ASUHAN PASIEN
DI RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KABUPATEN
LAMPIRAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BULELENG
NOMOR : 445/184.225/2018
TANGGAL : 2 JANUARI 2018
TENTANG : PANDUAN PELAYANAN ASUHAN PASIEN DI
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KABUPATEN
BULELENG
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................…i
BAB I Definisi............................................................................................1
BAB V Dokumentasi..............................................................................159
i
ii
BAB I
pelayanan kesehatan yang sama kepada setiap pasien atau individu yang
Buleleng.
kombinasi
1
9. Penyelenggaraan Pelayanan Profesi adalah kegiatan perencanaan,
/Plan of Care (IAR) adalah semua informasi yang ditemukan pada saat
pasien tersebut.
oleh karena umur, kondisi atau kebutuhan bersifat kitis, pasien yang
informed consent.
E. PELAYANAN EWS
1. Early Warning System (EWS) adalah sistem peringatan dini yang dapat
3
1. Pelayanan darah adalah upaya pelayanan kesehatan yang
2. Alat bantu napas non invasive adalah upaya pembebasan jalan napas
V1E1M1)
yang dapat berpindah dari satu orang ke orang lain, baik secara
adanya agen infeksi (organisme) yang sisertai respon imun dan gejala
klinik.
4
3. Infeksi merupakan suatu kadaan diaman ditemukannya adaya agen
gejala klinik.
5
penyakit ginjal stadium terminal (end stage renal disease) yang
Suddart, 2002).
1. Pelayanan pasien
Adalah penyediaan jasa oleh Rumah Sakit kepada orang sakit yang
sakit tersebut.
2. Restraint
suatu refleks.
M. ASUHAN GIZI
1. Asuhan Gizi
6
berupa pemberian makanan maupun konseling gizi, serta monitoring
pasien. Pelayanan gizi rawat inap sering disebut juga dengan terapi
2. Skrining Gizi
3. Pengkajian Gizi
dengan aspek asuhan zat gizi dan makanan, aspek klinis dan aspek
4. Diagnosis Gizi
5. Intervensi Gizi
7. Konseling Gizi
8. Dietisien
9. Pasien
10. Food model adalah bahan makanan atau makanan contoh yang
terbuat dari bahan sintestis atau asli yang diawetkan dengan ukuran
rawat jalan.
setempat
masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan
kesehatan.
18. Konselor gizi adalah ahli gizi yang bekerja untuk membantu orang
makanan
gizinya
baik.
N. MANAJEMEN NYERI
Pain)
2. Nyeri akut adalah nyeri dengan onset segera dan durasi yang terbatas,
3. Nyeri kronik adalah nyeri yang bertahan dalam periode waktu yang
lanjut. Nyeri kronik adalah nyeri yang terus ada meskipun sudah
kronis dan / atau akut. Tujuan dari MNI adalah untuk meringankan,
sakit.
pelayanan nyeri.
kira –kira satu jam tanpa sirkulasi ,diikuti oleh jantung,ginjal ,paru
dan hati.
kepada resipien
BAB II
Kabupaten Buleleng
tidak bergantung pada hari setiap minggu atau waktunya setiap hari
12
Ruang lingkup pengintegrasian dan koordinasi asuhan pasien meliputi
Darurat dan Rawat Inap yang dilakukan oleh semua Profesional Pemberi
Asuhan.
Terintegrasi/CPPT.
pelayanan melalui :
3. Rapat Tim
4. Case Manager
C. RENCANA ASUHAN
1. Pengkajian/asesmen Awal
13
awal Gawat darurat dalam waktu 6 jam sudah harus diputuskan
pemulangan pasien.
hasil Pengkajian Awal Medis. Rencana asuhan dibuat oleh DPJP atau
kewenangan klinisnya.
4. Rencana Keperawatan
Rencana kerja yang akan dilakukan oleh ahli Gizi atau dokter Gizi
badan akan dilakukan penilaian lebih lanjut oleh ahli gizi dan dokter
gizi klinik
14
1. Instalasi Gawat Darurat
3. Instalasi intensif
Pasien emergensi;
Pasien koma;
Pasien “immuno-suppressed”;
Pasien dialisis;
a. Ruang Nifas
b. Ruang Perinatologi
5. Perawat
G. PELAYANAN RESUSITASI
15
lingkungan RSUD Kabupaten Buleleng dengan mengaktifkan Blue
Code/Resus Call
2) Pengadaan darah;
3) Identifikasi pasien;
4) Pemberian darah;
5) Monitoring pasien;
b. Kanula nasal
c. Kateter nasal
d. Kateter nasofaring
a. Dewasa :
6) P (A-aDO2) >350
16
7) Ventilasi PaCO2 >60 mmHg
b. Anak / Neonatus
asidosis berat
PH < 7,25
4. Tempat Pelayanan
inap intensif (NICU, PICU, HCU, ICU dan ICCU) sesuai dengan
ruang intermediate.
syncytial virus.
darah).
pengerat).
Tempat Perawatan:
1. Rawat Jalan/poliklinik
2. Rawat Inap
berikut:
Tempat Pelayanan :
1. Rawat Jalan/Poliklinik
2. Rawat inap
K. PELAYANAN HEMODIALISA
dimana tempat tersebut berada di dekat ICU/HCU, OK, ruang bersalin dan
18
laboratorium dan ruang bayi. Di dalam Unit hemodialisa kami mempunyai
22 buah mesin terdiri dari 14 mesin Fresenius dan 8 mesin nipro. Satu
buah mesin untuk pasien infeksiu. Keunggulan dari hemodialisa yang kami
mulai dari Instalasi Gawat Darurat, Ruang Rawat Inap, hingga Unit
Perawatan Intensif.
a. Pasien Bayi
b. Pasien anak-anak
d. Orang cacat
e. Pasien koma
a. Penunggu pasien
N. ASUHAN GIZI
pemantauan dan evaluasi. Tim ini dipimpin oleh seorang dokter dengan
anggota yang terdiri dari dakter, nutrisionis atau dietsien, perawat dan
19
pelayanan gizi paripurna kepada klien/pasien, terutama yang
membutuhkan terapi gizi, termasuk pelayanan gizi pada pasien rawat jalan.
yang terdiri dari unsur pengelola rumah sakit dan kelompok professional
yang terkait dengan pengelolaan dan pelaksanaan asuhan gizi. Secara garis
pelayanan. Agar kegiatan asuhan gizi berjalan dengan optimal, maka perlu
dukungan pimpinan rumah sakit, komite medik dan staf serta adanya
Jadi ruang lingkup kegiatan pokok asuhan gizi di rumah sakit terdiri dari :
2. Perencanaan Menu
pendistribusian makanan
20
15. Keselamatan kerja di ruang distribusi makanan
O. MANAJEMEN NYERI
a. Assesment nyeri
Ruang lingkup Pelayanan pasien tahap terminal ini berlaku untuk semua
stap dan unit pelayanan di RSUD Singaraja terutama diruang ICU dan
2. Keganasan seperti Ca
Banyak masalah yang melingkupi kondisi terminal pasien ,yaitu mulai dari
sosial yang dialami ,sehingga dampak yang ditimbulkan tiap individu juga
kematian,yaitu :
parah dan tidak dapat menerima informasi ini sebagai kebenaran dan
21
mekanisme pertahanan yang acapkali ditemukan pada hampir setiap
keadaan dirinya
Ini adalah fase dimana pasien akan mulai menawar untuk dapat hidup
harapan
a. Problem oksigenasi :
Agitasi/gelisah
Hypoksia
Akumulasi sekret
Nadi ireguler
b. Problem eliminasi :
Konstipasi
Retensi urin
Peristaltik menurun
Distensi abdomen
Mual/muntah
d. Problem suhu :
e. Problem sensori :
Pendengaran menurun
f. Problem nyeri :
23
Ambang nyeri menurun,pengobatan nyeri dilakukan secara
Sering kali tirah baring lama menimbulkan masalah pada kulit sehingga
h. Problem psikologis
i. Perawatan Paliatif
sosial.
24
BAB III
b. Berikan salam dan perkenalkan diri oleh DPJP dan perawat jaga
yang kompeten
c. Lakukan system triage ATS (Australian Triage Scale) oleh dokter atau
d. Lakukan assesmen awal oleh dokter jaga dan perawat jaga IGD
dan DPJP
25
d. Lakukan kunjungan/visite oleh DPJP setiap jam kerja
dokter bedah
pembiusan.
terintegrasi yang berisi data pasien pada saat pasien pertama kali datang
pasien, kondisi pasien dan Diagnosis. Dari sini akan dibuatkan rencana
26
Selanjutnya rencana diimplmentasikan dan didokumentasikan dalam
dokter, perawat, Ahli Gizi dan Farmasi. Hasil penilaian pasien yang
berisi goal yang terukur. Semua Planing yang dibuat oleh Profesional
selanjutnya,
penilaian.
tersedia
c. Isi kolom “Tgl, jam” dengan angka sesuai dengan tanggal dan jam
pemeriksaan
27
f. Perkembangan tiap pasien dievaluasi berkala dan dibuat
bawah.
perkembangan terintegrasi
3. Rapat Tim
c. Bila dalam waktu lebih dari 2x24 jam belum bisa ditegakkan
diagnosis pasti
Prosedur :
Pelayanan Medis
28
e) Jika hasil rapat tim memutuskan adanya perubahan DPJP maka
memimpin tim
DPJP Utama.
4. Case Manager
direkomendasikan)
case manager.
medis /keperawatan
29
Pelaksanaan Asuhan Pasien Terintegrasi pusatnya adalah pasien dan
2. Pengkajian Awal
b. Pengkajian Ulang
30
menggunakan Form Pengkajian Keperawatan Rawat Inap dan
Ruang lingkup rencana asuhan (care Plan) ada 2 yaitu Rencana asuhan
Plan Medis) dibuat oleh DPJP atau dokter yang mempunyai Surat
Pengkajian Awal Medis dan pada rawat Inap Pada Form Pengkajian
b. Rencana Keperawatan
31
Evaluasi. Rencana keperawatan berisi target yang terukur berupa:
4. Implementasi
sesuai dengan rencana yang telah dibuat oleh PPA. Dalam implementasi
5. Evaluasi
dilakukan asesmen ulang pada Form CPPT. Hasil asesmen ulang akan
a. Skrining Gizi
32
Pasien baru masuk dilakukan skrining gizi oleh perawat dalam
waktu 1x24 jam, dari hasil skrinning gizi bila berisiko sedang dan
tinggi akan dilakukan pengkajian lebih lanjut oleh ahli gizi, hasil
b. Pengkajian Gizi
c. Perencanaan Gizi
sudah ditetapkan oleh dokter DPJP dan dokter Gizi klinik. Setelah
d. Implementasi
hari kecualia pasien kritis dan Gizi buruk dilakukan setiap hari.
Hasil kegiatan asuhan gizi di tulis dalam Form Asuhan Gizi pada
3. Untuk pasien baru yang belum diperiksa sendiri oleh DPJP, maka
TINGGI
1. Pengkajian /Asesmen
2. Ruang Perawatan
Sakura)
3. Informed Consent
5. Kualifikasi Staf
Untuk tempat pelayanan pasien risiko tinggi dan pelayanan risiko tinggi,
asuhan medis dan keperawatan diberikan oleh dokter dan perawat yang
6. Persiapan Petugas
Kabupaten Buleleng
seperti:
Ekstravasasi.
ataupun akibat dari pelayanan risiko tinggi, maka upaya yang dilakukan
35
Untuk pembuangan sampah sisa pelayanan di atur sesuai dengan jenis
lebih)
b. Pasien hamil
a. Respirasi Rate
Cara penulisan
Contoh: 20/1
b. Saturasi Oksigen
36
Menggunakan pulse oximetri (Alat yang ampuh untuk
Contoh: 90/1
Cara penulisan
(sistolik/diastolic/nilai MEWS)
Contoh: 120/80/0
d. Heart Rate
Cara penulisan
Contoh: 105/1
e. Tingkat Kesadaran
Cara penulisan
f. Temperatur/suhu
fisiologis
Cara penulisan
(Suhu/nilai MEWS)
Contoh: 36,5/0
38
WARNING SCORE)
Ruangan :
KATAGORI SCORE
3 2 1 0 1 2 3
RR ≤8x/ - 9-16 17-20 21-29 ≥30
mnt
O2 Saturasi ≥94% 90-93% 85-89% ≤84%
Systolik BP ≤70 71-80 81-100 101- ≥200
199
Heart Rate ˂40 40-50 51-100 101-110 111- >129
(HR) 129
Tingkat Bingun Beresp Sadar Berespo Beresp Tidak
e c 37,5 c 38,1 c
Petunjuk Penanganan Pasien Dengan Perburukan Kondisi Sesuai Dengan Total Score MEWS
Skor Klasifikasi Tindakan
1-3 Rendah Perawat monitoring menggunakan form
ruangan
jam
selanjutnya.
6-7 Tinggi Ka. Tim akan melapor ke dokter jaga
ruangan
39
Monitoring menggunakan MEWS
menit
DPJP
8 Dokter jaga mengaktifkan Code Blue dan
Buleleng.
tahun)
(Tetralogi of Fallot).
40
e. Table Parameter Pediatrik Early Warning Score
i an
51-65 >71
3-˂12 20-44 15-19 50-55 10-14
bln
45-49 >55
1-˂5 thn 20-34 15-19 40-50 15-19
35-39 >50
12-18 16-18 11-15 30-35 6-10
thn
26-29 >35
Usaha 0-18 Tidak Ada Retraksi Retraksi
grunting
Oksigen 0-18 Tanpa 30% 40% 50%
bln
160-169 170-180 >180
1-˂5 thn 90-139 80-89 150-160 60-69
140-149 >160
12-18 55-99 100-109 45-55 35-45
thn
110-119 >120
Capillary 0-18 thn Pink Pucat Abu-abu Abu-abu
respon nyeri
dengan (pain)
suara
Petunjuk Penanganan Pasien Dengan Perburukan Kondisi Sesuai Dengan Total Score
PEWS
Skor Klasifikasi Tindakan
0-2 Observasi PEWS secara rutin setiap pergantian
shif
3 Rendah Perawat melapor kepada Ka.tim/ senior
nurse
oleh DPJP
normal (0-2)
4 Sedang Perawat melapor ke dokter jaga ruangan
PEWS normal
≥5 Tinggi Perawat/dokter mengaktifkan emergency
intensif anak
c. Parameter EWOSCO
Parameter Score
3 2 1 0 1 2 3
Temperatu ≤35 35.1- 36.1 38- ≥38.
re 36 - 38.4 5
37.9
TD sistolik ≤80 81-90 91- 141 151-199 ≥20
139 - 0
150
Heart Rate ≤40 41-59 60-75 76- 105 111-129 ≥13
104 - 0
110
RR ≤5 6-9 10-14 15- 20- 25-30 ≥30
19 24
Urine ˂10 ˂100 ml/ ˂50
(UO) jam
UO tanpa 10 jam 8 jam Bladder
urine urine
Kesadaran unconfiu confused voice alert agitasi
s
Saturasi ˂88 88-89 90-94 >95
O2
ICU
43
D. PELAYANAN RESUSITASI
3. Untuk pasien rawat inap perlu diperhatikan label pada pasien, bila
ada label ungu di atas status pasien tidak perlu mengaktifkan Blue
Code/Resus Call dan bila tidak ada label ungu di atas status pasien,
darah itu ialah: A,B,O, dan AB. Golongan darah ini merupakan
Anti Body.
antigen A.
B.
darah lain.
oleh karena itu diperlukan penyimpanan darah agar setiap waktu darah
dilakukan dengan:
darah tercampur dengan zat itu darah tidak membeku dan tidak
double door.
darah yang berada diluar tubuh manusia tidak rusak, maka darah
makanannya.
48
d) Kesalahan petugas rumah sakit /BDRS karena salah
atau terlalu lama dalam suhu kamar gram negative, dapat berbiak
liter dalam waktu singkat dengan tetesan cepat atau dapat pula
penyakit jantung.
f) Acidosis
g) Keracunan kalium
gangguan ginjal
h) Keracunan citras
+ darah.
i) Emboli darah
cyanosis.
macam-macam reaksi, baik reaksi ringan maupun berat. Yang ringan hanya
berasa panas atau menggigil, yang berat dapat menimbulkan kurang air
seni atau sama sekali tidak ada air seninya, atau bahkan sampai meninggal
antibodynya.
hukum, maka timbul hak dan kewajiban dari kedua belah pihak.
kepada pasiennya (duty of care). Salah satu kewajiban dari rumah sakit
yang secara umum diperlukan dan menjaga agar peralatan tersebut selalu
peralatan.’
No.44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit harus sesuai dengan ketentuan
salah satu standar pelayanan minimal rumah sakit yang berarti setiap
rumah sakit harus memiliki stok darah aman 24 jam. Ini berarti rumah
sakit harus mempunyai bank Darah Rumah Sakit (BDRS) atau Unit
darah aman sampai ke pasien, dan pasien terhindar dari resiko tertular
kematian.
rusak sebelum dipakai. Hal ini disebabkan pada saat pendistribusian darah
tidak aman.Sistem yang berjalan saat ini adalah keluarga pasien mencari
sendiri darah yang dibutuhkan ke utd PMI.Darah yang telah diuji silang
distribusi darah dari UTD PMI kerumah sakit yang dilakukan keluarga
sistem distribusi tertutup dengan metode rantai dingin sesuai standar, yaitu
Dalam sistem distribusi tertutup ini, darah dari donor sukarela maupun
aman, disimpan dalam Blood Bank Refrigerator, dan dalam periode dan
kebutuhan pasien.
52
1. Unit Tansfusi Darah (UTD) : melakukan rekrutmen Donor Darah
BDRS.
waktu tertentu.
5. Bank darah rumah sakit : melakukan stok darah serta melakukan uji
’Setiap tenaga kesehatan yang bekerja dirumah sakit harus bekerja sesuai
oleh dokter yang diberi kewenangan oleh dokter untuk melakukan tindakan
wajib memeriksa ulang nama dan golongan darah pasien agar tidak terjadi
component rest whit both the transfusion service personal who issue the blood
1. Identifikasi resipian
Nama dan nomor identifikasi pasien pada pita identifikasi harus sama
dengan nama pada formulir transfusi serta label yang tertempel pada
2. Identifikasi unit
lebel yang tertempel pada unit (jika berbeda dari yang sebelumnya)
3. ABO dan D
54
Tipe ABO dan D pada label primer unit darah harus sesuai dengan yang
tercatat pada formulir transfusi. Penerima donor tipe ABO dan D harus
4. Daluwarsa
dimasukkan
5. Kecocokan
transfusi dan pada lebel yang tertera pada unit ( jika tidak sama ). Jika
6. Instruksi dokter
tepat yang diberikan pada pasien. Seluruh identifikasi yang tertera pada
perawat dan rumah sakit harus bertanggung jawab, karena rumah sakit
ATAU KOMA
Mengatur posisi
a. Krikotirotomi
b. Trakheostomi
Persiapan;
1. Persiapan pasien :
a. Pasien disiapkan
2. Persiapan Alat :
a. Laryngoscope
d. Stetoskop
f. Sarung tangan
g. Suction set
h. Oksigen set
j. Obat-obat emergency
k. Masker,plester
l. Spuit 10 cc
m. EKG monitorset
Prosedur Kerja
ekstensi
tube.
berurutan
melakukan intubasi
diperlukan.
(sebagai fiksasi)
menggunakan stetoskop.
siap pakai
b I:E =1:1
c Mengisap sekresi
konektor
ventilator
kanan)
e Isap rongga hidung,mulut, faring dan perut setiap 2-4 jam dan
yang sesuai?
7liter/mt?
cm?
• Tidak Volum
• RR (respirasi rate)
• FiOᴤ
• I:E ratio
• PEEP
• P. Inspiration
• FiOᴤ
• PEEP
• Hidupkan Humidifier
disiapkan
ventilator
Persiapan
a. Ventilator Galileo
Adult (dewasa)
Pediatric ( anak-anak )
• 2 L untuk dewasa
Pelaksanaan
parameter
Mode A/C ((S) CMV ) - -
- - Exp Min Vol 1,8 to 3,0 l/min
Rate 25 b/min F Total 24 to 26 b/min
Vt 100 ml VTE 70 to 110 ml
PEEP/CPAP 5 cmHᴤO PEEP/CPAP 4.0 to 6.5 cmHᴤO
Oxygen 50 % Oxygen 47 to 53 % (jika
60
b) Untuk brathing set anak-anak gunakan test lung 0.5 L
parameter
Mode A/C ((S) CMV ) - -
- - Exp Min Vol 6.0 to 7.9 l/min
Rate 15 b/min F Total 14 to 16 b/min
Vt 500 ml VTE 400 to 525 ml
PEEP/CPAP 5 cmHᴤO PEEP/CPAP 4.0 to 6.5 cmHᴤO
Oxygen 50 % Oxygen 47 to 53 % (jika
cmHᴤO
Oxygen 50 % Oxygen 47 to 53 % (jika
6. Tindakan Ekstubasi
1) Persiapan
a. Persiapan mental
b. Persiapan fisik :
• Laringoscope
• Spuit 20 cc
• Sarung Tangan
• Suction set
• Oᴤ set
61
2) Pelaksanaan
memutar,kempiskan cuff
1) Primary Survey
kondisi unresponsive
Code
dan feel
skale
kemungkinan trauma
2) Secondary survey
a. GCS <8
bantu respirasi
2 Drug /Disability:
DONT
rendah dari pada normal atau nilai basal pasien (BS <50 mg/
dl )
hopoglikemia
a. CT Scan
b. Thorax foto
c. Dll
koma
Intensif
a. Anamnesi
Bau nafas
Kulit
Kepala
Leher
c. Pemeriksaan neurologis
HbA1C
glukosa intravena.
MENURUN (IMMUNO-COMPROMISSE)
berkeringat malam.
65
Pasien yang kontak erat dengan pasien TB
thorak/histo-patologi/patologi-anatomi,dll)
radiologi
thorak/histo-patologi/patologi-anatomi,dll)
laboratorium
66
Setelah diperoleh hasil pemeriksaan dahak S-P-S,
terkait.
6) Pemindahan pasien :
butirannya lebih besar atau sma dengan dari 5 µm, yang dapat
prosedur teradapnya.
Penatalaksanaan:
69
1) Pasien yang dimaksud dengan menular dengan cara kontak
tersendiri.
“Kewaspadaan Kontak”
70
6) Bila tidak memungkinkan ditempatkan dengan pasien kasus
7) Penatalaksanaan
lengan panjang.
lainnya.
Penatalaksanaan:
72
1) Gunakan APD seperti topi, masker bedah, gaun lengan
ke kamar pasien
1. Komprehensif
73
- Evaluasi pasca hemodialysis 30 menit
1. Poli
2. IGD
5. Travelling
d. Pengendalian Limbah
1. Pembatasan Fisik
74
a. Melibatkan satu atau lebih staf untuk memegangi pasien,
merupakan restraint.
2. Pembatasan Mekanis
3. Pembatasan Kimia
indikasinya.
75
b. Penggunaan obat mengikuti/sesuai dengan standar praktik
efisien.
dan ketat.
di rumah sakit.
keselamatan pasien.
keperawatan
1. Dampak fisik
a) Atrofi otot
c) Ulkus decubitus
d) Infeksi nosocomial
e) Strangulasi
g) Stress kardiak
2. Dampak Psikologi
a) Depresi
c) Isolasi emosional
pasien.
kebutuhan pasien dengan resiko yang paling kecil dan pilihan yang
kebutuhan pasien
restraint:
diaplikasikan
79
d. Setelah aplikasi restraint, pasien diobservasi oleh staf
membutuhkan restraint
lagi diperlukan
menghentikan perilakunya.
sopan.
tempat.
dilakukan restraint.
untuk legalitas
KEKERASAN FISIK)
81
khusus untuk bayi dan khusus untuk anak-anak dengan
pembatasan pengunjung
adalah:
keperawatan /kebidanan)
dll.)
b. Ibu Bayi
82
yang tidak bisa melindungi dirinya dan atas permintaan
1. Penyelenggaraan Makanan
dan evaluasi.
83
Penyajian Persiapan &
makanan di pengolahan
Distribusi makanan
ruang makanan
Pelaksanaan
berikutnya.
440/0017/PP/RSUD/2014)
Pelaksanaan
3 tahun sekali
440/0018/PP/RSUD/2014)
Pelaksanaan
84
Langkah Pemesanan bahan Makanan: (SPO No:
440/0020/PP/RSUD/2014 )
Pelaksanaan
440/0028/PP/RSUD/2014 )
Pelaksanaan
RSUD/2014)
Persiapan Makanan
440/0021/PP/RSUD/2014
4400022/PP/RSUD/2014)
Pendistribusian Makanan
445/………/PP/RSUD/2014)
85
Tujuan utama Asuhan Gizi adalah memenuhi kebutuhan zat gizi
yang dirawat maupun konseling gizi pada pasien rawat jalan. Untuk
efektif.
a. Tujuan
sesuai, jenis diet yang tepat, jadwal makan dan cara makan,
b. Sasaran
2) Mekanisme Kegiatan
TB, pelayanan/ konseling gizi bayi, anak, ibu hamil dan menyusui
a. Konseling Gizi
registrasi.
kemampuan pasien.
Konseling Gizi
oleh Dietisien
88
3) Penyuluhan Gizi
a) Persiapan penyuluhan
b) Pelaksanaan penyuluhan
Tanya jawab.
a. Tujuan
b. Sasaran
c. Mekanisme Kegiatan
1. Skrining Gizi
sebagai berikut :
90
Langkah PAGT terdiri dari :
tertentu.
badan (BB).
91
Bila pasien tidak dapat ditimbang pengukuran antropometri
bila anak yang tidak dapat berdiri dan atau tinggi badan
(TB)
93
Tabel 1. Memperkirakan Berat Badan Berdasarkan Panjang Badan The
Hamwi Method
Bangun Laki-Laki Wanita
Tubuh
Sedang 48 kg untuk 152 cm yang 45,4 kg untuk 152 cm
cm cm
Kecil Kurangi 10% Kurangi 10%
Besar Tambahkan 10% Tambahkan 10%
sebagai berikut:
Rumus:
laki
Kecil > >11,0
10,4
Sedang 9,6 – 10,1 – 11,0
10,4
Besar < 9,6 < 10,1
kaki)
Sedang -5 kg -6 kg
Tangan 0,8
atas 5,3
bawah
Kaki
Sumber: Rosalind S Gibson, 2005
95
f. Pengukuran Tinggi Badan
melihat keadaan status gizi sekarang dan keadaan yang telah lalu.
Sehat)
medline.
96
Pengukuran ini digunakan sebagai salah satu cara untuk
- Usia ≥ 10 tahun
- Usia ≥ 12 tahun
4. Indikator Pertumbuhan
1) Indeks Antropometri
97
Indeks berat badan menurut umur digunakan sebagai salah
2) IMT Dewasa
IMT
Underweight < 18,5
Normal 18,5 – 22,9
Overweight 23,0 – 25,0
Obesity I 25,1 – 26,9
Obesity II 27,0 – 29,9
Extreme ≥ 30,0
Obesity
99
3) Kategori Status Gizi Berdasarkan Cara Perhitungan Z-Score
rujukan.
ini juga disebut rumus LMS, biasanya untuk menghitung Z-socre BB/U,
rata-rata populasi
S = koefisien variansi
Atau
100
Berikut ini adalah kategori status gizi berdasarkan Z-score (Tabel 7):
Indikator Pertumbuhan
Z-Score PB/U atau BB/PB atau
BB/U IMT/U
TB/U BB/TB
Sangat Sangat
Lihat Catatan
Di atas 3 Gemuk Gemuk
1 Lihat Catatan
(Obes) (Obes)
2
Gemuk Gemuk
Di atas 2
(Overweight) (Overweight)
Risiko Risiko
Gemuk Gemuk
Di atas 1
(Lihat Cat. (Lihat Cat.
3) 3)
0 (Angka
Median)
Di bawah
-1
Pendek
4
Sangat
4
Catatan:
1. Seorang anak pada kategori ini termasuk sangat tinggi dan biasanya
101
3. Hasil ploting di atas 1 menunjukkan kemungkinan risiko. Bila
Ini merupakan cara cepat menentukan status gizi bayi dan balita. Biasa
digunakan pada lomba balita sehat karena waktu yang disediakan tidak
badan diberi nilai dengan melihat tabel berat terhadap panjang badan
berikut ini:
102
11,64
8,9 –
75 cm 8,9 11,88
11,88
9,2 –
76 cm 9,2 12,24
12,24
9,4 –
77 cm 9,4 12,48
12,48
9,5 –
78 cm 9,5 12,72
12,72
9,7 –
79 cm 9,7 12,96
12,96
9,9 –
80 cm 9,9 13,20
13,20
10,1 –
81 cm 10,1 13,44
13,44
10,3 –
82 cm 10,3 13,68
13,68
10,4 –
83 cm 10,4 13,92
13,92
10,6 –
84 cm 10,6 14,16
14,16
10,8 –
85 cm 10,8 14,40
14,40
11,0 –
86 cm 11,0 14,64
14,64
11,2 –
87 cm 11,2 14,18
14,18
11,3 –
88 cm 11,3 15,12
15,12
11,5 –
89 cm 11,5 15,36
15,36
11,8 –
90 cm 11,8 15,72
15,72
12,1 –
91 cm 12,1 16,08
16,08
12,2 –
92 cm 12,2 16,32
16,32
12,4 –
93 cm 12,4 16,56
16,56
12,6 –
94 cm 12,6 16,80
16,80
12,9 –
95 cm 12,9 17,16
17,16
103
5) BBR (Berat Badan Relatif)
Rumus:
(Cut of Points):
Klasifikasi:
2) Lingkar Pinggang
104
Tujuan pengukuran lingkar pinggan dan pinggul adalah untuk
80 cm. Lebih dari angka itu, artinya perut Anda kelebihan lemak.
a. Rumus
b. Cut-off points
Z-SCORE
Status Gizi Z-Score
Gizi buruk < -3 SD
Gizi < -2 SD ‒ ≥
kurang -3SD
≥ -2 SD ‒ ≤
Gizi baik +2 SD
> +2 SD ‒ ≤
Overweight +3 SD
Obesitas > +3 SD
PERSENTILE
Status
Persentiles
Gizi
Gizi ≥ 85%
105
Baik
Gizi ≥ 70 ‒ <
Kurang 85%
Gizi
c. Referensi standar
106
54.9
55 -
31.7 30.3
64.9
65 -
30.7 29.9
74.9
terkait masalah gizi harus selaras dengan data asesmen gizi lainnya
107
informasi yang bermanfaat mengenai status gizi, dan mempunyai
berdasarkan abjad.
3. Blood Urea Nitrogen (BUN) tinggi atau Ureum tinggi (Normal = 8-20
maupun parenteral.
perdarahan.
misalnya kurus, gemuk, tubuh pendek, ada oedema, ascites, masa otot
defisiensi iodium.
109
4. Tanda-tanda klinis pada mata; xerosis (kekeringan) pada konjungtiva
vitamin B2, vitamin B6, kulit lebih gelap dan mengelupas pada bagian
defisiensi protein.
merujuk kepada daftar makanan penukar, atau daftar komposisi zat gizi
energi dan zat gizi seseorang terhadap angka kebutuhan atau angka
komposisi, pola makan, diet saat ini dan data lain yang terkait. Selain
selingan
gizi
bersantai, dsb
melakukan olahraga
Ketersediaan Kemampuan merencanakan menu
Kemampuan/keterbatasan
menyiapkan makanan
higiene makanan
111
Ketidakamanan makanan/pangan
3) Riwayat Personal
meliputi empat area yaitu riwayat obat dan suplemen yang dikonsumsi,
berikut :
pasien)
kepercayaa, agama
Situasi rumah
dan sosial
sekarang
Riwayat pembedahan
komplikasi
pasien stroke
Data umum Umur
pasien Pekerjaan
Tingkat pendidikan
112
A. DIAGNOSA GIZI
Pada langkah ini dicari pola dan hubungan antar data yang terkumpul
1) Domain Asupan
sebagai berikut :
Kelas Pengertian
Keseimbangan energi Perubahan aktual atau perkiraan
energi
Asupan makanan Perkiraan asupan makanan dan
diet; alkohol
Asupan zat gizi Perkiraan asupan atau asupan aktual zat
gizi tertentu, baik tunggal maupun
113
kebutuhan pasien
Contoh :
perasa dan nafsu makan (E) ditandai dengan asupan protein rata – rata
2) Domain Klinis
Kelas Pengertian
Fungsional Perubahan fungsi fisik dan mekanis yang
laboratorium
Berat Perubahan Berat Badan (BB) atau status BB yang
idaman
Contoh :
114
dan fungsi; keamanan makanan dan akses makanan. Domain Perilaku
Kelas Pengertian
Pengetahuan Pengetahuan dan kepercayaan aktual
Kepercayaan tercatat
Aktivitas dan Masalah-masalah yang berkaitan dengan
makanan
Contoh :
makanan yang tidak dianjurkan dan aktivitas fisik yang tidak sesuai
anjuran (S).
B. INTERVENSI GIZI
implementasi.
1) Perencanaan Intervensi
Symtoms).
Tentukan pula jadwal dan frekuensi asuhan. Output dari intervensi ini
waktunya.
b) Preskripsi diet
kebutuhan energi dan zat gizi individual, jenis diet, bentuk makanan,
Penentuan kebutuhan zat gizi yang diberikan kepada pasien/ klien atas
Bila jenis diet yang ditentukan sesuai dengan diet order maka diet
bahan makanan atau zat gizi yang dikonsumsi; membatasi jenis atau
lemak, KH, cairan dan zat gizi lain); mengubah jumlah, frekuensi
sebagai contoh
Makan Pagi : 500 kcal; Makan Siang : 600 kcal, Makan Sore/ Malam :
600 kcal; Selingan pagi : 200 kcal; Selingan sore : 200 kcal.
v) Jalur Makanan
116
Jalur makanan yang diberikan dapat melalui oral dan enteral atau
parenteral.
2) Implementasi Intervensi
dan tenaga kesehatan atau tenaga lain yang terkait. Suatu intervensi gizi
gizi, edukasi gizi, konseling gizi, dan koordinasi pelayanan gizi. Setiap
perempuan dibedakan :
Laki-laki :
Wanita :
pengeluaran energi dari efek makanan yaitu 10% dari total energi
makanan.
118
c) Kebutuhan Energi berdasarkan per kg BB dan ditambah dengan
koreksi 25%. Rumus ini sering digunakan untuk klien dengan diabtes
mellitus.
kkal/kgBB/hari
119
3) Perhitungan Kebutuhan Lemak
energi.
dan mineral diberikan dalam jumlah yang lebih tinggi atau leih rendah
2. Preskripsi Diet
mencakup kebutuhan energi dan zat gizi serta zat-zat makanan lainnya
dokter dan ahli gizi. Preskripsi Diet memberikan arah khusus kepada
2. Penyusunan menu satu hari meliputi 3 kali makanan utama yaitu pagi,
siang, dan malam serta 2 kali snack yaitu di antara waktu makan pagi
dan siang serta di antara waktu makan siang dan malam. Menu yang
klien serta hasil diagnosis gizi. Jelaskan tujuan dan prinsip diet yang
dianjurkan.
makanan yang boleh dan yang tidak boleh dikonsumsi. Agar klien lebih
leaflet, poster, dan “food model” serta alat peraga lainnya dengan tepat.
oleh klien.
3. Pola perubahan perilaku berkaitan dengan pola aktivitas dan gaya hidup
4. Memperoleh Komitmen
kondisi pasien/ klien yang bertujuan untuk melihat hasil yang terjadi
diagnosa gizi.
3) Evaluasi hasil.
hasil, yaitu :
4) Pencatatan Pelaporan
gizi.
intervensi gizi.
Intervensi Gizi a) Rekomendasi diet atau rencana yang akan
c) Edukasi gizi.
d) Konseling gizi.
123
diagnosis gizi antara lain
Monitoring :
parenteral.
hidupnya.
skrening lanjutan.
- Ahli gizi mengkaji hasil skrining gizi perawat dan order diet awal dari
dokter.
- Ahli gizi melakukan asesmen/ pengkajian gizi lanjut pada pasien yang
preskripsi diet yang lebih terperinci untuk penetapan diet definitive serta
- Makanan atau nutrisi yang sesuai untuk pasien, tersedia secara reguler.
definitive.
125
- Ahli gizi menginformasikan program intervensi gizi kepada
pasien.
terintegrasi.
- Ahli gizi mencatat dan melaporkan hasil asuhan gizi kepada dokter pada
belum tercapai.
- Ahli gizi mengikuti ronde pasien bersama tim kesehatan bila diperlukan
B. Sasaran
dihadapi.
sesuai baginya.
127
Alur Konseling Gizi
Langkah 1
MEMBANGUN DASAR-DASAR KONSELING
Salam, perkenalkan diri, mengenal pasien, membangun hubungan, jelaskan tujuan
Langkah 2
MENGGALI PERMASALAHAN
Mengumpulkan data-data untuk dasar diagnosa dari semua aspek dengan metode
Assesment
Langkah 3
MEMILIH SOLUSI
Memilih alternative solusi, menggali alternative penyebab masalah gizi dengan
menegakkan Diagnosa
INTERVENSI
Langkah 4 Langkah 5
MEMILIH RENCANA MEMPEROLEH KOMITMEN
Bekerjasama dengan pasien untuk melihat Komitmen untuk melaksanakan perlakuan
alternatif dalam memilih upaya diet dan perubahan diet khusus, membuat rencana yang
perilaku yang dapat diimplementasikan realistis dan dapat diterapkan
Menjelaskan tujuan, prinsip diet, dan ukuran
porsi makan
Langkah 6
MONITORING DAN EVALUAS
Ulangi dan tanyakan kembali apakah kesimpulan dari konseling
dapat dipahami oleh pasien
Pada kunjungan berikutnya lihat proses dan dampak
berikan salam kepada pasien. Persilahkan pasien untuk duduk dan buat
dirinya, catat bila belum ada dalam status, perkenalkan diri sebagai
ruang rawat inap, perkenalkan diri sebagai konselor atau ahli gizi.
Ciptakan hubungan yang baik antara ahli gizi dan pasien dan jelaskan
2. Menggali permasalahan
terkait dengan masalah asupan energy dan zat gizi atau faktor lain yang
128
Data pasien yang harus dikumpulkan dan dikaji sehingga diperoleh
aktivitas pasien atau klien, riwayat penyakit pasien atau klien, riwayat
dan masalah psikologi yang berkaitan dengan masalah gizi pasien atau
klien.
c. Melakukan konseling gizi dengan media food model, leaflet diet. Ahli
gizi menginformasikan :
dianjurkan.
berkaitan.
5. Memperoleh komitmen.
b. Mengukur hasil.
c. Evaluasi hasil.
kesehatan.
L. MANAJEMEN NYERI
1) Asesmen Nyeri
1. Anamnesis
traumatic.
neuralgia.
7) Kronisitas
c. Riwayat psikososial
psikoterapi / psikofarmaka.
d. Riwayat Pekerjaan
punggung.
mengkonsumsi vitamin)
132
3) Cantumkan juga mengenai dosis, tujuan minum obat,
f. Riwayat keluarga
2. Asesmen nyeri
a) 0 = tidak nyeri
hari)
sehari-hari)
sehari-hari)
133
1) Indikasi: pada pasien (dewasa dan anak>3tahun) yang tidak
gunakan asesmen
c. Comfort scale
Faces scale
a) Kewaspadaan
b) Ketenangan
c) Distress pernafasan
d) Menangis
e) Pergerakan
f) Tonus otot
g) Tegangan wajah
3) Comfort scale
waktu
3. Gelisah
waspada
5. Nipper alert
Ketenangan 1. Tenang
2. Agak cemas
3. Cemas
4. Sangat cemas
5. Panic
2. Respirasi spontan
ventilasi
3. Kadang-kadang batuk
terhadap ventilasi
tahanan / perlawanan
terhadap ventilator
terhadap ventilator,
tersedak
Menangis 1. Bernafas dengan tenang,
tidak menangis
2. Terisak-isak
135
3. Meraung
4. Menangis
5. berteriak
Pergerakan 1. tidak ada pergerakan
2. kadang-kadang bergerak
perlahan
4. Pergerakan aktif /
gelisah
5. Pergerakan aktif
kepala
Tonus otot 1. Otot relaks sepenuhnya
sepenuhnya
nyata
nyata
4. Tegangan hampir di
tegang, meringis
Tekanan darah 1. Tekanan darah di bawah
konsisten
3. Peningkatan tekanan
selama 2
4. Seringnya peningkatan
selama 2
5. Peningkatan tekanan
darah terus-menerus ≥
15%
Denyut jantung 1. Denyut jantung di bawah
secara konsisten
3. Peningkatan denyut
selama 2 menit)
4. Seringnya peningkatan
selama 2 menit)
5. Peningkatan denyut
>15%
Skor total
137
1) Indikasi : metode yang bisa digunakan untuk menilai derajat
2) Interpretasi :
atau minuman
FISIK
Postur/tonus 2 Fleksi dan atau Tangan mengepal,
punggung kaku,
tidur
Pola tidur 2 Agitasi atau lemas Bangun dengan
terkejut, mudah
terbangun, rewel,
tertutup
Ekspresi 2 Meringis Garis kerutan alis
mata dilatasi
1 Mengernyitan Garis kerutan ringan,
berhenti setelah
138
digendong, keras,
merengek
Warna 2 Pucat, kehitaman,
berkeringat di telapak
tangan
0 Perfusi baik, merah
muda
FISIOLOGIS
Laju nafas 2 Apneu Saat istirahat dalam
ngendongan
1 Takypneu Saat istirahat
Denyut 2 Fluktuasi Lebih dari normal
1 takikardia Saat istirahat
jantung
Saturasi 2 Desaturasi Dengan atau tanpa
gendong
Tekanan 2 Hipertensi Saat istirahat
darah
Persepsi perawat
2 Ya Menurut saya bayi
mengalami nyeri
0 Tidak Nyeri hanya perasaan
saya
e. FLACC
Katagori Parameter
0 1 2
Face (wajah) Tersenyum/ Terkadang Sering
rahang
Leg (kaki) Gerakan Tidak tenang/ Kaki
menghentak
139
Cry (menangis) Tidak menangis Mengerang/ Menangis
menerus,
terisak,
menjerit
Consolability Bersuara normal Tenang bila Sulit untuk
berbicara
Total skor
sebagai berikut:
(nol)
140
6) Bila skor nyeri 4-6 (nyeri sedang), nyeri dievaluasi setiap 15
(nol).
(nol).
neuropatik.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
jarum suntik
5) Status mental
dan segera
6) Pemeriksaan sendi
141
c) Nilai dan catat pergerakan pasif dari sendi yang terlihat
7) Pemeriksaan motoric
Derajat Definisi
5 Tidak terdapat keterbatasan gerak, mampu
gravitasi
1 Terdapat kontraksi otot (inspeksi/palpasi),
8) Pemeriksaan sensorik
otot
142
c) Nilai adanya reflex Babinski dan Hoffman (hasil positif
Romberg modifikasi).
b. Pemeriksaan khusus
pemeriksaan nyeri
(distraksi)
yang terkena
terapi obat.
radikulopati.
6. Pemeriksaan radiologi
a. Indikasi:
tulang belakang
karakteristik nyeri
spondilolisis, neoplasma)
stenosis spinal
c. Asesmen psikologi
dan depresi
144
b. Mekanisme kerja: memblok aktivitas abnormal di kanal
ntriumneuronal
lidokain
area yang paling nyeri (kulit harus intak<, tidak boleh ada luka
Efek anestesi local pada kulit bertahan selama 2-3 jam dengan
ditutupi kassa oklusif dan menetap selama 1-2 jam setelah kasa
dilepas
3. Parasetamol
a. Efek analgesic untuk nyeri ringan – sedang dan anti piretik. Dapat
anafilaktoid.
gout, dll
Aspirin Oral N/A 0.3-0.9 4-6 gr/hr
setiap 4-6
jam
Diklofenak Oral, 75-150 75-100
kemudian 1-2x/
jam
Ketorolac IM, IV 30-60mg
dosis bolus
tambahkan
15-30 mg/6
jam
Acetaminophe Oral 0.5-1 g/4-6
n jam
Celecoxib Oral 50-400 mg/ 2x200 mg/
hari hari
Refecoxib Oral 50 mg loading
dose
146
Parecoxib IM, IV 20-40 mg
sehari
7. Anti konvulsan
147
10. Tramadol
medikasi GAINS.
e. Dosis tramadol oral: 3-4 kali 50-100 mg/hari. Dosis maksimal 400
mg dalam 24 jam
tinggi jatuh.
kan untuk
Titrasi 10 4x50 mg 2x 50 mg selama 3
3x50 mg selama 3
hari
lanjutkan dengan
4x50 mg
Dapat dinaikkan
sampai tercapai
diinginkan
Titrasi 16 4 x 25 mg 25 g selama 3 hari
hari x 25 mg selama 3
hari
Naikkan menjadi 4
x 25 mg selama 4
148
hari
Naikkan menjadi 2
x 50 mg selama 3
hari
Naikkan menjadi 4
x 50 mg
dapat dinaikkan
sampai tercapai
diinginkan
11. Opioid
sulfentanil
e. Efek
antiemetic tertentu)
intracranial
intermitten
0 : sadar penuh
dibangunkan
149
2 : sedasi sedang, sering secara konstan mengantuk,
mudah dibangunkan
S : tidur normal
koma
3) Toksisitas metabolit
4) Efek kardiovaskular:
id l, on n, fenotiazin
butirofeno
n
Durasi (jam) 4 4-6 (dosis 8-24 6
rendah)
24 (dosis
tinggi)
Efek samping:
Estrapiramid ++ ++ - +
150
al - +
Anti- - + - +
kolinergik
Sedasi + +
Dosis (Mg) 10 0,25-0,5 4 12,5
Frekuensi Tiap 4-6 jam Tiap 4-6 Tiap H- Tiap 4-6 jam
jam 2jam
Jalur pemberian Oral, IV, IM IV, IM Oral, IV Oral, IM
f. Pemberian Oral:
sesuai
oral
g. Injeksi intramuscular
h. Injeksi subkutan
i. Injeksi Intravena
(melaui Infus)
sesuai dosis
j. Injeksi supraspinal:
gray(PAG)
perawatan dan layanan untuk pasien yang menderita sakit kronis dan
sebagai berikut:
Suntikan epidural
Cryoablasio
Discography
joint disorders)
dan sendi kecil menerima 40-80 mg, 20-40 mg, dan 20 mg,
pemeriksaan penunjang.
1) Nyeri somatic:
nosiseptor kulit.
ditikam.
dislokasi.
2) Nyeri visceral:
lumen
3) Nyeri neuropatik:
154
b) Sifat nyeri: rasa terbakar, nyeri menjalar, kesemutan,
menjalani kemoterapi.
a) Relaksasi
b) Distraksi
c) Hipnotis
d) Akupunktur
kebutuhan pasien.
3) Modalitas analgesic
155
b) Oral: antikonvulsan, antidepresan, antihistamin,
opioid, tramadol
fenotiazin
1) Opioid
mioklonus
2) OAINS
inhibitor)
Moderate
Pain STRONG OPIOIDS ±
Pain adjuvant
Manajemen nyeri
Score 5-6 intervensi : MADERATE
TO Severe pain.
Mild Pain
Pain
Score ≤ 4
OAINS NON-
OPIOIDS WEAK OPIOIDS for
Regular PRN mild to moderate pain
Paracetamol NSAIDS
(if
no
t
pr
es
cri
Step 1 be Step 2
d
Step 3
re
Follow-up /gu asesmen ulang
lar
y)
a. Asesmen eg ulang sebaiknya dilakukan dengan interval yang teratur
.
b. Panduan Lo umum:
w
1)
int Aasesmen ulang sebaiknya dilakukan dengan interval yang
ali
ty
teratur
2) Panduan umum :
h. Pencegahan
Edukasi pasien :
serta tatalaksananya
2) Diskusikan tujuan dari manajemen nyeri dan
157
i. Berikut adalah algoritme assesmen dan manajemen nyeri
akut
Asesmen
nyeri
Pilih alternative
terapi yang lain Edukasi pasien
Manajemen non farmakologi
Tida Manajemen farmakologi
k Manajemen intervensi ke team unit
Konsul tim unit Nyeri > 6
nyeri minggu? nyeri
Ya Konsultasi untuk atasi etiologi jika
ya
Kembali ke Mekanisme Analgesic adekuat
kotak ketentuan nyeri sesuai ?
mekanisme nyeri ya
Tidak
3) Asesmen fungsional:
disabilitas
a) Nyeri neuropatik
b) Nyeri otot
Nyeri otot tersering adalah nyeri miofasial mengenai otot leher, bahu,
dirasakan akibat disfungsi pada satu atau lebih jenis ototy, berakibat
159
Karakteristik: pembengkakan, kemerahan,
cedera/luka
kortikosteroid.
d) Nyeri mekanis/kompresi;
e) Nyeri kronik:
5) Asesmen lainnya:
1) Hambatan komunikasi/bahasa
2) Faktor financial
kesehatan
1) Prinsip level 1
meningkatkan fungsi
160
c) Dokter dapat mempertimbangkan pendekatan prilaku kognitif
meningkatkan fungsi
dan sebagainya.
nyerinya
manajemen nyeri
kepada pasien
pasien)
a) Nyeri neuropati
Terapi simptomatik:
161
Analgesi regional: blok simpati, blok epidural
radiofrekuensi, dll
pijat
b) Nyeri otot
Rehabilitasi fisik:
fleksisbilitas, keseimbangan
Mekanik
Manajemen prilaku
Stress / depresi
Teknik relaksasi
Perilaku kognitif
Ketergantungan obat
Manajemen amarah
Terapi obat
Anti depresan
Nyeri inflamasi
diaplikasikan
neuropatik
neuropatik
163
manajemen nyeri
tidak adekuat
Risiko (R) R=jumlah skor P+K+R+D
Psikologi 1=disfungsi kepribadian yang berat
berat
gangguan, cemas
obat
obatan
Reliabilitas 1=banyak masalah:penyalahgunaan
komplians buruk
164
minimal, sedikit teman dekat,
normal
dosis sedang-tinggi)
Keterangan:
Skor 7-13: tidak sesuai untuk menjalani terapi opioid jangka panjang
4) Manajemen level 2
/manajemen level 1
Asesmen
Pasien mengeluh
Nyeri inflamasi
lainnya
nyeri Arthropati
Masalah
Nyeri neuropatik inflamasi Nyeri mekanis / kompresi
pekerjaan dan
Perifer(sindrom nyeri (rheumatoid Nyeri punggung bawah
disabilitas
regional kompleks, Asesmen arthritis)
nyeri Nyeri leher
Asesmen
neuropaty HIV, gangguan Infeksi
Anamnesis
psikologi 165
Nyeri musculoskeletal
dan
metabolic) Nyeri
Pemeriksaan
spiritual pasca (bahu, siku)
Nyeri otot /
Sentral (Parkinson, multiple fisik operasi Nyeri visceral
musculoskeletal Faktor
Apakah etiologi yang Atasi etiologi nyeri
sclerosis, meilopati,nyeri Apakah Cedera jaringan
nyeri
Pemeriksaan Pantau dan
Tentukan
nyeri miofasial mekanisme
mempengaruhi
dapat dikoreksi nyeri sesuai indikasi
pasca stroke, sindrom kronik?
danfungsi
hambatan observasi
/diatasi
Prinsip level I
Buatlah rencana dan tetapkan tujuan
Rehabilitasi fisikm dengan tujuan fungsional
Manajemen psikososial dengan tujuan
fungsional
tambahan
Farmakol
Manajem
Pelengka
Prinsip level
1 lainnya
ogi
en
nyeri pasien), tidak boleh prn (jika perlu) kecuali episode nyeri
(3) “by the child”: mengacu pada pemberian analgesic yang sesuai
memerlukan pengobatan
untuk anak:
Obat-obatan non-opioid
minimal
Ibuprofen 5-10 mg/kg BB oral, Efek antiinflamasi, hati-hati
168
perdarahan gastrointestinal
atau hipertensi
Naproksen 10-20mg/kg BB/hari, Efek antiinflamasi, hati-hati
(1) Pilih rute yang paling sesuai, untuk pemberian jangka panjang
(2) Pada pemberian infus kontinu IV, sediakan obat opioid kerja
kontinu prm
(3) Jika diperlukan >6 kali opioid kerja singkat prn dalam 24 jam,
(5) Jika efek analgesic tidak adekuat dan tidak ada toksisitas,
dan kejang
(1) Konseling
169
(3) Herbal
dalam.
stimulation)
170
Pilih terapi yang sesuai
≥ 65 tahun
pada geriatric
bawah ini
Skala Keterangan
nyeri
0 Tidak nyeri
1 Dapat ditoleransi (aktivitas tidak terganggu)
2 Dapat ditoleransi (beberapa aktivitas sedikit
171
terganggu)
3 Tidak dapat ditoleransi ( tetapi masih dapat
membaca)
4 Tidak dapat ditoleransi ( tidak dapat mengunakan
karena nyeri)
(skor normal/yang diinginkan: 0-2)
akupuntur
(2) Opioid:
(jangka pendek)
i) Analgesic adjuvant
resolusi nyeri
dosis pengobatan
dialami : konstipasi
diinginkan
fungsional
delirium.
173
k) Beberapa obat yang sebaiknya tidak digunkan (dihindari) pada
lansia:
paruh panjang)
(3) Propoxyphene:neurotoxik
antikolinergik)
(bulking agent)
intervensi
kombinasi
meliputi :
Ada beberapa factor yang harus dikaji oleh dokter dan perawat untuk
terminal yaitu:
a. Factor fisik
b. Faktor psikologis
c. Faktor Sosial
kondisi penyakitnya.
d. Factor Spiritual
175
Sejalan dengan memburuknya kondisi pasien perawat membuat
sensori.
luka bakar
Rasa nyeri Identifikasi nyeri dan tentukan skala
pemberian terapi
176
sebelumnya
Nafas sesak tidak Pernafasan mungkin lebih mudahjika
BAB IV
DOKUMENTASI
177
Semua pemberian asuhan yang seragam, pelaksanaan dan evaluasi asuhan
B. ASUHAN TERINTEGRASI
C. RENCANA ASUHAN
Untuk semua pasien dengan risiko tinggi dan pelayanan berisiko tinggi,
2. Triage
E. PELAYANAN RESUSITASI
Tindakan resusitasi yang telah dilaksanakan oleh Tim Reaksi cepat Blue
179
Dari penjelasan diatas maka sangat perlu pendokumentasian dalam
Semua asuhan medis dan perawatan yang telah dilakukan pada pasien
I. PELAYANAN HEMODIALISA
J. PELAYANAN RESTRAINT
K. PELAYANAN KHUSUS
180
Semua rangkaian pelayanan pada pasien tahap terminal dilakukan secara
terkoordinasi dan terintegrasi dalam suatu rekam medis agar asuhan yang
pasien.
181