Anda di halaman 1dari 9

LATSAR CPNS ANGKATAN IX TAHUN 2021

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM- KANWIL BENGKULU

Nama : dr. Dumora Fatma

NIP : 199312112020122002

Materi : KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA

RESUME

Kesiapsiagaan bela negara adalah suatu keadaan siap siaga yang dimiliki oleh
seseorang baik secara fisik, mental, maupun sosial dalam menghadapi situasi kerja yang
beragam yang dilakukan berdasarkan kebulatan sikap dan tekad secara ikhlas dan sadar
disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang dilandasi oleh kecintaan terhadap NKRI
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara. meliputi:

1) kegiatan olah raga dan kesehatan fisik;

2) kesiapsiagaan dan kecerdasan mental;

3) kegiatan baris-berbaris dan tata upacara;

4) keprotokolan;

5) pemahaman dasar fungsi-fungsi intelijen dan badan pengumpul keterangan;

6) kegiatan ketangkasan dan permainan dalam membangun tim;

7) kegiatan caraka malam dan Api Semangat Bela Negara (ASBN);

8) membuat dan melaksanakan rencana aksi.

Kesehatan jasmani merupakan kesanggupan dan kemampuan untuk melakukan


kerja atau aktifitas, mempertinggi daya kerja dengan tanpa mengalami kelelahan yang
berarti atau berlebihan (Agus Mukholid, 2007). Komponen kebugaran jasmani di antaranya:
komposisi tubuh, kelenturan/fleksibilitas tubuh, kekuatan otot, daya tahan jantung/paru-paru,
daya tahan otot, dan pola hidup sehat. Kesehatan mental berkaitan dengan sistem berpikir,
kesehatan berpikir, kendali diri, manajemen stres, emosi positif, dan makna hidup.
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melaksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien.
Kesiapsiagaan jasmani merupakan serangkaian kemampuan jasmani atau fisik yang
dimiliki oleh seorang ASN. Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan
dan/atau memaksimalkan kekuatan fisik, dengan melatih kekuatan fisik yang menghasilkan
power, endurance, muscle strength, speed, accuracy, agility, coordination, balance, flexibity.
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri
maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat. Sasaran latihan kesiapsiagaan mental adalah dengan
mengembangkan dan/atau memaksimalkan kekuatan mental dengan memperhatikan modal
insani.

Kecerdasan emosional adalah gabungan dari semua emosional dan kemampuan


sosial untuk menghadapi seluruh aspek kehidupan manusia. Kemampuan emosional
meliputi, sadar akan kemampuan emosi diri sendiri, kemampuan mengelola emosi,
kemampuan memotivasi diri, kemampuan menyatakan perasaan orang lain, dan pandai
menjalin hubungan dengan orang lain. Peraturan Baris Berbaris (PBB) bertujuan untuk
mewujudkan disiplin yang prima, agar dapat menunjang pelayanan yang prima pula, juga
dapat membentuk sikap, pembentukan disiplin, membina kebersamaan dan kesetiakawanan
dan lain sebagainya. Keprotokolan menurut UU Nomor 9 Tahun 2010 adalah serangkaian
kegiatan yang berkaitan dengan aturan dalam acara kenegaraan atau acara resmi yang
meliputi Tata Tempat, Tata Upacara, dan Tata Penghormatan sebagai bentuk penghormatan
kepada seseorang sesuai dengan jabatan dan/atau kedudukannya dalam negara,
pemerintahan, atau masyarakat. Etika Keprotokolan adalah suatu bentuk tutur, sikap, dan
perbuatan yang baik dan benar berdasarkan kaidah norma universal yang dilakukan secara
sadar dalam tata pergaulan yang berlaku pada tempat, waktu, dan ruang lingkup serta
situasi tertentu, untuk menciptakan komunikasi dan hubungan kerja sama yang positif dan
harmonis baik antar individu, kelompok masyarakat, dan lembaga/organisasi, maupun antar
bangsa dan negara. Kemampuan kewaspadaan dini ialah kemampuan yang dikembangkan
untuk mendukung sinergisme penyelenggaraan pertahanan militer dan pertahanan nirmiliter
secara optimal, sehingga terwujud kepekaan, kesiagaan, dan antisipasi setiap warga negara
dalam menghadapi potensi ancaman. Intelijen Negara berperan melakukan upaya,
pekerjaan, kegiatan, dan tindakan untuk deteksi dini dan peringatan dini dalam rangka
pencegahan, penangkalan, dan penanggulangan terhadap setiap hakikat ancaman
kepentingan dan keamanan nasional. Hal- hal mengenai intelijen negara diatur dalam UU
Nomor 17 Tahun 2011. Deteksi dini dan peringatan dini dalam penyelenggaraan otonomi
daerah diatur dalam Permendagri Nomor 16 Tahun 2011. Implementasi dan aplikasi
kewaspadaan dini bagi CPNS yaitu kesadaran lapor cepat terhadap setiap potensi ancaman,
baik di lingkungan pekerjaan maupun lingkungan pemukiman dan mendorong terbentuknya
FKDM di lingkungan masing-masing atau berkontribusi pada Kominda. Beberapa contoh
permainan yang bisa dimanfaatkan dalam kegiatan bela negara yaitu Birma Crosser, Hell
Barier, Carterpillar Race, Folding Carpet, Hulahoop, Log Line, Flying Fox, Toxic Waste,
Spider Web, Trust Fall, Grass In The Wind, Almost Infinite Circle, Tupai dan Pemburu,
Helium Stick, Pipa Bocor, Evakuasi Bambu, Blind Walk, dan Atomic Bom serta Caraka
“Malam”
Materi : WAWASAN KEBANGSAAN DAN NILAI NILAI BELA NEGARA

RESUME

Wawasan Nusantara adalah cara pandang Bangsa Indonesia mengenai diri dan
lingkungannya. Wawasan Kebangsaan adalah konsepsi cara pandang yang dilandasi akan
kesadaran diri sebagai warga dari suatu negara akan diri dan lingkungannya di dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Wawasan Kebangsaan identik dengan Wawasan
Nusantara yaitu cara pandang bangsa Indonesia dalam mencapai tujuan nasional yang
mencakup perwujudan Kepulauan Nusantara sebagai kesatuan politik, sosial budaya,
ekonomi dan pertahanan nasional. Negara dalam konteks hukum adalah rakyat atau orang-
orang yang ada di dalam suatu masyarakat hukum yang teroganisir. Syarat terbentuknya
suatu bangsa yaitu memiliki sejarah hidup yang sama, memiliki karakter atau jati diri sebagai
identitas nasional, dan menempati suatu kesatuan wilayah. Tujuan pengembangan
Wawasan Kebangsaan yaitu membentuk warga negara yang:

1) sadar untuk taat UUD 1945 dan Pancasila;

2) sadar bahwa Indonesia bersifat pluralistik;

3) Sadar bahwa Indonesia memiliki keunggulan dan kekurangan;

4) sadar untuk mempertahankan tanah air.

Patriotisme adalah suatu faham yang menjunjung tinggi semangat, sikap dan
perbuatan seseorang yang rela mengorbankan segalanya untuk kejayaan dan kesejahteraan
tanah airnya, negara-bangsanya. Wawasan Nusantara terwujud dalam 8 gatra yang disebut
dengan Astra Gatra yang terdiri dari gatra demografi, gatra geografi, gatra sumber kekayaan
alam, gatra ideologi, gatra politik, gatra ekonomi, gatra sosial budaya, dan gatra pertahanan
keamanan. Tantangan implementasi Wawasan Nusantara yaitu globalisasi dan tribalisasi.
Konsensus dasar berbangsa dan bernegara dalam persatuan dan kesatuan Indonesia yaitu:
Pancasila, UUD NKRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Kedudukan fungsi
Pancasila yaitu: Pancasila sebagai dasar NKRI, Pancasila sebagai ideologi negara,
Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia, dan Pancasila sebagai pemersatu
bangsa. Kedudukan dan fungsi UUD NKRI 1945 yaitu:
1) sebagai hukum dasar tertulis;

2) sebagai sumber peraturan perundang-undangan dalam hierarki peraturan


perundang-undangan Indonesia;

3) sebagai alat kontrol terhadap penyelenggaraan negara.

Perubahan substansial dalam UUD NKRI Tahun 1945 yaitu:

1) penegasan sistem demokrasi dan konsep negara hukum (rechstaat),

2) prinsip “checks and balances” antar lembaga negara,

3) penegasan sistem presidensial, dan

4) pembatasan kekuasaan Presiden.

Terbentuknya NKRI tidak terlepas dari rangkaian peristiwa sejarah perjuangan


bangsa Indonesia, yakni; lahirnya organisasi Budi Utomo, Sumpah Pemuda, Kemerdekaan
Indonesia, disahkannya UUD NRI Tahun 1945, berlakunya Undang-Undang Dasar Republik
Indonesia Serikat, mosi integral, berlakunya Undang-Undang Dasar Sementara, serta
keluarnya Dekrit Presiden. Indonesia sebagai negara yang beragam ditinjau dari karakteristik
masyarakatnya, memerlukan pengikat yang termanifestasi dalam suatu tata nilai kehidupan
berbangsa dan bernegara sehingga semboyan Bhinneka Tunggal Ika pada akhirnya menjadi
titik kunci pemersatu bangsa Indonesia yang multikultural. Upaya bela negara adalah sikap
dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 dalam
menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara.

Ruang lingkup nilai-nilai dasar bela negara meliputi:

1) cinta tanah air,

2) sadar berbangsa dan bernegara,

3) setia kepada Pancasila sebagai ideologi negara,

4) rela berkorban untuk bangsa dan negara,

5) mempunyai kemampuan awal bela negara, dan

6) mempunyai semangat untuk mewujudkan negara yang berdaulat, adil dan


makmur.
Berdasarkan konsep Pentahelix, elemen yang terlibat dalam implementasi nilai-nilai
dasar bela negara yaitu: government, academics, business, community, dan media
(GABCM). Ketentuan mengenai bendera diatur dalam UUD Tahun 1945 pasal 35, UU
Nomor 24 Tahun 2009, dan Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1958. Ketentuan
mengenai bahasa negara tercantum pada pasal 36 UUD NKRI Tahun 1945. Lambang
negara Indonesia tertuang pada pasal 36A UUD NKRI Tahun 1945 dan penggunaannya
diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958. Lagu kebangsaan Indonesia
berdasarkan pasal 36B UUD NKRI Tahun 1945 adalah Indonesia Raya.

Hierarki peraturan peraturan perundang-undangan berdasarkan UU Nomor 12 Tahun


2011 yaitu:

1) UUD NKRI 1945;

2) Tap MPR;

3) UU/Perpu;

4) Peraturan Pemerintah;

5) Peraturan Presiden;

6) Perda Provinsi;

7) Perda Kabupaten/Kota.

Kebijakan Publik dalam format keputusan dan/atau tindakan administrasi


pemerintahan diatur dalam UU Nomor 30 Tahun 2014. Asas peraturan perundang-undangan
tercantum dalam UU Nomor 12 Tahun 2011. Dasar keberlakuan peraturan perundang-
undangan, yaitu dasar filosofis, dasar sosiologis, dan dasar yuridis. Hal-hal yang harus
dihindari oleh seorang ASN dalam memupuk semangat nasionalisme yaitu: sukuisme,
chauvinisme, ekstrimisme, dan provinsialisme. Hal yang harus dilakukan ASN untuk
membina rasa nasionalisme yaitu mengembangkan persamaan, toleransi, dan rasa senasib
sepenanggungan antar sesama bangsa Indonesia
Materi : ANALISIS ISU KONTEMPORER

RESUME

Dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil


Negara, secara signifikan telah mendorong kesadaran PNS untuk menjalankan profesinya
sebagai ASN dengan berlandaskan pada:

a) nilai dasar;

b) kode etik dan kode perilaku;

c) komitmen, integritas moral, dan tanggung jawab pada pelayanan publik;

d) kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas; dan

e) profesionalitas jabatan.

Ada pun yang dimaksud dengan Kontemporer adalah sesuatu hal yang modern, yang
eksis, dan terjadi dan masih berlangsung sampai sekarang, atau segala hal yang berkaitan
dengan saat ini.

1. Konsep Perubahan
Perubahan adalah sesuatu yang tidak bisa dihindari dan menjadi bagian dari perjalanan
peradaban manusia.
Berdasarkan Undang-undang ASN setiap PNS perlu memahami dengan baik fungsi
dan tugasnya, yaitu:
1. Melaksanakan kebijakan public yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian
sesuai dengan peraturan perundang- undangan.
2. Memberikan pelayanan public yang professional dan berkualitas
3. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia

Menghadapi hal tersebut PNS dituntut untuk bersikap kreatif dan melakukan
terobosan (inovasi) dalam melaksanakan pelayanan kepada masya PNS bisa menunjukan
perannnya dalam koridor peraturan perudang- undangan (bending the rules), namun tidak
boleh melanggarnya (breaking the rules). Sejalan dengan tujuan Reformasi Birokrasi
terutama untuk mengembangkan PNS menjadi pegawai yang transformasional, artinya PNS
bersedia mengembangkan cita-cita dan berperilaku yang bisa diteladani, menggugah
semangat serta mengembangkan makna dan tantangan bagi dirinya, merangsang dan
mengeluarkan kreativitas dan berupaya melakukan inovasi, menunjukkan kepedulian, sikap
apresiatif, dan mau membantu orang lain.
2. Ditinjau dari pandangan Urie Brofenbrenner (PERRON, N.C., 2017) ada empat level yang
mempengaruhi kesiapan PNS dalam melakukan pekerjannya sesuai bidang tugas masing-
masing yakni :

1. Individu
2. Keluarga
3. Masyarakat pada level local dan regional
4. Nasional
5. Dunia.
3. Modal Insani Dalam Menghadapi Perubahan Lingkungan Strategis
Modal insani yang dimaksud, disini Istilah modal atau capital dalam konsep modal
manusia (human capital concept). Konsep ini pada intinya menganggap bahwa manusia
merupakan suatu bentuk modal yang tercermin dalam bentuk pengetahuan, gagasan (ide),
kreativitas, keterampilan, dan produktivitas kerja
Modal manusia adalah komponen yang sangat penting di dalam organisasi. Manusia
dengan segala kemampuannya bila dikerahkan keseluruhannya akan menghasilkan kinerja
yang luar biasa.
4. Isu-isu Strategis Kontenporer
Saat ini konsep negara, bangsa dan nasionalisme dalam konteks Indonesia sedang
berhadapan dengan dilema antara globalisasi dan etnik nasionalisme yang harus disadari
sebagai perubahan lingkungan strategis. Termasuk di dalamnya terjadi pergeseran
pengertian tentang nasionalisme yang berorientasi kepada pasar atau ekonomi global.
5. Teknik Analisis Isu
a. Memahami Isu Kritikal
Isu kritikal secara umum terbagi ke dalam tiga kelompok berbeda berdasarkan tingkat
urgensinya, yaitu
1. Isu saat ini (Current Issue)
2. Isu Berkembang
3. Isu Potensial

b. Teknik analisis isu :


1. Mind Mapping
Mind mapping adalah teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan
citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan (DePorter, 2009:
153). Mind mapping merupakan cara mencatat yang mengakomodir cara kerja
otak secara natural.
2. Fishbone Diagram
Mirip dengan mind mapping, pendekatan fishbone diagram juga berupaya memahami
persoalan dengan memetakan isu berdasarkan cabang-cabang terkait. Namun demikian
fishbone diagram atau diagram tulang ikan ini lebih menekankan pada hubungan sebab
akibat, sehingga seringkali juga disebut sebagai Cause-andEffect Diagram atau Ishikawa
Diagram diperkenalkan oleh Dr. Kaoru Ishikawa, seorang ahli pengendalian kualitas dari
Jepang, sebagai satu dari tujuh alat kualitas dasar (7 basic quality tools). Fishbone diagram
digunakan ketika kita ingin mengidentifikasi kemungkinan penyebab masalah dan terutama
ketika sebuah team cenderung jatuh berpikir pada rutinitas (Tague, 2005, p. 247).
3. Analisis Swot
Analisis SWOT adalah suatu metode analisis yang digunakan untuk menentukan dan
mengevaluasi, mengklarifikasi dan memvalidasi perencanaan yang telah disusun, sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai. Analisis ini merupakan suatu pendekatan memahami isu
kritikal dengan cara menggali aspek-aspek kondisi yang terdapat di suatu wilayah yang
direncanakan maupun untuk menguraikan berbagai potensi dan tantangan yang akan
dihadapi dalam pengembangan wilayah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai