Pd
NIP : 198808082022211008
Asal : BKKBN Pewakilan Provinsi Sumatera Selatan
Wawasan Kebangsaan dapat diartikan sebagai konsepsi cara pandang yang dilandasi
akan kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
2. Penggolongan Psikotropika
• Golongan 1 : Ekstasi dan LSD
.• Golongan 2 : Shabu.
• Golongan 3 : Flunitrazepam.
• Golongan 4 : Dazepam, Bromazepam. dll.
- Zat Adiktif Contoh dari Zat Adiktif adalah Alkohol, Inhalansia (Gas yang dihirup), Solven (Zat
Pelarut), Tembakau, dll.
- Terorisme
Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman kekerasan yang
menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas, yangdapat menimbulkan
korban yang bersifat massal, dan/atau menimbulkankerusakan atau kehancuran terhadap
objek vital yang strategis, Iingkunganhidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional
dengan motif ideologi, politik,atau gangguan keamanan.
- Money Laundring
Money Laundring dalam terjemahan bahasa Indonesia adalah aktivitas pencucian uang.
Terjemahan tersebut tidak bisa dipahami secara sederhana (arti perkata). Oleh karena itu,
perlu dijelaskan terlebih dahulu sejarah munculnyamoney laundering dalam perspektif
sebagai salah satu tindak kejahatan.
- Proxy War
Proxy War Sejarahnya Perang proksi telah terjadi sejak zaman dahulu sampaidengan saat
ini yang dilakukan oleh negara-negara besar menggunakan aktor negara maupun aktor
non negara. Kepentingan nasional negara negara besar dalam rangka struggle for power
dan power of influence mempengaruhi hubungan internasional. Proxy war memiliki motif
dan menggunakan pendekatan hard power dan soft power dalam mencapai tujuannya.
- Kejahatan Mass Communication
1. Dampak Langsung dan Tidak Langsung terhadap Publik
1. Cyber Crime
2. Hate Speech
3. Hoax
2. Isu Kritikal Secara Umum Terbagi kedalam 3 Kelompok
1. Current Issue
2. Emerging Issue
3. Isu Potensial
4. Issue Scan
5. Teknik Tapisan
6. Mind Mapping
7. Fishbone Diagram
8. Analisis SWOT
2). Topik–Topik Utama yang Ingin Dipahami atau Dalami dalam Fase Pembelajaran
Distance Learning dan Klasikal.
Topik-topik utama yang ingin dipahami atau dalami dalam Fase Pembelajaran Distance
Learning dan Klasikal adalah mengenai Isu – Isu Strategis Kontemporer yang didalamnya
membahas tentang Korupsi, Narkoba, dan Kejahatan Mass Communicationkarena dalam
fase Fase Pembelajaran Distance Learning dan Klasikal merupakan hal yang sangat penting
untuk dipahami dengan jelas.
C. Kesiap siagaan Bela Negara
Suatu keadaan siap siaga yang dimiliki seseorang baik secara fisik, mental maupun sosial
dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan
sikap dan sikap secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang
dilandasi olehkecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila danUndang-Undang Dasar Tahun 1945 untuk menjaga, merawat
dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Aksi Nasional Bela Negara adalah Sinergi setiap warga negara guna mengatasi segala
macam ancaman, gangguan, hambatan dan Tantangan dengan berlandaskan nilai-nilai
luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan Makmur Kemampuan
Awal Bela Negara Wujud kemampuan bela negara yakni memiliki :
1. Kesehatan Jasmani dan Mental.
2. Kesiapsiagaan Jasmani dan Mental
3. Etika,Etiket dan Mental
Rumusan 5 Nilai Bela Negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara;
NILAI-NILAI BELA NEGARA
1. CINTA TANAH AIR
1. menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia;
2. bangga sebagai bangsa Indonesia;
3. menjaga nama baik bangsa dan negara Indonesia;
4. memberikan kontribusi dan kemajuan pada bangsa dan negara Indonesia;
5. mencintai produk dalam negeri, budaya, dan kesenian Indonesia.
2. SADAR BERBANGSA DAN BERNEGARA
1. memiliki kesadaran keragaman budaya, suku, agama, bahasa dan adat istiadat;
2. melaksanakan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan peraturan
dan perundang-undangan yang berlaku;
3. mengenal keragaman individu di rumah dan di lingkungannya;
4. berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara Indonesia;
5. berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara
3. SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
1. yang didasari pada Pancasila, pada kebenaran negara kesatuan republik Indonesia;
2. bahwa hanya dengan mengamalkan Pancasila dalam kehidupan sehari-hari,
negara bangsa Indonesia akan tetap jaya;
3. setiap perbedaan pendapat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dapat
diselesaikan dengan cara musyawarah dan mufakat;
4. bahwa Pancasila dapat membentengi mental dan karakter bangsa dalam menghadapi
ancaman baik dari dalam maupun luar negeri.
4. SETIA KEPADA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA
1. bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan negara;
2. siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman;
3. memiliki kepedulian terhadap keselamatan bangsa dan negara;
4. memiliki jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya;
5. mendahulukan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi dan/atau
golongan.
5. MEMPUNYAI KEMAMPUAN AWAL BELA NEGARA
1. memiliki kecerdasan intelektual, kecerdasan spiritual, kecerdasan emosional, intelijensi
dan kecerdasan dalam bertahan hidup atau mengatasi kesulitan
2. senantiasa memelihara kesehatan jiwa dan raganya
3. ulet dan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan
4. terus membina kemampuan jasmani dan rohani
5. memiliki keterampilan bela negara dalam bentuk kepahaman tentang kearifan lokal dan
menyikapi setiap ancaman.
RESUME AGENDA II
1. Berorientasi Pelayanan
2. Akuntabel
3. Konpoten
4. Harmonis
5. Loyal
6. Adaptif
7. Kolaboratif
1. Berorientasi Pelayanan
Setiap ASN harusberkomitmen memberikan pelayanan prima demi kepuasan masyarakat.
Pelayanan yang semestinya dipahami dan dimplementasikan oleh setiap ASN di instansi
tempatnya bertugas, yang terdiri dari:
berintegritas tinggi
Akuntabilitas dan Integritas Personal seorang ASN akan memberikan dampak sistemik bila
bisa dipegang teguh oleh semua unsur. Melalui Kepemimpinan, Transparansi, Integritas,
Tanggung Jawab, Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan, Kejelasan, dan Konsistensi, dapat
membangun lingkungan kerja ASN yang akuntabel.
3. Kompeten
Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan
kinerja. Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan
publik. Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku
BerAkhlak.
1. Meningkatkan kompetensi diri
2. Membantu Orang Lain Belajar
3. Melakukan kerja terbaik
4. Harmonis
Setiap ASN saling peduli dan menghargai perbedaan, Menghargai setiap orang apapun latar
belakangnya, Suka menolong orang lain dan Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Loyal merupakan salah satu nilai yang terdapat dalam Core Values ASN BerAKHLAK yang
dimaknai bahwa setiap ASN harus berdedikasi dan mengutamakan kepentingan bangsa
dan negara, Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada NKRI serta pemerintahan yang sah, Menjaga nama baik
sesama ASN, pimpinan instansi dan negara; serta Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Setiap ASN Terus berinovasi dan antusias dalam menggerakan serta menghadapi perubahan
7. Kolaboratif
Setiap ASN membangun kerjasama yang sinergis, Memberikan kesempatan kepada
berbagai pihak untuk berkontribusi Terbuka dan bekerjasama untuk menghasilkan nilai tambah
Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumber daya untuk tujuan bersama
RESUME AGENDA 3
1. SMART ASN
2. Manejemen ASN
1. Smart ASN
Literasi Digital menjadi kemampuan wajib yang harus dimiliki oleh masyarakat untuk saling
melindungi hak digital setiap warga negara. Guna mendukung percepatan transformasi
digital, ada lima langkah yang harus dijalankan, yaitu:
Literasi digital lebih dari sekadar masalah fungsional belajar bagaimana menggunakan
komputer dan keyboard, atau cara melakukan pencarian online. Literasi digital juga
1. kecakapan digital,
2. budaya digital,
3. etika digital
Indikator pertama dari kecakapan dalam Budaya Digital (Digital Culture) adalah bagaimana
setiap individu menyadari bahwa ketika memasuki Era Digital, secara otomatis dirinya
telah menjadi warga negara digital. Dalam konteks keIndonesiaan, sebagai warga Negara
digital, tiap individu memiliki tanggung jawab (meliputi hak dan kewajiban) untuk
melakukan seluruh aktivitas bermedia digitalnya berlandaskan pada nilai-nilai kebangsaan,
yakni Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Hal ini karena Pancasila dan Bhinneka Tunggal
Ika merupakan panduan kehidupan berbangsa, bernegara dan berbudaya di Indonesia.
Sehingga jelas, kita hidup di dalam negara yang multicultural dan plural dalam banyak
aspek. Pemahaman multikulturalisme dan
pluralisme membutuhkan upaya pendidikan sejak dini. Apalagi, kita berhadapan dengan
generasi masa kini, yaitu para digital native (warga digital) yang lebih banyak ‘belajar’ dari
media digital. Meningkatkan kemampuan membangun mindfulness communication tanpa
stereotip dan pandangan negative adalah juga persoalan meningkatkan kemampuan
literasi media dalam konteks budaya digital.
Hak digital adalah hak asasi manusia yang menjamin tiap warga negara untuk mengakses,
menggunakan, membuat, dan menyebarluaskan media digital. Hak Digital meliputi hak
untuk mengakses, hak untuk berekspresi dan hak untuk merasa nyaman. Hak harusdiiringi
dengan tanggung jawab. Tanggung jawab digital, meliputi menjaga hak-hak atau reputasi
orang lain, menjaga keamanan nasional atau atau ketertiban masyarakat atau kesehatan
atau moral publik.
Hak dan kewajiban digital dapat memengaruhi kesejahteraan digital setiap pengguna.
Kesejahteraan digital merupakan istilah yang merujuk pada dampak dari layanan teknologi
dan digital terhadap kesehatan mental, fisik, dan emosi seseorang. Siapa yang bertanggung
5. Manajemen ASN
Berdasarkan jenisnya, Pegawai ASN terdiri atas: 1) Pegawai Negeri Sipil (PNS); dan 2) Pegawai
Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK).PNS merupakan warga negara Indonesia yang
memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN secara tetap oleh pejabat pembina
kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan, memiliki nomor induk pegawai secara
nasional. Sedangkan PPPK adalah warga Negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang
diangkat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian berdasarkan perjanjian kerja sesuai dengan
kebutuhan Instansi Pemerintah untuk jangka waktu tertentu dalam rangka melaksanakan tugas
pemerintahan.
Pegawai ASN berfungsi sebagai berikut:
1. Pelaksana kebijakan public;
2. Pelayan public; dan
Hak PNS dan PPPK yang diatur dalam UU ASN sebagai berikut :
PNS berhak memperoleh:
1. gaji, tunjangan, dan fasilitas;
2. cuti;
3. jaminan pensiundan jaminan hari tua;
4. perlindungan; dan
5. pengembangan kompetensi