0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
7 tayangan5 halaman
Teks tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan Indonesia yang didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga membahas tentang empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara, atribut kenegaraan, bela negara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan dalam bela negara.
Teks tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan Indonesia yang didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga membahas tentang empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara, atribut kenegaraan, bela negara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan dalam bela negara.
Teks tersebut membahas tentang wawasan kebangsaan Indonesia yang didasarkan pada Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Juga membahas tentang empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara, atribut kenegaraan, bela negara, analisis isu kontemporer, dan kesiapsiagaan dalam bela negara.
NIP : 199706272022031003 Kelas : Angkatan 85 Kelompok I WAWASAN KEBANGSAAN Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera. Terdapat beberapa titik penting sejarah bangsa Indonesia yaitu pada tanggal 20 Mei 1908 mendirikan organisasi Boedi Oetomo. 25 Oktober 1908 di Leiden, Belanda terbentuknya Perhimpunan Indonesia (PI) oleh Sultan Kasayangan dan R.N.Noto Suroto. 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda Kedua dilaksanakan. 1 Maret 1945 pembentukan Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Pada tanggal 7 Agustus 1945 terbentuknya PPKI. Empat konsensus dasar berbangsa dan bernegara : 1. Pancasila : Pancasila sebagaimana dimuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945, merupakan dasar negara Republik Indonesia, baik dalam arti sebagai dasar ideologi maupun filosofi bangsa. Kedudukan Pancasila ini dipertegas dalam UU No. 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan sebagai sumber dari segala sumber hukum negara. Artinya, setiap materi muatan kebijakan negara, termasuk UUD 1945, tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. 2. Undang-Undang Dasar Negara 1945 : merupakan tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta norma-norma dasar lainnya yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945, menjadi norma hukum yang memberi kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusianya. 3. Bhinneka Tunggal Ika : Bhinneka Tunggal Ika adalah kutipan dari Kakawin Sutasoma karya Mpu Tantular Kata "bhinneka" berarti beraneka ragam atau berbeda-beda, kata "tunggal" berarti satu, kata "ika" berarti itu. Secara harfiah Bhinneka Tunggal Ika diterjemahkan "Beraneka Satu Itu", yang bermakna meskipun berbeda-beda tetapi pada hakikatnya tetap adalah satu kesatuan. 4. Negara Kesatuan Republik Indonesia : Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari persitiwa Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain) bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia. Atribut kenegaraan (Menurut UU no. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang Negara Serta Lagu Kebangsaan) : 1. Bendera: Bendera Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih. 2. Bahasa : Bahasa Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang digunakandi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Lambang Negara : Lambang Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. 4. Lagu Kebangsaan : Lagu Kebangsaan Negara Kesatuan Republik Indonesia yang selanjutnya disebut Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh Wage Rudolf Supratman. Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UndangUndang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi : a. cinta tanah air b. sadar berbangsa dan bernegara c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara d. rela berkorban untuk bangsa dan negara dan e. kemampuan awal Bela Negara. ANALISA ISU KONTEMPORER Analisis isu kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern. Empat level lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya, yakni : individu, keluarga (family), masyarakat pada level local dan regional (community/culture), dan dunia (global). Modal Insani konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide), kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja. Terdapat enam komponen dari modal insani yaitu, Modal Intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya. Modal Emosional Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam melaksanakan tugas. Modal sosial adalah jaringan kerjasama di antara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi dari permasalahan yang dihadapi mereka. Modal ketabahan adalah kemampuan menghadapi masalah. Modal etika/moral adalah kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip universal kemanusiaan harus diterapkan ke dalam tata-nilai, tujuan, dan tindakan kita. Modal Kesehatan Badan atau raga adalah wadah untuk mendukung manifestasi semua modal insani yang dibahas sebelumnya. Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat urgensinya, yaitu: Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil keputusan. Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut. Isu potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi atau menetapkan isu, yaitu kemampuan : Environmental scanning yaitu sikap peduli terhadap isu/masalah dalam organisasi dan sekaligus bentuk kemampuan memetakan hubungan kausalitas yang terjadi. Problem solving yaitu kemampuan peserta mengembangkan dan memilih alternatif pemecahan isu/masalah, dan kemampuan memetakan actor terkait dan perannya masing-masing dalam penyelesaian isu/masalah. Analysis bentuk kemampuan peserta berpikir konseptual yaitu kemampuan mengkaitkan dengan substansi mata pelatihan dan bentuk kemampuan mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat dari sebuah pemecahan isu dan keterkaitannya dengan mata pelatihan yang relevan dalam menetapkan pilihan kegiatan/tahapan kegiatan untuk memecahkan isu. Terdapat isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, Hate Speech, dan Hoax. Teknik analisis isu strategis menjelaskan alat bantu penetapan kriteria isu yang berkualitas : 1. Teknik tapisan isu, terdiri dari, Teknik APKL adalah teknik yang digunakan untuk menentukan kelayakan suatu masalah dengan memperhatikan empat faktor, yaitu Aktual (A), Problematik (P), Kekhalayakan (K), dan Layak (L). Teknik tapisan USG merupakan kependekan dari Urgency, Seriousness, Growth merupakan salah satu alat untuk menyusun urutan prioritas isu yang harus diselesaikan 2. Teknik analisis isu terdiri dari, Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja otak secara natural. Fishbone diagram juga berupaya memahami persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab akibat. Analisis SWOT adalah suatu metoda analisis yang digunakan untuk menentukan dan mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Kesiapsiagaan dalam bela negara yang dapat lakukan dengan menjalankan kegiatan olah raga untuk menjaga kesehatan fisik. Dalam kesiapasiagaan bela nega ada beberapa hal yang dapat dilakukan, salah satunya adalah tanggap dan mau tahu terkait dengan kejadian- kejadian permasalahan yang dihadapi bangsa negara Indonesia, tidak mudah terprovokasi, tidak mudah percaya dengan barita gosip yang belum jelas asal usulnya, tidak terpengaruh dengan penyalahgunaan obat-obatan terlarang dan permasalahan bangsa lainnya, dan yang lebih penting lagi ada mempersiapkan jasmani dan mental untuk turut bela negara.