LEARNING JOURNAL
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK Gelombang I Tahun 2024
Nama Mata Pelatihan : Sikap Perilaku Bela Negara
Nama Peserta : Cresta Adi Priangga
NIP : 19901018 202321 1 016
Nomor Daftar Hadir : 123
WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan adalah cara pandang
bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam mengahadapi
persoalan bangsa dan negara demi mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan bangsa.
Dalam sejarah bangsa indonesia pernah melakukan pergerakan bela
negara yang melatarbekalangi kemerdekaan bangsa indonesia yakni ;
20 Mei 1908 (Berdirinya organisasi budi utomo)
25 Oktober 1908 (Diprakarsai organisasi perhimpunan Indonesia)
30 April 1926 (Diselenggarakan kongres pemuda pertama)
27 – 28 Oktober 1926 (Kongres pemuda kedua)
01 Maret 1945 (Terbentuknya BPUPKI)
07 Agustus 1945 (Terbentuknya PPKI)
Bela negara adalah suatu tekad, sikap dan perilaku serta tindakan
warga negara baik secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, kesatuan bangsa dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia dari berbagai ancaman. Nilai dasar bela negara diantaranya
adalah sebagai berikut :
Nomor tahun 2024. core values yang memberikan pengutan budaya kerja
yang mendorong pementukan karakter ASN yang profesional dan
memudahkan proses adaptasi ke lingkungan kerja menjadi unsur penguat
peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Budaya kerja kuat
akan mendorong kinerja organisasi dalam jangka panjang dan core values
ASN “BERAHKLAK” dijabarkan sebagai berikut ;
I. BERORIENTASI PELAYANAN :
Berorientasi Pelayanan diartikan keinginan memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat dengan cara memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
melakukan perbaikan terus menerus. Hal Fundamental dalam pelayanan
publik adalah Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi, Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang
dibayar oleh warga negara, Pelayanan publik diselenggarakan dengan
tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di
masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
memenuhi kebutuhan, tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan (proteksi)
Prinsip dalam pelayanan pulik adalah Mudah dan murah, Efektif dan
efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Keterlibatan masyarakat
dalam peningkatan pelayanan prima adalah Penyusunan kebijakan,
Penyusunan standar pelayanan maklumat pelayanan, Pelayanan survei
kepuasan masyarakat dan Penyampaian dan pengelolaan pengaduan
pelayanan publik.
II. AKUNTABEL
Akuntabel diartikan bertanggungjawab atas semua yang diberikan
dengan cara melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab,
cermat, disiplin da berintegritas tinggi, menggunakan barang dan
kekayaan milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien, dan
tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Tingkatan akuntailitas
yaitu akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan
stakeholder. Mekanisme akuntablititas harus mengandung kejujuran dan
hukum, proses, program dan kebijakan. Hal yang diharapkan dalam
menciptakan lingkungan yang akuntabel berberapa diantaranya ;
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggungawab (Responsibilitas
perorangan dan institusi), Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan,
Kejelasan, dan Konsistensi
III. KOMPETEN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA
IV. HARMONIS
Harmonis diartiak saling peduli dan menghargai perbedaan dengan
cara mengahargai setiap orang tanpa pandang latar belakangnya, suka
menolong orang lain, membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Keanekaragaman indonesia dan tantangan acaman dari luar mejadi
keharusan yang perlu diperhatikan. Dalam upaya mewujudkan suasana
yang harmonis dalam pelayanan, ASN harus secara individu tenang,
menciptakan kondisi untuk saling kolaborasi, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Penegakan etika ASN
merupakan upaya dalam menjaga harmonis diantaranya melayani dengan
sikap hormat, span, dan tanpa tekanan, menjaga agar tidak terjadi konflik
menjaga nama baik ASN, Pimpinan, Instansi dan negara, menjaga rahasia
jabatan dan negara. Loyal juga diartiakan dedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Loyal dalam konteks pemerintahan
adalah komitmen pada sumah/ janji dan mengaktualisasi nilai-nilai
pancasila. Hal tersebut bisa diimplementasikan dengan cara penegakan
disiplin dan pelaksanaan fungsi ASN. Selanjutnya konsep loyal ASN
adalah loyal dalam core values ASN dan cara membangun perilaku loyal.
Selain itu makna loyal dan loyalitas serta urgensi loyalitas ASN (faktor
internal dan eksternal) mempengaruhi konsep loyal.
VI. ADAPTIF
Adaftif diartikan terus berinovasi dan antusias menghadapi
perubahan dengan cara cepat menyesuaikan diri dalam menghadapi
tantangan jaman, terus berinovasi mengemangkan kreativitas, bertindak
positif Faktor penyebab ASN harus memiliki sikap adaptif adalah
perubahan lingkungan strategi, dan kompetisi kinerja disektor publik.
Dalam hal perkembangan teknologi diantaranya artificial intelligence (AI),
cybersecurity, social media, big data and analytics, dan the digitization of
government services. Penerapan budaya adaptif ASN sebagai berikut ;
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
b. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
c. Mendorong jiwa kewirausahaan
d. Terkait dengan kinerja instansi
e. Memperhatikan kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya
VII. KOLABORATIF
Kolaboratif diartikan mengembangkan kerjasama yang sinergis
dengann cara Memberikan kesempatan kepada pihak untuk
berkonstribusi dan terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai
tambah. Menggerakkan pemanfaatan sumber daya untuk tujuan
bersamaCollaborative governace mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Terdapat 3 (tiga) tahapan dalam melakukan
assesment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu : Mengidentifikasi
permasalahan dan peluang, Merencanakan aksi kolaborasi, dan
Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA
Hak dan kewajian ASN telah diatur dalam UU nomor 5 tahun 2014 dan
PP nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen PNS. Setiap ASN (PNS & PPPK)
mendapatkan hak diantaranya gaji, tunjangan, cuti, perlindungan,
pengembangan kompetensi dan jaminan pensiun. Serta melaksanakan
kewajiban ASN yaitu suatu beban yang bersifat kontraktual sesuatu yang
sepatutnya dilaksanakan oleh ASN diantaranya :