Anda di halaman 1dari 17

JURNAL MOOC PPPK 2024

Nama : Helmi Wati, S.Pd


NIP : 198605042023212036

RANGKUMAN AGENDA I

A.Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

1.Wawasan KebangsaanWawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam


rangkamengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dankesadaran terhadap sistem nasional (national system)yang bersumber dari
Pancasila, UUDTahun 1945, NKRI, dan Bhinneka TunggalIka, guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negarademi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur,
dan sejahtera.Terdapat 4 (empat) Konsensus Dasar Berbangsa dan Bernegara meliputi:

a.Pancasila

b.Undang-Undang Dasar 1945

c.Bhinneka Tunggal Ika

d. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Dalam mendalami wawasan kebangsaan diperlukan untuk mengetahui dan memahamilambang-


lambang negara yang dijelaskan sebagai berikut:
a.Bendera
Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera
Negara adalah Sang Merah Putih. Bendera Negara Sang Merah Putih berbentukempat persegi
panjang dengan ukuran lebar 2/3 (dua-pertiga) dari panjang serta bagian atas
berwarna merah dan bagian bawah berwarna putih yang kedua bagiannya berukuran sama.
b.Bahasa
Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut BahasaIndonesia adalah
bahasa resmi nasional yang digunakan di seluruh wilayah NegaraKesatuan Republik Indonesia.
c.Lambang Negara
Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara
adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
d.Lagu Kebangsaan
Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu
Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang diciptakan oleh Wage Rudolf Supratman.Selain
lambang-lambang negara yang telah disebutkan, dalam mempelajari wawasankebangsaan perlu
mengetahui terkait herarki peraturan/undang-undang yang terdapat padaBangsa Indonesia.
Peraturan perundang-undangan yaitu suatu peraturan tercantum, tertulisyang memuat norma
hukum oleh lembaga negara/pejabat berwenang dan mempunyaikekuatan mengikat.Jenis herarki
berdasarkan urutan paling tertinggi yaitu:
a.UUD 19945
b.TAP MPR
c.UU/PERPU
d.Peraturan Pemerintah
e.Peraturan Presiden
f.Peraturan Daerah Provinsi
g.Peraturan Daerah Kabupaten/Kota

2.Nilai-Nilai Dasar Bela Negara

Sebelum itu perlu diketahui bahwa Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku sertatindakan
warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjagakedaulatan negara,
keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai olehkecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjaminkelangsungan hidup bangsa Indonesia
dan Negara dari berbagai Ancaman. BerdasarkanUndang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang
Pengelolaan Sumber Daya Nasional untukPertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela
Negara meliputi:
a.Cinta Tanah Air
b.Sadar Berbangsa dan Bernegara
c.Setia pada Pancasila Sebagai Ideologi Negara
d.Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara
e.Kemampuan Awal Bela Negara

Jika kita kaitkan dengan Nilai-Nilai dasar ASN adalah, berpegang teguh pada ideologiPancasila,
hal ini dikarenakan Pancasila adalah dasar negara, dasar yang menjadi landasandalam kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga ASN harus menjadikan Pancasila sebagaiideologi bangsa.
ASN adalah bagian dari pemerintahan dan berlandaskan pada peraturan perundang-undangan
maka dari itu ASN barus menjadikan UUD 45 sebagai pedoman utamadalam sistem perundang-
undangan di Indonesia.

B.Analisis Isu Kontemporer

Dalam upaya individu dalam mengenali konsepsi perubahan dan perubahan lingkunganstrategis
untuk membangun kesadaran menyiapkan diri dengan memaksimalkan berbagai potensi
modal insani yang dimiliki. Selanjutnya diberikan penguatan untuk menunjukan kemampuan
berpikir kritis dengan mengidentifikasi dan menganalisis isu-isu kritikal melaluiisu-isu startegis
kontemporer yang dapat menjadi pemicu munculnya perubahan lingkunganstrategis.Perubahan
adalah sesuatu keniscayaan yang tidak bisa dihindari, menjadi bagian yangselalu menyertai
perjalanan peradaban manusia. Cara kita menyikapi terhadap perubahanadalah hal yang menjadi
faktor pembeda yang akan menentukan seberapa dekat kita dengan perubahan tersebut, baik
pada perubahan lingkungan individu, keluarga (family), Masyarakat pada level lokal
dan regional (Community/ Culture), Nasional (Society), dan Dunia (Global).Perubahan global (
globalisasi) yang terjadi dewasa ini, memaksa semua negara untuk berperanserta, jika tidak
maka arus perubahan tersebut akan menghilang dan akan meninggalkan semuayang tidak mau
berubah. Perubahan global ditandai dengan hancurnya batas (border )
suatu bangsa, dengan membangun pemahaman dunia ini satu tidak dipisahkan oleh batas Negara
yang salah satunya dipicunya berkembang pesatnya teknologi informasi. Teknologi informasiini
dapat memebeirkan dampak positif maupun negative, adanya pemberitaan hoax, isu-isukritikal
yang akan dan bahkan telah terjadi.

Hal ini dapat merubah cara pandang hidup setiap individu tentang tatanan berbangsa dan
bernegara (wawasan kebangsaan) bahkan dapat mempengaruhi cara pandang masyarakatdalam
memahami pola kehidupan dan budaya yang selama ini dipertahankan/diwariskan secaraturun
temurun. maka yang perlu menjadi fokus perhatian adalah mulai membenahi diri dengansegala
kemampuan, kemudian mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki denganmemperhatikan
modal insani (manusia). Ada enam komponen dari modal insani (manusia)(Ancok, 2002), yaitu
sebagai berikut:
1.Modal Intelektual
2.Modal Emosional
3.Modal Sosial
4.Modal Ketabahan
5.Modal Etika/Moral
6.Modal Kesehatan (Kekuatan) Fisik/ Jasmani

Beberbekalkan enam komponen tersebut, diharapkan setiap individu dapat bertahandalam isu-isu
strategis kontemporer yang beredar saat ini. Oleh karena itu dengan adanya perubahan
yang memiliki dimensi yang sangat banyak, mulai dari lingkup kehidupan pribadikita sampai ke
level dunia (global). Pada tahapan yang mikro, kita bisa membentengi diri kitadengan hal-hal
yang positif dan mengesampingkan hal-hal yang negatif. Lalu pada tahapanyang paling tinggi
adalah pada level dunia (global), pada level ini diperlukan kesadaran berbangsa
dan bernegara untuk membentengi seluruh tumpah darah Indonesia dari ancamanglobal.
Beberapa ancaman global dan langkah penanggulangan adalah sebagai berikut :
a.Korupsi : adalah suatu perbuatan memperkaya diri sendiri dengan menerima sesuatu haluntuk
memperlancar sesuatu yang telah dijanjikan sebelumnya.
b.Narkoba : penyalahgunaan zat-zat adiktif dan psikotropika, adalah hal yang dapatmerusak
generasi bangsa.
c.Terorisme adalah suatu gerakan untuk memaksakan suatu pemikiran dengan carakekerasan,
sedangkan radikalisme adalah suatu ideologi yang bertentangan denganPancasila dan akan
berakibat pada perpecahan dan disintegrasi bangsa.

C.Kesiapsiagaan bela negara


Kesiapsiagaan bela negara merupakan aktualisasi nilai bela negara dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sesuai peran dan profesi warga negara,demi
menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa darisegala
bentuk ancaman yang pada hakikatnya mendasari proses nation and character building. Proses
Nation and character building tersebut didasari oleh sejarah perjuangan bangsa, sadarakan
ancaman bahaya nasional yang tinggi serta memiliki semangat cinta tanah air,
kesadaran berbangsa dan bernegara, yakin Pancasila sebagai idiologi negara, kerelaan berkorban
demi bangsa dan Negara.Kesiapsiagaan Bela Negara merupakan kondisi Warga Negara yang
secara fisikmemiliki kondisi kesehatan, keterampilan dan jasmani yang prima serta secara
kondisi psikisyang memiliki kecerdasan intelektual, dan spiritual yang baik, senantiasa
memelihara jiwadan raganya memiliki sifat-sifat disiplin, ulet, kerja keras dan tahan uji. Sikap
mental sepertiini yang wajib dimiliki oleh calon Aperatur Sipil Negara sebagai calon aparatur
pemerintahandengan memiliki nilai-nilai dasar bela negara. Salah satu nilai-nilai dasar bela
negara adalahmemiliki kemampuan awal bela negara, baik secara fisik maupun non fisik. Secara
fisik dapatditunjukkan dengan cara menjaga kesamaptaan (kesiapsiagaan) diri yaitu dengan
menjagakesehatan jasmani dan rohani. Sedangkan secara non fisik, yaitu dengan cara menjaga
etika,etiket, moral dan memegang teguh kearifan lokal yang mengandung nilai-nilai jati diri
bangsayang luhur dan terhormat.Aperatur Sipil Negara sudah seharusnya mengambil bagian di
lini terdepan dalamsetiap upaya bela negara, sesuai bidang tugas dan tanggung jawab masing-
masing.Kesiapsiagaan bela negara bagi ASN adalah kesiapan untuk mengabdikan diri secara
totalkepada negara dan bangsa dan kesiagaan untuk menghadapi berbagi
ancamanmultidimensional yang bisa saja terjadi di masa yang akan datang.
RANGKUMAN AGENDA IIA.

Berorientasi Pelayanan
Pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik adalah kegiatanatau
rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai
dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa,
dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.Dengan
kata lain pelayanan publik merupakan memberikan layanan yang beriorientasi kepadakebutuhan
customer. Memberikan layanan yang bermutu tidak boleh berhenti ketika kebutuhan
customer sudah dapat terpenuhi, melainkan harus terus ditingkatkan dan diperbaiki agar
mutulayanan yang diberikan dapat melebihi harapan. Pelayanan publik yang baik juga
didasarkan pada prinsip-prinsip yang digunakan untuk merespons berbagai kebutuhan dalam
penyelenggaraan pelayanan publik di lingkungan birokrasi,
yaitu:
1.Partisipartif
2.Transparant
3.Responsif
4.Tidak deskriminatif
5.Mudah dan Murah
6.Efektif dan Efisien
7.Aksesibel
8.Akuntabel
9.Berkeadilan

Sembilan prinsip tersebut digunakan untuk mengukur suatu layanan yang diberikankepada
customer . Sehingga layanan customer hari ini harus lebih baik dari hari kemarin, dan layanan
hari esok akan menjadi lebih baik dari hari ini(doing something better and better).”
Berorientasi Pelayanan merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values
ASNBerAKHLAK yang dimaknai bahwa setiap ASN harus berkomitmen memberikan
pelayanan prima demi kepuasan masyarakat. Materi modul ini diharapkan dapat
memberikan gambaran bagaimana panduan perilaku Berorientasi Pelayanan yang semestinya dip
ahami dandimplementasikan oleh setiap ASN di instansi tempatnya bertugas, yang terdiri dari:

a.memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat;


b.ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan; dan
c.melakukan perbaikan tiada henti.
Ketika Aperatur Sipil Negara melakukan pelayanan public yang berorientasi kepada customer
maka citra positif Aperatur Sipil Negara sebagai pelayan publik terlihat dengan perilaku
melayani dengan senyum, menyapa dan memberi salam, serta berpenampilan rapih;melayani
dengan cepat dan tepat waktu; melayani dengan memberikan kemudahan bagi customer untuk
memilih layanan yang tersedia; serta melayani dengan dengan kemampuan,keinginan dan tekad
memberikan pelayanan yang prima.

B.Akuntabel
Akuntabilitas atau akuntabel adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkansegala tindak
dan tanduknya sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, danlebih luasnya
kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Akuntabilitas merujuk padakewajiban setiap
individu, kelompok atau institusi untuk memenuhi tanggung jawab dariamanah yang
dipercayakan kepadanya. Sebagai seorang Aperatur Sipil Negara (ASN) kitaharus menjaga
kepercayaan masyarakat dengan melaksanakan tugas secara bertanggung jawab,disiplin, cermat,
jujur, serta berintegritas. Terdapat 5 (lima) aspek akuntabilitas, yaitu:
1. Akuntabilitas sebagai hubunganHubungan yang dimaksud adalah hubungan dua pihak
antaraindividu/kelompok/institusi dengan negara dan masyarakat. Oleh sebab itu
dalamakuntabilitas, hubungan yang terjadi adalah hubungan yang
bertanggungjawabantara kedua belah pihak.
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasilHasil yang diharapkan dari akuntabilitas adalah
perilaku aparat pemerintah yang bertanggung jawab, adil dan inovatif. Sehingga setiap
individu/kelompok/institusidituntut untuk bertanggungjawab dalam menjalankan tugas
dan kewajibannya,serta selalu bertindak dan berupaya untuk memberikan kontribusi
untuk mencapaihasil yang maksimal.
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporanMemberikan laporan kinerja berarti mampu
menjelaskan terhadap tindakan danhasil yang telah dicapai oleh
individu/kelompok/institusi, serta mampumemberikan bukti nyata dari hasil dan proses
yang telah dilakukan.
4. Akuntabilitas memerlukan konsekuensiSetiap individu/kelompok/institusi yang memiliki
akuntabilitas maka perlumenunjukkan tanggung jawabnya, maka hal ini yang dapat
menghasilkankonsekuensi. Dimana konsekuensi dari tanggung jawab tersebut dapat
berupa penghargaan atau sanksi.
5. Akuntabilitas memperbaiki kinerjaTujuan utama dari akuntabilitas adalah untuk
memperbaiki kinerja ASN dalammemberikan pelayanan kepada masyarakat. Dalam hal
ninniSetiapindividu/kelompok/institusi akan diminta pertanggungjawaban secara aktif
yangterlibat dalam proses evaluasi dan berfokus peningkatan kinerja.

Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007),

yaitu:
1.Menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi).
2.Mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional).
3.Meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

Pada keseharian setiap individu/kelompok/institusi di lingkungan kerja Aperatur


Sipil Negara (ASN) diharapkan memenuhi nilai nilai dasar akuntabilitas. Nilai nilai dasar
akuntabilitas ini menjadi panduan perilaku (kode etik) dalam menerapkan di kehidupan sehari-
hari yang dijabarkan sebagai berikut:
1.Melaksanakan tugas dengan jujur bertanggung jawab, cermat, disiplin dan berintegritastinggi.
2.Menggunakan kekayaan dan berang milik negara secara bertanggung jawab, efektif danefisien.
3.Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
C.Kompeten

Kompeten atau kompetensi adalah deskripsi pengetahuan, keterampilan dan perilakuyang


diperlukan dalam melaksanakan tugas jabatan (Pasal 1 PermenpanRB Nomor 38 Tahun 2017),
dan kompetensi menjadi faktor penting untuk mewujudkan pegawai professional dankompetitif.
Sebagai Aperatur Sipil Negara memiliki suatu kompetensi merupakan hal yangwajib dimiliki.
Standar Kompetensi ASN, kompetensi meliputi:
a.Kompetensi Teknisadalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat diamati,
diukur dandikembangkan yang spesifik berkaitan dengan bidang teknis jabatan
b.Kompetensi Manajerialadalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur,dikembangkan untuk memimpin dan/atau mengelola unit organisasi.
c.Kompetensi Sosial Kulturaladalah pengetahuan, keterampilan, dan sikap/perilaku yang dapat
diamati, diukur, dandikembangkan terkait dengan pengalaman berinteraksi dengan masyarakat
majemukdalam hal agama, suku dan budaya, perilaku, wawasan kebangsaan, etika, nilai-
nilai,moral, emosi dan prinsip, yang harus dipenuhi setiap pemegang Jabatan, untukmemperoleh
hasil kerja sesuai dengan peran, fungsi dan Jabatan.Berbekal dengan kompetensi yang dimiliki
inilah seorang Aperatur Sipil Negara dapatmewujudkan pemerintahan yang unggul dan
kompetitif, yang diperlukan dalam era global yangamat dinamis dan kompetitif, sejalan
perubahan lingkungan strategis dan teknologi yang berubah cepat.

Komtepensi ini sejalan dengan tuntunan nilai dasar Aperatur Sipil Negara (ASN) BerAkhlak
(Beroreintasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptifdan Kolaboratif).
BerAkhlak yaitu nilai-nilai operasional perilaku ASN sesuai dengan kodeetik dan nilai-nilai
dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 5 Undang Undang Aparatur Sipil Negara (ASN)
Nomor 5 Tahun 2014 dan Surat Edaran PermenpanRB Nomor 20 Tahun 2021tentang
operasional Nilai-Nilai Dasar ASN BerAkhlak.

D.Harmonis
Menciptakan suasana harmoni dalam lingkungan bekerja akan membuat kita secaraindividu
tenang, menciptakan kondisi yang memungkinkan untuk saling kolaborasi dan bekerjasama,
meningkatkan produktifitas bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Ada tiga halyang
dapat menjadi acuan untuk membangun budaya tempat kerja nyaman dan berenergi positif yaitu:
1.Membuat tempat bekerja yang berenergi.
2.Memberikan keleluasaan untuk belajar dan memberikan kontribusi.
3.Berbagi kebahagiaan bersama seluruh anggota organisasi.

Oleh karena itu Aperatur Sipil Negara (ASN) perlu untuk menerapkan sikap perilakuyang
menunjukan ciri-ciri sikap harmonis yaitu, toleransi, empati dan keterbukaan terhadap
perbedaan. Ciri ciri sikap harmonis tersebut tak hanya berkalu untuk sesama Aperatur Sipil
Negara (ASN) namun juga berlaku untuk stakeholder ekstrenal. Sehingga Aperatur Sipil Negara
(ASN) diharapkan selalu menerapkan prilaku tersebut sebagai bentuk kebiasaan dan budaya
hidup harmonis untuk menjaga keharmonisan di dalam lingkungan kerja.

E.Loyal
Loyal atau loyalitas secara harfiah diartikan sebagai kesetiaan timbul tanpa adanya paksaan,
tetapi timbul dari kesadaran sendiripada masa lalu. Sehingga loyalitas adalah hal yangsersifat
emosional bagi seorang individu. Pada dunia pekerjaan loyalitas seorang pegawaidibutuuhkan
untuk dapat membangun dan berkembang baik untuk pribadi maupun instansiyang dinaungi.
Oleh karena itu loyal menjadi salah satu nilai yang terdapat dalam Core ValuesAperatur Sipil
Negara (ASN) yaitu BerAKHLAK. Core Values tersebut harusdiimplementasikan oleh seluruh
ASN di Instansi Pemerintah sebagaimana diamanatkan dalamSurat Edaran Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 20Tahun 2021 tentang
Implementasi Core Values dan Employer Branding Aparatus Sipil Negara.Sehingga loyal,
merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values AperaturSipil Negara (ASN) yang
dimaknai bahwa setiap Aperatur Sipil Negara (ASN) harus berdedikasi dan
mengutamakan kepentingan bangsa dan negara dengan memegang teguhideologi Pancasila dan
UUD 1945, menjaga nama baik Aperatur Sipil Negara (ASN), peminpindan instansi serta
menjaga rahasia jabatan dan negara.Secara umum, untuk menciptakan dan membangun rasa setia
(loyal) pegawai terhadaporganisasi, hendaknya beberapa hal berikut dilakukan:
1.Membangun rasa kecintaan dan memiliki
2.Meningkatkan kesejahteraan
3.Memenuhi kebutuhan rohani
4.Memberikan kesempatan peningkatan karir
5.Melakukan evaluasi secara berkala

F.Adaptif
Adaptif atau adaptasi adalah karakteristik alami yang dimiliki makhluk hidup
untuk bertahan hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul.D
engan demikian adaptasi merupakan kemampuan menyesuaiakan diri sesuai dengan
keadaanlingkungan tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan
diri).Kebutuhan kemampuan beradaptasi ini juga berlaku juga bagi individu dan organisasi
dalammenjalankan fungsinya untuk menyesuaikan perubahan.Budaya adaptif dalam
pemerintahan merupakan budaya organisasi di mana AperaturSipil Negara (ASN) memiliki
kemampuan menerima perubahan, termasuk penyelarasanorganisasi yang berkelanjutan dengan
lingkungannya, juga perbaikan proses internal yang berkesinambungan.
Dengan adanya pemberdayaan budaya organisasi akan menghasilkansumber daya manusia yang
berkualitas. Di sektor publik, budaya adaptif dalam pemerintahanini dapat diaplikasikan dengan
tujuan untuk memastikan serta meningkatkan kinerja pelayanan publik. Pemerintahan
adaptif bergantung pada jaringan yang menghubungkan individu,organisasi, dan lembaga di
berbagai tingkat organisasiAdapun ciri-ciri penerapan budaya adaptif dalam lembaga
pemerintahan antara lainsebagai berikut:
1.Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan;
2.Mendorong jiwa kewirausahaan;
3.Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubahSetelah itu pengembangan kapasitas
pemerintah adaptif dengan melihat indikator-indikator sebagai berikut:
1.Pengembangan sumber daya manusia.
2.Penguatan organisasi adaptif.
3.Pembaharuan institusional adaptif.

G.Kolaboratif
Kolaboratif atau kolaborasi dari aspek konseptual yaitu kolaborasi melakukan suatuyang
bersama-sama. Kolaborasi juga sering dikatakan meliputi segala aspek pengambilankeputusan,
implementasi sampai evaluasi. Collaboratif Governance yaitu sebagai
sebuah proses yang melibatkan norma bersama dan interaksi saling menguntungkan antar aktor
governance. Tiga tahapan yang dapat dilakukan dalam melakukan assessment terhadap tatakelola
kolaborasi yaitu:
1.Mengidentifikasi permasalahan dan peluang.
2.Merencanakan aksi kolaborasi.
3.Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi.

Penelitian yang dilakukan oleh Custumato (2021) menunjukkan bahwa faktor


yangmempengaruhi keberhasilan dalam kolaborasi antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi manajemen dan formalisasi pa
da pencapaian kolaborasi yang efisien dan efektif antara entitas publik. Berdasarkan ketentuanPa
sal 34 ayat (4) Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2014 tentang Administrasi Pemerintahandiatur
bahwa
“Penyelenggaraan pemerintahan yang melibatkan Kewenangan lintas
Badandan/atau Pejabat Pemerintahan dilaksanakan melalui kerja sama antar-Badan dan/atau
PejabatPemerintahan yang terlibat, kecuali ditentukan lain dalam ketentuan peraturan perundang-
undangan”
. Dengan kata lain penyelenggaraan pemerintahan dapat terwujud dengan baik atasadanya suatu
kolaborasi untuk tanggung jawab terhadap keputusan dan atau tindakan antarPemerintah Pusat
dan Daerah. Hal ini dilakukan untuk satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dannegara Indonesia.

RANGKUMAN AGENDA III

A.Smart ASN
1.Literasi Digital
Literasi digital adalah lingkungan yang kaya akan informasi.Keterjangkauan(affordances) yang
dirasakan dari ruang ekspresi ini mendorong produksi, berbagi, diskusi,dan evaluasi opini publik
melalui cara tekstual. Literasi digital suatu yang lebih dari sekadarmasalah fungsional belajar
bagaimana menggunakan komputer dan keyboard, atau caramelakukan pencarian online. Literasi
digital juga mengacu pada mengajukan pertanyaantentang sumber informasi itu, kepentingan
produsennya, dan cara-cara di mana iamewakilidunia; dan memahami bagaimana perkembangan
teknologi ini terkait dengankekuatan sosial, politik dan ekonomi yang lebih luas. Literasi digital
diperlukan agar seluruhmasyarakat digital dapat menggunakan media digital secara bertanggung
jawab. Penailaianterkait seseorang sudah memiliki kompetensi literasi digital yaitu:
a.Etis dalam mengakses media digital (digital ethics).
b.budaya menggunakan digital (digital culture),
c.menggunakan media digital dengan aman (digital safety),
d.kecakapan menggunakan media digital (digital skills).

Dengan adanya literasi digital yang bukan hanya menitikberatkan untuk menguasaiteknologi
namun juga menggunakan kecakapan pengguna dalam mediasi media socialsecara produktif.
Sehingga kini mengarahkan pada transformasi digital dimana memberikanlebih banyak
informasi, komputasi, komunikasi, dan konektivitas yang memungkinkan berbagai
bentuk kolaborasi baru di dalam jaringan dengan aktor yang terdiversifikasi.Realitas baru ini
menawarkan potensi luar biasa untuk inovasi dan kinerja dalam organisasi.Saat ini adanya
platform ini menumbuhkan ruang-ruang digital sebagai tempat kita berkumpul dan
saling bertukar pikiran. Salah satu bentuk ruang digital adalah social media.Keberadaan platform
social media sangat penting dalam menyebarluaskan informasi. Salahsatu contohnya adalah
kanal YouTube dari Kemenkes. Kanal ini berisikan informasi yangsangat lengkap terkait dengan
dunia kesehatan yang dapat dikonsumsi oleh khalayak umum.Selain itu kemendikbudristek juga
mempunyai kanal social media lainnya seperti Instagram,yang berfungsi menginformasikan
pengumuman yang valid dan berkomunikasi denganmasyarakat agar tidak terjadi bias informasi.

2.Implementasi Literasi Digital dan Implikasinya

Di era digital saat ini kompetensi literasi digital sangatlah dibutuhkan untukmengimbangi dalam
transformasi digital. Adanya transormasi digital saat ini mewajibkanuntuk setiap individu
memiliki kompetensi literasi digital. Berbagai fasilitas dan aplikasiyang tersedia pada gawai
sering kita gunakan untuk mencari informasi bahkan solusi dari permasalahan kita sehari-
hari. Durasi penggunaan internet harian masyarakat Indonesiahingga tahun 2020 tercatat tinggi,
yaitu 7 jam 59 menit (APJII, 2020). Angka ini melampauiwaktu rata-rata masyarakat dunia yang
hanya menghabiskan 6 jam 43 menit setiap harinya.Bahkan menurut hasil survei Asosiasi
Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) tahun2020, selama pandemi COVID-19 mayoritas
masyarakat Indonesia mengakses internetlebih dari 8 jam sehari. Pola kebiasaan baru
untuk belajar dan bekerja dari rumah secaradaring ikut membentuk perilaku kita berinternet.
Literasi Digital menjadi kompetensi wajibyang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warganegara.

B.Manajemen ASN1.

K edudukan, Pe ran, Ha k dan K ewajib an, dan K ode Etik AS N

Manajemen ASN adalah pengelolaan Aperatur Sipil Negara (ASN) untukmenghasilkan Pegawai
Aperatur Sipil Negara (ASN) yang profesional, memilikinilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktikkorupsi, kolusi, dan nepotisme. Manajemen ASN lebih
menekankankepada pengaturan profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia
sumber daya aparatur sipil Negara yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas:


a.Pegawai Negeri Sipil (PNS);
b.Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).

Pegawai ASN berkedudukan sebagai aparatur negara yang menjalankan kebijakanyang


ditetapkan oleh pimpinan instansi pemerintah serta harus bebas dari pengaruhdan
intervensi semua golongan dan partai politik. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut,
maka Pegawai Aperatur Sipil Negara (ASN) berfungsisebagai berikut:
a.Pelaksana kebijakan publik;
b.Pelayan publik;
c.Perekat dan pemersatu bangsa.
Agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik dapat meningkatkan
produktivitas, menjamin kesejahteraan Aperatur Sipil Negara (ASN) dan akuntabel, maka setiap
Aperatur Sipil Negara (ASN) diberikan hak.Setelah mendapatkan haknya maka ASN juga
berkewajiban sesuai dengan tugasdan tanggung jawabnya. Aperatur Sipil Negara (ASN) sebagai
profesi berlandaskan pada kode etik dan kode perilaku.
Kode etik dan kode perilakuAperatur Sipil Negara (ASN) bertujuan untuk menjaga martabat dan
kehormatan Aperatur Sipil Negara (ASN). Kode etik dan kode perilaku yang diatur dalam
UUAperatur Sipil Negara (ASN) menjadi acuan bagi para Aperatur Sipil Negara(ASN) dalam
penyelenggaraan birokrasi pemerintah.

2.K o n s e p S i s t e m M e ri t D a l a m P e n g e l o l a a n A S N

Sistem merit pada dasarnya adalah konsepsi dalam manajemen SDM yangmenggambarkan
diterapkannya obyektifitas dalam keseluruhan semua prosesdalam pengelolaan ASN yakni pada
pertimbangan kemampuan dan prestasiindividu untuk melaksanakan pekerjaanya (kompetensi
dan kinerja). Pengambilankeputusan dalam pengelolaan SDM didasarkan pada kemampuan dan
kualifikasiseseorang dalam atau untuk melaksanakan pekerjaan dan tidak
berdasarkan pertimbangan subyektif seperti afiliasi politik, etnis, dan gender.Penerapan sistem
merit dalam pengelolaan ASN mendukung pencapaian tujuan dansasaran organisasi dan
memberikan ruang bagi transparansi, akuntabilitas,obyektivitas dan juga keadilan. Beberapa
langkah nyata dapat dilakukan untuk menerpakan sistem ini baik dari sisi perencanaan
kebutuhan yang berupa transparansi dan jangkauan penginformasian kepada
masyarakat maupun jaminan obyektivitasnya dalam pelaksanaan seleksi. Sehingga
instansi pemerintah mendapatkan pegawai yang tepat dan berintegritas untuk mencapai visi
danmisinya.Pasca recruitment, dalam organisasi berbagai sistem pengelolaan pegawai harus
mencerminkan prinsip merit yang sesungguhnya dimana semua
prosesnyadidasarkan pada prinsip-prinsip yang obyektif dan adil bagi pegawai. Jaminan
sistem merit pada semua aspek pengelolaan pegawai akan menciptakanlingkungan yang kondusif
untuk pembelajaran dan kinerja. Pegawai diberikan penghargaan dan pengakuan atas
kinerjanya yang tinggi, disisi lain bad performers mengetahui dimana kelemahan dan juga
diberikan bantuan dariorganisasi untuk meningkatkan kinerja.
3.M e k a n i s m e P e n g e l o l a a n A p e r a t u r S i p i l N e g a r a
Manajemen Aperatur Sipil Negara (ASN) pada dasarnya adalah kebijakan
dan praktek dalam mengelola aspek manusia atau sumber daya manusia dalamorganisasi
termasuk dalam hal ini adalah pengadaan, penempatan, mutasi,
promosi, pengembangan, penilaian dan penghargaan. Manajemen Aperatur Sipil Negara (ASN) t
erdiri dari Manajemen PNS, Manajemen PPPK PengelolaanJabatan Pimpinan Tinggi, Organisasi
dan Sistem Informasi.
a.Manajemen
PNSmeliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan, pengadaan, pangkat dan jabatan, pengemban
gan karier, pola karier, promosi, mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaa
n, disiplin, pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan.

b.Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan; pengadaan; penilaiankinerja; penggajian


dan tunjangan; pengembangan kompetensi; pemberian penghargaan; disiplin; pemutusan
hubungan perjanjian kerja; dan perlindungan.

Pengisian jabatan pimpinan tinggi utama dan madya pada kementerian,kesekretariatan lembaga
negara, lembaga nonstruktural, dan Instansi Daerahdilakukan secara terbuka dan kompetitif di
kalangan PNS dengan memperhatikansyarat kompetensi, kualifikasi, kepangkatan, pendidikan
dan latihan, rekam jejak jabatan, dan integritas serta persyaratan lain yang dibutuhkan sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pejabat Pembina Kepegawaian dilarang mengganti Pejabat Pimpinan Tinggi selama2 (dua) tahun
terhitung sejak pelantikan Pejabat Pimpinan Tinggi, kecuali PejabatPimpinan Tinggi tersebut
melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan dantidak lagi memenuhi syarat jabatan yang
ditentukan.

Penggantian pejabat pimpinan tinggi utama dan madya sebelum 2 (dua) tahundapat dilakukan
setelah mendapat persetujuan Presiden. Jabatan Pimpinan Tinggihanya dapat diduduki paling
lama 5 (lima) tahun. Dalam pengisian JabatanPimpinan Tinggi, Pejabat Pembina Kepegawaian
memberikan laporan proses pelaksanaannya kepada KASN. KASN melakukan pengawasan
pengisian JabatanPimpinan Tinggi baik berdasarkan laporan yang disampaikan oleh Pejabat
PembinaKepegawaian maupun atas inisiatif sendiri.

Pegawai ASN dapat menjadi pejabat Negara. Pegawai ASN dari PNS yang diangkatmenjadi
Pejabat Negara diberhentikan sementara dari jabatannya dan tidakkehilangan status sebagai PNS
Pegawai ASN berhimpun dalam wadah korps profesi Pegawai ASN Republik Indonesia.Korps
profesi Pegawai ASN RepublikIndonesia memiliki tujuan: menjaga kode etik
profesi dan standar pelayanan profesi ASN; dan mewujudkan jiwa korps ASN sebagai pemersatu

bangsa.Untuk menjamin
efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dalamManajemen ASN diperlukan
Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASNdiselenggarakan

secara nasional dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah.Sengketa Pegawai ASN diselesaikan


melalui upaya administratif. Upayaadministratif terdiri dari keberatan dan banding administratif.

Anda mungkin juga menyukai