.
Selanjutnya dalam Pasal 129 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, menentukan bahwa: (1) Pemerintah bertanggung jawab
menetapkan kebijakan dalam rangka menjamin hak bayi untuk mendapatkan
air susu ibu secara eksklusif. (2) Ketentuan lebih lanjut sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah. Untuk melaksanakan
ketentuan Pasal 129 ayat (2) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, maka dikeluarkanlah Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012
tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif. Sedangkan sebagai pelaksanaan
dari ketentuan Pasal 128 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang
Kesehatan, Menteri Kesehatan Republik Indonesia mengeluarkan Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 15 Tahun 2013 tentang Tata
Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah Air Susu Ibu.

Kondisi saat ini


Fasilitas khusus menyusui dan/atau memerah ASI disebut dengan ruang ASI
adalah ruangan yang dilengkapi dengan prasarana menyusui dan memerah
ASI yang digunakan untuk menyusui bayi, memerah ASI, menyimpan ASI
perah, dan/atau konseling menyusui/ASI. Pengurus tempat kerja dan
penyelenggara tempat sarana umum harus menyediakan fasilitas khusus untuk
menyusui dan/atau memerah ASI sesuai dengan kondisi kemampuan
perusahaan. Namun di Puskesmas Cilongok II saat ini belum tersedia ruang
laktasi untuk pasien, penunggu maupun karyawan Puskesmas Cilongok II

Data dukung
Di Puskesmas Cilongok II terdapat 3 karyawan yang sedang hamil dan ada 4
ibu menyusui. Selama ini jika karyawan yang menyusui akan memerah ASI
mengalami kesulitan karena belum ada ruangan khusus untuk menyusui. Para
karyawan biasanya memerah ASI di ruang tindakan pasien maupun di ruang
rekam medis. Begitu juga dengan pasien dan keluarga pasien ketika hendak
memerah ASI mereka terpaksa melakukannya di ruang tunggu.

Kondisi yang diharapkan


Mewujudkan ruangan untuk menyusui supaya memberikan kenyamanan dan
keamanan untuk ibu menyusui
C. ANALISIS ISU APKL

1. Jelaskan pengertian A, P, K, L.
a. Aktual (A)
Benar-benar terjadi dan sedang hangat dibicarakan dalam masyarakat.
b. Problematik (P)
Isu yang memiliki dimensi masalah yang kompleks, sehingga perlu
dicarikan segera solusinya.
c. Kekhalayakan (K)
Isu yang menyangkut hajat hidup orang banyak.
d. Kelayakan (L)
Isu yang masuk akal dan realistis serta relevan untuk dimunculkan inisiatif
pemecahan masalahnya.

2. Jelaskan makna skor 1,2,3,4, dan 5


I su t e rseb u t kem ud ia n d ia n a lisis menggunakan metode APKL dengan
rentang penilaian 1-5. Analisa APKL menggunakan rentang nilai berupa
matriks skor yaitu 1 – 5, yang menandakan bahwa semakin tinggi skor berarti
isu tersebut bersifat mendesak untuk segera dicari penyelesaiannya. skoring
tersebut menggunakan analogi ketentuan :

1 sangat kecil
2 kecil
3 sedang
4 besar
5 Sangat besar

3. Lengkapi tabel berikut

NO ISU A P K L Total Pering


APKL kat
1. Kurangnya kesadaran pasien dan 4 4 3 3 14 II
keluarga terhadap protokol
kesehatan di era pandemi Covid-19
di Puskesmas Cilongok II
2. Rendahnya capaian pelayanan 4 3 2 3 12 III
kesehatan pada usia lanjut di
Puskesmas Cilongok II
3. Belum optimalnya sosialisasi 3 3 2 2 10 IV
terhadap pasien dan keluarga dalam
proses alur rujukan di Puskesmas
Cilongok II
4. Rendahnya kesadaran pasien 5 4 4 4 17 I
terduga TBC untuk melakukan
pemeriksaan penunjang
5. Belum tersedianya ruang laktasi di 2 2 2 2 8 V
Puskesmas Cilongok II

D. ANALISIS ISU USG


1. Jelaskan pengertian USG
a. URGENCY
Seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti.
b. SERIOUSNESS
Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang
ditimbulkan.
c. GROWTH
Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika tidak
ditangani sebagaiamana mestinya.

2. Jelaskan makna skor 1, 2, 3, 4, dan 5


Misalnya penggunaan skor skala 1-5. Semakin tinggi tingkat urgensi, serius,
atau pertumbuhan masalah tersebut, maka semakin tinggi skor untuk masing-
masing unsur tersebut.
Skoring tersebut menggunakan analogi ketentuan :
5 Sangat penting
4 Penting
3 Netral
2 Tidak penting
1 Sangat tidak Penting

3. Lengkapi tabel berikut

NO ISU U S G Total Peringkat


USG
1. Rendahnya capaian pelayanan kesehatan 3 3 9 9 III
pada usia lanjut di Puskesmas Cilongok II
2. Kurangnya kesadaran pasien dan keluarga 4 4 4 12 II
terhadap protokol kesehatan di era pandemi
Covid-19 di Puskesmas Cilongok II
3. Rendahnya kesadaran pasien terduga TBC 5 5 4 14 I
untuk melakukan pemeriksaan penunjang
Simpulan : Dari hasil analisis isu melalui pendekatan USG maka isu strategis
kontemporer yang perlu diselesaikan adalah rendahnya kesadaran pasien
terduga TBC untuk melakukan pemeriksaan penunjang

E. DAMPAK BILA ISU TIDAK DISELESAIKAN


Dampak bila isu rendahnya kesadaran pasien terduga TBC untuk melakukan
pemeriksaan penunjang tidak diselesaikan adalah
1. Masih rendahnya kesadaran pasien terduga TBC untuk melakukan
pemeriksaan penunjang di Puskesmas Cilongok II
2. Bertambahnya pasien yang terkena penyakit TBC
3. Masyarakat belum menyadari tentang pentingnya deteksi dini TBC
4. Belum meningkatnya capaian SPM pelayanan kesehatan orang dengan TBC
5. Kurang aktifnya kader TBC dalam upaya deteksi dini di Puskesmas Cilongok II
F. ANALISIS PENYEBAB MASALAH (Diagram Sirip Ikan/Fish Bone)

Kurangnya kesadaran
pasien terduga TBC untuk Belum banyaknya
melakukan pemeriksaan media edukasi untuk
penunjang pasien

MAN MATERIAL

Kurang aktifnya kader


TBC dalam upaya deteksi
dini
Belum adanya
Pojok TB Rendahnya
kesadaran
pasien terduga
TBC untuk
melakukan
Kader TB baru pemeriksaan
Kurang optimalnya dibentuk penunjang
edukasi yang mudah sehingga masih
dipahami oleh pasien belum optimal
Belum
optimalnya Kurangnya
penyampaian
media edukasi pemanfaatan
METHOD MILIEU televisi di ruang
tunggu untuk
media promotife

Gambar 1.4 Analisis Fishbone Isu Prioritas

Setelah dilakukan analisis penyebab terhadap isu prioritas


dengan menggunakan Fishbone, diperoleh penyebab-
penyebab prioritas yang perlu diselesaikan, yaitu:
1. Man : Kurangnya kesadaran pasien terduga TBC untuk
melakukan pemeriksaan penunjang
2. Method : kurang optimalnya edukasi yang mudah dipahami oleh
pasien
3. Material : Belum adanya Pojok TB
4. Milieu : Kurangnya pemanfaatan televisi di ruang tunggu untuk
media promotife
G. GAGASAN PEMECAHAN ISU

No. Gagasan Kegiatan Tahapan Kegiatan


1. Penyusunan kerangka acuan kegiatan a. Melakukan konsultasi dan meminta izin
(KAK) refreshing kader TB pada Kepala Puskesmas tentang
Menyelesaikan : penyusunan KAK refreshing kader TB
- Kurangnya kesadaran pasien b. Koordinasi dengan PJ program P2P TB
terduga TBC untuk melakukan untuk penyusunan KAK refreshing
pemeriksaan penunjang kader TB
- kurang optimalnya edukasi yang c. Membuat rancangan KAK refreshing
mudah dipahami oleh pasien kader TB
d. Penyusunan KAK refreshing kader TB
e. Melakukan konsultasi dan meminta
tanda tangan KAK refreshing kader TB
pada Kepala Puskesmas
2. Melaksanakan refreshing kader TB a. Melakukan konsultasi dan meminta
Menyelesaikan : izin pada Kepala Puskesmas tentang
- Kurangnya kesadaran pasien pelaksanaan kegiatan
terduga TBC untuk melakukan b. Melakukan koordinasi waktu
pemeriksaan penunjang pelaksanaan kegiatan bersama
- kurang optimalnya edukasi yang kader TB
mudah dipahami oleh pasien c. Membuat undangan
d. Mendistribusikan undangan
e. Menyiapkan materi
f. Melakukan persiapan tempat dan
perlengkapan
g. Melakukan persiapan pelaksanaan
kegiatan refreshing kader TB
h. Membuka kegiatan
i. Menyampaikan materi refreshing
kader TB
j. Sesi tanya jawab dan diskusi
k. Penutupan kegiatan
l. Evaluasi kegiatan
3. Membuat media edukasi deteksi dini a. Mencari bahan materi dan gambar.
TBC
b. Membuat konsep
Menyelesaikan :
leaflet/poster/banner yang menarik
- Kurangnya pemanfaatan televisi
dan mudah dipahami.
di ruang tunggu untuk media
c. Membuat leaflet/poster/banner dan
promotife
konsultasi kepada mentor
- kurang optimalnya edukasi yang
d. Cetak leafler/poster/banner
mudah dipahami oleh pasien

4. Pengaktifan Pojok TB a. Konsultasi dengan Kepala Puskesmas


Menyelesaikan : mengenai rencana pengaktifan Pojok
- Belum adanya Pojok TB TB
b. Membuat SOP Pelayanan Pojok TB
c. Mengajukan SOP pelayanan Pojok TB
kepada Kepala Puskesmas
d. Mempersiapkan peralatan yang
dibutuhkan di Pojok TB
e. Mempersiapkan ruangan Pojok TB
f. Pelayanan di Pojok TB

4 Melaksanakan penyuluhan deteksi dini


a. Melakukan konsultasi dan meminta izin
TBC pada pasien suspek di Puskesmas
pada Kepala Puskesmas tentang
Cilongok II
pelaksanaan kegiatan
Menyelesaikan :
- Kurangnya kesadaran pasien b. Menyiapkan materi penyuluhan
terduga TBC untuk melakukan
c. Menyiapkan tempat dan perlengkapan
pemeriksaan penunjang
- kurang optimalnya edukasi yang d. Penyampaian materi
mudah dipahami oleh pasien
e. Sesi tanya jawab dan diskusi
f. Pembagian media leaflet
LEMBAR KERJA PERSEORANGAN KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA
RENCANA AKSI BELA NEGARA PESERTA PELATIHAN DASAR CPNSTAHUN 2022
Angkatan : 52
Nama Peserta : Fita Maram Anggun Cahyani, A.Md.Kep.
NDH : 35 / Kelompok 2
Instansi : Puskesmas Cilongok II
Nama Mentor : drg. Edi
Jabatan Mentor : Kepala Puskesmas Cilongok II

NO NILAI BELA INDIKATOR SIKAP DAN AKSI TEMPAT WAKTU BUKTI PARAF
NEGARA PERILAKU MENTOR

1. Cinta Tanah Air 1. Menjaga tanah dan 1. Menjaga kebersihan di Puskesmas Setiap Saat
pekarangan serta seluruh lingkungan Puskesmas dengan
ruang wilayah Indonesia membuang sampah sesuai
dengan jenisnya
2. Jiwa raganya bangga 2. Menggunakan Bahasa Puskesmas Setiap Saat
sebagai bangsa Indonesia Indonesia pada saat bertugas

3. Bangga menggunakanhasil 3. Menggunakan seragam batik Puskesmas Kamis Minggu


produk bangsa Indonesia banyumasan pada hari Kamis Ke-3 setiap
minggu ke-3 setiap bulannya bulannya
2. Sadar 1. Berpartisipasi aktif dalam 1. Menjadi anggota Persatuan Puskesmas Dari tahun
Berbangsa dan organisasi kemasyarakatan, Perawat Nasional Indonesia 2019 sampai
Bernegara profesi maupun politik sekarang
2. Menjalankan hak dan 2.Menjalankan tugas dan fungsi Puskesmas
kewajiban sebagai warga sebagai perawat tanpa
Negara sesuai dengan mencampuri ranah tugas dan
peraturan perundang- pokok fungsi profesi lain
undangan yang berlaku
3. Berpikir, bersikap dan 3.Memberikan pelayanan terbaik Puskesmas Saat Bekerja
berbuat yang terbaik bagi kepada seluruh pasien dengan
bangsa dan negaranya tulus dan sepenuh hati tanpa
pamrih
4. Berpartisipasi menjaga 4.Menghormati pendapat orang Puskesmas Setiap Saat
kedaulatan bangsa & negara lain pada saat rapat atau
musyawarah
3 Setia Pada 1. Paham nilai-nilai dalam 1. Memberikan pelayanan dengan Puskesmas Saat Bekerja
Pancasila Pancasila profesional tanpa
Sebagai membedakan-bedakan suku,
Ideologi Negara ras, agama atau golongan
2. Mengamalkan nilai-nilai 2. Menjalankan ibadah sholat Puskesmas Setiap Saat
Pancasila dalam kehidupan tanpa mengabaikan pelayanan
sehari-hari terhadap pasien
3. Menjadikan Pancasila 3. Bekerjasama dengan berbagai Puskesmas Setiap Saat
sebagai pemersatu bangsa profesi pemberi asuhan seperti
dan negara dokter, farmasi, analis
kesehatan untuk memberikan
perawatan terintegrasi kepada
pasien
4 Rela Berkorban 1. Bersedia mengorbankan 1. Bersedia berangkat untuk Puskesmas Setiap Saat
untuk Bangsa waktu, tenaga dan pikirannya pelayanan di Puskesmas pada
dan Negara untuk kemajuan bangsa dan saat hari cuti bersama
negara
2. Berpartisipasi aktif dalam 2. Ikut berperan aktif dalam tim Puskesmas Saat Bekerja 3. 4.
pembangunan masyarakat, vaksinasi di Puskesmas untuk
bangsa dan negara mendukung program
Pemerintah dalam
menanggulangi Covid-19
3. Gemar membantu sesama 3. Memberikan donasi kepada Puskesmas Setiap Bulan
warga negara yang mengalami masyarakat atau teman yang
kesulitan sedang tertimpa musibah atau
sait
5 Kemampuan 1. Memiliki kecerdasan 1. Bersikap profesional dalam Puskesmas Saat Bekerja
Awal Bela emosional dan spiritual serta bekerja tanpa mencampur
Negara intelijensia adukan urusan pribadi dan
menjalankan ibadah sesuai
dengan keyainan yang dianut
2. Senantiasa memelihara jiwa 2. Menjaga pola hidup sehat Puskesmas Setiap Saat
dan raga secara jasmani maupun rohani
salah satunya dengan makan
makanan yang bergizi
3. Senantiasa menjaga 3. Makan teratur dan tepat waktu Puskesmas Setiap Saat
kesehatannya

Anda mungkin juga menyukai