Pendidikan Pancasila merupakan kurikulum wajib nasional yang merupakan kelompok mata kuliah wajib
umum (MKWU) yang terdiri atas mata kuliah Pendidikan Agama, Pendidikan Pancasila, Pendidikan
Kewarganegaraan, dan Bahasa Indonesia. Pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, diharapkan dapat
menjadi wahana pembelajaran bagi para mahasiswa untuk mengkaji Pancasila secara akademik, dan
menjadikan Pancasila sebagai perspektif untuk mengkaji, menganalisis, dan memecahkan masalah-
masalah bangsa dan negara.
a. Maksud
Untuk memberikan pengertian kepada mahasiswa tentang pengetahuan dan kemampuan dasar
berkenaan dengan hubungan antara warga negara dengan negara serta PPBN sebagai bekal, agar
menjadi warga negara yang dapat diandalkan oleh bangsa dan negara.
b. Tujuan
Agar para mahasiswa memahami dan mampu melaksanakan hak dan kewajibannya secara santun, jujur
dan demokratis serta ikhlas.
Memupuk sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai kejuangan, patriotisme, cinta tanah air dan
rela berkorban bagi bangsa dan negara.
Menguasai pengetahuan dan memahami aneka ragam masalah dasar kehidupan masyarakat, bangsa
dan negara yang akan diatasi dengan pemikiran berdasarkan Pancasila, Wawasan Nusantara dan
Ketahanan Nasional secara kritis dan betanggung jawab
UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional dan juga termuat dalam SK Dirjen Dikti
Nomor 43/DIKTI/KEP/2006, dijelaskan bahwa tujuan materi Pancasila dalam rambu-rambu Pendidikan
Kepribadian mengarahkan pada moral yang diharapkan terwujud dalam kehidupan sehari-hari, yaitu
perilaku yang memancarkan iman dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa nilai nilai dasar Pancasila,
rasa kebanggan dan cinta tanah air dalam menguasai, menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan teknologi dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab dan bermoral.
Tujuan pendidikan diartikan sebagai seperangkat tindakan intelektual penuh tanggung jawab yang
berorientasi pada kompetensi mahasiswa pada bidang profesi masing-masing Kompetensi lulusan
pendidikan Pancasila adalah seperangkat tindakan intelektual, penuh tanggung jawab sebagai seorang
warga Negara dalam memecahkan bebagai masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara dengan menerapkan pemikiran yang berlandaskan nilai- nilai Pancasila.
Pancasila mempunyai beberapa tujuan sebagai berikut:
Dalalm ilmu hukum istilah sumber hukum bearti sumber nilai-nilai yang menjadai penyebab timbulnya
aturan hukum. Jadi dapat diartikan Pancasila sebagai Sumber Hukum Dasar Nasional, yaitu segala aturan
hukum yang berlaku di negara kita tidak boleh bertentangan dan harus bersumber pada Pancasila.
Mengandung majna bahwa semua katifitas kehidupan bangsa Indonesia sehari-hari harus sesuai dengan
sila-siia daripada Pancasila, karena Pancasila juga merupakan krtistalisasi dari nilai- nilai yang dimiliki
dan bersumber dari kehidupan bangsa Indonesia sendiri.
Pada saat bangsa Indonesia bangkit untuk hdiup sendiri sebagai bangsa yang merdeka, bangsa Indonesia
telah sepakat untuk menjadikan Pancasila sebagai Dasar Negara. Kesepakatan itu terwujud pada tanggal
18 Agustus 1945 dengan disahkannya Pancasila sebagai Dasar Negara oleh PPKI yang, mewakili seluruh
bangsa Indonesia.
Merupakan sebuah tujuan bersama Bangsa Indonesia yang Nasional yaitu diimplementasikan dalam
mewujudkan masyarakat adil dan makmur yang merata material dalam dan spiritual berdasarkan
Pancasila dalam wadah Negara Kesatuan RI yang merdeka, berdaulat, bersatu dan berkedaulatan rakyat
dalam suasanan perikehidupan bangsa yang aman, tentram, tertib dan dinamis serta dalam lingkungan
pergaulan dunia yang merdeka, bersalhabat, tertib dan damai.
f. Pancasila sebagai Pemersatu Bangsa.
Bangsa Indonesia yang pluarilis dan wilayah Nusantara yang terdiri dari berbagai pulau-pulau, maka
sangat tepat apabila Pancasila dijadikan Pemersatu Bangsa, hal ini dikarenakan Pancasila nilai-nilai dan
tunun universal mempunyai memungkinkan dapat mengkoordinir semua perikehidupan yang
berbhineka dan dapat diterima oleh semua pihak.
Pendidikan Pancasila bertujuan untuk menghasilkan Masyarakat Indonesia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dengan sikap dan perilaku:
Memiliki kemampuan untuk mengambil sikap yang bertanggungjawab sesuai dengan hati nuraninya.
Memiliki kemampuan untuk mengenali masalah hidup dan kesejahteraan serta cara-cara
pemecahannya.
Memiliki kemampuan untuk memaknai peristiwa sejarah dan nilai-nilai budaya bangsa
untuk menggalang persatuan Indonesia.
Perilaku yang memancarkan iman dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa;
Beraneka kepentingan perilaku yang mendukung kerakyatan yang mengutamakan kepentingan bersama
di atas kepentingan perorangan dan golongan.
Tujuan Pendidikan Pancasila dapat dipahami dengan menelaah dasar-dasar pendidikan pancasila
sebagai bagian yang tidak terpisah dalam konsep pendukung capaian dalam penyelenggaraan
pendidikan pancasila di perguruan tinggi. Dasar-dasar yang dimaksud yakni dasar filosofis, sosiologis,
dan dasar yuridis yang akan diuraikan dalam artikel ini. Sebagaimana dikemukakan oleh sejumlah
pengamat bahwa gerakan untuk merevitalisasi Pancasila saat ini semakin menunjukkan gejala yang
menggembirakan. Forum-forum ilmiah di berbagai tempat telah diselenggarakan baik oleh masyarakat
umum maupun kalangan akademisi.
3. Bentuk sebuah negara bergantung pada beberapa aspek, diantaranya adalah tujuan negara itu
sendiri. Suatu negara pasti memiliki beberapa tujuan yang ingin dicapai, dan tentunya tujuan ini berbeda
pada masing-masing negara, begitu pula dengan tujuan Negara Indonesia. Pada zaman dahulu, tujuan
dibentuknya sebuah negara adalah untuk menghimpun kekuasaan dan otoritas sebesar-besarnya serta
memperluas wilayah negara itu sendiri. Tidak sedikit negara yang mengalami masa penjajahan, namun
setelah mendeklarasikan kemerdekaannya, sebuah negara akan dinyatakan merdeka dan memiliki hak
bagi warga serta negaranya. Pada saat ini, tujuan sebuah negara berkaitan erat tidak hanya dengan
bentuk negara, melainkan berkaitan pula dengan badan-badan negara, fungsi negara, tugas, serta
hubungan antarbadan negara. Tujuan Negara Indonesia terbentuk berdasarkan perhitungan tempat,
keadaan, waktu, serta sifat dari kekuasaan. Maka dari itu, pada saat ini tujuan negara secara umum
adalah membentuk dan memelihara hak serta kemerdekaan warga negaranya.
a. Tujuan negara yang dikemukakan oleh John Locke. Dalam hal ini, John Locke menyatakan bahwa
tujuan berdirinya suatu negara adalah untuk memelihara dan menjamin hak asasi manusia yang
tertuang dalam perjanjian masyarakat.
Di sini, negara harus dapat memberikan ruang bagi masyarakat untuk memenuhi setiap hak yang dimiliki
dan adil dan tanpa membedakan orang yang satu dengan yang lain.
b. Aristoteles
Berikutnya tujuan negara menurut para ahli Aristoteles adalah kesempurnaan suatu warga negara
didasarkan pada aspek keadilan.
Dalam hal ini, suatu negara memiliki hukum atau aturan yang berfungsi sebagai penjamin bagi setiap
masyarakat dalam menerima dan memenuhi hak asasi sebagai manusia yang berbangsa dan bernegara.
Selanjutnya tujuan negara menurut para ahli yang bernama Benedictus Spinoza, mengemukakan bahwa
tujuan suatu negara adalah untuk menyelenggarakan perdamaian, ketentraman, dan menghilangkan
ketakutan.
Untuk memperoleh tujuan negara ini, setiap masyarakat harus mematuhi setiap aturan hukum yang
berlaku dengan baik.
Contoh kegiatan :
Kesimpulan :
Semua komponen negara saling terkait atas poin nomor 2 ini, di mana pejabat aktif membantu dan
rakyatnya juga aktif dalam mendukung atau bahkan terlibat di dalamnya.
Kesejahteraan umum yang berhasil tercipta ini, tentu memiliki dampak yang sangat baik, sehingga tak
akan memunculkan adanya kesenjangan sosial atau kecemburuan sosial yang bisa memicu terjadinya
kriminalitas.
Contoh kegiatan :
Menambah beasiswa pertukaran pelajar ke luar negeri, demi memacu tingkat prestasi siswa
Mengoptimalkan kurikulum
4. Melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan
sosial
Sebagai warga negara Indonesia, sudah seharusnya kita untuk turut serta dalam menjaga ketertiban
dunia. Perdamaian dunia dapat diawali dari diri sendiri untuk tidak saling memprovokasi terkait hal-hal
tertentu yang dapat menyebabkan pertikaian.
Perdamaian dunia tidak akan tercapai jika masing-masing individunya tidak dapat berdamai, dan selalu
ingin bertikai. Oleh karena itu, hal ini akan lebih baik jika diawali dengan langkah kecil dari dalam diri
sendiri untuk menjaga ketertiban dan perdamaian antar sesama.