Anda di halaman 1dari 7

JURNAL MOOC

PPPK 2023

DISUSN OLEH:

DRH. HERYANSYAH

DINAS PERTANIAN BID. PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN


KABUPATEN TAPANULI SELATAN
AGENDA I
A. WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

Wawasan kebangsaan adalah konsepsi cara pandang atas kesadaran diri sebagai
warga negara akan diri dan lingkungannya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Titik penting dalam sejarah bangsa Indonesia seperti berkumpulnya pemuda di


aula Stovia pada 20 Mei 1908 dalam pendirian organisasi Boedi Oetomo. Organisasi
pergerakan nasional pertama menggunakan istilah “Indonesia” adalah Perhimpunan
Indonesia yang diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25
Oktober 1908 di Leiden, Belanda.

Pada tanggal 30 April 1926 diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda” atau


Kongres Pemuda I yang dihadiri oleh jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Ambon,
Sekar Rukun, Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, Jong Bataks Bond dan
Pemuda Kaum Theosofi. Kongres Pemuda II dilaksanakan pada tanggal 27-28 Oktober
1928.

Pada tanggal 1 Maret 1945 dalam situasi kritis, letnan jendral Kumakici Harada
pimpinan pemerintah jepang mengumumkan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-
usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). PPKI terbentuk pada 7 Agustus
1945.

4 Konsensus Dasar yaitu Bendera, Bahasa, Lambang Negara dan Lagu


Kebangsaan pada pasal 1 ayat 1 dan pasal 25, pasal 46 serta pasal 58 ayat 1 UU
Republik Indonesia nomor 24 tahun 2009. Bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi negara
pada pasal 36 UUD 1945 yang diikrarkan dalam sumpah pemuda pada tanggal 28 Oktober
1928.

Tujuan Nasional Negara Indonesia yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan
makmur. Tugas Nasional adalah melindungi segenap bangsa dan tumpah darah
indonesia; memajukan kesejahteraan umum; mencerdaskan kehidupan bangsa; serta ikut
melaksanakan ketertiban dunia. SANKRI mengatasi masalah yang dihadapi masyarakat
bangsa dan negara.

Hari Bela Negara ditetapkan oleh Keputusan Presiden RI Nomor 28 tahun 2006
pada tanggal 18 Desember 2006 dengan pertimbangan bahwa tanggal 19 Desember 1948
merupakan hari bersejarah bangsa Indonesia dalam pembentukan Pemerintahan Darurat
Republik Indonesia untuk mengisi kekosongan kepemimpinan.

UU Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2019 tentang pengelolaan sumber daya


nasional untuk pertahanan negara pasal 7 yang menjelaskan bahwa keikutsertaan warga
negara dalam usaha Bela Negara salah satunya diadakan melalui pendidikan
kewarganegaraan yang menanamkan nilai cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara,
setia pada pancasila, rela berkorban untuk bangsa dan negara serta kemampuan awal bela
negara.

Indikator kesadaran berbangsa dan bernegara yaitu berpartisipasi aktif dalam


organisasi, menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara, ikut serta dalam
pemilihan umum, berpikir dan bersikap serta berbuat yang terbaik untuk bangsa,
berpartisipasi dalam menjaga kedaulatan bangsa dan negara.

Indikator Setia Pancasila adalah paham nilai-nilai pancasila, mengamlkan dalam


kehidupan sehari-hari, menjadikan pancasila sebgai pemersatu bangsa, senantiasa
mengembangkan nilai-nilai pancasila serta yakin bahwa pancasila sebagai dasar negara.

Indikator Rela Berkorban adalah bersedia mengorbankan waktu tenaga dan


pikiran untuk kemajuan bangsa, siap membela bangsa dari berbagai macam ancaman,
berpatisipasi aktif dalam membangun bangsa dan negara, gemar membantu sesama, yakin
dan percaya pengorbanan untuk bangsa tidak sia-sia.

Indikator Kemampuan Awal Bela Negara adalah memiliki kecerdasan emosional


dan spritual, senantiasa memelihara jiwa dan raga, bersyukur atas nikmat yang telah
diberikan tuhan, gemar olahraga, senantiasa menjaga kesehatan.

Nilai-nilai dasar bela negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia pada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa serta
kemampuan awal bela negara.

Nilai-nilai dasar ASN adalah memegang teguh ideologi pancasila, setia


mempertahankan UUD 1945 serta pemerintahan yang sah, mengabdi kepada negara,
menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, membuat keputusan
berdasarkan prinsip keahlian, menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif,
menjunjung standar etika luhur, mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerja pada
publik, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program pemerintah,
memberikan layanan (jujur, tanggap, cepat, tepat, akurat, berdaya guna dan santun),
mengutamakan kepemimpinan kualitas tinggi, menghargai komunikasi konsultasi dan
kerjasama, mengutamakn pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai, mendorong
kesetaraan dalam pekerjaan, meningkatkan efektifitas sistem pemerintahan yang
demokratis sebagai perangkat sistem karier.

Fungsi ASN adalah sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik serta
perekat dan pemersatu bangsa.

B. ANALISIS ISU KONTEMPORER

Tujuan reformasi birokrasi tahun 2005 merupakan respon terhadap rendahnya


kapasitas dan kemampuan pegawai negeri sipil. Undang-undang nomor 5 tahun 2014
tentang aparatur sipil negara (ASN), secara signifikan mendorong kesdaran PNS untuk
menjalankan profesinya sebagai ASN berlandaskan pada, nilai dasar, kode etik dan
perilaku, komitmen, integritas moral dan tanggungjawab pada pelayanan publik,
kompetensi sesuai bidang tugas serta profesionalitas jabatan.

Undang-undang ASN menekankan PNS agar memahami fungsi dan tugasnya. 1).
Melaksanakan: Kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundang-undangan, 2.) Memberikan: Pelayanan Publik yang
profesional dan berkualitas, 3.) Mempererat: Persatuan dan Kesatuan Negara Republik
Indonesia.

PNS yang Profesional adalah bertanggung jawab, sikap mental positif,


mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, serta memegang teguh kode etik.

4 lingkungan strategis yang dapat mempengaruhi kesiapan PNS melakukan


pekerjaannya; individu, keluarga, masyarakat dan dunia. Modal insani dalam menghadapi
perubahan, intelektual, emosional, sosial, ketabahan, etika atau moral, kesehatan fisik
atau jasmani.

Pemberantasan korupsi yang tertuang pada undang-undang nomor 31 tahun 1999


beserta revisinya melalui undang-undang nomor 20 tahun 2001.

Narkoba serta Obat Berbahaya, mengandung narkotika, psikotropika dan bahan


adiktif lainnya.

Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman


kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yang dapat
menimbulkan korban bersifat massal, menimbulkan kerusakan atau kehancuran objek
vital yang strategis. Kesiapsiagaan Nasional melalui; pemberdayaan masyarakat,
peningkatan kemampuan aparatur, perlindungan dan peningkatan sarana prasarana,
pengembangan kajian terorisme, pemetaan wilayah rawan paham radikal terorisme.

Money Laundring adalah aktifitas pencucian uang. Undang-undang nomor 8


tahun 2010 adalah tentang pencegahan dan pemberantasan tindak pidana pencucian
uang.

Proxy War adalah istilah yang merujuk pada konflik diantara dua negara, dimana
negara tersebut tidak serta merta terlibat langsung dalam peperangan karena melibatkan
proxy atau kaki tangan. Perang proxy bisa melalui Cyber crime, Hate Speech, dan Hoax.

Isu kritikal secara umum terbagi dalam tiga kelompok; Current Issue (isu saat ini)
kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan sorotan publik secara luas dan
memerlukan penanganan sesegera mungkin, Emerging Issue merupakan isu yang
perlahan-lahan masuk dan berkembang diruang publik, dan publik mulai menyadari
adanya isu tersebut, Isu Potensial merupakan kelompok isu yang belum terlihat diruang
publik namun dapat terindikasi dari beberapa instrumen yang kemungkinan merebak
dimasa depan.
Teknik tapisan isu dengan menetapkan rentang penilaian(1-5) pada kriteria;
Aktual, kekhalayakan, Problematik, dan kelayakan. Teknik tapisan lainnya dengan
menggunakan kriteria sangat USG atau tidak sangat USG. Urgency; seberapa mendesak
isu harus dibahas, dianalisis dan ditindaklanjuti. Seriousness; seberapa serius suatu isu
harus dibahas dikaitkan dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth; seberapa besar
kemungkinan isu memburuk jika tidak ditangani segera. Analisis SWOT mencakup
Strengths, Weaknesses, Opportunities dan Threats.

C. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yg dimiliki seseorang
baik secara fisik, mental maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam
yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai
dengan kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
negara kesatuan Republik Indonesia berdasarkan pancasila dan UUD 1945 untuk
menjaga, merawat dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.

Rumusan 5 Nilai Bela Negara;

 Rasa cinta tanah air


 Sadar berbangsa dan bernegara
 Setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara
 Rela berkorban untuk bangsa dan negara
 Mempunyai kemampuan awal bela negara

Kemampuan awal bela negara adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk
melaksanakan tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Manfaatnya agar
memiliki postur yang baik, ketahanan melakukan pekerjaan berat, dan mempunyai
ketangkasan yang tinggi. Kemampuan awal bela negara meliputi kesiapsiagaan jasmani
dan kesiapsiagaan mental.

Rencana Aksi Bela Negara adalah sinergi setiap warga negara guna mengatasi
segala macam ancaman, gangguan, hambatan dan tantnagan berlandaskan pada nilai-
nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan makmur.

Indikator Nilai Bela Negara adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan
bernegara, setia kepada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa
dan negara, mempunyai kemampuan awal bela negara.
AGENDA II

A. BERORIENTASI PELAYANAN

Panduan perilaku/kode etik yaitu Loyal (memegang teguh ideologi, menjaga nama
baik sesama ASN, menjaga rahasia jabatan dan negara), Adaftif (cepat menyesuaikan diri
menghadapi perubahan, terus berinovasi dan mengembangkan kreatifitas), Kolaboratif
(memberi kesempatan pada berbagai pihak untuk berkontribusi, terbuka dalam bekerja
sama, menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama).

Fundamental dalam pelayanan publik adalah merupakan hak warga negara,


diselenggarakan atas pajak yang dibayarkan warga negara, tujuan mencapai hal-hal
strategis bagi kemajuan bangsa serta untuk memberikan perlindungan bagi warga negara.

Pelayanan prima bertujuan untuk kepuasan pelanggan untuk menghadapi


kompetisi dimasa yang akan datang, sebagai promosi terbaik, sebagai aset terpenting,
menjadikan pertumbuhan dan perkembangan organisasi, pelanggan semakin kritis dalam
memilih produk atau jasa, pelanggan puas akan kembali serta pelanggan yang puas akan
mudah memberikan referensi.

Prinsip Pelayanan Publik adalah Partisipatif, Transparan, Responsif, tidak


diskriminatif, mudah dan murah, efektif dan efisien, Aksesibel, Akuntabel dan
Berkeadilan.

Berorientasi Pelayanan adalah memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat,


ramah cekatan, solutif, dapat diandalkan serta melakukan perbaikan tiada henti.

Akuntabel adalah melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab,


menggunakan kekayaan milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien serta
menyalahgunakan kewenangan jabatan.

Kompeten adalah meningkatkan kompetensi diri untuk menjawab tantangan yg


berubah, membantu orang lain belajar, melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.

Harmonis adalah menghargai setiap orang apapun latar belakangnya, suka


menolong orang lain serta membangun lingkungan kerja yang kondusif.

Loyal adalah memegang teguh ideologi pancasila, UUD 1945, menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan, instansi dan negara serta menjaga rahasia jabatan dan Negara.

Adaftif adalah cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan, terus berinovasi


dan mengembangkan kreatifitas serta bertindak proaktif.

Kolaboratif adalah memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk


berkontribusi, terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah serta
menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
SMART ASN

Kerangka kurikulum literasi digital yaitu digital skill, digital culture, digital
ethics dan digital safety.

Pilar Literasi Digital adalah etika media sosial, santun, mempunyai literatur
akurat. Lima etika bermedia sosial yaitu memilih dan meneliti ulang, kritis dan berpikir,
menghargai karya orang lain, memperhatikan gaya bahasa dalam bermedia sosial,
mempunyai data digital yang jelas.

MANAJEMEN ASN

Adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai ASN yang Profesional,


memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik serta bebas dari praktik
KKN.

Fungsi dan Tugas ASN

 Pelaksana Kebijakan Publik; melaksanakan kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
 Pelayan Publik; Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas.
 Perekat dan Pemersatu Bangsa; mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Hak PNS yaitu Gaji, Tunjangan, Perlindungan, Pengembangan Kompetensi, Jaminan


Pensiun dan Hari Tua serta Cuti.

Anda mungkin juga menyukai