Anda di halaman 1dari 11

LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA

PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

LEARNING JOURNAL
Program Pelatihan : Pelatihan Dasar PPPK Gelombang I Tahun 2024
Nama Mata Pelatihan : Sikap Perilaku Bela Negara
Nama Peserta : Cresta Adi Priangga
NIP : 19901018 202321 1 016
Nomor Daftar Hadir : 123

AGENDA I. Wawasan Kebangsaan dan Nilai-Nilai Bela Negara

WAWASAN KEBANGSAAN
Wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia
mengenai diri dan lingkungannya, mengutamakan kesatuan dan
persatuan wilayah dalam penyelenggaraan kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Wawasan kebangsaan adalah cara pandang
bangsa Indonesia dalam rangka mengelola kehidupan berbangsa dan
bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa (nation character) dan
kesadaran terhadap sistem nasional (national system) yang bersumber dari
Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika, dalam mengahadapi
persoalan bangsa dan negara demi mencapai kemakmuran dan
kesejahteraan bangsa.
Dalam sejarah bangsa indonesia pernah melakukan pergerakan bela
negara yang melatarbekalangi kemerdekaan bangsa indonesia yakni ;
 20 Mei 1908 (Berdirinya organisasi budi utomo)
 25 Oktober 1908 (Diprakarsai organisasi perhimpunan Indonesia)
 30 April 1926 (Diselenggarakan kongres pemuda pertama)
 27 – 28 Oktober 1926 (Kongres pemuda kedua)
 01 Maret 1945 (Terbentuknya BPUPKI)
 07 Agustus 1945 (Terbentuknya PPKI)

Dalam mengelola kehidupan berbangsa dan bernegara


terbentuklah 4 (empat) konsesus dasar. Konsesnsus dasar fundametal
yaitu Pancasila, NKRI, UUD 1945 dan Bhineka Tunggal Ika karena setiap
bangsa harus memiliki suatu konsepsi dan konsensus bersama untuk
keberlangsungan, keutuhan dan kejayaan bangsa yang bersangkutan.

Atibut kenegaraan menurut UU No. 24 tahun 2009 tentang Bendera,


Bahasa, Lamang Negara dan Lagu Kebangsaan, maka atribut negara mulai
dilengkapi mulai dari bendera NKRI yang disebut sebagai yaitu “Sang
Merah Putih”, Bahasa indonesia sebagai bahasa resmi di negara indonesia
dalam pasal 36 UUD NKRI tahun 1945 bersumber dari bahasa yang
diikrarkan dalam sumpah pemuda tanggal 28 otober 1928, lambang NKRI
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

berbentuk garuda pancasila dan memiliki semboyan pada pita bertuliskan


“Bhineka Tunggal Ika”, dan lagu Indnesia Raya yang dicitakan oleh Wage
Rudolf supratman.

Bela negara adalah suatu tekad, sikap dan perilaku serta tindakan
warga negara baik secara perorangan maupun kolektif dalam menjaga
kedaulatan negara, kesatuan bangsa dan keselamatan bangsa dan negara
yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI yang berdasarkan pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara
Indonesia dari berbagai ancaman. Nilai dasar bela negara diantaranya
adalah sebagai berikut :

a. Cinta Tanah Air (Menjaga tanah, perkarangan dan seluruh wilayah


Indonesia, Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia, Jiwa
patriotisme terhadap bangsa dan negaranya, Menjaga nama baik bangsa
dan negara, Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan
negara, Bangga memakai hasil produk bangsa Indonesia).
b. Sadar berangsa dan bernegara (Berpartisipasi aktif dalam organisasi
kemasyarakatan, profesi maupun politik, Menjalankan hak dan
kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku, Ikut serta dalam pemilihan umum,
Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya,
Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara)
c. Setia pada Panasila sebagai Ideologi Negara (Paham nilai-nilai dalam
Pancasila, Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-
hari, Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara,
Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila)
d. Rela berkorban demi bangsa (Bersedia berkorban waktu, tenaga dan
pikirannya untuk kemajuan bangsa dan negara, Siap membela bangsa
dan negara dari berbagai macam ancaman, Berpartisipasi aktif dalam
pembangunan masyarakat, bangsa dan negara, Gemar membantu
sesama warga negara yang mengalami kesulitan, Yakin dan percaya
pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-sia)
e. Kemampuan awal bela negara (Memiliki kecerdasan emosional dan
spiritual serta intelejensia, Senantiasa memelihara jiwa dan raga,
Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan
Tuhan Yang Maha Esa, Gemar berolahraga, Senantiasa menjaga
kesehatannya

Manajemen pemerintahan negara dibagi menjadi 4 (empat)


yaitu :

a. Tujuan Nasional : Negara Indnesia yang merdeka, berdaulat, adil dan


makmur.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

b. Tugas Nasional : Melindungi segenap bangsa Indonesia, memajukan


keseahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan ketertiban dunia
c. Fungsi Negara : MPR (konsitutif), PRESIDEN (eksekutif dan legislatif),
DPR (legislatif), DPD (legislatif), BPK (auditif), MA (yudikatif), MK
(yudikatif).
d. Fungsi Pemerintah : Melayani masyarakat, mengayomi masyarakat dan
memberdayakan masyarakat.
Implementasi sikap wawasan kebangsaan dalam menjabarkan
nilai-nilai dasar ASN pada lingkungan kerja pemerintahan yaitu ;
a. memegang teguh ideologi Pancasila;
b. setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 serta pemerintahan yang sah;
c. mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia;
d. menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak;
e. membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian;
f. menciptakan lingkungan kerja yang nondiskriminatif;
g. memelihara dan menjunjung tinggi standar etika yang luhur;
h. mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik;
i. memiliki kemampuan melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah;
j. memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun;
k. mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi;
l. menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerja sama;
m. mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai;
n. mendorong kesetaraan dalam pekerjaan; dan
o. meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karier.
Sehingga dari uraian diatas dapat artikan bahwa fungsi ASN secara
garis besar adalah sebagai pelaksana kebiakan publik, pelayan publik dan
perekat serta pemersatu bangsa.

II. ANALISIS ISU KOMTENPORER


Isu Komtenporer Adalah upaya yang dilakukan untuk mengetahui
suatu pokok persoalan yang terjadi pada masa sekarang atau menjadi
trending topik pada saat ini jadi solusi penyelesaiannya harus sesuai
dengan masa sekarang yaitu masa modern. Dalam UUD ASN setiap ASN
perlu memahami dengan baik fungsi dan tugasnya diantaranya
melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh pejabat pembina
kepegawaian sesuai dengan peraturan perundang-undangan, memberikan
pelayanan pulik yang profesional dan erkualitas dan mempererat
persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia. Selanjutnya untuk
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

menjadi ASN yang profesional harus berani dalam beberapa hal


diantaranya mengambil tanggungjawab, menunjukkan siap mental positif,
mengutamakan keprimaan, menunjukkan kompetensi, memegang teguh
kode etik.
Isu-isu strategis kontemporer meliputi Korupsi, Narkoba,
Terorisme dan radikalisme, Money Loundry, Proxy War, Cyber Crime,
Hate Speech dan Hoax yang dijabarkan sebagai berikut :
a. KORUPSI
Bukti sejarah telah menuliskan bahwa praktek korupsi telah terjadi
pada masa lampau seperti pada bangsa Mesir, Shamash, China, dan
Indonesia. Berdasarkan pada UUD No. 31 tahun 1999 tentang
pemerantasan tindak pidana korupsi telah mengatur berbagai modus
operandi tindak pidana korupsi sebagai tindak pidana formil, baik orang
perorangan ataupun pada korporasi serta jenis penjatuhan pidananya.
b. NARKOBA
Narkoba digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu ;
 Golongan I : berpotensi tinggi menyebabkan ketergantungan seperti
(opiat : morfin, heroin, petidin, candu), (ganja/ kanabis, marijuana,
hashis), (kokain : serbuk, pasta, daun)
 Golongan II : sebagai pengobatan dan berpotensi tinggi mengakibatan
ketergantungan seperti amfetamin, shabu, italin
 Golongan III : sebagai pengobatan dan berpotensi sedang mengakibatan
ketergantungan seperti pentobarbital
 Golongan IV : sebagai pengobatan dan berpotensi ringan mengakibatan
ketergantungan seperti netrazepam, diazepam
c. TERORISME
Terorismen dan radikalisme dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu Left
Wing Terrorist, Right Wing Terrorist, Etnonasionalis, dan Religius or
“Scared” Terrorist. Pecegahan dalam tindaan pidana terorisme yaitu
dengan cara kesiapsiagaan nasional (pemberdayaan masyrakat,
peningkatan kemampuan aparatur, peningkatan sarana dan prasarana,
kaian terorisme, pemetaan wilayah rawan radikalisme), kontra
radikalisasi (kontra naras, propaganda dan ideologi), dan deradikalisasi
(pembinaan wawasan kebangsaan, keagamaan, kewirausahaan).
d. MONEY LAUNDRY
Pencucian uang dan pendanaan teroris menggunaan jasa keuangan
sebagai sarana melakukan tindak pidana.
e. PROXY WAR
Proxy War adalah konflik diantara dua negara meskipun negara
tersebut tidak sedang berperang. Hal ini menunjukkan proxy war
adalah modus perang asimetrik, sehingga berbeda dengan erang
konvensional. Sasaran proxy war menghilangkan identitas/ ideologi,
keyakinan suatu bangsa.
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

f. CYBER CRIME, HATE SPEECH AND HOAX


Pada perkembangannya media sosial dan media masa memiliki dampak
langsung dan tidak langsung pada lingkungan masyarakat. Cyber crime
yang merupakan kejahatan cyber yang beroperasi di dunia maya
sehingga leluasa menganalisa sistem dan mencari celah untuk
melakukan kegiatan merusak, dan mencuri data. Hate speech
merupakan bentuk provokasi yang disampaikan ke ruang publik.
Semakin berkembangnya jejaring informatika maka semakin mudah
dalam menyebat ujaran kebencian. Hoax memuat isi berita yang tidak
dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan bersifat mengadu
domba.
 Isu kritikal secara umum terbagi kedalam 3 (tiga) kelompok yaitu
Current Issue, Emerging Issue, Isu Potensial
 Teknis Analisis Kontemporer “Issue scan” diantaranya yaitu : Media
Scanning, Exisiting data, Knowledge others, Public and private
organization, Public at large
 Alat bantu analisis isu kontemporer terbagi dalam 3 (tiga) yaitu : Mind
Mapping, Fishbone Diagram, dan Analisis SWOT
 Level lingkungan strategis diantaranya yaitu Individu, Keluarga,
Masyarakat, dan Dunia

III. KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


Kesiapsiagaan Bela Negara adalah suatu keadaan siap siaga yang
dimiliki oleh seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam
menghadapi situasi kerja yang beragam yang dilakukan berdasarkan
kebulatan sikapdan tekad secara ikhlas dan sadar disertai kerelaan
berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) berdasarkan Pancasila dan
UUD Tahun1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin kelangsungan
hidup berbangsa dan bernegara”. Kemampuan awal bela negara adalah
menjunjung Kearifan Lokal , kesehatan Jasmani & Kesiapsiagaan
Jasmani, memiliki etika/ etiket dan moral, kesehatan Mental &
Kesiapsiagaan Mental. Berikut 5 (lima) nilai-nilai bela negara :
1. Rasa Cinta Tanah Air;
2. Sadar Berbangsa dan Bernegara;
3. Setia kepada Pancasila Sebagai Ideologi Negara;
4. Rela Berkorban untuk Bangsa dan Negara;
5. Mempunyai Kemampuan Awal Bela Negara.

AGENDA II. Nilai-Nilai Dasar Aparatur Sipil Negara (ASN)

Setiap ASN yang profesional memiliki core values ASN adalah


“BERAHKLAK” sebagai panduan perilaku yang sudah diatur dalam UU
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

Nomor tahun 2024. core values yang memberikan pengutan budaya kerja
yang mendorong pementukan karakter ASN yang profesional dan
memudahkan proses adaptasi ke lingkungan kerja menjadi unsur penguat
peran ASN sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Budaya kerja kuat
akan mendorong kinerja organisasi dalam jangka panjang dan core values
ASN “BERAHKLAK” dijabarkan sebagai berikut ;

I. BERORIENTASI PELAYANAN :
Berorientasi Pelayanan diartikan keinginan memberikan pelayanan
prima demi kepuasan masyarakat dengan cara memahami dan memenuhi
kebutuhan masyarakat, ramah, cekatan, solutif dan dapat diandalkan, dan
melakukan perbaikan terus menerus. Hal Fundamental dalam pelayanan
publik adalah Pelayanan publik merupakan hak warga negara sebagai
amanat konstitusi, Pelayanan publik diselenggarakan dengan pajak yang
dibayar oleh warga negara, Pelayanan publik diselenggarakan dengan
tujuan untuk mencapai hal-hal yang strategis bagi kemajuan bangsa di
masa yang akan datang, Pelayanan publik memiliki fungsi tidak hanya
memenuhi kebutuhan, tetapi juga berfungsi untuk memberikan
perlindungan (proteksi)

Prinsip dalam pelayanan pulik adalah Mudah dan murah, Efektif dan
efisien, Aksesibel, Akuntabel, dan Berkeadilan. Keterlibatan masyarakat
dalam peningkatan pelayanan prima adalah Penyusunan kebijakan,
Penyusunan standar pelayanan maklumat pelayanan, Pelayanan survei
kepuasan masyarakat dan Penyampaian dan pengelolaan pengaduan
pelayanan publik.

II. AKUNTABEL
Akuntabel diartikan bertanggungjawab atas semua yang diberikan
dengan cara melaksanakan tugas dengan jujur, bertanggungjawab,
cermat, disiplin da berintegritas tinggi, menggunakan barang dan
kekayaan milik negara secara bertanggungjawab, efektif dan efisien, dan
tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan Akuntabilitas adalah
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan segala tindak dan tanduknya
sebagai pelayan publik kepada atasan, lembaga pembina, dan lebih
luasnya kepada publik (Matsiliza dan Zonke, 2017). Tingkatan akuntailitas
yaitu akuntabilitas personal, individu, kelompok, organisasi, dan
stakeholder. Mekanisme akuntablititas harus mengandung kejujuran dan
hukum, proses, program dan kebijakan. Hal yang diharapkan dalam
menciptakan lingkungan yang akuntabel berberapa diantaranya ;
Kepemimpinan, Transparansi, Integritas, Tanggungawab (Responsibilitas
perorangan dan institusi), Keadilan, Kepercayaan, Keseimbangan,
Kejelasan, dan Konsistensi
III. KOMPETEN
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

Kompeten diartikan terus belajar dan kembangkan kapasitas dengan


cara meningkatkan kompetensi diri, memantua orang lain belajar dan
melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik. Kebijakan Pembangunan
Aparatur dalam sumber daya manusia berkualitas dan berdaya saing.
Dalam mewujudkan hal tersebut dicanagkanlah “SMART ASN 2024” dan
“INDONESIA EMAS 2045”. Roadmap pembangunan ASN berdasarkan
RPJM 4 (2020-2024) birokrasi berkelas dunia mengusung SMART ASN
2024 dengan profil diantaranya integritas, nasionalisme, profesionalisme,
kawasan global, IT dan bahasa asing, hospitality, networking dan
entreprenership. Hal diatas bertujuan untuk menjadikan ASN sebagai
digital talent dan digital leader. ASN (PNS dan PPPK) memiliki fungsi yang
sama dalam UU ASN. Selain itu peran ASN sebagai perencana, pelaksana
dan pengawas meliputi tugas diantaranya ;

1. Penyelenggaraan tugas umum pemerintahan


2. Pelaksana pembangunan nasional melalui Yanlik yang profesional,
3. Bebas dari intervensi politik,
4. Bersih dari praktik KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme).
Selanjutnya dalam pengelolaan ASN berbasis sitem MERIT
dijelaskan bahwa ASN memiliki 4 (empat) hal yang harus dipenuhi yaitu
kualifikasi, kompetensi (teknis, manajerial, sosio kultural), kinerja, non
diskriminatif. Pelaksanaan pengembangan kompetensi ASN melalui
pendidikan dan pelatihan.

IV. HARMONIS
Harmonis diartiak saling peduli dan menghargai perbedaan dengan
cara mengahargai setiap orang tanpa pandang latar belakangnya, suka
menolong orang lain, membangun lingkungan kerja yang kondusif.
Keanekaragaman indonesia dan tantangan acaman dari luar mejadi
keharusan yang perlu diperhatikan. Dalam upaya mewujudkan suasana
yang harmonis dalam pelayanan, ASN harus secara individu tenang,
menciptakan kondisi untuk saling kolaborasi, meningkatkan produktifitas
bekerja dan kualitas layanan kepada pelanggan. Penegakan etika ASN
merupakan upaya dalam menjaga harmonis diantaranya melayani dengan
sikap hormat, span, dan tanpa tekanan, menjaga agar tidak terjadi konflik

kepentingan dalam melaksanakan tugas. ASN dalam melaksanakan


tugasnya tidak boleh diskriminatif, mengayomi kelompok minoritas, tidak
membuat kebijakan, suka menolong kepada kolega ASN lain dan
pengguna layanan
V. LOYAL
Loyal diartiak berdedikasi dan mengutamakan kepentingan umum
dengan cara memegang teguh ideologi Pancasila UUD 1945, NKRI,
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

menjaga nama baik ASN, Pimpinan, Instansi dan negara, menjaga rahasia
jabatan dan negara. Loyal juga diartiakan dedikasi dan mengutamakan
kepentingan bangsa dan negara. Loyal dalam konteks pemerintahan
adalah komitmen pada sumah/ janji dan mengaktualisasi nilai-nilai
pancasila. Hal tersebut bisa diimplementasikan dengan cara penegakan
disiplin dan pelaksanaan fungsi ASN. Selanjutnya konsep loyal ASN
adalah loyal dalam core values ASN dan cara membangun perilaku loyal.
Selain itu makna loyal dan loyalitas serta urgensi loyalitas ASN (faktor
internal dan eksternal) mempengaruhi konsep loyal.
VI. ADAPTIF
Adaftif diartikan terus berinovasi dan antusias menghadapi
perubahan dengan cara cepat menyesuaikan diri dalam menghadapi
tantangan jaman, terus berinovasi mengemangkan kreativitas, bertindak
positif Faktor penyebab ASN harus memiliki sikap adaptif adalah
perubahan lingkungan strategi, dan kompetisi kinerja disektor publik.
Dalam hal perkembangan teknologi diantaranya artificial intelligence (AI),
cybersecurity, social media, big data and analytics, dan the digitization of
government services. Penerapan budaya adaptif ASN sebagai berikut ;
a. Dapat mengantisipasi dan beradaptasi dengan perubahan lingkungan
b. Memanfaatkan peluang-peluang yang berubah-ubah
c. Mendorong jiwa kewirausahaan
d. Terkait dengan kinerja instansi
e. Memperhatikan kepentingan yang diperlukan antara instansi mitra,
masyarakat dan sebagainya

Adaptif sebagai nilai dan budaya ASN adalah mengasah pengetahuan


hingga ketingkat mahir, berkomunikasi hingga memiliki persepsi yang
sama, memiliki mental model yang mencerminkan realitas yang organisasi
ingin wujudkan (mental model), selalu sinergis dalam melaksanakan
kegiatan-kegiatan untuk mewujudkan visinya (team learning), berpikir
sistemik, tidak kacamata kuda. Pengembangan kapasitas pemerintah
adaptif juga menakankan pada pengembangan SDM adaftif, penguatan
organisasi adaptit, dan pembaharuan institusional adaptif

VII. KOLABORATIF
Kolaboratif diartikan mengembangkan kerjasama yang sinergis
dengann cara Memberikan kesempatan kepada pihak untuk
berkonstribusi dan terbuka dalam bekerjasama untuk menghasilkan nilai
tambah. Menggerakkan pemanfaatan sumber daya untuk tujuan
bersamaCollaborative governace mencakup kemitraan institusi pemerintah
untuk pelayanan publik. Terdapat 3 (tiga) tahapan dalam melakukan
assesment terhadap tata kelola kolaborasi yaitu : Mengidentifikasi
permasalahan dan peluang, Merencanakan aksi kolaborasi, dan
Mendiskusikan strategi untuk mempengaruhi
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

Proses dalam menjalin kolaborasi diantaranya Trust building, Face


tof face dialogue, Komitmen terhadap proses, Pemahaman bersama.
Menetapkan outcome antara kedua organisasi. Faktor yang mempengaruhi
keberhasilan dalam kolabratif antar lembaga pemerintah adalah
kepercayaan, pembagian kekuasaan, gaya kepemimpinan, strategi
manajemen, formalisasi pada pencapaian kolabrasi yang efisien efektif
antara entitas publik. WoG adalah seuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintah yang menyatukan upaya kolaoratif dari keseluruhan sektor
dalam lingkup koordinasi dalam tujuan bersama dalam bidang
pembangunan, manajemen program dan pelayanan publik.

AGENDA III. Kedudukan dan Peran ASN dalam NKRI


I. SMART ASN
Setiap ASN harus dapat merespon perkembangan teknologi dan
informasi dengan positif tidak hanya itu setiap ASN juga harus dapat
bersikap adaptif atau cepat menyesuaikan diri terhadap teknologi agar
kinerja pelayanan lebih cepat,akurat dan efisien. Seorang ASN yang
‘Smart’” juga diharapkan dapat berperansebagai digital talen (memiliki
kemampuan dan keterampilan dalam teknologi digital) dan digital leader
(pola kepemimpinan yang berfokus pada pemanfaatan teknologi secara
optimal) untuk mendukung trasformasi birokrasi di Indonesia.

Berdasarkan arahan Presiden pada pembangunan SDM dan


persiapan
kebutuhan SDM talentadigital, literasi digital berperan penting untuk
meningkatkan kemampuan kognitif SDM Secara umum. Tidak hanya itu
literasi digital merupakan cara berhungan dengan orang orang lain
melakukan sesuatu di dunia dan mengembangkan ide-ide baru
serta menemukan solusi untuk masalah yang dihadapi.

Literasi digital yakni pengetahuan dan kemampuan seseorang dalam


menggunakan media digital dengan bijak dan penuh tanggungjawab.
Literasi digital dibagi menjadi 4 kompetensi yaitu ;

a. Digital skill (mengetahui, memahami, dan menggunakan dalam


penggunaan perangkat keras maupun lunak sehari-hari)
b. Digital culture (membaca, menguraikan, membiasakan, memeriksa
dan membangun wawasan kebangsaan, nilai pancasila dan bhineka
tunggal ika)
c. Digital ethics (menyadari, mencntohkan, menyesuaikan diri,
merasionalkan, mempertimbangkan, dan mengembangkkan tata
kelola etika digital)
d. Digital safety (mengenali, mempolakan, menerapkan, menganalisis,
menimbang dan meningkatkan kesadaran perlindungan data pribadi
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

dan keamanan digital)

Dalam menghadapi perubahan yang semakin masif perlu adanya self-


control individu dalam mengakses, berinteraksi, berpartisipasi, dan
berkolaborasi di ruang digital. Cara aman bermedia digital yakni harus
memiliki kompetensi keamanan digital yang bersifat formal dan tidak
bersentuan dengan aspek hukum positif. Kecakapan yang harus dimilki
diantaranya kognitif (memahasi konsep dan mekanisme proteksi), afetif
(berempati), dan konatif atau behavioral (perlindungan data diri)

. II. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai


ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, dan bersih dari praktik KKN. Kondisi manajemen ASN berbanding
lurus antara manajemen kepegawaian dan manajemen SDM, tentunya hal ini
memerlukan terobosan dan inovasi berkelanjutan. Faktanya ASN sebagai
pelayanan sektor publik belum sepenuhnya berkualitas dan memuaskan
publik karena masih lemahnya sistem birokrasi. Kondisi manajemen ASN yang
diinginkan yaitu pelayanan sektor publik berkualitas menjadikan ASN
profesional dan berkarakter dengan birokrasi berkelas dunia tahun 2025.

Hak dan kewajian ASN telah diatur dalam UU nomor 5 tahun 2014 dan
PP nomor 11 tahun 2017 tentang manajemen PNS. Setiap ASN (PNS & PPPK)
mendapatkan hak diantaranya gaji, tunjangan, cuti, perlindungan,
pengembangan kompetensi dan jaminan pensiun. Serta melaksanakan
kewajiban ASN yaitu suatu beban yang bersifat kontraktual sesuatu yang
sepatutnya dilaksanakan oleh ASN diantaranya :

a. Menjaga persatuan dan kesatuan bangsa


b. Melaksanakan kebijakan dari pejabat pemerintah yang berwenang
c. Setia dan taan ada Pancasila, UUD 1945 dan NKRI
d. Mentaati ketentuan peraturan undang-undangan
e. Menunjukkan itegritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku dan tindakan
f. Melaksanaan tugas kedinasan dengan penuh pengabdian, kejujuran,
keaaran, dan tanggungawab.
g. Menyimpan rahasia jabatan dan mengemukakan rahasia seuai eraturan
undang-undang
h. Bersedia ditempatkan diseluruh wilayah NKRI
Kode etik dan kode PL ASN bertujuan menjaga martabat dan
kehormatan ASN diantaranya adalah ;
a. Melaksanakan tugas dengan jujur bertanggungjawab dan berintegritas
b. Melaksanaan tugas dengan cermat dan disiplin
c. Melayani dengan sikap hotmat, sopan dan ihklas
d. Melaksanakan tugas dengan sesuai perintah atasan
LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA
PUSAT PENGEMBANGAN KADER APARATUR SIPIL NEGARA

e. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara


f. Memberikan informasi secara benar
g. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam pelaksanaan tugas
h. Melaksanakan tugas sesuai peraturan
i. Memegang teguh nilai dasar ASN dan menjaga reputasi dan integritas ASN
j. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggungjawab
Pelaksanaan sistem merit dalam pengelolaan SDM adalah
perencanaan (kebutuhan pegawai, ASN terpilih, dan penempatan sesuai
perencanaan). Monitoring dalam sitem merit adalah pengkat dan jabatan,
pengembangan karir, mutasi pegawai, dan penilaian kinerja.
Penetapan kebutuhan PPPK diatur dalam pasal 94 UU ASN
didasarkan pada peraturan presiden, analisis jabatan dan analisis beban
kerja, keputusan menteri. Hak yang diterima oleh PPPK adalah gaji dan
tunjangan. Pengembangan kompetensi PPPK dengan kesempatan untuk
pengembangan kompetensi yang direncanakan setiap tahun untuk
pertimbangan perjanjian kerja selanjutnya. PPPK juga mendapatkan tanda
kehormatan, kesempatan prioritas pengembangan kompetensi dan menghadiri
acara kenegaraan. PPPK juga diberikan aturan terkait tata tertib dan
hukuman disiplin untuk mengikat perilaku sebagai seorang ASN. Konsekuensi
pelanggaran tata tertib PPPK yaitu dengan pemutusan perjanjian kerja dengan
tida hormat diantaranya ; penyelewengan Pancasila dan UUD ’45, kejahatan
atas jabatan, tindak pidana minimal 2 (dua) tahun, menjadi pengurus partai
politik. Adapaun pemutusan hubungan kerja secara terhormat diantaranya ;
waktu perjanian kerja berakhir, meninggal dunia, resign, perampingan
organisasi, dan tidak sehat jasmani dan rohani.
Manajemen ASN merupakan pengelolaan ASN untuk menghasilkan
pegawai yg profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi
politik, bersih dari praktik krupsi, kolusi dan nepotismen.

Anda mungkin juga menyukai