Anda di halaman 1dari 7

LATSAR

CPNS MAHKAMAH AGUNG RI

TUGAS MERINGKAS AGENDA I


Tutor : Ahmad Wildanus, M.Kom

Oleh:
Anisa Lutfia, A.Md.Akun.
Angkatan VI
Kelompok 4
WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI-NILAI BELA NEGARA

Kebangsaan Indonesia terbangun dari serangkaian proses panjang yang didasarkan pada
kesepakatan dan pengakuan terhadap keberagaman dan bukan keseragaman serta mencapai
puncaknya pada tanggal 17 Agustus 1945.
Tanggal 20 Mei 1908 puluhan anak muda berkumpul di Aula Stovia. Dalam pertemuan itu
mereka sepakat mendirikan organisasi Boedi Oetomo. Pendirian organisasi tersebut
melatarbelakangi ditetapkannya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional.
Perhimpunan Indonesia (PI) merupakan organisasi pergerakan nasional pertama yang
menggunakan istilah "Indonesia". Bahkan Perhimpunan Indonesia menjadi pelopor
kemerdekaan bangsa Indonesia di kancah internasional. Perhimpunan Indonesia (PI)
diprakarsai oleh Sutan Kasayangan dan R. N. Noto Suroto pada 25 Oktober 1908 di Leiden,
Belanda.
Pada tanggal 30 April 1926 di Jakarta diselenggarakan “Kerapatan Besar Pemuda”, yang
kemudian terkenal dengan nama “Kongres Pemuda I”. Kongres Pemuda I ini dihadiri oleh
wakil organisasi pemuda Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Ambon, Sekar Rukun,
Jong Islamieten Bond, Studerenden Minahasaers, kemudian Jong Bataks Bond dan Pemuda
Kaum Theosofi juga ikut dalam kerapatan besar.
Pada 27-28 Oktober 1928, Kongres Pemuda II dilaksanakan. Kongres Pemuda II
melatarbelakangi ditetapkannya tanggal 28 Oktober sebagai Hari Sumpah Pemuda. Saat
Kongres Pemuda II untuk pertama kalinya, Lagu Kebangsaan Indonesia dikumandangkan
secara instrumentalia tanpa syair oleh WR Soepratman, 
Pada tanggal 29 April 1945, BPUPKI terbentuk.
Pada tanggal 7 Agustus 1945, PPKI terbentuk.
Pada tanggal 14 Agustus 1945, Jepang menyerah kepada sekutu.
Pada tanggal 17 Agustus 1945 Pukul 10.00 Teks Proklamasi dibacakan, Sang Saka Merah
Putih dikibarkan, dan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya dikumandangkan sebagai pertanda
Indonesia telah menjadi negara merdeka dan berdaulat. Proklamasi kemerdekaan pada
tanggal 17 Agustus 1945 melatarbelakangi ditetapkannya tanggal 17 Agustus sebagai Hari
Kemerdekaan Republik Indonesia.
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character)
dan kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari Pancasila,
UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai
persoalan yang dihadapi bangsa dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil,
makmur, dan sejahtera.
4 Konsesus Dasar Berbangsa dan Bernegara, yaitu: 1. Pancasila; 2. Undang-undang Dasar
1945; 3. Bhinneka Tunggal Ika; dan 4. NKRI.
Bendera NKRI yang selanjutnya disebut Bendera Negara adalah Sang Merah Putih.
Bahasa NKRI yang selanjutnya disebut Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi nasional yang
digunakan di seluruh wilayah NKRI.
Lambang NKRI yang selanjutnya disebut Lambang Negara adalah Garuda Pancasila dengan
semboyan Bhinneka Tunggal Ika.
Lagu Kebangsaan NKRI yang selanjutnya disebut  Lagu Kebangsaan adalah Indonesia
Raya. Lagu Kebangsaan adalah Indonesia Raya yang digubah oleh W. R. Supratman.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang
berdasarkan Pancasila dan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara dari berbagai Ancaman. Bela negara
merupakan sebuah implementasi dari teori kontrak sosial atau teori perjanjian sosial tentang
terbentuknya negara. Tanggal 19 Desember ditetapkan sebagai Hari Bela Negara, yang
dilatarbelakangi oleh terbentuknya Pemerintahan Darurat Republik Indonesia pada tanggal 19
Desember 1948 dalam rangka mengisi kekosongan kepemimpinan Pemerintahan Negara
Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka bela negara serta bahwa dalam upaya lebih
mendorong semangat kebangsaan dalam bela negara dalam rangka mempertahankan
kehidupan ber-bangsa dan bernegara yang menjunjung tinggi persatuan dan Kesatuan.
Nilai dasar Bela Negara, meliputi : 1. Cinta tanah air; 2. Sadar berbangsa dan bernegara; 3.
Setia pada Pancasila sebagai ideologi negara; 4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara;
serta 5. Kemampuan awal Bela Negara.
ANALISIS ISU KONTEMPORER

Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
Tugas dan fungsi ASN, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan peraturan perundangundangan;
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas; serta
3. Memperat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia.
Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis, yaitu: 1. Modal
intelektual; 2. Modal emosional; 3. Modal sosial; 4. Modal ketabahan (adversity); 5. Modal
etika/moral; dan Modal kesehatan (kekuatan) fisik/jasmani.
Isu-isu strategis kontemporer, antara lain: korupsi, narkoba, terorisme dan radikalisme,
money laundring, proxy war, dan kejahatan komunikasi masal seperti cyber crime, hate
speech, dan hoax.
Teknik Analisis Isu:
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu:
1. Current Issue
Isu saat ini (current issue) merupakan kelompok isu yang mendapatkan perhatian dan
sorotan publik secara luas dan memerlukan penanganan sesegera mungkin dari pengambil
keputusan.
2. Emerging Issue
Isu berkembang (emerging issue) merupakan isu yang perlahan-lahan masuk dan
menyebar di ruang publik, dan publik mulai menyadari adanya isu tersebut.
3. Isu Potensial
Kelompok isu yang belum nampak di ruang publik, namun dapat terindikasi dari
beberapa instrumen (sosial, penelitian ilmiah, analisis intelijen, dsb) yang
mengidentifikasi adanya kemungkinan merebak isu dimaksud di masa depan.
Issue scan, meliputi:
1. Media Scanning
Penelusuran sumber-sumber informasi isu dari media seperti surat kabar, majalah,
publikasi, jurnal profesional dan media lainnya yang dapat diakses publik secara luas.
2. Existing Data
Menelusuri survei, polling atau dokumen resmi dari lembaga resmi terkait dengan isu
yang sedang dianalisis.
3. Knowledgeable Others
Profesional, pejabat pemerintah, trendsetter, pemimpin opini dan sebagainya.
4. Public and Private Organizations
Komisi independen, masjid atau gereja, institusi bisnis dan sebagainya yang terkait
dengan isu-isu tertentu.
5. Public at Large
Masyarakat luas yang menyadari akan satu isu dan secara langsung atau tidak langsung
terdampak dengan keberadaan isu tersebut.
Teknik tapisan ada 2, yaitu:
1. Menetapkan rentang penilaian (1-5) pada kriteria; Aktual, Kekhalayakan, Problematik,
dan Kelayakan. Aktual artinya isu tersebut benar-benar terjadi dan sedang hangat
dibicarakan dalam masyarakat. Kekhalayakan artinya isu tersebut menyangkut hajat
hidup orang banyak. Problematik artinya isu tersebut memiliki dimensi masalah yang
kompleks, sehingga perlu dicarikan segera solusinya secara komperehensif, dan
Kelayakan artinya Isu tersebut masuk akal, realistis, relevan, dan dapat dimunculkan
inisiatif pemecahan masalahnya.
2. Alat bantu tapisan lainnya misalnya menggunakan kriteria USG dari mulai sangat USG
atau tidak sangat USG. Urgency: seberapa mendesak suatu isu harus dibahas, dianalisis
dan ditindaklanjuti. Seriousness: Seberapa serius suatu isu harus dibahas dikaitkan
dengan akibat yang akan ditimbulkan. Growth: Seberapa besar kemungkinan
memburuknya isu tersebut jika tidak ditangani segera.
Teknik Analisis Isu:
Dilakukan dengan menggunakan alat bantu dengan teknik berpikir kritis, misalnya
menggunakan system berpikir mind mapping, fishbone, SWOT, tabel frekuensi, analisis
kesenjangan, atau sekurangnya-kurangnya menerapkan kemampuan berpikir hubungan
sebab-akibat untuk menggambarkan akar dari isu atau permasalahan, aktor dan peran aktor,
dan alternatif pemecahan isu yang akan diusulkan.
KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh seseorang
baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang beragam yang
dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan UUD Tahun 1945 untuk menjaga,
merawat, dan menjamin kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Nilai-Nilai Dasar Bela Negara, meliputi:
1. Cinta tanah air;
2. Kesadaran berbangsa dan bernegara;
3. Yakin akan pancasila sebagai ideologi negara;
4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara; dan
5. Memiliki kemampuan awal bela negara.
Kemampuan Awal Bela Negara, meliputi:
1. Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
2. Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dari dalam dirinya
sendiri maupun dari luar.
3. Menjujung kearifan lokal, kearifan lokal adalah hasil pemikiran dan perbuatan yang
diperoleh manusia di tempat ia hidup dengan lingkungan alam sekitarnya untuk
memperoleh kebaikan. Kearifan Lokal dapat berupa ucapan, cara, langkah kerja, alat,
bahan dan perlengkapan yang dibuat manusia setempat untuk menjalani hidup di berbagai
bidang kehidupan manusia.
4. Memiliki etika, etiket, dan moral
Etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat
kebiasaan.
Etiket adalah aturan tertulis maupun tidak tertulis mengenai aturan tata krama, sopan
santun, dan tata cara pergaulan dalam berhubungan sesama manusia dengan cara yang
baik, patut, dan pantas sehingga dapat diterima dan menimbulkan komunikasi, hubungan
baik, dan saling memahami antara satu dengan yang lain.
Moral adalah nilai-nilai dan norma-norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
suatu kelompok dalam mengatur tingkah lakunya.
Bela Negara adalah tekad, sikap, dan perilaku serta tindakan warga negara, baik secara
perseorangan maupun kolektif dalam menjaga kedaulatan negara, keutuhan wilayah, dan
keselamatan bangsa dan negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan Negara
dari berbagai Ancaman.
Rencana Aksi Bela Negara dapat didefinisikan sebagai sinergi setiap warga negara guna
mengatasi segala macam ancaman, gangguan, hambatan, dan tantangan dengan berlandaskan
pada nilai-nilai luhur bangsa untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil, dan makmur.
Pengertian dasar intelijen meliputi :
1. Pengetahuan: yaitu informasi yang sudah diolah sebagai bahan perumusan kebijakan dan
pengambilan keputusan.;
2. Organisasi : yaitu suatu badan yang digunakan sebagai wadah yang diberi tugas dan
kewenangan untuk menyelenggarakan fungsi dan aktivitas Intelijen;
3. Aktivitas : yaitu semua usaha, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan penyelenggaraan fungsi
penyelidikan, pengamanan, dan penggalangan.
Fungsi intelijen:
1. Penyelidikan: Terdiri atas serangkaian upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang
dilakukan secara terencana dan terarah untuk mencari, menemukan, mengumpulkan,
dan mengolah informasi menjadi Intelijen, serta menyajikannya sebagai bahan
masukan untuk perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan;
2. Pengamanan: Terdiri atas serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terencana dan
terarah untuk mencegah dan/atau melawan upaya, pekerjaan, kegiatan Intelijen,
dan/atau Pihak Lawan yang merugikan kepentingan dan keamanan nasional;
3. Penggalangan: Terdiri atas serangkaian upaya, pekerjaan, kegiatan, dan tindakan yang
dilakukan secara terencana dan terarah untuk mempengaruhi Sasaran agar
menguntungkan kepentingan dan keamanan nasional.
Kemampuan Intelijen:
Pembinaan kemampuan pertahanan militer dilaksanakan secara bersama oleh Pemerintah,
dalam hal ini Kemhan yang mencakup penetapan kebijakan penyelenggaraan pertahanan
negara, perumusan kebijakan umum penggunaan kekuatan TNI yang memiliki
kemampuan intelijen.

Anda mungkin juga menyukai