TINJAUAN PUSTAKA
A. Luka Terkontaminasi
1. Definisi luka terkontaminasi
Luka didefinisikan rusaknya struktur dan fungsi anatomis normal akibat
proses patologis yang berasal dari internal maupun eksternal dan mengenai organ
dan prosedur bedah dengan pelanggaran dalam teknik aseptik, termasuk dalam
kategori ini adalah insisi dimana terdapat inflamasi akut (Brunner & Suddarth,
2002).
Sehingga dapat disimpulkan luka terkontaminasi adalah luka terbuka baru
a. Lama luka (Golden period) merupakan saat dimana luka masih dapat
enam jam. Apabila luka lebih dari enam jam dan timbul tanda-tanda infeksi
8
masuknya mikroorganisme patogen sehingga diperlukan perawatan yang lebih
serius.
d. Lokasi luka yaitu apabila luka terjadi pada bagian tubuh yang merupakan
organ tubuh penggerak atau pada sendi akan terjadi penyembuhan luka yang
lebih lama dibandingkan dengan luka pada bagian tubuh yang datar.
3. Penyembuhan luka
Penyembuhan luka melibatkan intergrasi proses fisiologis. Tubuh yang
penyembuhan pada semua jenis luka sama, dengan variasinya tergantung pada
lokasi, keparahan, luasnya cedera, dan kemampuan sel dan jaringan melakukan
regenerasi (Potter & Perry, 2005). Prosesnya adalah dengan penggantian sel-sel
yang mati atau rusak oleh sel yang sehat, yang berasal dari sel parenkim maupun
stroma jaringan ikat dari organ yang mengalami trauma (Marison, 2004).
Beragam proses seluler yang saling tumpang tindih dan terus menerus
sel, dan pembentukan kolagen. Batas waktu penyembuhan luka ditentukan oleh
tipe luka serta lingkungan ekstrinsik dan intrinsik. Asepsis yang cermat adalah
Bare, 2002).
Luka yang mengalami banyak kehilangan jaringan, maka penyembuhan
luka akan memerlukan waktu yang lebih lama. Inflamasi yang terjadi sering kali
9
bersifat kronik dan jaringan yang rusak lebih banyak dipenuhi oleh jaringan
granulasi yang rapuh dari pada dipenuhi kolagen. Jaringan granulasi merupakan
salah satu bentuk jaringan konektif (penyambung) yang memiliki lebih banyak
suplai darah dari pada kolagen. Luka yang lebih luas akan mempunyai jumlah
jaringan parut penyambung yang lebih luas. Apabila sel epitel dan jaringan
penyambung tidak mampu menutup defek luka, maka akan terjadi kontraksi luka.
Kontraksi luka meliputi pergerakan dermis dan epidermis pada setiap sisi luka.
Kontraksi luka mengakibatkan jaringan di sekitar luka menipis dan ukuran serta
bentuk jaringan parutnya pada akhirnya akan sama dengan garis ketegangan
yaitu (1) Kemampuan tubuh untuk menangani trauma jaringan dipengaruhi oleh
luarnya kerusakan dan keadaan umum kesehatan tiap orang, (2) Respon tubuh
pada luka lebih efektif jika nutrisi yang tepat tetap dijaga, (3) Respon tubuh secara
sistemik pada trauma, (4) Aliran darah ked an dari jaringan yang luka, (5)
Keutuhan kulit dan mukosa membran disiapkan sebagai garis pertama untuk
ditingkatkan ketika luka bebas dari benda asing tubuh termasuk bakteri.
sebagai berikut :
1) Fase Inflamatory
Fase ini terjadi segera setelah luka (hari ke-0) dan berakhir hingga hari ke-
4. Pada fase ini terjadi hemostasis dan fagositosis. Hemostasis berfungsi untuk
agregasi platelet di daerah luka dan diikuti oleh proses pembentukan fibrin clot
10
(jaringan benang-benang fibrin), pembentukan scab (keropeng) di permukaan
luka, serta migrasi sel epithelial yang semula berada dibawah scab menuju daerah
tepi luka. Ditempat barunya, sel epithelial berfungsi sebagai barier antara tubuh
sehingga terjadi vasodilatasi dari pembuluh darah sekeliling yang masih untuh
sel debris. Proses ini berlangsung kurang dari 24 jam setelah luka. Selanjutnya
peran neutrofil digantikan oleh makrofag. Makrofag dapat berasal dari jaringan itu
proses penyembuhan luka. Respon inflamatori ini sangat penting bagi proses
penyembuhan luka.
2) Fase Proliferation
Fase ini berlangsung hari ke-3 atau ke-4 hingga hari ke-21. Fibroblas
11
Adanya proses kapilarisasi membuat fibroblas berpindah dari pembuluh darah
menuju daerah luka dengan membawa fibrin. Pada akhir fase ini terbentuk
Kolagen yang ditimbun dalam luka menjalin diri, membuat penyembuhan luka
lebih kuat dan lebih mirip jaringan. Kolagen baru menyatu, menekan pembuluh
darah dalam penyembuhan luka, sehingga bekas luka menjadi rata, tipis, dan
sebagai berikut :
1) Tahap Defensif (Inflammatory)
Dimulai ketika integritas kulit terganggu dan berlanjut terus selama 4
sampai 6 hari.
(a) Hemostasis : pembuluh darah berkontriksi, menyusun platelet untuk
yang kecil, kemudian mati dalam beberapa hari dan membiarkan eksudasi
12
(d) Sel epitel bergerak dari batas luka ke dasar gumpalan atau scab (kira-kira
mensintesis kolagen.
(c) Kolagen memberikan penguatan dan integritas struktural pada kulit.
(d) Sel epitel memisahkan hingga menduplikasikan sel yang berbahaya (misalnya
tersebut yaitu :
a. Intentionem Primer
secara aseptik dan lapisan luka ditutup dengan jahitan. Sedangkan yang dipakai
menjahit kulit bisa benang sutera hitam, kawat halus atau penjepit dari logam.
Pada hari pertama paska bedah setelah luka disambung dan dijahit, garis
insisi segera terisi dengan bekuan darah. Permukaan bekuan darah mengering dan
menimbulkan kerak yang menutupi luka. Reaksi radang terlihat pada tepi luka.
13
celah sub epitel. Keduanya sangat tergantung pada anyaman fibrin yang terjadi
pada bekuan darah, karena memberikan kerangka bagi sel epitel, fibroblast dan
tunas kapiler yang bermigrasi. Jalur-jalur tipis sel menonjol di bawah permukaan
kerak, dari tepi epitel menuju ke arah sentral. Dalam waktu 48 jam tonjolan ini
berhubungan satu sama lain dengan demikian luka tertutup oleh sel epitel. Pada
awalnya permukaan epitel hanya terdiri dari selapis sel di bagian tengah insisi.
berlapis banyak khas untuk epidermis normal. Folikel rambut, kelenjar keringat
dan kelenjar lemak yang rusak dapat juga mengalami regenerasi. Setelah 2 hari,
Pada hari ketiga pasca bedah respon radang akut mulai berkurang dan
neutrofil mulai diganti dengan makrofag yang membersihkan tepi luka dari sel-sel
Pada hari kelima, celah insisi biasanya terdiri dari jaringan granulasi yang
garis insisi.
Pada akhir minggu pertama, luka tertutup oleh epidermis dengan ketebalan
yang lebih kurang normal, dan celah sub epitel yang telah terisi jaringan ikat kaya
akan menunjang luka dengan baik dalam 6 sampai 7 hari. (Robbins, 1995).
b. Intentionem Sekunder
tepinya tidak dapat dijahit. Sembuhnya luka dengan mengisi celah dimulai dari
14
bawah. Luka terbuka dengan kemungkinan bisa mengikat infeksinya dan sembuh
c. Intentionem Tersier
setelah beberapa hari kemudian. Luka banyak mengalami kontaminasi dari pada
a. Usia
Anak dan dewasa penyembuhannya lebih cepat daripada orang tua. Orang
tua lebih sering terkena penyakit kronis, penurunan fungsi hati dapat mengganggu
b. Nutrisi
memerlukan diit kaya protein, karbohidrat, lemak, vitamin C dan A, dan mineral
seperti Fe, Zn. Klien kurang nutrisi memerlukan waktu untuk memperbaiki status
meningkatkan resiko infeksi luka dan penyembuhan lama karena suplai darah
c. Infeksi
15
d. Sirkulasi (hipovolemia) dan Oksigenasi
sejumlah besar lemak subkutan dan jaringan lemak (yang memiliki sedikit
karena jaringan lemak lebih sulit menyatu, lebih mudah infeksi, dan lama untuk
sembuh. Aliran darah dapat terganggu pada orang dewasa dan pada orang yang
Oksigenasi jaringan menurun pada orang yang menderita anemia atau gangguan
penyembuhan luka.
e. Hematoma
Hematoma merupakan bekuan darah. Sering kali darah pada luka secara
bertahap diabsorbsi oleh tubuh masuk kedalam sirkulasi. Tetapi jika terdapat
bekuan yang besar hal tersebut memerlukan waktu untuk dapat diabsorbsi tubuh,
f. Benda asing
terbentuknya suatu abses sebelum benda tersebut diangkat. Abses ini timbul dari
serum, fibrin, jaringan sel mati dan lekosit (sel darah merah), yang membentuk
g. Iskemia
pada bagian tubuh akibat dari obstruksi dari aliran darah. Hal ini dapat terjadi
16
akibat dari balutan pada luka terlalu ketat. Dapat juga terjadi akibat faktor internal
h. Diabetes
darah, nutrisi tidak dapat masuk ke dalam sel. Akibat hal tersebut juga akan
i. Keadaan Luka
j. Obat
Obat anti inflamasi (seperti steroid dan aspirin), heparin dan anti
dapat membuat seseorang rentan terhadap infeksi luka. Beberapa obat yang sering
digunakan yaitu:
cedera
6. Komplikasi penyembuhan
a. Infeksi
17
Luka yang terkontaminasi kuman dapat mengalami infeksi. Infeksi
virulensi dan resistensi pasien. Terjadinya infeksi dapat dilihat dengan adanya fase
inflamasi yang memanjang pada penyembuhan luka (Potter dan Perry, 2005).
Infeksi luka dapat memperlambat penyembuhan luka. Pada infeksi tahap awal,
mungkin tidak terdapat tanda-tanda klinis tetapi organism telah memicu memori
imunologis. Dalam hal ini infeksi dikatakan bersifat subklinis. Apabila tampak
tanda dan gejala infeksi seperti nyeri setempat, eritema, edema local, eksudat
berlebih, pus dan bau busuk maka luka dikatakan terinfeksi secara klinis
(Marison, 2004). Tanda dan gejala tersebut dapat diamati pada luka
terkontaminasi.
b. Hematoma
darah yang berdarah dan dapat menghilang spontan. Hematoma yang meluas
18
1. Definisi madu lebah
Madu adalah cairan kental yang dihasilkan oleh lebah madu atau tawon
madu (Apis cerana) (Suranto, 2007 dalam Arie Astuti 2009). Madu adalah cairan
manis alami berasal dari nektar tumbuhan yang diproduksi oleh lebah madu.
Lebah madu (Apis cerana) mengumpulkan nektar madu dari sari-sari bunga.
bunga, bentuknya berupa cairan, berasa manis alami dengan aroma lembut. Nektar
dilakukan penelusuran kandungan madu. Kerja sama para penelitian dari berbagai
dalam madu terkandung 38% fruktosa, 31% glukosa, 1% sukrosa, gula lain seperti
maltose dan melezitose sekitar 9%. Di dalam 100 gram madu terdapat karbohidrat
sebesar 84,4 gram, tidak ditemukan lemak, tetapi ada 0,3 gram protein, 0,2 gram
serat, serta air 17,1 gram. Kandungan fruktosa, glukosa, sukrosa, dan maltose
pada madu berasal dari bunga matahari sebanyak 92,9%, sementara yang berasal
dari eukaliptus hanya 75% (Mateo, dkk, 1997 dalam Puspitasari, 2007).
19
Selain itu di dalam madu ditemukan adanya vitamin dan mineral, seperti
vitamin B6, tiamin, niacin, riboflavin, asam pantotenat, kalsium, tembaga, besi,
magnesium, mangan, fosfat, kalium, natrium dan seng (Arain dkk, 2006 dalam
Puspitasari, 2007).
adalah fenilalanin, glutamine, tyrosin, asam aspartat dan asam glutamate (Perez
dkk, 2007 dalam Arie Astuti, 2009). Sementara efek antibakteri pada madu
(Apis cerana) ada dua yaitu : (1) madu yang bersifat monofloral adalah madu
yang dihasilkan dari satu jenis sari bunga, seperti madu lengkeng, madu kapuk
randu, madu rambutan, yang dihasilkan dari produksi peternakan lebah dan (2)
madu yang bersifat polifloral adalah madu yang dihasilkan dari banyak jenis sari
bunga, biasanya madu ini dihasilkan lebah madu liar. Namun dalam
polifloral karena terbukti memiliki kasiat yang sama baiknya dengan madu jenis
monofloral. Dalam penelitian ini akan digunakan jenis madu polifloral dengan
20
pertimbangan keterbatasan biaya serta ketersediaan dan kemudahan mendapatkan
jenisnya dipasaran.
ribuan tahun yang lalu. Dunia kedokteran modern saat ini telah banyak
membuktikan madu sebagai obat penyembuh luka yang unggul. Sebuah laporan
menunjukkan luka yang dibalut dengan madu menutup pada 90% kasus dan pada
luka bakar derajat ringan penyembuhan luka dengan olesan madu berlangsung
b. Mengandung antibiotika
Efek antibakteri madu pertama kali dikenal tahun 1892 oleh van Ketel.
Awalnya efek antibakteri ini diduga karena kandungan gula madu tinggi, yaitu
disebut efek osmotik. Namun penelitian lebih lanjut menunjukkan adanya zat
sebagai antibakteri.
1). Efek osmotik : kadar gula pada madu lebih tinggi dibandingkan dengan kadar
yang akan bereaksi dengan glukosa bila ada air, dan memproduksi hydrogen
21
sampingnya seperti merusak jaringan akan diatasi madu dengan zat antioksidan
3). Sifat asam madu : madu bersifat asam dengan pH berkisar 3,2-4,5. Derajat
4). Faktor fitokomia : pada beberapa jenis madu seperti madu manuka ditemukan
zat antibiotik yang disebut faktor non-peroksida yaitu zat selain hidrogen
pembelahan sel limfosit, artinya memperbanyak sel darah putih tubuh dan
spesies yang berbeda, di antara spesies ini hanya satu jenis yang telah lazim
digunakan sebagai tanaman obat sejak ribuan tahun yang lalu yaitu Aloe vera atau
yang sering disebut dengan nama lidah buaya. Sejak tahun 1522 SM dalam
sejarah perawatan luka, di Mesir lidah buaya sudah digunakan untuk meredakan
terkontaminasi. Tidak hanya itu, lidah buaya digunakan sebagai bahan campuran
22
makanan dan kosmetik, sehingga lidah buaya juga disebut-sebut sebagai
Kingdom : Plantae
Division : Spermatophyta
Class : Monocotyledoneae
Ordo : Liliflorae
Family : Liliceae
Genus : Aloe
tertutup oleh daun-daun yang rapat dan sebagian terbenam dalam tanah. Melalui
batang ini akan muncul tunas-tunas yang selanjutnya menjadi anakan. Aloe vera
yang bertangkai panjang juga muncul dari batang melalui celah-celah atau ketiak
daun. Batang aloe vera dapat disetek untuk perbanyakan tanaman. Peremajaan ini
dilakukan dengan memangkas habis daun dan batangnya, kemudian dari sisa
sukulen (banyak mengandung air) dan banyak mengandung getah dan lendir (gel)
sebagai bahan baku obat. Tanaman lidah buaya tahan terhadap kekeringan karena
di dalam daun banyak tersimpan cadangan air yang dapat dimanfaatkan pada
23
waktu kekurangan air. Bentuk daunnya menyerupai padang dengan ujung daun
mengumpul, keluar dari ketiak daun. Bunga berukuran kecil, tersusun dalam
rangkaian benbentuk tandan, dan panjangnya bisa mencapai 1 meter, bunga lidah
Tanaman lidah buaya daun dan akarnya mengandung saponin dan flavonoid di
a. Saponin
Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang menimbulkan busa jika dikocok
dalam air dan pada konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hemolisis sel
darah merah. Beberapa saponin bekerja sebagai anti mikroba, saponin memiliki
b. Tanin
Tanin tersebar dalam setiap tanaman yang berbatang. Tanin berada dalam jumlah
tertentu, biasanya berada pada bagian yang spesifik tanaman seperti daun, buah,
24
akar dan batang. Tanin merupakan senyawa kompleks, biasanya merupakan
campuran polifenol yang sukar untuk dipisahkan karena tidak dalam bentuk
kristal (Robers, dkk., 1996 dalam Rohmawati). Tanin biasanya berupa senyawa
amorf, higroskopis, berwarna coklat kuning yang larut dalam organik yang polar.
enzim (Harborne, 1987 dalam Rohmawati). Teori lain menyebutkan bahwa tanin
c. Polifenol
akibat reaksi oksidasi pada makanan, kosmetik, farmasi dan plastik. Fungsi
polifenol sebagai penangkap dan pengikat radikal bebas dari rusaknya ionion
logam. Kelompok tersebut sangat mudah larut dalam air dan lemak serta dapat
Rohmawati).
Menurut Henny (1979, dalam Sulaeman, 2008), unsur utama dari cairan
lidah buaya adalah alonin, emodin, resin, gum, dan unsur lainnya seperti minyak
astiri. Dari segi kandungan nutrisi, gel atau lendir lidah buaya mengandung
beberapa mineral seperti Zn, K, Fe, dan vitamin seperti vitamin A dan C.
Daging lidah buaya mengandung lebih dari 200 komponen kimia dan
nutrisi alami yang secara bersinergi dan menghasilkan khasiat tertentu. Berikut ini
Zat Manfaat
1 2
25
Lignin Memiliki kemampuan penyerapan yang
tinggi yang memudahkan peresapan gel
ke kulit sehingga mampu melindungi
kulit dari dehidrasi dan menjaga
kelembapan kulit
Vitamin B1, B2, B6, niacinamida, dan Berfungsi untuk menjalankan fungsi
kolin tubuh secara normal dan sehat
Enzim protease bekerja sama dengan Penghilang rasa nyeri saat luka
glukomannan
26
Sumber : Jatnika dan Saptoningsih (2009)
membunuh kuman, serta senyawa antrakuinon dan kuinon sebagai antibiotik dan
penghilang rasa sakit. Lidah buaya juga merangsang pertumbuhan sel baru dalam
kulit. Dalam gel lidah buaya terkandung lignin yang mampu menembus dan
meresap ke dalam kulit, sehingga gel akan menahan kehilangan cairan tubuh dari
permukaan kulit. Adapun manfaat lain dari lidah buaya adalah untuk mengobati
cacingan, susah buang air besar, sembelit, penyubur rambut, luka bakar atau
tersiram air panas, jerawat, noda hitam, batuk, diabetes, radang tenggorokan,
Gel ini mengandung zat anti bakteri dan anti jamur yang dapat menstimulasi
fibroblas yaitu sel-sel kulit yang berfungsi menyembuhkan luka. Selain kedua zat
tersebut, gel lidah buaya juga mengandung salisilat, zat peredam sakit, dan anti
antaranya Zn, K, Fe, Vitamin A, asam folat, dan kolin. Sementara itu, lendir lidah
buaya mengandung vitamin B1, B2, B6, B12, C, E, inositol, dan asam folat.
mangan, tembaga, dan seng. Berdasarkan penelitian, enzim yang dimiliki lidah
Pada tahun 1977 dilaporkan dalam Drugs and Cosmetic Journal bahwa
rahasia keampuhan lidah buaya terletak pada kandungan zat nutrisinya (terutama
27
glukomannan) yang bekerja sama dengan asam-asam amino esensial dan
sekunder, enzim oksidase, katalase dan lipase terutama enzim- enzim pemecah
protein (protease). Gel lidah buaya mengandung gugus glikosida yang merupakan
gugus aminoglikosida yang bersifat antibiotik. Senyawa ini akan berdifusi pada
dinding sel bakteri dan proses ini berlangsung lama dan terus menerus dalam
suasana aerob. Setelah masuk ke dalam sel, kemudian diteruskan pada ribosom
protein sel bakteri. Saponin dapat menimbulkan reaksi saponifikasi. Senyawa ini
sel bakteri akan ruptur dan lisis kemudian mati. Sedangkan acemannan
antara lain:
a. Antiseptik : pembersih alami dan mengobati luka dengan cepat
b. Antipuritik : penghilang rasa gatal
c. Anestetik : pereda rasa sakit
d. Antipiretik : penurun rasa panas
e. Antijamur, antivirus, dan antibakteri yang berasal dari kandungan saponin
f. Anti-inflamasi : berasal dari asam lemak; mengurangi radang dan rasa sakit,
berguna sebagai media pembawa zat-zat nutrisi yang diperlukan oleh kulit.
28
Ditunjang juga oleh karakteristik lidah buaya yang memiliki tingkat keasaman
(pH) yang normal, hampir sama dengan pH kulit manusia sehingga memberikan
kemampuan untuk menembus kulit secara baik. Gel lidah buaya juga memiliki
menghilangkan sel-sel yang telah mati dari epidermis (Jatnika dan Saptoningsih,
2009 ).
kulit yang terbakar matahari dan untuk menghambat sinar UV yang merusak
kulit.
b. Untuk menyembuhkan dan merangsang pembaharuan sel-sel kulit yang mati.
c. Gel daun lidah buaya berkhasiat untuk menyejukkan kulit serta berfungsi
permukaan kulit sehingga kulit tidak cepat kering dan selalu terasa lembap.
d. Berfungsi sebagai pembersih sekaligus antiseptik, dan berfungsi sebagai
antibiotik.
e. Membantu merangsang pernapasan kulit serta memacu pertumbuhan sel-sel
kulit.
f. Selain untuk menghaluskan dan membersihkan kulit, lidah buaya juga dapat
wajah.
h. Gel lidah buaya berkhasiat untuk menyuburkan rambut.
i. Gel lidah buaya dapat digunakan untuk meredakan dan mengobati rasa gatal
serta dapat digunakan sebagai obat kulit yang mengalami luka atau luka bakar
29
dan mengatasi bengkak atau noda bekas gigitan serangga, juga membunuh
8. Cara pemakaian
a. Potong satu pelepah lidah buaya dari batangnya
b. Cuci bersih dan kupas, kemudian potong secara melintang sampai
Wijayakusuma,1999)
30