Anda di halaman 1dari 7

Nama : Putu Febri Hardianto, A.Md.Kep.

NIPPPK : 199502112023211002
Jabatan : Terampil - Perawat
Instansi : Puskesmas Busungbiu I

Agenda 1:

Sikap Perilaku Bela Negara

Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

Modul pembelajaran Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara disusun untuk
meningkatkan pengetahuan dan wawasan peserta tentang landasan kehidupan berbangsa dan
bernegara; nilai-nilai dasar bela negara; penghormatan terhadap lambang-lambang negara dan
ketaatan kepada peraturan perundang-undangan; dan pembinaan kerukunan, menjaga persatuan
dan kesatuan bangsa.
Sejarah pergerakan kebangsaan Indonesia membuktikan bahwa para pendiri bangsa
(founding fathers) mengutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan kelompok atau
golongan. Sejak awal pergerakan nasional, kesepakatan-kesepakatan tentang kebangsaan terus
berkembang hinggga menghasilkan 4 (empat) consensus dasar serta Bendera, Bahasa, dan
Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia sebagai alat pemersatu, identitas,
kehormatan dan kebanggaan bersama.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI
Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang
dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
4 (empat) Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara
1. Pancasila
Indonesia yang memiliki masyarakat yang tersebar diwilayah dari Sabang sampai Merauke, yang
menempati kepulauan yang sekarang menjadi wilayah geografis Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI) dikenal sebagai masyarakat religius dengan pengertian mereka adalah
masyarakat yang percaya kepada Tuhan, sesuatu yang memiliki kekuatan yang luar biasa
mengatasi kekuatan alam dan manusia.
2. Undang-Undang Dasar 1945
Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei sampai 16 Juli 1945 oleh Badan
Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
3. Bhinneka Tunggal Ika
Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharmma Mangrwa dilontarkan secara lebih nyata pada masa
Majapahit sebenarnya telah dimulai sejak masa Wisnuwarddhana, ketika aliran Tantrayana
mencapai puncak tertinggi perkembangannya, karenanya Narayya Wisnuwarddhana
didharmakan pada dua loka di Waleri bersifat Siwa dan di Jajaghu (Candi Jago) bersifat Buddha.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak dapat dipisahkan dari persitiwa
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945, karena melalui peristiwa proklamasi tersebut bangsa
Indonesia berhasil mendirikan negara sekaligus menyatakan kepada dunia luar (bangsa lain)
bahwa sejak saat itu telah ada negara baru yaitu Negara Kesatuan Republik Indonesia.

NILAI-NILAI BELA NEGARA


Indikator Keberhasilan.
Setelah mempelajari bab ini, peserta pelatihan diharapkan mampu menjelaskan sejarah Bela
Negara, ancaman, kewaspadaan dini, pengertian Bela Negara, nilai dasar Bela Negara,
Pembinaan Kesadaran Bela Negara lingkup pekerjaan, indikator nilai dasar Bela Negara dan
aktualisasi kesadaran Bela Negara bagi ASN,baik PNS dan PPPK

Ancaman pada era reformasi diartikan sebagai sebuah kondisi, tindakan, potensi, baik
alami atau hasil rekayasa, berbentuk fisik atau non fisik, berasal dari dalam atau luar negeri,
secara langsung atau tidak langsung diperkirakan atau secara nyata dapat membahayakan
tatanan serta kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam rangka pencapaian tujuan nasional.
Ancaman adalah adalah setiap usaha dan kegiatan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri
yang bertentangan dengan Pancasila dan mengancam atau membahayakan kedaulatan Negara.
Dalam konteks kesehatan masyarakat dikenal Sistem Kewaspadaan Dini KLB. Sistem
Kewaspadaan Dini KLB (SKD-KLB) merupakan kewaspadaan terhadap penyakit berpotensi
KLB beserta faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menerapkan tekonologi surveilans
epidemiologi dan dimanfaatkan untuk sikap tanggap kesiapsiagaan, upaya-upaya pencegahan
dan tindakan penanggulangan kejadian luar biasa yang cepat dan tepat. Kewaspadaan dini
diimplementasikan dengan kesadaran temu dan lapor cepat dan tepat yang mengandung unsur
5W+1H (When, What, Why, Who, Where dan How) kepada aparat yang berwenang. Setiap
potensi ancaman di tengah masyarakat dapat segera diantisipasi segera apabila warga Negara
memiliki kepedulian terhadap lingkungannya,serta memiliki kepekaan terhadap fenomena atau
gejala yang mencurigakan dan memiliki kesiagaan terhadap berbagai potensi ancaman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik
secara perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh rasa cinta dan rasa memiliki kepada Negara
Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai Ancaman.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional
untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), nilai dasar Bela Negara meliputi :
a. cinta tanah air;
b. sadar berbangsa dan bernegara;
c. setia pada Pancasila sebagai ideologi negara;
d. rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
e. kemampuan awal Bela Negara.
Pembinaan Kesadaran Bela Negara adalah segala usaha, tindakan, dan kegiatan yang
dilaksanakan dalam rangka memberikan pengetahuan, pendidikan, pelatihan kepada warga
negara guna menumbuhkembangkan sikap dan perilaku serta menanamkan nilai dasar
Bela Negara. Pembinaan Kesadaran Bela Negara diselenggarakan di lingkup : pendidikan,
masyarakat, dan pekerjaan.
Kerukunan dalam kehidupan dapat mencakup 4 hal, yaitu: Kerukunan dalam rukun tetangga
(RT),rukun warga (RW),rukun dalaam Agama dan rukun dalam Sosial,serta kerukunan dalam
berbudaya. Indonesia yang sangat luas ini terdiri dari berbagai macam suku, ras, dan agama serta
sangat rawan akan terjadinya konflik pertikaian jika seandainya saja setiap pribadi tidak mau
saling bertoleransi. Oleh karena itu, mari memulai dari kita bersedia berkomitmen untuk mau
mengusahakan kehidupan bermasyarakat yang rukun dan damai.

Analisis Isu Kontemporer

Mata Pelatihan ini membekali peserta dengan kemampuan memahami konsepsi perubahan dan
perubahan lingkungan strategis melalui isu-isu strategis kontemporer sebagai wawasan strategis
PNS dengan menyadari pentingnya modal insani, dengan menunjukan kemampuan berpikir kritis
dalam menghadapi perubahan lingkungan strategis.

Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan
publik secara luas dan memerlukan penanganan secepat mungkin dari pengambil keputusan.
Adapun isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan
menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut. Sedangkan isu
potensial adalah kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari
beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang mengidentifikasi
adanya kemungkinan merebak isu tersebut di masa depan. Terdapat 3 (tiga) kemampuan yang
dapat mempengaruhi dalam mengidentifikasi dan/atau menetapkan isu, yaitu kemampuan
Enviromental Scanning, Problem Solving, dan berpikir Analysis ketiga kemampuan tersebut
akan dipelajari lebih lanjut pada pembelajaran agenda habituasi materi pokok merancang
aktualisasi. Pendekatan lain dalam memahami apakah isu yang dianalisis tergolong isu kritikal
atau tidak adalah dengan melakukan “issue scan”, yaitu teknik untuk mengenali isu melalui
proses scanning untuk mengetahui sumber informasi terkait isu tersebut sebagai
berikut:
1. Media scanning, yaitu penelusuran sumber-sumber informasi
isu dari media seperti surat kabar, majalah, publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang
dapat diakses public secara luas.
2. Existing data, yaitu dengan menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi
terkait dengan isu yang sedang dianalisis.
3. Knowledgeable others, seperti profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini
dan sebagainya
4. Public and private organizations, seperti komisi independen, masjid atau gereja, institusi
bisnis dan sebagainya yang terkait dengan isu-isu tertentu
5. Public at large, yaitu masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau
tidak langsung terdampak dengan keberadaan isu tersebut.

Kesiapsiagaan Bela Negara


Mata pelatihan ini membekali peserta untuk dapat memahami kerangka bela negara dalam Latsar CPNS dan d
melakukan kegiatan kesiapsiagaan bela negara sebagai kemampuan awal bela negara dengan menunjukkan sika

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, men

Agenda 2:

Nilai-Nilai Dasar PNS


Berorientasi Pelayanan
Definisi dari pelayanan publik sebagaimana tercantum dalam UU Pelayanan Publik
adalah kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa, atau pelayanan
administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik. Tiga unsur penting dalam
pelayanan publik khususnya dalam konteks ASN, yaitu 1) penyelenggara pelayanan publik
yaitu ASN/Birokrasi, 2) penerima layanan yaitu masyarakat, stakeholders, atau sektor privat,
dan 3) kepuasan yang diberikan atau diterima oleh penerima layanan.
Akuntabel
Dalam banyak hal, kata akuntabilitas sering disamakan dengan responsibilitas atau
tanggung jawab. Namun pada dasarnya, kedua konsep tersebut memiliki arti yang berbeda.
Responsibilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab yang berangkat dari moral
individu, sedangkan akuntabilitas adalah kewajiban untuk bertanggung jawab kepada
seseorang/organisasi yang memberikan amanat. Dalam konteks ASN Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya sebagai pelayan
publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih luasnya kepada publik.
Kompeten
Perencanaan pengembangan kompetensi untuk mewujudkan profesionalitas ASN
dengan mempertimbangkan kebutuhan individu pegawai dan kebutuhan umum organisasi
dengan sistem perencanaan yang rasional, holistik (terintegrasi), terarah, efektif dan efisien.
Harmonis
Posisi PNS sebagai aparatur Negara, dia harus bersikap netral dan adil. Netral dalam
artian tidak memihak kepada salah satu kelompok atau golongan yang ada. Adil, berarti PNS
dalam melaksanakna tugasnya tidak boleh berlaku diskriminatif dan harus obyektif, jujur, dan
transparan.
Loyal
Loyalitas merupakan suatu hal yang bersifat emosional. Salah satu contohnya seorang
pegawai yang loyal akan selalu taat pada peraturan. Sesuai dengan pengertian loyalitas, ketaatan
ini timbul dari kesadaran anggota jika peraturan yang dibuat oleh organisasi semata- mata
disusun untuk memperlancar jalannya pelaksanaan kerja organisasi.
Adaptif
Adaptif adalah karakteristik alami yang dimiliki oleh makhluk hidup untuk bertahan
hidup dan menghadapi segala perubahan lingkungan atau ancaman yang timbul. Dengan
demikian adaptasi merupakan kemampuan mengubah diri sesuai dengan keadaan lingkungan
tetapi juga mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan (keinginan diri).
Kolaboratif
Kolaboratif merupakan nilai dasar yang harus dimiliki oleh CPNS. Sekat-sekat birokrasi
yang mengkungkung birokrasi pemerintah saat ini dapat dihilangkan. Calon ASN muda
diharapkan nantinya menjadi agen perubahan yang dapat mewujudkan harapan tersebut.
Pendekatan WoG yang telah berhasil diterapkan di beberapa negara lainnya diharapkan dapat
juga terwujud di Indonesia. Semua ASN Kementerian/Lembaga /Pemerintah Daerah kemudian
akan bekerja dengan satu tujuan yaitu kemajuan bangsa dan negara Indonesia.
Kolaborasi menjadi hal sangat penting di tengah tantang global yang dihadapi saat ini.
Banyak ahli merumuskan terkait tantangan-tantangan tersebut. Prasojo (2020) mengungkapkan
beberapa tantangan yang dihadapi saat ini yaitu disrupsi di semua kehidupan, perkembangan
teknologi informasi, tenaga kerja milenal Gen Y dan Z, serta mobilitas dan fleksibilitas. Dalam
pengertian USIP, WoG ditekankan pada pengintegrasian upaya-upaya kementerian atau lembaga
pemerintah dalam mencapai tujuan bersama.
WoG juga dipandang sebagai bentuk kerjasama antar seluruh aktor, pemerintah dan
sebaliknya. Pengertian dari USIP ini menunjukkan bahwa WoG tidak hanya merupakan
pendekatan yang mencoba mengurangi sekat-sekat sektor, tetapi juga penekanan pada kerjasama
guna mencapai tujuan bersama. Dari dua pengertian di atas, dapat diketahui bahwa karakteristik
pendekatan WoG dapat dirumuskan dalam prinsip-prinsip kolaborasi, kebersamaan, kesatuan,
tujuan bersama, dan mencakup keseluruhan aktor dari seluruh sektor dalam pemerintahan.
Agenda 3:

Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


SMART ASN
Literasi digital berfungsi untuk meningkatkan kemampuan kognitif sumber daya manusia
di Indonesia agar keterampilannya tidak sebatas mengoperasikan gawai. Kerangka kerja literasi
digital untuk kurikulum terdiri dari digital skill, digital culture, digital ethics, dan digital safety.
Kerangka kurikulum literasi digital digunakan sebagai metode pengukuran tingkat kompetensi
kognitif dan afektif masyarakat dalam menguasai teknologi digital
Digital skill merupakan Kemampuan individu dalam mengetahui, memahami, dan
menggunakan perangkat keras dan piranti lunak TIK serta sistem operasi digital dalam
kehidupan sehari-hari. Digital culture merupakan Kemampuan individu dalam membaca,
menguraikan, membiasakan, memeriksa, dan membangun wawasan kebangsaan, nilai Pancasila
dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari. Digital ethics merupakan Kemampuan
individu dalam menyadari, mencontohkan, menyesuaikan diri, merasionalkan,
mempertimbangkan, dan mengembangkan tata kelola etika digital (netiquette) dalam kehidupan
sehari-hari. Digital safety merupakan Kemampuan User dalam mengenali, mempolakan,
menerapkan, menganalisis, menimbang dan meningkatkan kesadaran pelindungan data pribadi
dan keamanan digital dalam kehidupan sehari- hari.

Manajemen ASN
Manajemen PPPK meliputi penetapan kebutuhan, pengadaan, penilaian kinerja, penggajian dan
tunjangan, pengembangan kompetensi, pemberian penghargaan, disiplin, pemutusan hubungan
perjanjian kerja dan perlindungan.
a) Penetapan Kebutuhan Jenis jabatan yang dapat diisi oleh PPPK diatur dengan Peraturan
Presiden. Setiap Instansi Pemerintah wajib menyusun kebutuhan jumlah dan jenis jabatan PPPK
berdasarkan analisis jabatan dan analisis beban kerja.
b) Penilaian Kinerja Penilaian kinerja PPPK bertujuan menjamin objektivitas prestasi kerja yang
sudah disepakati berdasarkan perjanjian kerja antara Pejabat Pembina Kepegawaian dengan
pegawai yang bersangkutan.
Keterkaitan Antar Agenda :

Keterkaitan agenda satu, dua, dan tiga dalam aktualisasi nilai-nilai dasar PNS Sebagai
dasar pengembangan kompetensi yang mengacu pada undang-undang ASN nomor 5 tahun 2014
pada pasal 10 tentang fungsi ASN terdapat tiga fungsi yaitu ASN sebagai pelaksana kebijakan
public, ASN sebagai pelayan publik dan ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa.

Agenda dua nilai-nilai dasar PNS, membekali peserta dengan nilai-nilai dasar yang dibutuhkan
dalam menjalankan tugas jabatan PNS secara professional sebagai pelayanan masyarakat yang
meliputi lima kemampuan yaitu akuntabilitas, mengedepankan kepentingan nasional,
menjunjung tinggi standar etika public, berinovasi untuk peningkatan mutu pelaksanaan tugas
jabatannya dan tidak korupsi serta mendorong percepatan pemberantasan korupsi di lingkungan
instansi.

Agenda tiga kedudukan dan peran PNS dalam NKRI yang membekali peserta pengetahuan
tentang kedudukan dan peran PNS untuk menjalankan fungsi ASN sebagai pelaksana kebijakan
pelayanan public dan pemersatu bangsa, sehingga mampu mengelola tantangan dan masalah
dengan warga,Agama, keragaman sosial budaya dengan menggunakan perspektif WoG dalam
mendukung pelaksanaan tugas jabatannya.

Anda mungkin juga menyukai