Anda di halaman 1dari 15

MOOC PPPK

Massive Open Online Course


PEGAWAI PEMERINTAH DENGAN PERJANJIAN
KERJA(PPPK)

JURNAL
Oleh :

NAMA PESERTA : MAHROSATUN ANISAH, S.Pd.


NIP PPPK : 19920718 202221 2 008
GOLONGAN : IX
JABATAN : AHLI PRTAMA – GURU KELAS
UNIT KERJA : SD NEGERI 02 MULYOHARJO KEC. JEPARA
KAB.JEPARA

MATERI AGENDA 1
( SIKAP PERILAKU BELA NEGARA )

1. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI BELA NEGARA


2. ANALISIS ISU KONTEMPORER
3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

1. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI – NILAI BELA NEGARA

Memantapkan wawasan kebangsaan. Pengetahuan tentang wawasan kebangsaan telah


diperoleh para peserta Pelatihan di bangku pendidikan formal mulai dari pendidikan
dasar, menengah maupun pendidikan tinggi. Namun, wawasan perlu untuk dimantapkan
sebagai bekal dalam mengawali pengabdian kepada Negara dan bangsa.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character)
dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila,
UUD Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan
yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan
sejahtera.
Sejarah Pergerakan Kebangsaan Indonesia:
 20 Mei 1908 ( Berdirinya Organisasi Budi Utomo )
 25 Oktober 1908 (diprakarsainya Organisasi Perhimpunan Indonesia (PI) 0leh Sutan
Kasayangan dan R.N. Noto Suroto )
 30 April 1926 ( diselenggarakan Kongres Pemuda Kesatu )
 27-28 Oktober 1928 (dilaksanakan Kongres Pemuda Kedua )
 1 Maret 1945 ( Terbentuknya BPUPKI )
 7 Agustus 1945 ( Terbentuknya PPKI )
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
2. Bhineka Tunggal Ika
3. UUD 1945
4. NKRI
Atribut Kenegaraan ( Menurut UU NO. 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara serta Lagu Kebangsaan ).

Bendera Bahasa Lambang Lagu Kebangsaan


Bendera Negara Bahasa Lambang NKRI berbentuk Garuda Lagu kebangsaan
Kesatuan Republik Indonesia Pancasila yang Kepalanya menoleh adalah Indonesia Raya
Indonesia yang adalah lurus ke sebelah kanan, perisai yang diubah oleh
selanjutnya disebut sebagai berupa jantung yang digantung Wage Rudolf
bendera negara Bahasa Resmi dengan rantai pada leher Garuda, Supratman
adalah “ Sang Negara dan semboyan Bhineka Tunggal Ika
Merah Putih”. ditulis diatas pita yang dicengkeram ( Pasal 5 Ayat 1 )
( Pasal 25 Burung Garuda.
( Pasal 1 Ayat 1 ) Ayat 1 ) ( Pasal 46 )
 Bela Negara
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa
Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman.

 Nilai Dasar Bela Negara


Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber
Daya Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara
meliputi :
a. Cinta tanah air;
b. Sadar berbangsa dan bernegara;
c. Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. Kemampuan awal Bela Negara.

2. ANALISIS ISU KONTEMPORER


Analisis isu kontemporer adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui suatu pokok
persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi trending topik pada saat ini, jadi
solusi penyelesaiannya harus sesuai dengan masa sekarang yaitu masa modern.
a). Perubahan Lingkungan Strategis
Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (Perron,N.C.,2017, empat level lingkungan
strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjaannya sesuai
bidang tugas masing-masing, yakni:
1. Individu (Individual)
2. Keluarga (family)
3. Masyarakat pada level local dan regional (Community/Culture), Nasional (Society)
4. Dunia (Global)
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia. Dapat disimpulkan bahwa mulai saat ini kita harus bergegas
menentukan bentuk masa depan, jika tidak maka orang (bangsa) lain yang akan menentukan
masa depan (bangsa) kita. Perubahan yang diharapkan terjadi bukannya sesuatu yang
“berbeda” saja, namun lebih dari pada itu, perubahan yang diharapkan terjadi adalah
perubahan ke arah yang lebih baik untuk memuliakan manusia/humanity (memberikan
manfaat bagi umat manusia).
 Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis, meliputi:
1. Modal Intelektual
Modal intelektual adalah perangkat yang diperlukan untuk menemukan peluang dan
mengelola perubahan organisasi melalui pengembangan SDMnya. Pada dasarnya
manusia memiliki sifat dasar curiosity,proaktif dan inovatif yang dapat dikembangkan
untuk mengelola setiap perubahan lingkungan strategis yang cepat berubah.
2. Modal Emosional
Kemampuan mengelola emosi dengan baik akan menentukan kesuksesan PNS dalam
melaksanakan tugas, kemampuan dalam mengelola emosi tersebut disebut juga
sebagai kecerdasan emosi. Goleman, et. al. (2013) menggunakan istilah emotional
intelligence untuk menggambarkan kemampuan manusia untuk mengenal dan
mengelola emosi diri sendiri, serta memahami emosi orang lain agar dia dapat
mengambil tindakan yang sesuai dalam berinteraksi dengan orang lain.
3. Modal Sosial
Jaringan Kerjasama diantara warga masyarakat yang memfasilitasi pencarian solusi
dari permasalahan yang dihadapi mereka.(rasa percaya,saling pengertian dan
kesamaan nilai dan perilaku yang mengikat anggota dalam sebuah jaringan kerja dan
komunitas). Modal sosial ditujukan untuk menumbuhkan kembali jejaringan
kerjasama dan hubungan interpersonal yang mendukung kesuksesan.
4. Modal Ketabahan ( adversity )
Konsep modal ketabahan berasal dari PaulG.Stoltz(1997). Ketabahan adalah modal
untuk sukses dalam kehidupan,baik dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan
sebuah organisasi birokrasi.Berdasarkan perumpamaan pada para pendaki
gunung,Stoltz membedakan tiga tipe manusia: quitter, camper dan climber.
5. Modal Etika / Moral
Kecerdasan moral sebagai kapasitas mental yang menentukan prinsip-prinsip
universal kemanusiaan harus diterapkan kedalam tata-nilai,t ujuan, dan Tindakan kita
atau dengan kata lain adalah kemampuan membedakan benar dan salah. Empat
komponen modal moral/etika yakni:
1. Integritas (integrity)
2. Bertanggung-jawab(responsibility),
3. Penyayang(compassionate),dan
4. Pemaaf(forgiveness).
6. Modal Kesehatan (Kekuatan) fisik/jasmani
Tolok ukur kesehatan adalah bebas dari penyakit, dan tolok ukur kekuatanfisik
adalah; tenaga (power), daya tahan (endurance), kekuatan (musclestrength),kecepatan
(speed), ketepatan (accuracy), kelincahan (agility), koordinasi (coordination), dan
keseimbangan (balance).

b). Isu – Isu Strategis Kontemporer


Pada perubahan ini perlu disadari bahwa globalisasi dengan pasar bebasnya sebenarnya
adalah sesuatu yang tidak terhindarkan dan bentuk dari konsekuensi logis dari interaksi
peradaban dan bangsa. Isu lainnya yang juga menyita ruang publik adalah terkait terorisme
dan radikalisasi yang terjadi dalam sekelompok masyarakat, baik karena pengaruh ideologi
laten tertentu, kesejahteraan, pendidikan yang buruk atau globalisasi secara umum.
Fenomena tersebut menjadikan pentingnya setiap PNS mengenal dan memahami secara
kritis terkait isu-isu strategis kontemporer diantaranya; korupsi, narkoba, paham
radikalisme/ terorisme, money laundry, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti
cyber crime, Hate Speech, dan Hoax, dan lain sebagainya.
1. Korupsi
Secara etimologis, Kata “korupsi” berasal dari bahasa Latin “corruptio” (Fockema
Andrea: 1951) atau “corruptus” (Webster Student Dictionary: 1960). Kata “corruptio”
berasal dari kata “corrumpere”, suatu bahasa Latin yang lebih tua. Dari Bahasa Latin
tersebut kemudian dikenal istilah “corruption, corrupt” (Inggris), “corruption” (Perancis)
dan “corruptie/ korruptie” (Belanda). Secara harfiah korupsi mengandung arti:
kebusukan, keburukan, ketidakjujuran, dapat disuap. Kamus Umum Bahasa Indonesia
karangan Poerwadarminta “korupsi” diartikan sebagai: “perbuatan yang buruk seperti:
penggelapan uang, penerimaan uang sogok, dan sebagainya”. Sedangkan menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia “korupsi” diartikan sebagai penyelewengan atau penyalahgunaan
uang Negara (perusahaan) untuk keuntungan pribadi atau orang lain.
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi beserta revisinya melalui Undang-Undang Nomor 20 tahun 2001. Secara
substansi Undang-undang Nomor 31 Tahun 1999 telah mengatur berbagai modus
operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil,memperluas pengertian
pegawai negeri sehingga pelaku korupsi tidak hanya didefenisikan kepada orang
perorang tetapi juga pada korporasi,dan jenis penjatuhan pidana yang dapat dilakukan
hakim terhadap terdakwa tindak pidana korupsi adalah Pidana Mati, Pidana Penjara,
dan Pidana Tambahan.
2. Narkoba
Pengertian Narkotika
Menurut Online Etymology Dictionary, perkataan narkotika berasal dari Bahasa
Yunani yaitu”Narke” yang berarti terbius sehingga tidak merasakan apa-apa. Sebagian
orang berpendapat bahwa narkotika berasal dari kata”Narcissus” yang berarti jenis
tumbuh-tumbuhan yang mempunyai bunga yang membuat orang tidak sadarkan diri.
Narkotika dan Obat Berbahaya, serta napza (istilah yang biasa digunakan oleh
Kemenkes) yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif
(Kemenkes,2010). Kedua istilah tersebut dapat menimbulkan kebingungan. Dunia
internasional (UNODC) menyebutnya dengan istilah narkotika yang mengandung arti
obat-obatan jenis narkotika, psikotropika dan zat adiktif lainnya. Sehingga dengan
menggunakan istilah narkotika berarti telah meliputi narkotika, psikotropika, dan bahan
adiktif lainnya.
Penggolongan Narkotika
Pengertian narkotika adalah zat atau obat yang dapat berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi 42 sintesis yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan
rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Undang-undang nomor 35 tahun
2009 tentang Narkotika membedakan narkotika ke dalam tiga golongan yaitu (RI, 2009):
1. Golongan I yang ditujukan untuk ilmu pengetahuan dan bukan untuk pengobatan dan
sangat berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh 1. Opiat: morfin,
heroin, petidin, candu. 2. Ganja atau kanabis, marijuana, hashis. 3. Kokain: serbuk
kokain, pasta kokain, daun koka; -
2. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan dan berpotensi
tinggi menyebabkan ketergantungan. Contoh morfin dan petidin;
3. Golongan III berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh kodein.
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika,
yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku. Psikotropika dibedakan
ke dalam empat golongan, yaitu (RI, 2009):
1. Golongan I hanya digunakan untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan tidak untuk
terapi serta sangat berpotensi mengakibatkan ketergantungan. Contoh ekstasi, LSD;
2. Golongan II berkhasiat untuk pengobatan dan pelayanan kesehatan serta berpotensi
tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh amfetamin, shabu, metilfenidat atau
ritalin;
3. Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan Kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
4. Golongan III berkhasiat pengobatan dan pelayanan Kesehatan serta berpotensi sedang
mengakibatkan ketergantungan. Contoh pentobarbital, flunitrazepam;
5. Golongan IV berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan untuk pelayanan kesehatan
serta berpotensi ringan mengakibatkan ketergantungan. Contoh diazepam,
bromazepam, fenobarbital, klonazepam, klordiazepoxide, dan nitrazepam.
Zat adiktif lainnya adalah zat yang berpengaruh psikoaktif diluar narkotika dan
psikotropika meliputi:
1. Minuman beralkohol, mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan
susunan saraf pusat;
2. Inhalansia (gas yang dihirup) dan solven (zat pelarut) mudah menguap berupa
senyawa organik, yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor
dan sebagai pelumas mesin, yang sering disalahginakan seperti lem, thinner, cat kuku
dll.
3. Tembakau, dan lain-lain
3. Terorisme dan Radikalisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan
yang menimbulkan suasana terror atau rasa takut secara meluas,yang dapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap
objekvital yang strategis, Iingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik, atau gangguan keamanan.
Radikalisme adalah suatu paham yang dibuat oleh sekelompok orang yang menginginkan
perubahan atau pembaharuan tatanan sosial dan politik secara drastis dengan
menggunakan cara kekerasan (Ariwidodo, 2017).
Terorisme dan Radikalisme
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengeluarkan Resolusi 60/288 tahun 2006 tentang
UN Global Counter Terrorism Strategy yang berisi empat pilar strategi global
pemberantasan terorisme,yaitu:
1) pencegahan kondisi kondusi penyebaran terorisme;
2) Langkah pencegahan dan memerangi terorisme;
3) peningkatan kapasitas negara-negara anggota untuk mencegah dan memberantas
terorisme serta penguatan peran system PBB;dan
4) penegakan hak asasi manusia bagi semua pihak dan penegakan rule of law sebagai
dasar pemberantasan terorisme. Selain itu,PBB juga telah Menyusun High-Level
Panelon Threats, Challenges, and Change yang menempatkan terorisme sebagai salah
satu dari enam kejahatan yang penanggulangannya memerlukan paradigma baru.
Menurut Audrey Kurth Cronin, saat ini terdapat empat tipe kelompok teroris yang
beroperasi di dunia, yakni:
 Teroris sayap kiri atau left wing terrorist, merupakan kelompok yang menjalin
hubungan dengan Gerakan komunis;
 Teroris sayap kanan atau right wing terrorist, menggambarkan bahwa mereka
terinspirasi dari fasisme
 Etnonasionalis atau teroris separatis, atau ethnonationalist/separatist terrorist,
merupakan Gerakan separatis yang mengiringi gelombang dekoloniasiasi setelah
perang dunia kedua;
 Teroris keagamaan atau “ketakutan”, atau religious or “scared” terrorist,
merupakan kelompok teroris yang mengatasnamakan agama atau agama menjadi
landasan atau agenda mereka.

Hubungan Radikalisme dan Terorisme


Terorisme
Terorisme sebagai kejahatan luar biasa jika dilihat dari akar perkembangannya sangat
terhubung dengan radikalisme. Untuk memahami Hubungan konseptual antara
radikalisme dan terorisme dengan Menyusun Kembali definsi istilah-istilah yang terkait.
Radikalisme
Radikalisme merupakan suatu sikap yang mendambakan perubahan secara total dan
bersifat revolusioner dengan menjungkirbalikkan nilai-nilai yang ada secara drastic lewat
kekerasan (violence) dan aksi-aksi yang ekstrem. Ciri-ciri sikap dan paham radikal
adalah: tidak toleran (tidak mau menghargai pendapat dan keyakinan orang lain); fanatic
(selalu merasa benar sendiri; menganggap orang lain salah); eksklusif (membedakan diri
dari umat umumnya); dan revolusioner (cenderung menggunakan cara kekerasan untuk
mencapai tujuan).
Radikal Terorisme
Radikal Terorisme adalah suatu Gerakan atau aksi brutal mengatas namakan ajaran
agama /golongan, dilakukan oleh sekelompok orang tertentu, dan agama dijadikan senjata
politik untuk menyerang kelompok lain yang berbeda pandangan.
4. Money Laundring
“Money laundering” dalam terjemahan Bahasa Indonesia adalah aktivitas
pencucian uang. Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata)
karena akan menimbulkan perbedaan cara pandang dengan arti yang populer, bukan
berarti uang tersebut dicuci karena kotor seperti sebagaimana layaknya mencuci pakaian
kotor. Oleh karena itu, perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnya money
laundering dalam perspektif sebagai salah satu tindak kejahatan
Sejarah Pencucian Uang
Sejak tahun1980-an praktik pencucian uang sebagai suatu tindak kejahatan telah menjadi
pusat perhatian dunia barat, seperti negara-negara maju yang tergabung dalam G-8,
terutama dalam konteks kejahatan peredaran obat-obat terlarang (narkotika dan
psikotropika).
5. Proxy War
Proxy War Modern
Menurut pengamat militer dari Universitas Pertahanan,Yono Rekso diprojo menyebutkan
Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik diantara dua negara, dimana negara
tersebut tidak serta-merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan ‘proxy’
atau kaki tangan. Perang Proksi merupakan bagian dari modus perang asimetrik, sehingga
berbeda jenis dengan perang konvensional. Perang asimetrik bersifat irregular dan tak
dibatasi oleh besaran kekuatan tempur atau luasan daerah pertempuran.
Sasaran proxy war
Mematikan kesadaran suatu bangsa dengan cara menghilangkan identitas atau ideologi
atau keyakinan suatu bangsa yang pada gilirannya akan menghilangkan identitas diri.
Bangsa tanpa kesadaran, tanpa identitas, tanpa ideologi sama dengan bangsa yang sudah
rubuh sebelum perang terjadi.
6. Kejahatan Mass Communication (Cyber Crime, Hate Speech, dan hoax)
Media massa pada berbicara atas nama Lembaga tempat dimana mereka
berkomunikasi sehingga pada tingkat tertentu , kelembagaan tersebut dapat berfungsi
sebagai fasilitas sosial yang dapat ikut mendorong komunikatorn dalam menyampaikan
pesan-pesannya.
Sedangkan media sosial, baik pemberi informasi maupun penerimanya seperti
bisa memiliki media sendiri. Media sosial merupakan situs dimana setiap orang bisa
membuat web page pribadi, kemudian terhubung dengan kolega atau public untuk
berbagi informasi dan berkomunikasi. Beberapa jenis kejahatan yang paling sering terjadi
pada konteks komunikasi massa adalah cyber crime, hate speech dan hoax.

c). Teknik Analisis Isu


Isu Kritikal, secara umum terdiri dari:
1. Isu saat ini (current issue)
2. Isu berkembang (emerging issue)
3. Isu potensial
Kemampuan Menetapkan Isu, terdiri dari:
- Enviromental Scanning
- Problem Solving
- Analysis
ISSU SCAN
Issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui proses scanning untuk mengetahui
sumber informasi terkait isu tersebut sebagai berikut:
1. Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat
kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses public
secara luas.
2. Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga
resmi terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
3. Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin
opini dan sebagainya
4. Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja, institusi
bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
5. Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung
atau tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik Tapisan
Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan,
Problematik, dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang
hangat dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya Isu tersebut menyangkut
hajat hidup orang banyak. Problematik artinya Isu tersebut memiliki dimensi masalah
yang kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat
USG atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas,
dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas
dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.

3. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik
secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Hal-hal yang dibahas:
 Menjelaskan kerangka Bela Negara
 Menjelaskan Kemampuan Awal Kesiapsiagaan Bela Negara
 Menyusun Rencana Aksi Bela Negara
 Melakukan Kegiatan Kesiapsiagaan Bela Negara.

MATERI AGENDA 2
NILAI – NILAI DASAR PNS

“BerAKHLAK’’ yang terdiri dari:


1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Kompeten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
1. BERORIENTASI PELAYANAN
(Lembaga Administrasi Negara: 1998) Pelayanan publik adalah sebagai segala bentuk
kegiatan pelayanan umum yang dilakukan oleh Instansi Pemerintahan di Pusat dan
Daerah, dan di lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik
dalam pemenuhan kebutuhan masyarakat.
Unsur yang harus ada, yaitu:
 ASN sebagai penyelenggara
 Public/masayarakat sebagai penerima layanan
 Kepuasan masyarakat/pelanggan (customer satisfaction)
Berorientasi pelayanan sebagai pedoman perilaku dijabarkan dalam 3 (tiga) kode etik,
yaitu:
- Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat
- Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan
- Melakukan perbaikan tiada henti

 Prinsip Dalam Pelayanan Publik, yaitu:


a. Partisipatif f. Efektif dan Efisien
b. Transparan g. Aksesibel
c. Resposif h. Akuntabel
d. Tidak diskriminatif i. Berkeadilan
e. Mudah dan Murah

Ada 5 Prioritas Kerja yaitu :


1. Pembangunan SDM
2. Pembangunan Infrastruktur
3. Simplikasi Regulasi
4. Penyerdahanaan Birokrasi
5. Transformasi Ekonomi
Asas penyelenggaraan pelayanan publik seperti yang tercantum dalam Pasal 4 UU
Pelayanan Publik, yaitu:
a. kepentingan umum;
b. kepastian hukum;
c. kesamaan hak;
d. keseimbangan hak dan kewajiban;
e. keprofesionalan;
f. partisipatif;
g. persamaan perlakuan/tidak diskriminatif;
h. keterbukaan;
i. akuntabilitas;
j. fasilitas dan perlakuan khusus bagi kelompok rentan;
k. ketepatan waktu; dan
l. kecepatan, kemudahan, dan keterjangkauan.

2. AKUNTABEL
Dalam konteks ASN, Akuntabilitas adalah kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan public kepada atasaan, lembaga pembina,
dan lebih luasnya kepada publik.
 Panduan prilakunya adalah sebagai berikut :
a. Melaksanakan tugas dengan jujur,bertanggung jawab,cermat,dan berintegritas
tinggi
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan

 Aspek - Aspek Akuntabilitas:


1. Akuntabilitas adalah sebuah hubungan (Accountability is a relationship)
2. Akuntabilitas berorientasi pada hasil (Accountability is results-oriented)
3. Akuntabilitas membutuhkan adanya laporan (Accountability requiers reporting)
4. Akuntabilitas memperbaiki kinerja (Accountability improves performance)

 Pentingnya Akuntabilitas
Akuntabilitas publik memiliki tiga fungsi utama (Bovens, 2007), yaitu:
1. Untuk menyediakan kontrol demokratis (peran demokrasi);
2. Untuk mencegah korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan (peran konstitusional);
3. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas (peran belajar).

3. KOMPETEN
 Terus belajar dan mengembangkan kapabilitas
 Kata kunci: kinerja terbaik, sukses, keberhasilan, learning agility, ahli di bidangnya.
 Panduan perilakunya:
a. Meningkatan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yang selalu berubah
b. Membantu orang lain belajar
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik

4. HARMONIS
 Kami saling peduli dan menghargai perbedaan
 Panduan prilakunya adalah sebagai berikut :
a. Menghargai setia orang apapun latar belakangnya
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif

5. LOYAL
 Berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa dan negara.
 Panduan prilakunya adalah sebagai berikut :
a. Memegang teguh ideologi Pancasila Uundang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945,setia kepada NKRI serta pemerintah yang sah
b. Menjaga nama baik sesama ASN,Pimpinan,Instansi dan Negara
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara

6. ADAPTIF
 Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan serta menghadapi perubahan.
 Panduan prilakunya adalah sebagai berikut :
a. Cepat menyesuaiakan diri menghadapi perubahan
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas
c. Betindak proaktif

7. KOLABORATIF
 Membangun kerja sama yang sinergis.
 Panduan prilakunya adalah sebagai berikut :
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Mengerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan Bersama

MATERI AGENDA 3
KEDUDUKAN DAN PERAN PNS DALAM NKRI

1. SMART ASN
 Aparatur yang memiliki profil nasionalisme, Intergritas, wawasan global, hospitality,
bahasa asing, dan interpreneurship yang berperan sebagai digital leader yang mendukung
transformasi birokasi di Indonesia.
 Dalam visi misi Presiden Jokowi tahun 2019-2024, disebutkan bahwa masa pemerintahan
yang kedua berfokus pada pembangunan SDM sebagai salah satu visi utama.
5 visi Presiden untuk Indonesia:
1. Pembangunan infrastruktur
2. Pembangunan SDM
3. Keterbukaan Investasi
4. Reformasi Birokrasi
5. Penggunaan APBN fokus & tepas sasaran
5 arahan presiden untuk percepatan transformasi digital:
1. Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
2. Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
3. Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
4. Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital

 Literasi Digital
Merupakan pengetahuan serta kecakapan pengguna dalam memanfaatkan media digital,
seperti alat komunikasi, jaringan internet dan lain sebagainya.
 Pilar Literasi Digital
Terdiri dari: Kecakapan digital, keamanan digital, etika digital, dan budaya digital.
 Manfaat Literasi Digital
 Menambah wawasan
 Meningkatkan kemampuan untuk lebih kritis dalam berpikir serta memahami
informasi
 Menambah kekuasaan "kosakata"
 Meningkatkan kemampuan verbal.
 Meningkatkan daya fokus serta konsentrasi
 Menambah kemampuan dalam membaca, merangkai kalimat, serta menulis
informasi.
 Kerangka kurikulum literasi digital ini digunakan sebagai metode pengukuran tingkat
kompetensi kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital.
Guna mendukung percepatan transformasi digital, ada 5 langkah yang harus dijalankan,
yaitu:
● Perluasan akses dan peningkatan infrastruktur digital.
● Persiapkan betul roadmap transportasi digital di sektor-sektor strategis, baik di
pemerintahan, layanan publik, bantuan sosial, sektor pendidikan, sektor kesehatan,
perdagangan, sektor industri, sektor penyiaran.
● Percepat integrasi Pusat Data Nasional sebagaimana sudah dibicarakan.
● Persiapkan kebutuhan SDM talenta digital.
● Persiapan terkait dengan regulasi, skema-skema pendanaan dan pembiayaan
transformasi digital dilakukan secepat-cepatnya

2. MANAJEMEN ASN
Manajemen adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
Profesional, Memiliki Nilai Dasar, Etika Profesi, Bebas dari Intervensi Politik, Bersih
dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
a. Jenis Pegawai ASN
Pegawai ASN, meliputi:
1. PNS
Merupakan warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu. Diangkat
sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk
menduduki jabatan pemerintahan dan memiliki nomor induk pegawai secara
nasional.
2. PPPK
Adalah Warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang diangkat
berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam rangka
melaksanakan tugas pemerintahan sesuai dengan kebutuhan Instansi Pemerintah
dan ketentuan perundang-undangan.
b. Kedudukan ASN
Pegawai ASN berkedudukan sebagai unsur aparatur negara yang menjalankan
kebijakan yang ditetapkan oleh pimpinan Instansi Pemerintah serta harus bebas dari
pengaruh dan intervensi semua golongan dan partai politik.
c. Peran ASN
Sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan nasional melalui pelaksanaan kebijakan dan
pelayanan publik yang professional, bebas dari intervensi, serta bersih dari praktik
korupsi, kolusi, dan nepotisme serta bertindak sebagai perekat dan pemersatu bangsa.
Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, maka Pegawai ASN berfungsi sebagai
berikut:
1) Pelaksana kebijakan public;
2) Pelayan public; dan
3) Perekat dan pemersatu bangsa
d. Tugas ASN
1). Melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
2) Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas, dan
3) Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia
e. Hak dan Kewajiban ASN
Hak adalah suatu kewenangan atau kekuasaan yang diberikan oleh hukum, suatu
kepentingan yang dilindungi oleh hukum, baik pribadi maupun umum.
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut:
PNS berhak memperoleh:
1) gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2) cuti;
3) jaminan pensiun dan jaminan hari tua;
4) perlindungan; dan
5) pengembangan kompetensi
Sedangkan PPPK berhak memperoleh:
1) gaji dan tunjangan;
2) cuti;
3) perlindungan; dan
4) pengembangan kompetensi
Berdasarkan Pasal 92 UU ASN Pemerintah juga wajib memberikan
perlindungan berupa:
1) jaminan kesehatan;
2) jaminan kecelakaan kerja;
3) jaminan kematian; dan
4) bantuan hukum.
f. Sistem Informasi ASN
Untuk menjamin efisiensi, efektivitas, dan akurasi pengambilan keputusan dala
Manajemen ASN diperlukan Sistem Informasi ASN. Sistem Informasi ASN
diselenggarakan secara nasional dan terintegrasi antar-Instansi Pemerintah.
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya administratif
terdiri dari keberatan dan banding administrative.
g. Penyelesaian Sengketa
Sengketa Pegawai ASN diselesaikan melalui upaya administratif. Upaya
administratif terdiri dari keberatan dan banding administratif. Keberatan diajukan
secara tertulis kepad atasan pejabat yang berwenang menghukum dengan memuat
alasan keberatan dan tembusannyadisampaikan kepada pejabat yang berwenang
menghukum.
Kita sebagai ASN harus bijak dalam pengunaan media sosial (Medsos).

Anda mungkin juga menyukai