Volume : 10 Halaman
Tahun 2022
AGENDA I
SIKAP PERILAKU BELA NEGARA
Undang-Undang Dasar 1945 Naskah Undang-Undang Dasar 1945 dirancang sejak 29 Mei
sampai 16 Juli 1945 oleh Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Pada masa itu Ir Soekarno menyampaikan gagasan dasar pembentukan negara yang beliau sebut
Pancasila. Gagasan itu disampaikan dihadapan panitia BPUPKI pada siang perdana mereka tanggal
28 Mei 1945 dan berlangsung hingga tanggal 1 Juni 1945. Dari sudut hukum, UUD 1945, merupakan
tataran pertama dan utama dari penjabaran lima norma dasar negara (ground norms) Pancasila beserta
normanorma dasar lainnya yang termuat dalam PembukaanUUD 1945, menjadnorma hukum yang memberi
kerangka dasar hukum sistem penyelengagaran negara pada umumnya, atau khususnya sistem
penyelenggaraan negara yang mencakup aspek kelembagaan, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya
manusianya
3. Bhinneka Tunggal Ika
Sesuai makna semboyan Bhinneka Tunggal Ika yang dapat diuraikan BhinnaIka- Tunggal-Ia
berarti berbeda-beda tetapi pada hakekatnya satu. Sebab meskipun secara keseluruhannya
memiliki perbedaan tetapi
pada hakekatnya satu, satu bangsa dan negara Republik Indonesia.
4. Negara Kesatuan Republik Indonesia
Apabila ditinjau dari sudut hukum tata negara, Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI) yang lahir pada tanggal 17 Agustus 1945 belum sempurna sebagai negara,
mengingat saat itu Negara Kesatuan Republik Indonesia baru sebagian memiliki unsur
konstitutif berdirinya negara. Untuk itu PPKI dalam sidangnya tanggal 18 Agustus 1945
telah melengkapi persyaratan berdirinya 16 negara yaitu berupa pemerintah yang berdaulat
dengan mengangkat Presiden dan Wakil Presiden, sehingga PPKI disebut sebagai pembentuk
negara. Disamping itu PPKI juga telah menetapkan UUD 1945, dasar negara dan tujuannya
Bendera, Bahasa, dan Lambang Negara, serta Lagu Kebangsaan Indonesia merupakan
sarana pemersatu, identitas, dan wujud eksistensibangsa yang menjadi simbol kedaulatan
dan kehormatan negarasebagaimana diamanatkan dalam UUD Negara Republik Indonesia
Tahun1945 yang merupakan manifestasi kebudayaan yang berakar padasejarah perjuangan
bangsa, kesatuan dalam keragaman budaya, dankesamaan dalam mewujudkan cita-cita
bangsa dan Negara KesatuanRepublik Indonesia.
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk
menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
AGENDA 2
A. KONSEP AKUNTABILITAS
a. Pengertian Akuntabilitas
Atribut utama ASN pembelajar mandiri (andragogis) adalah mereka yang memiliki ciri
sebagaimana yang diuraikan Knowles (1975 dalam Blaschek, 2014) yaitu sebagai proses
meliputi hal sebagai berikut: dimana individu mengambil inisiatif, dengan atau tanpa bantuan
orang lain, dalam mendiagnosis kebutuhan belajarnya; merumuskan tujuan pembelajaran,
mengidentifikasi manusia dan sumber materi untuk belajar; memilih dan menerapkan strategi
pembelajaran yang tepat; dan mengevaluasi hasil belajar.
Berkinerja yang BerAkhlak:
• Setiap ASN sebagai profesional sesuai dengan kualifikasi, kompetensi, dan kinerja.
• Selain ciri tersebut ASN terikat dengan etika profesi sebagai pelayan publik.
• Perilaku etika profesional secara operasional tunduk pada perilaku BerAkhlak.
MODUL : HARMONIS
Pertanyaan yang cukup menarik untuk dibahas padaawal uraian modul ini adalah
kenapa nilai “Loyal” dianggap penting dan dimasukkan menjadi salah satu core values
yang harus dimiliki dan diimplementasikan dengan baik oleh setiap ASN. Untuk menjawab
pertanyaan tersebut kajiannya dapat dilakukan dengan melihat faktorinternal dan faktor
eksternal yang jadi penyebabnya.
Secara etimologis, istilah “loyal” diadaptasi dari bahasa Prancis yaitu “Loial” yang artinya
mutu dari sikapsetia. Secara harfiah loyal berarti setia, atau suatu kesetiaan. Dalam Kamus
Oxford Dictionary kata Loyal didefinisikan sebagai “giving or showing firm and constant
support or allegiance to a person or institution (tindakan memberi atau menunjukkan
dukungan dan kepatuhanyang teguh dan konstan kepada seseorang atau institusi)”.
2)Meningkatkan Kesejahteraan
Disiplin PNS adalah kesanggupan PNS untuk Menaati kewajiban dan menghindari
larangan yangditentukan dalam peraturan perundang-undangan.
MODUL : ADAPTIF
Penerapan adaptasi dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi yang
merespons perubahan lingkungannya yaitu antara lain dengan kemampuan sikap maupun
proses dapat dipandang sebagai:
a. Fluency (kelancaran) yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide atau gagasan baru
karena kapasitas/wawasan yangdimilikinya.
b. Flexibility (Fleksibilitas) yaitu kemampuan untuk menghasilkanbanyak kombinasi dari
ide-ide yang berbeda
c. Elaboration (Elaborasi) yaitu kemampuan untuk bekerja secara detail dengan kedalaman
dan komprehensif.
d. Originality (Orisinalitas) yaitu adanya sifat keunikan, novelty, kebaruan dari ide atau
gagasan yang dimunculkan oleh individu.
MODUL : KOLABORATIF
Ansel dan Gash (2007:544) membangun enam kriteria penting untuk kolaborasi yaitu:
1) forum yang diprakarsai oleh lembaga publik atau lembaga;
3) peserta terlibat langsung dalam pengambilan keputusan dan bukan hanya '‘dikonsultasikan’
oleh agensi publik;
5) forum ini bertujuan untuk membuat keputusan dengan konsensus (bahkan jika konsensus
tidak tercapai dalam praktik), dan