Anda di halaman 1dari 5

WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

 Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation
character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber
dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna
memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai
masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.

Empat Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara

1. Pancasila
2. Undang-Undang Dasar 1945
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
 Bendera, bahasa, dan lambang negara, serta lagu, kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensi bangsa yang menjadi simbol
kedaulatan dan kehormatan negara sebagaimana diamanatkan dalam UndangUndang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
 Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baiksecara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah,
dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.
 Nilai dasar Bela Negara :
1. cinta tanah air;
2. sadar berbangsa dan bernegara;
3. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
4. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. kemampuan awal Bela Negara.
 Aktualisasi Kesadaran Bela Negara bagi ASN dapat dilihat dari sikap dan perilaku
sehari-hari dan dapat dibagi menjadi beberapa kelompok yaitu : Cinta tanah air bagi
ASN, kesadaran berbangsa dan bernegara bagi ASN, setia pada Pancasila sebagai
ideologi negara bagi ASN, rela berkorban untuk bangsa dan negara bagi ASN,
kemampuan awal Bela negara bagi ASN.
 Kebijakan publik dalam format keputusan dan/atau tindakan administrasi pemerintahan
(SANKRI) memiliki landasan idiil yaitu Pancasila landasan konstitusionil , UUD 1945
sebagai sistem yang mewadahi peran Aparatur Sipil Negara (ASN) Berdasarkan UU
No.5 Tahun 2014 tentang aparatur Sipil Negara.
 Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada
tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia. Kedudukan
Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan
Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap
materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan
nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.
 Kedudukan UUD 1945, merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima
norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka
dasar hukum SANKRI pada umumnya,atau khususnya sistem penyelenggaraan negara
yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya
 Pembukaan UUD 1945 sebagai norma dasar (Groundnorms). Pembukaan UUD 1945
sebagai dokumen yang ditempatkan di bagian depan UUD 1945, merupakan tempat
dicanangkannya berbagai norma dasar yang melatar belakangi, kandungan cita-cita
luhur dari Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, dan oleh karena itu
tidak akan berubah atau dirubah, merupakan dasar dan sumber hukum bagi Batang-
tubuh UUD 1945 maupun bagi Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
apapun yang akan atau mungkin dibuat.
ANALISIS ISU KONTEMPORER

 Pemahaman perubahan dan perkembangan lingkungan stratejik pada tataran makro


merupakan faktor utama yang akan menambah wawasan PNS. Wawasan tersebut
melingkupi pemahaman terhadap Globalisasi, Demokrasi, Desentralisasi, dan Daya
Saing Nasional, Dalam konteks globalisasi PNS perlu memahami berbagai dampak
positif maupun negatifnya, perkembangan demokrasi yang akan memberikan pengaruh
dalam kehidupan sosial, ekonomi dan politik Bangsa Indonesia.
 Modal insani yang dimaksud, disini istilah modal atau capital dalam konsep modal
manusia (human capital concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia
merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan
(ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja.

Ada enam komponen dari modal manusia (Ancok, 2002), yang akan dijelaskan sebagai
berikut:

1. Modal Intelektual
2. Modal Emosional
3. Modal Sosial
4. Modal Ketabahan
5. Modal Etika/Moral
6. Modal Kesehatan (kekuatan) Fisik/Jasmani

 PNS sebagai Aparatur Negara dihadapkan pada pengaruh yang datang dari eksternal
juga internal yang kian lama kian menggerus kehidupan berbangsa dan bernegara:
Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika sebagai konsensus dasar
berbangsa dan bernegara. Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS
mengenal dan memahami secara kritis terkait isu-isu strategis kontemporer
diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy
war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan
lain sebagainya.

Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu :
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue), dan
3. Isu potensial.

Teknik-teknik analis isu :

1. Teknik tapisan isu


2. Teknik analis isu
a) Mind mapping
b) Fishbone diagram
c) Analis WOT
i. Tahap pengumpulan data
ii. Tahap analisis
d) Analis kesenjangan atau gap analysis

KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

 Kesiapsiagaan merupakan suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam.
Selanjutnya konsep bela negara menurut kamus besar bahasa Indonesia berasal dari
kata bela yang artinya menjaga baik-baik, memelihara, merawat, menolong serta
melepaskan dari bahaya.

Ruang lingkup Nilai-Nilai Dasar Bela Negara mencakup:


1. Cinta Tanah Air;
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
6. Semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.
 Agar dapat melakukan internalisasi dari nilai-nilai dasar bela negara tersebut, kita harus
memiliki kesehatan dan kesiapsiagaan jasmani maupun mental yang mumpuni, serta
memiliki etika, etiket, moral dan nilai kearifan lokal sesuai dengan jati diri bangsa
Indonesia.
1. Kesehatan Jasmani
Kemampuan tubuh untuk menyesuaikan fungsi alat2 tubuhnya dlm batas fisiologi
thd keadaan lingkungan dan atau kerja fisik yg cukup efisien tanpa lelah secara
berlebihan.
2. Kesehatan mental
Sistem kendali diri yang bagus sebagai wujud dari kinerja sistem limbik (cenderung
ke emosi) dan sistem cortex prefrontalis (cenderung rasional) yang tepat. Termasuk
kesehatan berpikir, kendali dirimanajemen stress.

Kesigapan Jasmani Adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan


tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan fisien.
Manfaatdari kesigapan jasmani :
1. Memiliki postur yang baik.
2. Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan berat.
3. Memiliki ketangkasan yang tinggi.

 Kesigapan mental Adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,


perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar.

 Aksi Nasional Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara
guna mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan
berlandaskan pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat,
adil, dan makmur

 Rencana Aksi sebagai bentuk dari penjabaran kegiatan bela negara yang akan dilakukan
baik selama on campus di lembaga diklat maupun selama off campus di instansi tempat
bekerja peserta Latsar CPNS masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai